Anda di halaman 1dari 24

CONTOH AREA KEPERAWATAN KOMUNITAS: KESEHATAN

SEKOLAH
Disusun untuk memenuhi tugas Blok Keperawatan Kesehatan Komunitas I
Yang dibimbing oleh Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:
Dwi Kurnia Sari
Puput Lifvaria Panta A.
Adelita Dwi Aprilia
Wahyuni
Ratna Juwita
Zahirotul Ilmi
Ni Putu Ika Purnamawati
Ni Luh Putu Saptya W.
Kadek Esidiana Uttari

135070201111003
135070201111004
135070201111005
135070201111006
135070201111007
135070201111008
135070201111009
135070201111010
135070201111011

Kelompok 5 (Kelas 1)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Mei 2016

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat yang sama (WHO). Dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan
kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu
sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat.
Mengutamakan

pelayanan

promotif

dan

preventif

secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif


secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan
dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Pendekatan pelayanan kesehatan adalah proses keperawatan
yang

dilaksanakan

melalui

asuhan

keperawatan

yang

bertujuan

meningkatkan status kesehatan, menurunkan faktor resiko dan membantu


dalam proses rehabilitasi serta perbaikan fungsi tubuh secara optimal.
Salah satu yang memerlukan pelayanan keperawatan yaitu komunitas
anak anak sekolah melalui UKS.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina
dan membangun kebiasaan dan perilaku sehat pada peserta didik usia
sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(Integratif). Perawat adalah salah satu petugas kesehatan yang terbanyak
yang dapat diandalkan untuk pembinaan UKS.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui lebih lanjut
salah satu area keperawatan komunitas yaitu kesehatan sekolah.

Tujuan

1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut salah satu area
keperawatan komunitas kesehatan sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi usaha kesehatan sekolah
b. Menjelaskan isu kesehatan sekolah
c. Menjelaskan trias UKS
d. Menjelaskan praktik perawatan kesehatan sekolah
e. Menganalisis pelaksanaan program kesehatan sekolah

BAB II
TEORI DAN KONSEP
1. DEFINISI
Departemen Pendidikan dan kebudayaan menyatakan Usaha
kesehatan sekolah adalah upaya membina dan mengembangkan
kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta
usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan di lingkungan sekolah (Effendi, 1998)
Departemen kesehatan menyatakan Usaha kesehatan sekolah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah

dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama


(Effendi,1998)
A. Sasaran UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat
pendidikan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sekolah taman kanak-kanak


Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
Pendidikan agama
Pendidikan kejuruan
Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)

Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I,


III dan kelas IV. Alasannya adalah :
-

Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang


baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak
dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan
dan ketidak mengertiannya tentang kesehatan. Disamping itu, kelas
satu adalah saat yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada
kelas satu ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah

pengawasan untuk jenjang berikutnya.


Kelas III, dilaksanankan di kelas tiga untuk mnegevaluasi hasil
pelaksanaan

UKS

dikelas

satu

dahulu

dan

langkah-langkah

selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.


Kelas IV, dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke
jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharan

dan pemeriksaan kesehatan yang cukup. (Effendy, Nasrul. 1998)


B. Pengelolaan UKS :
Yang terlibat dalam pelaksanaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
adalah:
a. Guru
b. Peseta didik

c. Petugas kesehatan dari puskesmas


d. Masyarakat sekolah (BP3)
Prinsip-prinsip dari pengolalaan UKS terdiri dari :
a. Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah, yang meliputi :
- Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik, karyawan
-

sekolah
Masyarakat di luar sekolah, orang tua murid yang bernaung di

bawah BP3 (Badan Pembantu Penyelengaraan Pendidikan)


b. Kegiatan yang terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan pokok
puskesmas

sebagai

satu

kesatuan

yang

utuh

dalam

rangka

meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.


