MODUL :
METABOLISME
RUANG 18
KLP. 1
FRITS LEXI M. MONTJAI
070 111 328
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO, 2008
KASUS
Seorang anak perempuan bernama Menik umur 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan
keluhan batuk, panas, diare berulang, kurang nafsu makan, perut kembung dan kurus.
Diare intermitten, batuk beringus dan panas sejak 2 minggu yang lalu, anak cengeng dan
kadang-kadang apatis. Riwayat keluarga: Penderita anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pekerjaan
ayah petani, karena tahun yang lalu mengalami kecelakaan sehingga kakinya patah,
penghasilan sehari-hari menjadi sangat berkurang. Riwayat makanan: Sumber proteinnya
nabati dan kadang-kadang hanya krupuk dan makanan pokoknya mengandung pati
sehingga kaya akan karbohidrat. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium,
dokter mendiagnosa anak menderita salah satu jenis KEP yaitu KWASHIORKOR, dengan
komplikasi : diare dan pneumoni.
A. Kata sulit
a)
Diare intermitten
c) KET
d)
Kwashiorkor
Pneumoni
akibat dari infeksi
B. Kalimat kunci
a) Umur 3 tahun
b) Keluhan : batuk beringus, diare intermitten, dan panas sejak 2 minggu yang lalu,
kurang napsu makan, perut kembung, kurus, cengeng dan kadang-kadang apatis.
c) Riwayat makanan : sumber protein nabati, makanan pokok kaya akan karbohidrat
d) Riwayat sosial : pekerjaan ayah sebagai petani, penghasilan kurang (akibat
kecelakaan yang dialami)
e) Hasil pemeriksaan fisik dan lab : kwashiorkor dengan komplikasi diare dan
pneumoni.
: defisiensi protein
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus ini adalah penyakit kwashiorkor
disebabkan oleh defisiensi protein. Kita mengetahui bahwa protein memegang peranan
penting dalam sistem metabolisme tubuh. Contohnya:
Hormon tiroid: jika sintesis protein terganggu maka sintesis hormon tiroid juga
terganggu. Akibatnya pertumbuhan dan perkembangan seseorang ikut terganggu.
Sistem imun/kekebalan tubuh: globulin Yang merupakan protein yang disintesis di
hati memegang peranan penting dalam pembentukan immunoglobulin yang
merupakan sistem imun tubuh. Jika sintesis protein globulin terganggu, sintesis
immunoglobulin juga terganggu, maka seseorang mudah terinfeksi oleh berbagai
macam bakteri dan virus.
Gangguan pada sintesis protein tanferin/lipoprotein akan menghambat
pengangkutan trialgliserida dan kolesterol dari hati. Penumpukan bahan ini dapat
menyebabkan pelemakan hati.
Gangguan pada sintesis protein albumin bisa menyebabkan perut membusung.
Untuk menegahkan diagnosis dan mengetahui apakah ada komplikasi atau tidak,
selain melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, juga dapat dilakukan
pemeriksaan lab yang meliputi:
Pemeriksaan darah:
Kadar hemoglobin
Total protein serum
Kadar leukosit
Kadar albumin
Pemeriksaan fases:
Melihat apakah terdapt kuman anaerob gram negatif
Foto toraks:
Melihat apakah ada infiltrasi (penimbunan bahan patologik yang abnormal)
Setelah kita mendapat diagnosa pasti, maka untuk penanganan penyakit
kwashiorkor dengan komplikasi diare dan pneumoni dapat dilakukan sebagai berikut:
Terapi fisiologi: memberikan larutan dextrose-salin interavena, memberikan larutan
glukosa
Pemberian obat-obat antibiotik
Memberikan asupan makanan dengan kadar protein yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Gayton and Hall, Fisiologi kedokteran, Ed 9(terjemahan) EGC, 1997
Murray R.K et al, Harpers Biochemistry, Ed 25, Appleton and Lange, 2003
Price A. Sylvin and Wilson M.Lorraine, Patofisiologi, Ed 6 EGC, 2005
Diktat dan hand-out
Internet
Diskusi kelompok ruang 18.