Oleh :
Alma Aidha A
(11205070200111001)
(11205070200111009)
Catur Maya L
(11205070200111027)
Dini Anjani
(11205070200111005)
Kartika Rahmawati
(11205070200111019)
M P Ramdhan
(11205070200111013)
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS BRAWIJAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan pertumbuhan penduduk di dunia,
semakin tak terkendali pula masalah yang terjadi dan dihadapi oleh penduduk
maupun pemerintah. Hal ini menyebabkan berbagai langkah harus diambil
untuk menyelesaikannya. Terkadang baik pemerintah ataupun masyarakat
dijadikan bingung dengan masalah-masalah yang ada dan cara untuk
menyelesaikannya pun tidak jelas.
Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah pertambahan
penduduk yang sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah ini
berlangsung
selama
lebih
kurang
satu
dekade
namun
kita
tidak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai
perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar
setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan
merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.
Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang
dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori populasi menurut
Thomas Robert Malthus. KB juga dapat dipahami sebagai aktivitas individu
untuk mencegah kehamilan.
2.2 Jenis-Jenis KB
Dalam pelaksanaan KB menggunakan alat kontrsepsi yang sudah
banyak dikenal. Beberapa diantaranya ialah:
Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh
wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan
pada endometrium.
Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya
yaitu menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi
tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga
hendaklah
takut
pada
Allah
orang-orang
yang
seandainya
( )
sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau
tanggungan orang banyak.
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan
tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai
anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian
pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama
Menghawatirkan
keselamatan
agama,
akibat
kesempitan
Selain itu hukum penggunaan alat kontrasepsi (KB) dalam islam juga
dinilai dari beberapa sudut pandang, seperti:
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan keturunan),
bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim)
dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Ada beberapa hal yang
menyebabkan KB itu tidak dilarang menurut islam, yaitu:
penghidupan.
Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak
penting mengingat apakah tindakan medis itu sesuai atau tidak dengan
pandangan serta secara hukum islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Ali. Masail Fiqhiyah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997,
halaman 29.
Kamal, Drs. Musthafa. Fiqih Islam. Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri, 2002,
halaman 293.
Umran, Prof. Abdurrahman. Islam dan KB. Jakarta : PT Lentera Basritama, 1997,
halaman 99.
Dr. H. Chuzamah, T. Yangro dkk. (ed), Problematika Hukum Islam Kontemporer.
Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002, halaman 164-165.