c. Melaksanakan rujukan merupakan cara untuk mengatasi masalah
kesehatan yang tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas atau rujukan rumah sakit.
d. Kolaborasitim, karena UKS merupakan kegiatan yang melibatkan
kerjasama lintas sector maka diperlukan kerjasama tim yang baik dan
terorganisasi dan tiap-tiap instansi mempunyai uraian tugas yang jelas
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melakasan kan kegiatan
(Effendy, 1998).
2. ISU KESEHATAN POPULASI SEKOLAH
Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting
karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat
Indonrsia (Reksoprodjo, 2002). Bersamaan dengan bertambahnya jumlah
anak-anak yang bersekolah sebagai akses terhadap pendidikan (FRESH,
2002). Karena itu lingkungan sekolah paling berperan dalam memberikan
suasana belajar dan dorongan belajar yang positif dibandingkan dengan
lingkungan keluarga, khususnya lingkungan masyarakat. Bagaimanapun
juga para siswa selalu berada dalam resiko kesehatan dan status nutrisi
yang buruk. Namun hal tersebut dapat ditangani secara efektif, sederhana
dan dengan biaya yang murah melalui program kesehatan sekolah
(FRESH, 2002).

James FMckenzie, dkk (2007: 147), mengemukakan bahwa


program kesehatan sekolah merupakan suatu komponen penting dalam
kesehatan masyarakat, walau tanggung jawab utama untuk kesehatan
anak usia sekolah berada ditangan orang tua/wali, sekolah memiliki
potensi yang sangat dominan untuk mempengaruhi kesehatan anak,
kehidupan keluarga, dan kesehatan masyarakat.
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah sangat
kompleks dan bervariasi, berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS di
tingkat TK dan SD berbeda dengan tingkat SMP dan SMA. Pada anak
usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan
lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan
memakai sabun, serta membersihkan kuku dan rambut. Untuk itu
pelaksanaan UKS adalah memupuk kebiasaan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) sedini mungkin dengan membentuk kebiasaan
menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, serta membersihkan kuku
dan rambut.
Pada anak usia SMP dan SMU yang merupakan masa peralihan
(remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan
perilaku berisiko seperti merokok, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diinginkan (KTD),
abortus yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress dan trauma.
Pelaksanaan UKS di SMP dan SMU lebih difokuskan pada
pencegahan perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja
sesuai dengan ciri dan karakteristik yang selalu ingin tahu, suka tantangan
dan ingin coba-coba sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya.
Murid usia SMP dan SMU perlu dibina agar menjalankan hidup sehat
lewat keterampilan hidup sehari-hari (life skill education).
Proses perkembangan perilaku dan pribadi individu dipengaruhi
oleh tiga faktor dominan, yaitu faktor bawaan (heredity), kematangan
(maturation), dan lingkungan (environment). Ketiga faktor tersebut
mungkin dapat menguntungkan atau menghambat atau membatasi laju
proses pekembangan tersebut. Perkembangan masa remaja bergantung

atas variasi salah satu atau beberapa ketiga faktor tersebut. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan
psikomotorik, misalnya perkembangan ukuran tinggi dan berat badan
yang kurang proporsional dapat membuat ekses psikologis, perubahan
suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala
emosional, dan matangnya organ-organ reproduksi.
b. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan
perilaku kognitif, misalnya terjadi ketidakselarasan antara keinginan
atau minat seseorang dengan bakat khusus, sering membawa
kesulitan dalam memilih program, sehingga banyak kegagalan studi
yang mungkin bersumber pada pilihan yang kurang tepat.
c. Masalah yang timbul bertalian dengan pekembangan perilaku sosial,
moralitas dan keagamaan, misalnya keterikatan hidup dengan gang
yang tidak terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja, konflik
dengan orang tua, dan melakukan perbuatan yang justru bertentangan
dengan norma masyarakat dan agama.
d. Masalah yang timbul bertalian dengan perilaku afektif, konatif dan
kepribadian,

misalnya

mudah

digerakan

untuk

melampiaskan

ketegangan instutif emosionalnya meskipun ia tidak tahu maksudnya,


ketidakmampuan menegakan kata hatinya membawa akibat sukar
terintegrasi dan sintesis fungsi-fungsi psikofisiknya.
Banyak sekali isu dan permasalahan yang terjadi pada anak di usia
remaja ini, yang apabila dibiarkan terusmenerus permasalahan tersebut
dapat mengancam kehidupan remaja di masa depan.Berikut ini adalah
beberapa isu dan permasalahan remaja yang terjadi di lingkungan sekitar
kita, yaitu:
1. Merokok

Beberapa

motivasi

yang

melatar

belakangi

seseorang

merokok

diantaranya, yaitu:
a. Mendapat pengakuan (anticipatory beliefs),
b. Untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs)
c. menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
(permissive beliefs/ fasilitatif) (Joewana, 2004)
Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan lagi bahwa penyebab
seorang remaja menjadi perokok dapat dipengaruhi oleh keinginan dari
diri pribadinya sendiri tetapi dapat juga di pengaruhi oleh faktor faktor
luar, yaitu:
-

Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-

anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana
orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan
hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding
anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
-

Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah


perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua
kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh temantemannya atau bahkan teman teman remaja tersebut dipengaruhi oleh
diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok (Al Bachri, 1991).

Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson, 1999).
2. Penyimpangan Seks
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian
pemerintah, karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani
remaja sebagaim individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi
secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani
sumber-sumber

kesejahteraan.

Namun,

alasan-alasannya

tidak

sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya


pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang
menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan
ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan
keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan.
3. Remaja dan HIV/AIDS
Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah:
a. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang
aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan
kaum muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai
agama, budaya, moralitas dan lain-lain. Sehingga remaja seringkali
tidak

memperoleh

informasi

maupun

pelayanan

kesehatan

reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung


dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.

b. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi


dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari
tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan
hubungan seks dan penggunaan narkoba.
c. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang
diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang
disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.
d. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan
seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
e. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS
mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak
segera terlihat.
f. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya
juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja
masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
g. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat
pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena
HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian
menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.
4. Penyalahgunaan Narkoba dan Minuman Keras
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sangatlah banyak, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.
Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah
gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila
tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi

prestasi relajar dan masa depan anak. Selanjutnya akan divas tentang
permasalahan kesehatan anak usia sekolah diantaranya adalah penyakit
menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan
perkembangan dan perilaku.
CONTOH KEBIJAKAN KESEHATAN DAN PERLINDUNGAN SEKOLAH:
1. Kehamilan dini yang tidak diinginkan dan konsekuensinya
a. Memberikan kesempatan peserta didik yang hamil tetap bersekolah
b. Melibatkan pendidikan kehidupan keluarga dalam kurikulum
c. Melarang semua jenis diskriminasi
2. Sekolah Bebas Rokok dan Penyalahgunaan NAPZA
a. Larangan merokok di lingkungan sekolah
b. Larangan menjual rokok kepada anak
c. Larangan adanya iklan dan promosi rokok
d. Pendidikan kesehatan yang memfokuskan kepada bahaya
penyalahgunaan NAPZA
3. Sanitasi dan Kesehatan
a. Pemisahan WC untuk guru lelaki dan perempuan dan juga untuk
peserta didik laki-laki dan perempuan
b. Penggunaan air bersih di semua sekolah
c. Komitmen aktif dari Persatuan Guru dan Orang Tua serta Komite
Sekolah untuk memelihara fasilitas air dan sanitasi
4. HIV dan AIDS dan Penyakit Menular lainnya
a. Pendidikan kesehatan berbasis kecakapan yang memfokuskan
pada pencegahan HIV dan AIDS
b. Pemberdayaan teman sebaya dan konseling HIV dan AIDS di
sekolah
c. Tidak ada diskriminasi kepada guru dan peserta didik yang
mengidap HIV DAN AIDS dan penyakit menular lainnya
d. Pendidikan kesehatan yang memfokuskan kepada pencegahan
dan bahaya penyakit menular lainnya
e. Adanya akses terhadap upaya pencegahan melalui media
5. Kekerasan dan Pelecehan Seksual terhadap peserta didik
a. Jaminan hukum bahwa kekerasan dan pelecehan seksual itu
dilarang di sekolah
b. Sosialisasi perundangan agar dikenal dan diterima semua orang
c. Pemberdayaan remaja untuk melaporkan kasus-kasus yang
ditemukan
d. Memperkuat tindakan kedisiplinan yang efektif untuk mereka yang
melakukan kekerasan
6. Sosialisasi tentang Kesehatan dan Gizi Sekolah

a. Pelatihan dan pemanfaatan tenaga guru untuk ikut menangani


kesehatan dan gizi peserta didik, serta melakukan kerja sama
dengan tenaga kesehatan, juga melibatkan masyarakat setempat
b. Peraturan untuk pengelola kantin dan pedagang makanan kaki
lima di sekitar sekolah berkenaan dengan kualitas, kebersihan,
dan stiker makanan yang dijual
Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah
Peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik berat pada
upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif
yang berkualitas, Usaha kesehatan Sekolah (UKS) menjadi sangat
penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.

