Anda di halaman 1dari 17

ABORSI

Menurut Pandangan Islam

Kelompok
Sunardiman 125070207111015
Denny 12507020111019
Nurul Fatimah 125070207111021
Ulfia Fitriani N 115070207111021
Titik Dyah S. 125070201111019

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2O12

ABORSI
A. Pengertian Aborsi

Aborsi atau abortion ( bahsa Inggris), abortus ( bahasa

latin) adalah terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup


(sebelum habis bulan keempat dari kehamilan)[2]. Aborsi juga
didefinisikan sebagai pengguguran janin, di mana janin dalam
istilah kamus adalah embrio setelah melebihi dua bulan.
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan
hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di
luar tubuh ibunya.
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh
yang berasal dari kata ajhadha - yajhidhu yang berarti wanita
yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir
karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di
dalam istilah fikih juga sering disebut dengan isqhoth
( menggugurkan ) atau ilqaa ( melempar ) atau tharhu
( membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 )
Pengertian aborsi juga disebutkan di

dalam

kamus

Websters Ninth New Collegiate, bahwa aborsi adalah to bring


forth premature or stillbom offspring (melahirkan bayi secara
premature atau kegagalan dalam mengandung calon bayi).
Dalam pengertian lain juga disebutkan spontaneous expulsion
of a human fetus during the first 12 weeks of gestation atau
pengeluaran janin baik secara spontan maupun paksa selama
dalam 12 minggu pertama dari kehamilan. Dalam bahasa fiqh,
aborsi dikenal dengan istilah al-ijhadl atau isqath al-haml yang
berarti pengguguran kandungan. Menurut ilmu fiqh, aborsi
adalah pengguguran kandungan dan perampasan hak hidup
janin atau segala perbuatan yang dapat memisahkan janin dari
rahim ibu.

B. Macam-macam Aborsi
1. Abortus spontan (Spontanea abortus), yaitu abortus yang tidak disengaja.
Abortus spontan ini terjadi karena sebeb-sebab alamiah, bukan karena

perbuatan manusia. Abortus spontan biasanya terjadi pada tiga bulan


pertama dari masa kehamilan dan tidak ada suatu pencegahan pun yang
dapat menghindarkan penyebab umum keguguran ini, bahkan dokter juga
tidak dapat menentukan dengan tepat apa yang menyebabkannya.
Biasanya abortus seperti ini diawali dengan pendarahan tanpa diketahui
penyebabnya. Tetapi ada pula yang terjadi, karena terkejut atau karena
jatuh. Abortus semacam ini, tidak menimbulkan dampak hukum, karena
hal itu terjadi diluar kehendak dan kuasa manusia.
2. Abortus buatan (disengaja), yaitu abortus atas usaha manusaia dan
menurut istilah kedokteran disebut abortus provokatus . Abortus bentuk
kedua ini ada dua macam:
a. Abortus artificialis therapicus, yaitu abortus yang dialakukan oleh
dokter atas dasar indikasi medis. Hal ini dilakukan sebagai
penyelamatan terhadap jiwa ibu yang terancam, bila keberlangsungan
kehamilan dipertahankan, karena pemerikasaan medis menunjukkan
gejala seperti itu, umpamanya wanita tersebut menderita penyakit
jantung, ginjal dan penyakit jiwa.
b. Abortus provokatus criminalis, yaitu abortus dilakukan bukan atas
dasar indikasi medis. Biasanya abortus semacam ini dilakukan karena
kehamilan yang tidak dikehendaki, baik karena alasan ekonomi
maupun kehamilan sebagai akibat dari pergaulan bebas, terjadi
hubungan seks di luar nikah. Alsan-alasan seperti ini tidak dibenarkan
oleh hukum dan dinggap sebagia tindakan kejahatan.

