Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi

Syok sulit didefinisikan, hal ini berhubungan dengan sindrom klinik yang dinamis
yang ditandai dengan perubahan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran
dan memyebabkan kematian (Skeet, Muriel, 1995,hal 203).
Syok atau renjatan dapat diartikan sebagai keadaan terdapatya pengurangan yang
sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur-unsur
gizi lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cidera seluler yang mula
mula reversible dan kemudian bila keadaan syok berlangsung lama menjadi irreversible.
(Isselbacher, dkk, 1999, hal 218)
Shock tidak terjadi dalam waktu lebih lama dengan tanda klinis penurunan tekanan
darah, dingin, kulit pucat, penurunan cardiac output , ini semua tergantung dari penyebab
shock itu sendiri. Shock septic tanda yang dapat terjadi cardiac output meningkat tidak
normal, dan kulit pasien hangat dan dingin (Guthrie Mary. M, 1982, hal 1)
B. Klasifikasi syok
Klasifikasi syok yang dibuat berdasarkan penyebabnya menurut Isselbacher, dkk,
(1999,hal 219 dalam ) :
1. Syok Hipovolemik atau oligemik
Perdarahan dan kehilangan cairan yang banyak akibat sekunder dari muntah, diare,
luka bakar, atau dehidrasi menyebabkan pengisian ventrikel tidak adekuat, seperti
penurunan preload berat, direfleksikan pada penurunan volume, dan tekanan end diastolic
ventrikel kanan dan kiri. Perubahan ini yang menyebabkan syok dengan menimbulkan isi
sekuncup (stroke volume) dan curah jantung yang tidak adekuat.
2. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ini akibat depresi berat kerja jantung sistolik. Tekanan arteri sistolik
< 80 mmHg, indeks jantung berkurang di bawah 1,8 L/menit/ m2, dan tekanan pengisian
ventrikel kiri meningkat. Pasien sering tampak tidak berdaya, pengeluaran urin kurang dari
20 ml/ jam, ekstremitas dingin dan sianotik.
Penyebab paling sering adalah 40% lebih karena miokard infark ventrikel kiri, yang
menyebabkan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri yang berat, dan kegagalan pompa
ventrikel kiri. Penyebab lainnya miokarditis akut dan depresi kontraktilitas miokard setelah
henti jantung dan pembedahan jantung yang lama.

Bentuk lain bisa karena gangguan mekanis ventrikel. Regurgitasi aorta atau mitral akut,
biasanya disebabkan oleh infark miokard akut, dapat menyebabkan penurunan yang berat
pada curah jantung forward (aliran darah keluar melalui katub aorta ke dalam sirkulasi arteri
sistemik) dan karenanya menyebabkan syok kardiogenik.
3. Syok Obstruktif Ekstra Kardiak
Syok ini merupakan ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastole,
sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup (Stroke Volume) dan berakhirnya
curah jantung. Penyebab lain bisa karena emboli paru masif.
4. Syok Distributif
Bentuk syok septic, syok neurogenik, syok anafilaktik yang menyebabkan penurunan
tajam pada resistensi vaskuler perifer. Patogenesis syok septic merupakan gangguan kedua
system vaskuler perifer dan jantung.
C. Epidemiologi

Syok hipovolemik juga terjadi pada wanita dengan perdarahan karena kasus obstetri,
angka kematian akibat syok hipovolemik mencapai 500.000 per tahun dan 99% kematian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagian besar penderita syok hipovolemik akibat
perdarahan meninggal setelah beberapa jam terjadinya perdarahan karena tidak mendapat
penatalaksanaan yang tepat dan adekuat. Diare pada balita juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya syok hipovolemik. Menurut WHO, angka kematian akibat diare yang
disertai syok hipovolemik pada balita di Brazil mencapai 800.000 jiwa.