UKS

bukan

hanya

dilaksanakan

di

Indonesia,

tetapi

dilaksanakan di seluruh dunia.


Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan
UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan
masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan
akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah
untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Upaya Health Promoting School tersebut dengan titik berat pada
upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif
yang berkualitas adalah :
a. Promotif dan Pencegahan
b. Pemberian nutrisi yang baik dan benar
c. Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
d. Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
e. Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
f. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
g. Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar

h. Imunisasi anak sekolah


i. Kuratif dan rehabilitasi
j. Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
k. Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
l. Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku
dan gangguan belajar
3. TRIAS UKS
Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah disebut dengan TRIAS UKS,
yang terdiri dari :
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Ferry Effendi,
2009).
Penjelasan mengenai TRIAS UKS adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras,seimbang dan
sehat baik fisik, mental, social, maupun lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya
saat ini maupun di masa yang mendatang (FerryEffendi, 2009).
Tujuan pendidikan kesehatan :
-

Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,

termasuk cara hidup sehat dan teratur.


Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap

prinsip hidup sehat.


Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal
yang

berkaitan

perawatankesehatan;

dengan

pemeliharaan,

pertolongan,

dan

Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang

sesuai dengan syarat kesehatan;


Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku

hidup dalam kehidupan sehari-hari;


Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya

tinggi badan secara dan berat badan yang seimbang.


Peserta didik dapat mengerti dan dapat menerapkan
prinsip

pengutamaan

pencegahan

penyakit

dalam

prinsipkaitannya

dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari;


Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk

dari luar (narkoba, arus informasi, dan gaya hidup yang tidak sehat);
Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai
dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahantubuh
yang baik terhadap penyakit (Ferry Effendi, 2009).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui :


a. Kegiatan kurikuler
Pelaksanaan
kurikuler
mata

adalah

pelajaran

pendidikan
pelaksanaan

Pendidikan

kesehatan

pendidikan
Jasmani,

pada

melalui

kegiatan

jam pelajaran yaitu

Olahraga

dan

Kesehatan.

Pelaksanaanya diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman


nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup

sehat

keterampilan

yang

dalam

melaksanakan

hal

dan

peningkatan

berkaitan

dengan

pemeliharaan,pertolongan dan perawatan kesehatan (FerryEffendi, 2009).


b. Kegiatan

Ekstrakulikuler

Maksudnya

adalah

pendidikan kesehatan di masukkan dalam

kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler

dalam

rangka

menanamkan

perilaku

sehat peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat

berupa

penyuluhan kesehatan

dari

petugas

puskesmas

yang

berkaitan dengan higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi


dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, dan sebagainya, lomba poster
sehat, dan perlombaan keberihan kelas, dsb (FerryEffendi, 2009).

2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan

adalah

upaya

peningkatan

kesehatan

(promotif),

pencegahan (preventif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan


terhadap peserta didik dan lingkungannya (Ferry Effendi, 2009).
Tujuan pelayanan kesehatan
-

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan

hidup sehat dalam rangka membentuk perilakuhidup sehat


Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan

mencegah terjadinya penyakit, kelainan dancacat


Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit/

kelainan pengembalian

fungsi

danpeningkatan

kemampuan peserta didik yang cidera/ cacat agar dapat berfungsi


optimal (Ferry Effendi, 2009).
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Dilakukan melalui serangkaian
kesehatan promotive

kegiatan

peningkatan

status

kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan

keterampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler misal : dokter


kecil,

palang merah remaja dan pramuka. Pencegahan penyakit

(preventif)

kegiatan

pencegahan

dilaksanakan

melalui

kegiatan

peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan


penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul penyakit, misal : imunisasi peserta didik kelas 1 dan kelas
6 di sekolah dasar.
Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh
kader kesehatan sekolah, guru BP dan guru agama, dan puskesmas oleh
dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lain. Penyembuhan dan
pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitative) missal : diagnose dini,
pengobatan ringan, pertolongan pertama kecelakaan. Pelaksanaan
pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik melalui kegiatan
pokok dari puskesmas maupun bersama dengan peran serta para tenaga
pendidik, peserta didik dan orang tua mereka.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan


lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan unsurunsur penunjang.
a. Program pembinaan lingkungan sekolah :
Lingkungan Fisik Sekolah meliputi :
- Penyediaan air bersih
- Pemeliharaan dan penampungan air bersih
- Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
- Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
- Pemeliharaan WC/ jamban/ urinoir
- Pemeliharaan kamar mandi
- Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, ruang
-

perpustakaan, ruang laboratorium, dan ruang ibadah


Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun

sekolah (termasuk penghijauan sekolah)