C. Awal Kehidupan Manusia


Clifford R. Anderson,MD menyebutkan bahwa proses kehdupan
manusia berawal dari satu sel yang disebut sel telur. Sel telur ini dihasilkan
di dalam indung telur yang terletak di kedua sisi rahim perempuan. Setiap
bulan, sekitar hari ke 14 dari permulaan masa haid terakhir, sebuah telur
atau ovum dihasilkan. Ovum tersebut biasanya meninggalkan indung telur
dan memasuki saluran telur. Proses inilah yang biasa dikenal dengan
istilah masa ovulasi.
Masa subur kaum perempuan terjadi sekitar tiga hari sebelum
ovulasi dan dua hari sesudah ovulasi. Bagi perempuan yang tidak

menghendaki kehamilan bisa menggunakan sistem berpantang pada masa


subur ini, demikian juga masa subur ini juga dapat dimanfaatkan bagi yang
ingin memperoleh keturunan.
Al-Quran surat al-Muminun ayat 12-14 menjelaskan proses
reproduksi manusia sebagai berikut :

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari intisari


tanah. Kemudian Kami jadikan air mani yang tersimpan di tempat yang
aman da kokoh. Dalam perkembangan selanjutnya, air mani itu Kami olah
menjadi segumpal daging dan dari segumpal daging itu Kami olah menjadi
tulang. Selanjutnya tulang itu Kami bungkus dengan daging. Selanjutnya
Kami jadikan makhluk yang berlainan dari yang sebelumnya. Maha Suci
Allah, Pencipta yang Paing Baik (QS.al-Muminun : 12-14)
Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim dari Abu Bakar ibm Abi
Syaibah dari Zaid ibn Wahab dari Abdullah, Rasulullah secara detail
menjelaskan :
Penciptaan kamu di dalam rahim ibu selama empat puluh hari berupa air
mani (nutfah), kemudian segumpal darah (alaqoh) dalam waktu yang
sama, kemudian segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang
sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan
diutus untuk menetapkan rizki, ajal, amal bahagia atau sengsara?
Hadis dalam riwayat lain, yaitu dari Sofyan ibn Uyainah dari Amir
ibn Dinar dari Abi Thufail dari Huzaifah ibn Usaid, Rasulullah bersabda :
Ketika nutfah dalam rahim mencapai usia empat puluh atau empat puluh
lima hari, malaikat bertanya : wahai Tuhan, apakah calon manusia ini
bahagia hidupnya atau sengsara? Kemudian malaikat menuliskan apa
yang Allah tetapkan. Kemudian malaikat bertanya lagi : lelakikah ia atau
perempuan? Kemudian malaikat menuliskan jenis kelamin yang
ditetapkan Tuhan. Kemudian malaikat menuliskan amal, ajal, dan rejeki
setelah itu lembaran dilipat tanpa ditambah atau dikurangi.

Hadis ibn Masud yang juga diriwayatkan Muslim menyebutkan


bahwa jika nutfah melewati masa empat puluh dua malam, Allah
mengutus malaikat untuk membentuk rupa, pendengaran, penglihatan,
kulit, daging dan tulangnya.
Dalil-dalil tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pross
awal penciptaan manusia di dalam rahim melalui tiga tahap perkembangan
: fase nutfah, alaqoh, dan mudghah, kemudian baru ditiupkan roh. Ada
perselishan pendapat para ulama terkait penetapan awal kehidupan
manusia, antara lain :
a .Al-Ramli dan Ibn Hajar mengatakan bahwa awal kehidupan
dimulai sejak kehamilan mencapai uasia 42 (empat puluh dua)
hari berdasarkan hadis Ibn Masud di atas.
b. Al-Ghazali berpendapat bahwa awl kehidupan dimulai sejak
pertemuan ovum dengan sperma. Pandangan Al-Ghazali ini
sejalan dengan pendapat mayoritas mazhab Maliki dan Ibn
Hazm.
c. Abu Hanifah dan sebagian pengikut Syafii serta Ahmad Ibn
Hambali memiliki pandangan yang berbeda dengan dua
kelompok sebelumnya. Mereka berpendapat, awal kehidupan
manusia dimulai sejak ditiupkan roh, yaitu pada usia akhir bulan
keempat kehamilan.

