PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dari waktu ke waktu pemanfaatan sinar X menjadi amat berkembang hingga saat
ini. Sampai sekarang, pemeriksaan dalam bidang radiologi ini amat dibutuhkan
sebagai salah satu penunjang diagnostik yang cukup penting, di samping pemeriksaan
laboratorium, patologi anatomik maupun pemeriksaan mikrobiologi. Perkembangan
pemanfaatan sinar X dalam bidang radiodiagnostik pun menjadi makin berkembang
seiring dengan ditemukannya bahan kontras. Bahan Kontras merupakan senyawasenyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur
internal pada sebuah pencitraan diagnostik medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X atau dengan kata lain pemanfaatan bahan kontras ini dipakai untuk
lebih meningkatkan radiolucent maupun radioopaque suatu gambaran organ. Bahan
kontras ditemukan pertama kali pada tahun 1896 dan dipakai untuk pemeriksaan
traktus digestivus. Bahan yang dipakai ialah barium sulfat. Penelitian mengenai
bahan kontras ini terus berkembang hingga pada tahun 1923 ditemukan garam
senyawa iodin yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan colon yang disebut
pemeriksaan Colon In Loop. Baik traktus urinarius dan colon sebagai bagian dari
sistem ekskresi manusia sangatlah penting, sehingga perlu suatu pemeriksaan yang
akurat apabila kedua bagian ini mengalami suatu gangguan atau penyakit. Radiologi
kontras
ganda,sebagaimana
halnya
pada
lambung,
ternyata
mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Fisiologi Kolon
a. Absorbsi air dan elektrolit
Penyerapan air dan eletrolit sebagian besar berlangsung diseparuh
atas colon. Dalam hal ini colon sigmoid berfungsi seebagai
reservoi untuk dehidrasi masa feses sampai defekasi berlangsung.
b. Sekresi mukus
Mukus adalah suatu bahan yang kental yang membungkus dinding
usus. Fungsinya sebagai pelindung mukosa agar tidak dicerna oleh
enzim-enzim yang terdapat pada usus dan sebagai pelumas
makanan sehingga mudah lewat.
c. Menghasilkan bakteri
Bakteri usus besar melakukan banyak fungsi yaitu sintesis vitamin
K dan beberapa vitamin B. Penyerapan selulosa yang berupa hidrat
karbon didalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, sayuran, dan
penyerapan sisa protein yang belum dicerna merupakan kerja
bakteri guna eksresi. Mikroorganisme yang terdapat dicolon terdiri
dari escericia coli dan enterobacter.
d. Defikasi (pembuangan air besar)
Defikasi terjadi karena kontraksi peristaltik rectum. Kontraksi ini
dihasilkan sebagai respon terhadap perangsnagan otot polos
longitudinal dan sirkuler oleh pleksus miesenterikus.
B. Colon In Loop
1. Definisi
3
c. Proyeksi Radiograf
1. Proyeksi Antero Posterior / Postero Anterior
- PP : Pasien diposisikan supine/prone diatas meja pemeriksaan
dengan tubuh berada tepat pada garis tengah meja pemeriksaan.
-
crista illiaka
CP : sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset
Eksposisi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas
Kriteria : menunjukan gambaran flexura hepatica dan colon desenden
5. Proyeksi RPO
9
PP : pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan kurang lebih 3545 terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus disamping tubuh
dan tangan kiri menyilang didepan tubuh berpegangan pada tepi meja.
crista illiaka
CP : sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset
Eksposisi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas
Kriteria : Menunjukan gambaran flexura lienalis dan colon asenden
6. Proyeksi Lateral
- PP : Pasien diposisikan lateral atau tidur miring
- PO : Mid coronal plane diatur pada pertengahan grid, genu sedikit fleksi
-
untuk fiksasi
CR : arah sinar tegak lurus terhadap film
CP : Pada mid corona plane setinggi spina illiaca anterior superior (SIAS)
Eksposisi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas
Kriteria : daerah rectum dan sigmoid serta recto sigmoid
10
plane
objek
sejajar
dengan
garis
tengah
6. Ekspertise
Beberapa aspek yang dinilai antara lain, :
a. Pasase kontras
b. Besar, bentuk dan posisi kolon
c. Mukosa ( penilaiann lebih optimal pada pemeriksaan dengan
doubel contras
7. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin pada pemeriksaan Colon in loop, yaitu :
a. Perforasi
Hal ini disebabkan karena pengisian larutan kontras secara
mendadak dan dengan tekanan yang tinggi. Juga dapat terjadi
akibat pengembangan yang berlebihan.
Hati-hati bila melakukan pemeriksaan terhadap penderita
dengan
riwayat
tifus
abdominalis,
kolitis
12
ulseratif,
b. Reflek fagal
Terjadi keadaan ini biasanya disebabkan pengembangan yang
berlebihan. Pusing, keringat dingin, pucat, pandangan gelap
dan bradikardi merupakan pertanda terjadinya reflek fagal.
Pemberian sulfas atropin dan oksigen dapat mengatasi keadaan
tersebut.