Pengadaan dan pemeliharaan warung/

kantin

sekolah;

danPengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah


Lingkungan Mental dan Sosial
1. Konseling kesehatan
2. Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan
3. Perkemahan
4. Penjelajahan, heking/ darmawisata
5. Teater, musik, olahraga
6. Kepramukaan, PMR, Dokter Kecil dan kader Kesehatan Remaja,
dan Karnaval, bazar, lomba.
b. Pembinaan Lingkungan Keluarga
Pembinaan Lingkungan Keluarga bertujuan
-

Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal-hal

yang berhubungan dengan kesehatan; dan


Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik
dalam pelaksanaan hidup sehat.

Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain dengan :


-

Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS


Ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah dengan
bekerja sama dengan dewan sekolah, ataudipadukan dengan kegiatan

di masyarakat
Pembinaan Masyarakat Sekitar

Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakatan dapat dilakukan


oleh kepala sekolah/ madrasah dan pondokpesantren, guru, pembina
UKS. Misalnya dengan jalan membina hubungan baik/ kerjasama
dengan masyarakat/LKMD/ dewan kelurahan, ketua RT/ RW, dan

organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya


Penyelenggaraan ceramah tentang kesehatan
arti

pembinaan

yang

lingkungan

sehat. Untuk

Pembicara

dapat

ini

sekolah
masyarakat

dimintakan

dan

pentingnya

sebagailingkungan
diundang

belajar

ke sekolah.

dariPuskesmas, pemerintah daerah

setempat, nara sumber lainnya misalnya dari LSM


Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media

cetak dan audio visual


Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah/ madrasah/ pondok
pesantren

4. PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH


Peran dan Fungsi Perawat di Sekolah
Berikut peran perawat dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) menurut Effendy, Nasrul (1998):
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah :
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan

melakukan

pengumpulan

data,

analisa

data

dan

perumusan masalah dan prioritas masalah


b. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersana TPUKS
c. Melakukan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun
d. Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS
e. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedure yang di
tetapkan
2. Sebagai pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan bertugas di
puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau
dapat juga ditunjuk sebagai Koordinator UKS ditingkat puskesmas. Bila
perawat kesehatan ditunjuk sebagai coordinator maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawab atau paling tidak ikut
terlibat dalam tim pengelola di UKS.

3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan. Peranan perawat


kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum
dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan

peserta

didik

secara

perseorangan.

(Dasar-dasar

keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta)

Fungsi perawat sekolah diantaranya :


1. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada
di sekolah
2. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan social sekolah
3. Menghubungkan program kesehatan

sekolah

dengan

program

kesehatan masyarakat yang lain.


Peran dan fungsi perawat professional sekolah menurut National
Assosiation of School Nurse (1996) dalam buku Community Health
Nursing : Promoting The Health Of Population (2001) :
1.
2.
3.
4.

Mempromosikan dan melindungi secara optimal status kesehatan anak


Memberikan assessment kesehatan
Mengembangkan dan merencanakan implementasi
Mempertahankan, mengevaluasi dan intrepretasi data kesehatan untuk

memenuhi kebutuhan siswa


5. Berpartisipasi sebagai tim kesehatan dari tim evaluasi pendidikan anak
untuk mengembangkan IEP
6. Merencanakan dan melaksanakan managemen kesehatan untuk
memenuhi anak dengan kebutuhan khusus termasuk pemberian obat
7. Melakukan home visit untuk mengkaji kebutuhan keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan anak
8. Mengembangkan prosedur dan memberikan intervensi krisis untuk
penyakit akut, cedera dan gangguan emosional.