D. Proses Aborsi
1. Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)
Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi
dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang
anak yang masih sangat lembut langsung terhisap dan hancur
berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa
gumpalan-gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.
2. Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)
Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu,
bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan
cara menusuk
anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong
dengan

menggunakan semacam tang khusus untuk aborsi (cunam abortus).


Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut,
dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa
lambung, pinggang, bahu atau leher. Kemudian setelah ditusuk,
dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya diremukkan
dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil
agar mudah dikeluarkan dari kandungan. Dalam klinik aborsi, bisa
dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Ada
potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian
tubuh lain yang mungil. Anak tak berdosa yang masih sedemikian
kecil telah dibunuh dengan cara yang paling mengerikan.
3. Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya
sudah terlihat jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa
menggenggam. Tubuhnya sudah bisa merasakan sakit, karena
jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik. Aborsi dilakukan
dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan.
Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan
kedalam ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut
secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya
setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari bayi itu
akhirnya meninggal.. Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak,
mencoba berteriak dan jantungnya berdetak keras.
4. Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah
kelihatan, termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil.
Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah
berfungsi baik. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan
cara mengeluarkan bayi tersebut hidup-hidup, kemudian dibunuh. Cara
membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat
sampah, ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga
pecah. Sehingga tangisannya berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai.
Selesai dengan tuntas hanya saja darah bayi itu yang akan
mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini bahwa
pembunuhan keji telah terjadi. Semua proses ini seringkali tidak

disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan aborsi. Mereka
merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak sadar
karena dibawah pengaruh obat bius.

E. Pandangan

Islam

Terhadap

Nyawa,

Janin,

dan

Pembunuhan
1. Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik
dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara
memotong

sebagiananggota

tubuhnya,

maupun

dengan

cara

memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama


sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : .

Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ( Qs. alIsra:70)
2. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan
semua orang.




Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya. (Qs. Al
3.

Maidah:32)
Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih
dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman
Allah swt :


Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat.
Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar. (Qs al

4.

Isra : 31)
Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt,
sebagaimana firman Allah swt

Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak


Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari
rahim ibumu sebagai bayi. (QS al Hajj : 5)
5. Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :



Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
melainkan dengan alasan yang benar ( Qs al Isra : 33 )

F. Faktor Pendorong Terjadinya Aborsi


1. Atas dasar indikasi medis, seperti:
a. Untuk menyelamatkan ibu, karena apabila kelanjutan kehamilan
dipertahankan, dapat mengancam dan memebahayakan jiwa si ibu.
b. Untuk menghindarkan kemungkinan terjadi cacat jasmani atau
rohani, apabila janin dilahirkan.
2. Ats dasar indikasi sosial, seperti:
a. Karena kegagalan mereka dalam menggunakan alat kontrasepsi
atau dalam usaha mencegah terjadinya kehamilan
b. Karena mereka sudah menemukan dokter yang bersedia melakukan
usaha pengguguran, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Toto,
bahwa:... Klinik-klinik aborsi muncul secara diam-diam walaupun
tidak berarti praktek gelap. Tempat itu (di rumah bersalin, medical
centre, RSU atau tempat tersendiri), biasanya diketahui sevara
berantai dari pembicaraan antara pasien, antara wanita ataupun
antara para dokter. (lihat majalah Matahari No. 2 1978 hlm. 39
Komoditi Mahal)
c. Karena kehamilan yang terjadi akibat hubungan gelap dan ingin
menutup aib, seperti yang dilakukan oleh wanita yang belum
bersuami (gadis tau janda) atau dilakukan oleh wanita yang telah
bersuami dengan laki-laki lain karena terdorong oleh godaan dan
kenikmatan sekejap.
d. Karena kesulitan ekonomi yang membelit bagi sebagian orang,
sedangkan kehamilan yang terjadi akibat perkosaa. Kendatipun
kejadian itu di luar kehendaknya dan di tidak dapat dipersalahkan,
tetapi rasa malu tetap ada apabila terjadi kehamilan.