Sebagian besar penderita meninggal karena tidak mendapat penanganan pada


waktu yang tepat (Diantoro, 2014). Sedangkan insiden diare yang menyebabkan syok
hipovolemik pada balita di Indonesia 6,7%. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi
adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan
Banten (8,0%) (Riskesdas, 2013).

D. Etiologi

Penyebab syok berdasarkan jenis syok sebagai berikut :

1. syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah):


a. kehilangan darah, misalnya perdarahan
b. kehilangan plasma, misalnya luka bakar dan
c. dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar
yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah,).
d. cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi
usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).
2. syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri):
a. penyakit jantung iskemik, seperti infark
b. obat-obat yang mendepresi jantung; dan
c. gangguan irama jantung.

3. syok septic
a. infeksi bakteri gram negative
b. malnutrisi,
c. luka besar terbuka
d. iskemia saluran pencernaan
4. syok anafilaktik
a. makanan,
b. obat obatan,
c. bahan-bahan kimia dan
d. gigitan serangga

E. Patofisiologi

F. Manisfestasi klinis
Secara umum, manifestasi klinik syok adalah sebagai berikut
1. System Kardiovaskuler
a. Manifestasi klinik berupa:
b. Gangguan sirkulasi perifer berupa pucat dan ekstremitas dingin.
Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan
penurunan tekanan darah.
c. Nadi cepat dan halus
d. Tekanan darah rendah
e. Vena perifer kolaps
f. CVP rendah
2. System Respirasi
Manifestasi klinik berupa pernapasan cepat dan dangkal.
3. System Saraf Pusat
Manifestasi klinik berupa perubahan mental pasien
4. Sistem Saluran Cerna
Manifestasi klinik berupa mual dan muntah.
5. System Saluran Kencing
Manifestasi klinik berupa berkurangnya produksi urin. Normal rata-rata produksi
urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam ( 1/5-1 ml/kg/jam)

G. Pemeriksaaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk menentukan kadar hemoglobin dan
nilai hematokrit. Akan tetapi, resusitasi cairan tidak boleh ditunda menunggu hasil
pemeriksaan. Hematokrit pasien dengan syok hipovolemik mungkin rendah, normal, atau
tinggi, tergantung pada penyebab syok.
Jika pasien mengalami perdarahan lambat atau resusitasi cairan telah diberikan, nilai
hematokrit akan rendah. Jika hipovolemia karena kehilangan volume cairan tubuh tanpa
hilangnya sel darah merah seperti pada emesis, diare, luka bakar, fistula, hingga
mengakibatkan cairan intravaskuler menjadi pekat (konsentarted) dan kental, maka pada
keadaan ini nilai hematokrit menjadi tinggi
Pemeriksaan penunjang
1. Anamnesis
Pada anamnesis, pasien mungkin tidak bisa diwawancara sehingga riwayat sakit
mungkin hanya didapatkan dari keluarga, teman dekat atau orang yang mengetahui
kejadiannya, cari :

Riwayat trauma (banyak perdarahan atau perdarahan dalam perut)

Riwayat penyakit jantung (sesak nafas)

Riwayat infeksi (suhu tinggi)

Riwayat pemakaian obat ( kesadaran menurun setelah memakan obat)

2. Pemeriksaan fisik

Kulit

suhu raba dingin (hangat pada syok septik hanya bersifat sementara, karena begitu
syok berlanjut terjadi hipovolemia). Warna pucat (kemerahan pada syok septik, sianosis
pada syok kardiogenik dan syok hemoragi terminal). Basah pada fase lanjut syok (sering
kering pada syok septik).

Tekanan darah

Hipotensi dengan tekanan sistole < 80 mmHg (lebih tinggi pada penderita yang
sebelumnya mengidap hipertensi, normal atau meninggi pada awal syok septik)

Status jantung
Takikardi, pulsus lemah dan sulit diraba

Status respirasi

Respirasi meningkat, dan dangkal (pada fase kompensasi) kemudian menjadi lambat
(pada syok septik, respirasi meningkat jika kondisi menjelek)

Status Mental

Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan. Kesadaran dan orientasi menurun, sopor
sampai koma.