9. Mempromosikan dan membantu dalam mengontrol penyakit di


komunitas dengan melakukan pencegahan melalui program imunisasi,
deteksi dini, pengawasan, melaporkan dan memantau terjadinya
penyakit
10. Merekomendasikan ketentuan lingkungan sekolah yang kondusif untuk
belajar
11. Memberikan edukasi kesehatan
12. Bertindak sebagai narasumber dalam mempromosikan kesehatan
13. Menyediakan konseling kesehatan
14. Memberikan pimpinan dan dukungan untuk anggota dalam program
kesehatan
15. Membantu dalam pembentukan kebijakan kesehatan, tujuan, dan
sasaran untuk wilayah sekolah
Perawat sebagai salah satu komponen bangsa di bidang kesehatan
mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan pendekatan paradigma
sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi sejak pembuahan
sampai usia lanjut. Tujuan perawat kesehatan di sekolah adalah untuk
secara aktif mengidentifikasi faktor-faktor yang ada pada siswa sebagai
usaha pencegahan bagi peserta didik agar selalu siap belajar.
Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi
a. Basic care, meminimalkan komplain dan memberikan pelayanan
yang pertama kepada peserta didik sesuai dengan health records.
b. Primary Care, memberikan pelayanan dan follow up pada kasus
akut dan kronis yang terjadi pada peserta didik serta melakukan
pendokumentasian.
c. Physical Examination, pengkajian kesehatan secara menyeluruh
pada peserta didik.
d. Screening, penilaian terhadap penglihatan, pendengaran, keadaan
tulang belakang, dan kondisi lain.
e. Specialized care, memberikan pelayanan kesehatan khusus
kepada orang yang memiliki keterbatasan.
Karakteristik perawat sekolah antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai aplikasi pengetahuan keperawatan yang ditujukan pada


siklus kehidupan manusia umumnya serta pada anak dan remaja
khususnya.
b. Mengutamakan pada health promotion, health maintenance, dan
disease prevention.
c. Merupakan praktik keperawatan non klinis, yaitu di sekolah, rumah,
komunitas.
d. Praktik mandiri dan merupakan pelayanan kesehatan profesional di
sekolah.
e. Penerima pelayanannya adalah individu, orang tua, kelompok, dan
yang ada disekitarnya.
f. Berpraktik sepanjang waktu dan episodik tanpa batasan jam
sekolah.
g. Selama praktik
manajemen,

selalu

profesional,

berkolaborasi,

dengan

menggunakan
disiplin

ilmu

prinsip

lain,

dan

berkolaborasi denga tempat pelayanan kesehatan.


Sementara itu, peran perawat sekolah secara langsung adalah mendidik
siswa mencegah masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul dan
melakukan intervensi sebagai upaya kuratif atau memodifikasi masalah
kesehatan yang terjadi di sekolah dan menggunakan metode pencegahan
dengan tiga tahap, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
5. ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM
Gambaran pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang meliputi kebersihan dan kesehatan pribadi, kebersihan dan
kesehatan mata, kebersihan mulut dan gigi, penyuluhan kesehatan,
pelayanan imunisasi, penerapan dokter kecil pada sekolah sekolah yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Dobo Kabupaten Kepulaun Aru Kota
Mutiara Indah Cenderawasih Lestari Tahun 2012 kurang baik.
a. Kebersihan Dan Kesehatan Pribadi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada sekolah
sekolah secara keseluruhan hasilnya masuk dalam kategori kurang baik
dalam

hal

kebersihan

dan

kesehatan

pribadi.

Kurang

baiknya

pelaksanaan disebabkan karena pelaksanaan tidak berjalan secara


maksimal.
Hal tersebut dibuktikan dengan para siswa sekolah kurang menjaga
kebersihan dan kesehatan pribadi mereka sendiri, seperti merokok baik di
luar

maupun

sembarang

di

dalam

tempat,

lingkungan

kurang

sekolah,

intensinya

para

membuang
siswa

sampah

memeriksakan

kesehatannya secara teratur minimal 2x setahun, masih banyaknya siswa


yang masih malas mencuci tangan dengan bersih serta para siswa malas
untuk menjaga kebersihan kuku mereka.
b. Kebersihan Dan Kesehatan Mata
Pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan mata kurang baik
Jika program ini berjalan secara efektif maka akan sangat membantu para
guru untuk mentrasfer ilmu selama proses belajar mengajar berlangsung
karena semua mata pelajaran yang diberikan oleh guru dapat diserap
dengan baik oleh para murid karena memiliki mata dan tubuh yang sehat
sehingga makin membangkitkan semagat belajar oleh para siswa
c. Memelihara Kebersihan Mulut Dan Gigi
Pelaksanaan program kebersihan mulut dan gigi kurang baik Salah
satu bentuk pengawasan terhadap anak adalah dengan memberikan
pemahaman dan pengertian tentang makanan dan minuman yang tidak
baik untuk kesehatan mulut dan gigi serta bahaya yang ditimbulkan jika
mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak baik bagi kesehatan
mulut dan gigi.
d. Penyuluhan Kesehatan
Evaluasi pelaksanaan program UKS dalam hal penyuluhan
kesehatan

