Tujuan APEC
Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yaitu enam negara
anggota ASEAN dan enam mitra dialognya, seperti Jepang, Korea Selatan,
Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC
menerima Cina, Hongkong dan Taiwan masuk menjadi anggotanya. Dalam
pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan
Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota.
Pada pertemuan di Bogor tahun 1994 anggota APEC menjadi 18 negara yaitu :
a) Indonesia
j) Korea Selatan
b) Singapura
k) Selandia Baru
c) Thailand
l) Australia
d) Filipina
m) RRC
e) Malaysia
n) Taiwan
f) Brunei Darussalam
o) Hongkong
g) Amerika Serikat
p) Meksiko
h) Jepang
q) Papua Nugini
i) Kanada
r) Cile
KTT APEC
Sejak akhir tahun 1980-an, motivasi untuk melakukan kerja sama regional itu
makin kuat karena beberapa hal berikut ini.
a)
Perlu kesiapan negara-negara Asia Pasifik terhadap kemungkinan
peningkatan proteksi di Eropa dan Amerika Serikat. Seperti telah diketahui
bahwa pada dasawarsa 1980-an, Eropa mempercepat langkahnya menuju
penyatuan ekonomi dan moneter Eropa. Demikian pula halnya ketika North
American Free Trade Area (NAFTA) makin gencar dan Amerika Serikat makin
sering menerapkan tekanan politik dalam kebijakan perdagangan luar negerinya,
misalnya, melalui ancaman pencabutan fasilitas Generalized System of
Preferences (GSP). Antisipasi terhadap perkembangan itu mendorong para
pemimpin kawasan ini memformalkan kerja sama regional.
b)
Peningkatan pertumbuhan perdagangan Intra-Asia dan Intra-Asia Pasifik.
Dalam periode 1988-1992 total ekspor negara-negara anggota APEC meningkat
66 persen di antaranya adalah ekspor ke sesama anggota APEC. Dalam periode
yang sama, total impor negara-negara meningkat 67,2 persen di antaranya
adalah impor dari sesama anggota APEC. Makin intensifnya interaksi
intraregional itu juga diduga menumbuhkan motivasi regionalisme di kawasan
Perkembangan APEC
Pada pertemuan KTT ke-18 APEC tahun 2010 di Yokohama, Jepang, para
Pemimpin APEC mendeklarasikan Yokohama Vision Bogor and Beyond-. Dalam
deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC kembali menegaskan relevansi dan arti
penting Bogor Goals sebagai sebuah tujuan visioner dalam mewujudkan
liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Dalam deklarasi
tersebut, para Pemimpin APEC juga menyampaikan komitmen untuk mencapai
perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka dengan kualitas
pertumbuhan yang lebih tinggi di dalam lingkungan sosial dan ekonomi yang
aman di kawasan.
Tahun 2010 merupakan tahun penting yang menjadi salah satu tonggak kerja
sama APEC, karena pada tahun ini dilakukan penilaian pencapaian Bogor Goals
terhadap yang dilakukan terhadap 5 (lima) anggota Ekonomi Maju, yang terdiri
dari Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Selain kelima Ekonomi Maju tersebut, terdapat 8 (delapan) Ekonomi Berkembang
yang mengajukan diri untuk dinilai secara sukarela, yang terdiri dari Peru, Cili,
Meksiko, Singapura, Hong Kong-China, Korea Selatan, Chinese Taipei, dan
Malaysia. Terkait hasil penilaian tersebut, para Pemimpin APEC sepakat bahwa
ketiga belas Ekonomi 2010 telah mencapai kemajuan yang signifikan bagi
pencapaian Bogor Goals. Meski demikian, para Pemimpin APEC juga
menggarisbawahi bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan (more work
remains to be done) guna mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi di
kawasan Asia Pasifik. Para Pemimpin APEC juga sepakat untuk mewujudkan
strategi pertumbuhan yang bersifat seimbang, inklusif, berkelanjutan, inovatif,
dan aman yang tertuang dalam dokumen APEC Leaders Growth Strategy.
Pada tahun keketuaan APEC Amerika Serikat 2011, APEC akan memprioritaskan
pembahasan pada tiga bidang, yaitu isu-isu perdagangan dan investasi generasi
baru, pertumbuhan hijau (green growth) dan kerja sama reformasi regulasi
(regulatory reform).