Fungsi Ginjal

Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam, kritis)

Fungsi Metabolik

Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan (pada awal syok septik dijumpai
alkalosis metabolik, kausanya tidak diketahui). Alkalosis respirasi akibat takipnea

Sirkulasi

Tekanan vena sentral menurun pada syok hipovolemik, meninggi pada syok kardiogenik

Keseimbangan Asam Basa

Pada awal syok pO2 dan pCO2 menurun (penurunan pCO2 karena takipnea,
penurunan pO2 karena adanya aliran pintas di paru)

3. Pemeriksaan Penunjang

Darah (Hb, Hmt, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum, kreatinin,
glukosa darah.
Analisa gas darah
EKG

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Syock
Target utama, pengelolaan syock adalah mencukupi penyediaan oksigen oleh darah,
untuk jantung (oksigen deliverip)
1. Oksigenasi adekuat, hindari hyroksemia.
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 100 % dengan cara :
a. Membebaskan jalan nafas.
b. Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg.
c. Kurangi rasa sakit & auxietas.
2. Suport cadiovaskuler sistem.

a. Therapi cairan untuk meningkatkan preload

pasang akses vaskuler secepatnya.


resusitasi awal volume di berikan 10 30 ml/Kg BB cairan kastolord atau
kalois secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 3 kali sampai tekanan
darah dan perfusi perifer baik.
Menurut konsesus Asia Afrika I (1997).
cairan kaloid lebih dianjurkan sebagai therapi intiab yang dianjurkan
kaloid atau kristoloid.
therapi dopaadv berdasarkan respon klinis, perfusi perifer, cup, mep
sesuai unsur.

b. Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas


jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.

Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.


Epinoprin : Meningkat tekanan perfusi myocard.
Novepheriphin: mengkatkan tekanan perfusi miocard.
Dobtanine: meningkatkan cardiak output.
Amiodaron: meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.

Penatalaksanaan keperawawatan

1. Syok kardiogenik
a. Pencegahan
Sejak dini identifikasi pasien yang beresiko mengalami syok kardiogenik
Tingkatkan oksigenasi yang adekuat pada otot jantung, dan kurangi beban kerja
jantung misalnya menyimpan energy, menghilangkan nyeri
b. Pemantauan hemodinamik
Pantau hemodinamik dan status jantung, [pasang jalur arteri dan pasang EKG
Antisipasi kebutuhan obat obatan, cairan intravena
Dokumentasikan segera dan laporkan segera jika ada perubahan status
hemodinamik
c. Pemberian medikasi dan cairan
Lakukan pemberian cairan iv dan medikasi yang aman dan akurat
Pamtau respon yang diharapkan dan efek samping misalnya penurunan TD
setelah pemberian morfin
d. Keamanan dan kenyamanan
Lakukan secara aktif dalam menjamin keamanan dan kenyamanan pasien serta
menurunkan kecemasan
2. Syok hipovolemik
Pantau ketat pasien yang berisiko tinggi kekurangan volume cairan ( kurang
sari 1 tahun atau lebih dari 65 tahun)
Bantu penggantian cairan sebelum vol. intravaskulker menipis
Pastikan keamanan dalam pemeberian cairan dan medikasi, serta
dokumentasi efek samping yang muncul
Kurangi ketakutan dan kecemasan pasien terkait perlunya masker oksigen
dengan memberikan penjelasan kepasa pasien
Pantau dan laporkan dengan segera jika ada tanda komplikai dan efek
samping medikasi. Pantau pasien dengan ketat untuk adanya melihat efek
samping yang merugikan
3. Syok septik
Identifikasi pasien yang bersiko tinggi mengalami sepsis dan syok septik
Lakukan semua prosedur invasive dengan teknik aseptic yang benar
Pantau jalur IV, lokasi fungsi arteri dan vena, insisi bedah, luka rauma
Turunkan suhu paisen jika lebih dari 40 c atau jika pasien merasa tidak
nyaman
Berikan cairan intravena dan medikasi sesuai yang diresepkan
Pantau dan laporkan status darah ( kadar hematocrit,BUN, dan kreatinin
jumlah sel darah putih, kadar hemoglobin, dan hematocrit)
Pantau status hemodinamik, asupan dan sluran cairan dan status nutrisi
Pantau BB harian serta kadar albumin dan praalbumin serum untuk
mengidentifikasi kebutuhan protein harian.