cukup

baik

dengan

tingkat

pengelolaan

yang

sangat

partisipatif. Pentingnya penyuluhan kesehatan karena merupakan pilar


utama Kesehatan Masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena semua
bidang atau program kesehatan mempunyai aspek perilaku. Penyakit

menular maupun tidak menular terjadi, bukan hanya karena adanya egent
atau penyebab penyakit saja, melainkan juga karena perilaku manusia.
e. Imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan evaluasi pelaksanaan program UKS
dalam hal imunisasi cukup baik. Pemberian imunisasi akan meningkatkan
imunitas (kekebalan) anak usia sekolah terhadap campak. Sedangkan
tujuan umum dari pelaksanaan imunisasi adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan anak sekolah dan menurunkan angka kesakitan
campak. Tujuan khususnya di samping untuk meningkatkan kekebalan
adalah agar diperoleh perlindungan anak terhadap penyakit campak
dalam jangka waktu panjang.

f. Dokter kecil
.

Kurang

pelaksanaan

dan

baiknya

pelaksanaan

pengelolaan

dokter

program
kecil

UKS

pada

dalam

siswa

hal

sekolah

disebabkan karena pelaksanaan program UKS dalam hal pelaksanaan


dan pengelolaan dokter kecil tidak berjalan secara maksimal. Hal tersebut
dibuktikan dengan jarangnya dilaksanakan pelatihan dokter kecil oleh
petugas puskesmas sebagai syarat utama penanaman pengetahuan
tentang peran dan tanggung jawab bagi calon dokter kecil dalam
menjalankan tugasnya. (Jonias, 2012)
Hasil Penelitian Amirul Mukminin mengenai program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar di Kota Semarang Tahun
2011 menunjukan pengelolaan program UKS belum maksimal.
a. Fungsi perencanaan belum dilaksanakan dengan baik, karena
sebagian besar sekolah tidak membuat perencanaan jenis kegiatan,
perencanaan jadwal kegiatan, perencanaan pembiayaan serta belum
membuat perencanaan kebutuhan alat dan obat-obatan. Namun
demikian semua sekolah membuat perencanaan jumlah sasaran dan
ketenagaan.

b. Fungsi pengorganisasian belum berjalan baik. Walaupun semua


sekolah

telah

melakukan

kegiatan

penentuan

sumber

daya,

pendelegasian wewenang dan melakukan koordinasi, namun belum


semua sekolah melakukan penyusunan kelompok kerja dan belum
melakukan pembagian tugas kelompok kerja.
c. Fungsi pelaksanaan program UKS belum berjalan baik. Walaupun
semua sekolah ada persiapan petugas; persiapan siswa dan ada
layanan, namun sebagian besar sekolah belum memberikan layanan
dengan maksimal. Layanan hanya kalau ada program dari Puskesmas
d. Fungsi pengawasan belum baik, karena sebagian besar sekolah belum
mendapatkan supervisi, tidak ada evaluasi serta tidak melakukan
pelaporan program UKS.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
hidupnya sebagai sasaran utama. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh
anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kesehatan sekolah yaitu adanya UKS dengan
kegiatan utama yang disebut dengan trias UKS, yang terdiri dari
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat. Namun, dari beberapa penelitian
pelaksanaan program UKS masih belum berjalan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ferry effendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Focusing Resources on Effective School Health. Core Intervention 1:
Health Related School Policies.
http://www.freshschools.org/schoolpolicies-0.htm
Kwarbola, Jonias K., dkk. 2012. Gambaran Pelaksanaan Program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah-sekolah yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Dobo. Maluku: Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan ARU
Mckenzie F James. Finger R Robert, Kotecki, E. Jerome. 2007.
Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran.
Nasrul, effendi. 1998. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC
Nies, Marry A. 2001. Community Health Nursing : Promoting The Health
Of Population:USA: Collage of Nursing and Community Medicine,
Wayne: State University
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Standar
Sarana dan Prasarana SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MI

Anda mungkin juga menyukai