Infeksi Nosokomial disebut juga dengan Hospital acquired infection apabila memenuhi
batasan / kriteria sebagai berikut :
1. Apabila pada waktu dirawat di RS, tidak dijumpai tanda-tanda klinik infeksi tersebut.
2. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut.
3. Tanda-tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak mulai
dirawat.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari nfeksi sebelumya.
5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, tetapi terbukti bahwa
infeksi didapat penderita waktu perawatan sebelumnya dan belum pernah dilaporkan
sebagai infeksi nosokommial.
Kita memahami pengertian sanitasi selama ini sebagai sebuah tindakan terkait dengan
lingkungan, sementara higiene terkait dengan tindakan kesehatan secara personal. Berikut
gambar tentang hubungan dari lingkungan fasilitas kesehatan dan faktor lain terhadap terjadinya
infeksi nosokomial.
PENYEBAB
1. Bakteri
Secara spesifik beberapa bakteri penyebab infeksi penyebab infeksi nosokomial
sebagaimana daftar berikut (Kusnanto, 1997)
Tempat Infeksi
Saluran pencernaan
Bakteri Penyebab
Septikemi
Luka bakar
Luka
Saluran kemih
dan L. pneumophila.
2. Virus
Banyak kemungkinan Infeksi Nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,
termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi, dialysis, suntikan
dan endoskopi. Respiratory Syncytial Virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang
ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV
ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan tranfusi darah. Rute penularan untuk
virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus
respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan Infeksi
Nosokomial adalah Cytomegalovirus, Ebola, Influenza virus, Herpes Simplex Virus, dan
Varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.
3. Parasit dan jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa
dan anak-anak. Banyak parasit dan jamur dapat timbul selama pemberian obat antibiotika
bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus
spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
4. Faktor Alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial pertama disebabkan infeksi dari kateter
urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan
septicemia. Pemakaian infuse dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang
penyakit dalam diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infuse. Komplikasi
kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi.
Pencegahan
Cara paling efektif untuk mengurangi infeksi nosokomial adalah petugas rumah sakit diwajibkan
untuk mencuci tangan secara rutin. Selain itu, mereka diharapkan memakai kain dan sarung
tangan pelindung saat bekerja dengan pasien. Pihak rumah sakit juga diharapkan untuk
mengontrol dan mengawasi kualitas udara di dalam rumah sakit.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan infeksi nosokomial
adalah:
Mencuci tangan. Mencuci tangan secara rutin adalah tindakan terpenting untuk
mencegah penularan infeksi nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan
mikroorganisme kulit dari satu orang ke orang lainnya.
Sistem isolasi. Sistem isolasi berfungsi untuk mencegah penyebaran organisme penyakit
ke bagian lain di dalam rumah sakit. Khususnya diberlakukan pada pasien yang berisiko
menularkan infeksi mereka.
Sterilisasi alat medis. Para staf rumah sakit juga harus mensterilkan peralatan medis
dengan cairan kimia, radiasi ion, pengeringan, atau penguapan bertekanan, untuk
membunuh semua mikroorganisme.
Penggunaan sarung tangan. Selain mencuci tangan, penting bagi staf rumah sakit untuk
menggunakan sarung tangan. Supaya risiko penularan mikroorganise kulit semakin kecil.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari informasi yang saya dapat mengenai Infeksi Nosokomial di dunia, bahkan di
Indonesia dapat disimpulkan bahwa Infeksi Nosokomial ini sangat perlu dikendalikan dan harus
diprioritaskan agar bisa memutus rantai infeksi. Apabila tidak maka semakin banyak orang yang
akan menderita penyakit ini, menurunkan derajat kesehatan, dan juga infeksi nosocomial akan
mencemari citra rumah sakit.
Saran
1.
Rumah Sakit
Perlu adanya tim pengendalian Infeksi Nosokomial. Harus ada pengawasan ketat untuk
pemberian antibiotika, diadakan pemeriksaan kultur ruangan secara berkala, disediakan alat
kesehatan yang dibutuhkan diruang-ruang perawatan yang menunjang untuk kejadian Infeksi
Nosokomial
2.
Staff Kesehatan
Manajer Staff
kepada staff
pelaksana agar
pelayanan tetap berkualitas sesuai dengan instruksi kerja. Bagi supervisor harus selalu ikut
survey terhadap pencegahan Infeksi Nosokomial. Setiap staff hendaknya memotivasi diri sendiri
serta belajar mandiri dalam melakukan pekerjaan sesuai SOP yang ada dan meningkatkan
personal hygiene dan turut serta dalam menjaga sanitasi lingkungan secara profesional.
3.
Pengunjung
Kepada Pengunjung, terutama kepada keluarga terdekat dari pasien diharapkan kesadaran dari
dalam dirinya sendiri untuk tetap mematuhi semua peraturan yang ada di rumah sakit,
berperilaku hygiene dengan tidak meludah sembarangan, membuang sampah pada tempatnya,
menjaga kebersihan diri maupun lingkungan yang ada disekitar di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Andreas Budi K, Sri Seiyarini, Syahirul Alim. Gambaran Ketaatan Perawatan Jalan Nafas dan
kejadian Infeksi Nosokomial Saluran Pernafasan di ICU Rs. X Yogyakarta. Jurnal di Internet.
2009. www.pdii.lipi.go.id
2.
3.
4.
Mardan Ginting. Infeksi Nosokomial dan Manfaar Pelatihan Keterampilan Perawat Terhadap
Pengendaliannya di Ruang RAwat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2001. www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_082_infeksi_nosokomial_(i).pdf
5.
6.
Djoko Roeshadi, Alit Winarti. Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya. 1993. www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_082_infeksi_nosokomial_(i).pdf
7.
7. Teresa C. Horan, M.P.H. John W. White, Ph.D. William R. Jarvis, M.D. T. Grace Emori,
R.N., M.S. David H. Culver, Ph.D. Van P. Munn, B.S. Clyde Thornsberry, Ph.D. David R. Olson,
Ph.D. James M. Hughes, M.D. Hospital Infections Program Center for Infectious
Diseases.Nosocomial Infection Surveillance,
1984.www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00001772.htm
8. LiaNatalia.Pseudomonasaeruginosa,
Penyebab
Infeksi
Nosokomial.
mikrobia
.files.
wordpress.com/2008/05/lia-natalia078114123.pdf
9. Hendro
Wahjono.
Peran
Mikrobiologi
Klinik
2007. eprints.undip.ac.id/320/1/Hendro_Wahjono.pdf
Pada
Penaganan
Penyakit
Infeksi.