I. Komplikasi

Komplikasi syok meliputi:

1. SIRS, dapat terjadi bola syok tidak dikoreksi

2. Gagal ginjal akut (ATN)

3. Gagal hati

4. Ulserasi akibat stress

Diagnosa Keperawatan

1) Kekurangan volume cairan


Definisi: penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intra seluler. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium.
Batasan Karakteristik :
Peningkatan hematokrin
Peningkatan suhu tubuh
kelemahan

Faktor yang berhubungan :

Kehilangan cairan aktif

2) Penurunan curah jantung


Definisi: ketidak adekuartan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakteristik:
Keletihan
Penurunan tekanan vena sentral
Perubahan EKG

Faktor yang berhubungan :

Perubahan frekuensi jantung

Intervensi Keperawatan

TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL

Setelah diberikan NIC Label:


asuhan keperawatan
Electrolyte Monitoring
selama .x diharapkan
cairan dan elektrolit klien Identifikasi
mengetahui
seimbang dengan kriteria kemungkinan
penyebab untuk
hasil : penyebab
menentukan
NOC : Fluid Balance ketidakseimbangan
intervensi
Turgor kulit elektrolit
penyelesaian
elastic Monitor adanya
( skala 5 ) mengetahui
kehilangan cairan
Intake dan keadaan umum
dan elektrolit
output cairan pasien
Monitor adanya
seimbang
mual,muntah dan mengurangi
( skala 5 )
Membrane diare risiko
mucus kekurangan
lembab voume cairan
(skala 5 ) semakin
NOC : Vital sign bertambah
Fluid Management
Monitor status mengetahui
Vital signs
hidrasi ( membran perkembangan
klien dalam
mukus, tekanan rehidrasi
rentang
ortostatik,
normal (BP :
keadekuatan denyut
120/80
nadi ) evaluasi
mmHg, RR :
Monitor keakuratan intervensi
15-20
intake dan output
x/menit, HR : mengetahui
cairan
60-100
Monitor vital signs keadaan umum
x/menit,
Monitor pemberian pasien
suhu klien
terapi IV
36,5-37,5o C rehidrasi
) Vital Signs Monitoring optimal

Monitor vital sign


klien
DAFTAR PUSTAKA

Guyton,C Arthur ,Hall, E John. Syok sirkulasi dan Fisiologi Pengobatannya. Dalam;
Fisiologi Kedokteran ,textbook of medical physiology. Edisi 11.
EGC. Jakarta. 2006.Hal:359-371
Sjamsuhidajat, R, Jong de Wim. Syok.Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi
2.EGC.Jakarta.2005.118-124
Wilkinson, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : Penerbit
BukuKedokteran EGC
Carcillo, Joseph A. 2009. Syok Pada Anak (Goal-Directed Management Of Pediatric
ShockIn The Emergency Department). Jakarta : Farmedia
Thijs L G.The Heart in Shock (With Emphasis on Septic Shock). Dalam kumpulan
makalah: Indonesian Symposium On Shock & Critical Care. Jakarta-Indonesia,
August 30 September 1, 1996; 1 4.
Amin huda nurafif dan Hardhi kusuma. Aplikasi NANDA NIC-NOC jilid 2.
Yogyakarta: MediAction
LAPORAN PENDAHULUAN

SYOK

DEPARTEMEN EMERGENCY

Oleh:

Ahmad Alfian Zein Muttaqin

Nim: 135070207131003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIIJAYA

MALANG

2017

Anda mungkin juga menyukai