G. Dampak Aborsi
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam
buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang
wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion
Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat
dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya.

H. Hukum Aborsi
1. Menurut syariat Islam
Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus
hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa
orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :


Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di
dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :




Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di
dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat
puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap
empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah mengutus malaikat

untuk meniupkan roh, serta

memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki,


waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang
bahagia. ( Bukhari dan Muslim )
Beberapa pendapat lain :
a. Sebagian pengikut Abu Hanifah, malikiyah, al-Ghazali, dan Ibn
Hazm mengharamkan aborsi sejak terjadi pembuahan. Menurut AlGhazali, pengguguran janin yang telah berwujud adalah tindakan
kriminal. Apabila kandungan sudah berupa segumpal darah atau
daging, menggugurkannya adalah tindakan keji, dan jika roh sudak
ditiupkan maka menggugurkannya merupakan kejahatan yang
sangat keji.

b. Al-Ramli, Ibn Hajar, dan sebagian pengikut Syafii membolehkan


aborsi selama masih berupa nutfah atau alaqah, yaitu sebelum usia
kandungan mencapai 42 hari. Mereka berpedoman pada hadis
riwayat Muslim (seperti telah disebut terdahulu) bahwa pada usia
nufah di dalam rahim mencapai 42 malam, Allah mengutus
malaikat untuk membentuk rupa, pendengaran, penglihata, kulit,
daging dan tulangnya.
c.

Abu Hanifah dan sebagian pengikut Syafii erta sebagian pengikut


Ahmad ibn Hambali berpendapat bahwa awal kehidupan manusia
dimulai pada saat nafkhat al-ruh ( peniupan roh ), yaitu pada usia
kandungan 120 hari. Al-hashkafi dari mazhab Hanafi secara tegas
membolehkan pengguguran kandungan sebelum usia janin genap
empat bulan. Ketika ia ditanya,Apakah pengguguran kandungan
dibolehkan? Ia menjawab, Ya, sepanjang belum terjadi
penciptaan, dan penciptaan itu hanya terjadi sesudah 120 hari.

2. Dalil-dalil tentang aborsi


Hukum asal aborsi, sebagaimana yang telah dikemukakan adalah
haram. Akan tetapi dikarenakan kaidah :

Hal-hal yang darurat dapat menyebabkan dibolehkannya hal-hal yang
dilarang
Para Ulama kontemporer membolehkan aborsi dengan syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Terbukti adanya penyakit yang membahayakan jiwa sang ibu.
2. Tidak ditemukannya cara penyembuhan kecuali dengan cara aborsi.
3. Adanya keputusan dari seorang dokter yang dapat dipercaya bahwa
aborsi adalah satu satunya cara untuk menyelamatkan sang ibu.
Imam Abu Ishaq Al-Marwazi berpendapat bahwa hukum mengaborsi
adalah boleh. Karena kenyataannya gumpalan itu masih belum dapat
dikatakan makhluk yang bernyawa. Pendapat ini didukung oleh Imam
Romli.
Sedangkan hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari
hukumnya adalah haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu
kandungan sudah berbentuk makhluk hidup dan bernyawa sehingga

hukumnya

sama

dengan

membunuh

manusia.

