Anda di halaman 1dari 5

Latar belakang Apec

Apa Itu APEC?

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi


Lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada November tahun
1989. Pada tahun 1980 muncul Pacific Economic Cooperation Council (PECC).
Organisasi yang lahir di Canberra, Australia ini menciptakan kelompok kerja
untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional, terutama perdagangan,
sumber daya manusia, alih teknologi, energi, dan telekomunikasi. Walaupun
masih bersifat informal, PECC melibatkan para pejabat pemerintah, pelaku
bisnis, dan akademis. Salah satu hasil kegiatan PECC adalah terbentuknya Asia
Pasific Economic Cooperation (APEC). Tugasnya sebagai wadah kerja sama
bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi. Pembentukan APEC
atas usulan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke.
Kerja sama di forum APEC dibangun atas dasar konsensus seluruh anggotanya
dan bersifat tidak mengikat (non-legally binding). Komitmen bersama yang
disepakati dalam APEC tersebut diwujudkan secara concerted unilateralism atau
berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kesiapan kapasitas masing-masing
anggota.

Latar Belakang Berdirinya APEC

Suatu hal yang melatarbelakangi terbentuknya APEC adalah perkembangan


situasi politik dan ekonomi dunia pada waktu itu yang berubah secara cepat
dengan munculnya kelompok-kelompok perdagangan seperti MEE, NAFTA.
Selain itu perubahan besar terjadi di bidang politik dan ekonomi yang terjadi di
Uni Soviet dan Eropa Timur. Hal ini diikuti dengan kekhawatiran gagalnya
perundingan Putaran Uruguay (perdagangan bebas). Apabila masalah
perdagangan bebas gagal disepakati, diduga akan memicu sikap proteksi dari
setiap negara dan sangat menghambat perdagangan bebas. Oleh karena itu,
APEC dianggap bisa menjadi langkah efektif untuk mengamankan kepentingan
perdagangan negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Tujuan APEC

Adapun tujuan dibentuknya APEC adalah untuk meningkatkan kerja sama


ekonomi di kawasan Asia Pasifik terutama di bidang perdagangan dan investasi.
Selain itu APEC juga bertujuan untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya

liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum tahun


2010 untuk anggota Ekonomi Maju dan sebelum tahun 2020 untuk anggota
Ekonomi Berkembang. Dalam mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan
kerjasama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu liberalisasi perdagangan dan
investasi, fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi dan teknik (ECOTECH).

Anggota dan Klasifikasi Negara Anggota APEC

Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yaitu enam negara
anggota ASEAN dan enam mitra dialognya, seperti Jepang, Korea Selatan,
Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC
menerima Cina, Hongkong dan Taiwan masuk menjadi anggotanya. Dalam
pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan
Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota.
Pada pertemuan di Bogor tahun 1994 anggota APEC menjadi 18 negara yaitu :
a) Indonesia

j) Korea Selatan

b) Singapura

k) Selandia Baru

c) Thailand

l) Australia

d) Filipina

m) RRC

e) Malaysia

n) Taiwan

f) Brunei Darussalam

o) Hongkong

g) Amerika Serikat

p) Meksiko

h) Jepang

q) Papua Nugini

i) Kanada

r) Cile

APEC saat ini beranggotakan 21 Ekonomi, yaitu Australia, Brunei Darussalam,


Kanada, Cili, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan,
Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua New Guinea, Rusia,
Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Viet Nam.
Dari 18 negara anggota, diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yang didasarkan
atas kemajuan ekonomi dan industri, yaitu sebagai berikut.
a) Negara sangat maju : AS dan Jepang.
b) Negara maju : Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
c) Negara industri : Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan Hongkong.

d) Negara berkembang : Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Thailand, RRC,


Meksiko, Papua Nugini, Cili, dan Indonesia.

KTT APEC

APEC merupakan kerja sama ekonomi regional untuk memajukan perdagangan


dan investasi di Asia Pasifik.Pertemuan tingkat tinggi para kepala
negara/pemerintah disebut meeting atau AELM (APEC Economic Leaders Meeting
= Pertemuan para pemimpin Ekonomi APEC) yang bersifat informal.
Adapun AELM diadakan:
a) AELM I di Seattle, AS tahun 1993
b) AELM II, di Bogor, Indonesia tahun 1994
c) AELM III, di Osaka, Jepang tahun 1995
d) AELM IV di Manila Filipina tahun 1996
e) AELM V di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 17-18 November 1998.