13
BAB III
GAMBARAN PATOLOGIS
Gambaran Radiologis
Prinsip dasar dalam mendiagnosis obstruksi pada usus besar adalah
mendeteksi dilatasi usus hingga satu level di atas usus yang mengalami
kolaps. Lokasi titik transisi ini tidak selalu mudah diidentifikasi. Usus
besar mengalami distensi dengan penyebaran ke perifer disertai gambaran
haustrae yang jelas. Batas cairan yang terlihat pada posisi tegak cenderung
panjang, jika dibandingkan dengan letaknya yang pendek pada obstruksi
usus halus.
14
2. Collitis
Collitis adalah penyakit inflamasi pada colon. Berbagai jenis
penyakit inflamasi colon mengahasilkan perubahan beraneka ragam pada
mukosa dan dindingnya. Tidak ada satupun tanda radiologik yang khas
untuk golongan ini. Perubahan pada colon akibat penyakit ini antara lain
perubahan mukosa yakni hilangnya struktur innominata, granuler, atau
timbulnya ulcer. Kemudian ada perubahan dinding berupa hilang atau
berkurangnya haustrae, kekakuan dan keracunan dinding, lumen
menyempit dan pemendekan kolon.
Yang terpenting adalah membedakan collitis crohn dan collitis
ulseratif karena penyakit ini perjalanannya sangat berbeda baik dalam
komplikasi ataupun prognosisnya. Collitis crohn terbanyak di colon sisi
kanan dan ileum terminal. Perubahan pada collitis crohn bersifat terbatas
dan asimetris. Collitis ulseratif dimulai dari rectum ke arah proksimal.
Mukosanya menunjukkan gambaran granuler dengan bintik-bintik halus
barium diantaranya. Perubahan mukosanya bersifat merata dan simetris.
15
16
tingginya
Bertumbuh pada pemeriksaan serial
Ukuran polip > 10 mm
Terapi
Polip yang kecil dapat dipotong dan diangkat saat kolonoskopi;
perforasi dan perdarahan merupakan komplikasi yang jarang dari prosedur
ini; lesi yang lebih besar membutuhkan reseksi pembedahan formal.
17
18
5. Penyakit Divertikular
Penyakit diverticular merupakan kelainan umum yang ditandai oleh
hipertrofi otot polos kolon yang menyebabkan terbentuknya penonjolan
menyerupai kantung diantara serat-serat otot yang menebal. Terdapat
herniasi pada mukosa dan submukosa pada tempat-tempat yang lemah
pada dinduing usus. Sigmoid merupakan daerah yang paling sering terkena
19
(> 90%) namun dapat terbentuk diverticula dari setiap bagian kolon. Diet
rendah serat tampaknya merupakan penyebab dari keadaan ini.
Pemeriksaan Penunjang Radiologis
Barium enema
Ultrasonografi, CT, dan angiografi mesentrika untuk mengetahui
komplikasi
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan barium enema akan memperlihatkan kantung yang
keluar seperti penonjolan bulat yang rata dari dinding usus. Divertikula
memiliki ukuran yang bervariasi, dari mulai hanya terlihat hingga berupa
kantung oval atau bulat berdiameter beberapa sentimeter. Barium dapat
menetap pada diverticula untuk beberapa minggu karena tidak adanya
mekanisme pengosongan. Kolon sigmoid dapat sempit dan irregular, dan
kadang-kadang penampakannya sangat sulit dibedakan dari karsinoma.
Komplikasi
21
distal yang sama sekali tidak terisi udara dan dilatasi caecal dapat
menimbulkan ancaman perforasi.
f. Volvulus sigmoid
Volvulus sigmoid terjadi ketika terdapat rotasi pada sigmoid di
sekitar aksisnya, terutama pada lingkar (loop) yang sangat panjang,
yang menyebabkan obstruksi lingkar tertutup. Obstruksi yang tidak
dibebskan dapat menyebabkan gangguan vascular, infark usus, atau
perforasi. Pasien langka dan psikistrik jangka panjang sangat
rentan terhadap keadaan ini.
Gambaran Radiologis
Lingkar (loop) sigmoid dapat menjadi sangat melebar hingga
mengisi seluruh abdomen. Sigmoid terlihat sebagai U terbalik dengan tiga
garis yang tampak jelas, dua garis di dinding lateral dan sebuah garis di
bagian tengah yang dihasilkan oleh dua dinding dalam yang ada di
dekatnya, semua berkumpul ke dalam akar mesentrika usus besar di pelvis.
Barium enema menunjukkan adanya obstruksi setinggi volvulus, dengan
lumen usus yang semakin mengecil dan memeberikan gambaran birds
beak.
Terapi
Dekompresi melalui tuba rektal melewati segmen yang terpuntir.
Angka rekuirensi yang tinggi hingga 80% sering membutuhkan reseksi
pembedahan pada lingkar usus yang berlebihan.
22
Gambar 16. Volvulus sigmoid yng disertai distensi sigmoid yang luas
BAB III
23
KESIMPULAN
bahan
kontras
contohnya
Barium
Sulfat
dengan
tujuan
Colon in Loop
tinggi,
sehingga
sangat
membantu
dokter
dalam
mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
24
25