Dalam

hadits

dinyatakan:
, ,

. ,
Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari
dalam bentuk air mani, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan darah, dan
40 hari dalam bentuk gumpalan daging, lalu Allah SWT mengutus
malaikat meniupkan ruh (HR.Bukhori,Muslim)
Pelaku aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari juga
tergolong pembunuhan yang mewajibkan kaffaroh, yakni puasa dua
bulan secara berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin bagi
yang tidak mampu puasa. Disamping itu juga wajib membayar denda
jinayah 5% diyat atau setara dengan harga emas seribu dinar. Satu
dinar setara dengan emas 4.250 gr.
Akan tetapi menurut pendapat yang di nuqil oleh Imam ibnu Hajar AlHaytami dalam kitab Tuhfatu al-Muhtaj dari sebagian ulama madzhab
Hanafi, hukum mengugurkan kandungan secara mutlak diperbolehkan
meskipun kandungan sudah memasuki usia 120 hari. Namun pendapat
ini diragukan kebenarannya oleh Ibnu Abdil Haq As-sanbathi. Beliau
berkata: Aku menanyakan masalah ini kepada sebagian ulama
madzhab Hanafi, dan mereka mengingkarinya. Mereka bahkan
mengaku berpendapat boleh dengan syarat sebagaimana diatas
(sebelum kandungan berusia 120 hari).
Meskipun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh sebagian ulama,
akan tetapi Syekh Sulaiman Al-Kurdi tetap memperbolehkan untuk
diikuti dengan terlebih dahulu bertaqlid kepada madzhab Hanafi.
Dengan demikian, pendapat ini layak dijadikan sebagai solusi ketika
menghadapi kondisi yang mengharuskan untuk dilakukan aborsi untuk
menyelamatkan nyawa ibu.
3. Menurut hukum kenegaraan
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah
Abortus Provocatus Criminalis

Yang menerima hukuman adalah:


1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1.
Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan,
atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau
kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
3.

pidananya dapat ditambah sepertiga.


Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam
menjalani pencarian maka
dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada
saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena
takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya,
diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi
orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347
dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian
dalam mana kejahatan dilakukan.

I. Hukum Aborsi Bagi Perempuan yang Diperkosa


Sekelompok ulama telah membahas hukum yang berkaitan dengan
kasus ini. Secara global, mungkin dapat kita katakan bahwa apabila prinsip
Islam adalah menghilangkan segala kesukaran, kesulitan, kekerasan dan
menepis hal-hal yang memudharatkan serta kemudaratan yang besar dapat
dihilangkan dengan kemudaratan yang lebih ringan dan kebutuhan primier
menempati posisi hukum darurat baik secara umum maupun khusus.
Maka berdasarkan prinsip ini, apabila seorang muslimah yang
merdeka dan suci dihadapkan kepada peristiwa naas seperti ini dan
dikhawatirkan akan menjadi bahan pergunjingan serta dikhawatirkan hal
itu akan menjadi aib pada dirinya selamanya atau dikhawatirkan akan

tertimpa kemudaratan, misalnya ancaman pembunuhan atau dikhawatirkan


akan timbul penyakit mental dan saraf pada wanita tersebut atau dapat
mengganggu akalnya atau aib tersebut merembet pada seluruh keluarga
yang tidak terlibat dalam kasus itu atau hal-hal lainnya, maka semoga
tidak mengapa jika ia menggugurkan janinnya pada hari-hari pertama
kehamilannya dengan syarat sebagai berikut:
1. Kasus perkosaan tersebut memenuhi persyaratan yang berkaitan
dengan bab pemaksaan.
2. Pengguguran janin itu dilakukan secepatnya setelah kasus tersebut
terjadi. Sebab apabila ditunda, berarti si wanita rela dengan janin yang
ia kandung.
3. Penguguran janin dilakukan sebelum janin ditiupkan ruh.
4. Penguguran tersebut dilaksanakan berdasarkan izin resmi yang
membenarkan terjadinya kasus perkosaan terhadap wanita yang
bersangkutan dan di bawah pengawasan dokter yang terpercaya
dengan memperhatikan keselamatan si ibu janin.
Pemaksaan yang dipandang oleh syariat adalah orang yang dipaksa
tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk menolak dan tidak ada
pilihan lain, syarat-syaratnya adalah:
1. Orang yang memaksa sanggup untuk melaksanakan ancamannya
sementara orang yang diancam tidak mampu menolaknya dan tidak
pula dapat melarikan diri.
2. Orang yang dipaksa memperkirakan apabila ia tidak memenuhi
perintah si pemaksa maka si pemaksa benar-benar akan
melaksanakan ancamannya tersebut.
3. Ancaman tersebut langsung akan dilaksanakan.
4. Orang yang dipaksa tidak melihat ada pilihan lain untuk dirinya.
Di antara mereka yang membolehkan menggugurkan kandungan dari hasil
perkosaan adalah Syaikh Jadu al-Haq, Dr. Al-Buthi, Dr. Hilali Ahmad dan
Saiduddin al-Hilali.
Adapun kesimpulan dari pendapat Syaikh Jadul al-Haq adalah, Menurut
kesepakatan para ulama tidak boleh menggugurkan kandungan hasil
perkosaan setelah ditiupkan ruh. Adapun sebelumnya ada perbedaan
pendapat tentang boleh dan tidaknya menggugurkan janin tersebut. Boleh
jadi wanita ini mendapat dispensasi khusus yang membolehkannya untuk

menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya pada hari-hari


pertama kehamilannya dan tidak boleh menggugurkan kandungan kecuali
atas dasar alasan yang syari.
Adapun fatwa yang dikeluarkan oleh mayoritas ulama thaun 1413 H
tentang kaum muslimah Bosnia dan Herzegovina yang hamil akibat
perkosaan yang dilakukan oleh pasukan Serbia bahwa mereka tidak boleh
menggugurkan kandungannya, dijawab Dr. Ibrahim Rahim, Mungkin
maksud mereka adalah menggugurkan setelah ditiupkan ruh. Jika
demikian, maka pendapat ini dapat diterima. Adapun sebelumnya, saya
kira mereka tidak bermaksud demikian, sebab mereka memberikan
dispensasi pada beberapa kondisi yang tidak seberat kasus perkosaan ini
dan dispensasi itu mereka tetapkan sebelum mempertimbangkan penyakit
yang mungkin akan menimpa si ibu.
J. Pencegahan Terjadinya Aborsi
Secara umum ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi
praktek abortus, yaitu:
1. Melalui upaya hukum
Cara ini dapat dilaksanakan dengan mengeluarkan undang-undang
abortus, dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan hukum
kepada masyarakat luas, yang dilakukan oleh badan penegak hukum
atau instasi nterkait lainnya.
2. Melalui gerakan sosial keagamaan
Dalam hal ini peran kaum ulama dan para dai sangat berpengaruh,
terutama bagi umat Islam. Mereka dapat menyadarkan umat untuk
tidak melakukan perbuatan keji, karen aperbuatan itu tidak hanya
mendapat sanksi hukum di dunia ini, tetapi di akhirat kelak akan
mendapat azab dari Allah SWT.

Daftar Pustaka :
1. A, Merriam Webster, Websters Ninth New Collegiate Dictionary,
hal. 45
2. Abdul Qadir Audah, al-Tasyri al-JinaI, juz II. Hal. 262
3. Budi Utomo Setiawan.,Fikih Aktual.,2003. Gema Insani.,hlm 24
4. Cholil Uman., Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad
Modern.1994.Ampel Suci.,hlm 54
5. Clifford R. Anderson,MD, Petunjuk Modern Kepada Kesehatan,
Indonesia Publishing House, Bandung,tt,hal. 98
6. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Edisi 2, Jakarta, 1996 hal.2
7. Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari
1988. Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S.
noordeen: Kuala lumpur,Malaysia
8. Hasan, M.Ali. 1996. Masail Fiqiyah al-haditsah. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
9. Hj. Mursyidah Thohir, Seputar Masalah Perkawinan, Aborsi &
Pornografi, PP Muslimat NU, Jakarta, hal. 42
10. http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsidalam-islam/. 2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan
kajian ilmu islam) 12:30
11. Ibid.
12. Setiawan, Budi Utomo. 2003. Fikih Aktual. Jakarta. Gema Insani.
13. Uman,Cholil.1994.Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah
Abad Modern.Surabaya.Ampel Suci.

Anda mungkin juga menyukai