Kerja Sama APEC

Sejak akhir tahun 1980-an, motivasi untuk melakukan kerja sama regional itu
makin kuat karena beberapa hal berikut ini.
a)
Perlu kesiapan negara-negara Asia Pasifik terhadap kemungkinan
peningkatan proteksi di Eropa dan Amerika Serikat. Seperti telah diketahui
bahwa pada dasawarsa 1980-an, Eropa mempercepat langkahnya menuju
penyatuan ekonomi dan moneter Eropa. Demikian pula halnya ketika North
American Free Trade Area (NAFTA) makin gencar dan Amerika Serikat makin
sering menerapkan tekanan politik dalam kebijakan perdagangan luar negerinya,
misalnya, melalui ancaman pencabutan fasilitas Generalized System of
Preferences (GSP). Antisipasi terhadap perkembangan itu mendorong para
pemimpin kawasan ini memformalkan kerja sama regional.
b)
Peningkatan pertumbuhan perdagangan Intra-Asia dan Intra-Asia Pasifik.
Dalam periode 1988-1992 total ekspor negara-negara anggota APEC meningkat
66 persen di antaranya adalah ekspor ke sesama anggota APEC. Dalam periode
yang sama, total impor negara-negara meningkat 67,2 persen di antaranya
adalah impor dari sesama anggota APEC. Makin intensifnya interaksi
intraregional itu juga diduga menumbuhkan motivasi regionalisme di kawasan

yang menghasilkan kira-kira 50 persen produksi dunia dan menguasai 40 persen


pangsa pasar global.
c)
Kemunculan negara-negara industri baru di Asia Timur. Keyakinan akan
kekuatan sendiri dan rasa percaya diri yang muncul akibat prestasi itu juga
banyak mendorong negara-negara di kawasan ini untuk melakukan kerja sama
regional.
d)
Infrastruktur yang makin baik, seperti telekomunikasi dalam mendukung
kerja sama regional.

Perkembangan APEC

Pada pertemuan KTT ke-18 APEC tahun 2010 di Yokohama, Jepang, para
Pemimpin APEC mendeklarasikan Yokohama Vision Bogor and Beyond-. Dalam
deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC kembali menegaskan relevansi dan arti
penting Bogor Goals sebagai sebuah tujuan visioner dalam mewujudkan
liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Dalam deklarasi
tersebut, para Pemimpin APEC juga menyampaikan komitmen untuk mencapai
perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka dengan kualitas
pertumbuhan yang lebih tinggi di dalam lingkungan sosial dan ekonomi yang
aman di kawasan.
Tahun 2010 merupakan tahun penting yang menjadi salah satu tonggak kerja
sama APEC, karena pada tahun ini dilakukan penilaian pencapaian Bogor Goals
terhadap yang dilakukan terhadap 5 (lima) anggota Ekonomi Maju, yang terdiri
dari Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Selain kelima Ekonomi Maju tersebut, terdapat 8 (delapan) Ekonomi Berkembang
yang mengajukan diri untuk dinilai secara sukarela, yang terdiri dari Peru, Cili,
Meksiko, Singapura, Hong Kong-China, Korea Selatan, Chinese Taipei, dan
Malaysia. Terkait hasil penilaian tersebut, para Pemimpin APEC sepakat bahwa
ketiga belas Ekonomi 2010 telah mencapai kemajuan yang signifikan bagi
pencapaian Bogor Goals. Meski demikian, para Pemimpin APEC juga
menggarisbawahi bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan (more work
remains to be done) guna mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi di
kawasan Asia Pasifik. Para Pemimpin APEC juga sepakat untuk mewujudkan
strategi pertumbuhan yang bersifat seimbang, inklusif, berkelanjutan, inovatif,
dan aman yang tertuang dalam dokumen APEC Leaders Growth Strategy.
Pada tahun keketuaan APEC Amerika Serikat 2011, APEC akan memprioritaskan
pembahasan pada tiga bidang, yaitu isu-isu perdagangan dan investasi generasi
baru, pertumbuhan hijau (green growth) dan kerja sama reformasi regulasi
(regulatory reform).

Dampak kerja sama ekonomi dalam kegiatan investasi di APEC adalah


terbukanya peluang pasar yang makin lebar. Hal yang juga harus dimengerti
ialah APEC bisa menjadi ancaman jika perekonomian kita tidak segera
dipersiapkan untuk arus perdagangan bebas. Dengan terjun ke perdagangan
bebas, sebuah negara harus siap menerima banjir barang impor, tetapi yang
dimaksud bukan perdagangan bebas dalam arti sebebas-bebasnya.

Anda mungkin juga menyukai