1 Comment dan 0 Reactions Sunday, June 20, 2010 Posted by FaiK Fauzi MuLaCheLLa
Serangga dan binatang lainnya banyak yang memberikan keuntungan dalam kehidupan manusia,
namun disamping itu ada pula yang merugikan kehidupan manusia, kerugian yang ditimbulkan
antara lain :
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, perlu diperhatikan cara penanggulangan yang tepat dan tidak
mencemari lingkungan.
Pengendalian
Pengendalian serangga dan binatang penular penyakit adalah upaya pemberantasan dengan
melakukan usaha-usaha yang tepat sehingga tidak menjadi masalah bagi kesehatan/kehidupan
manusia. Ada beberapa cara penanggulangan/ pemberantasan serangga dan binatang penular
(hama) penyakit yaitu :
Cara Biologi yaitu pengendalian hama dengan menggunakan binatang predator, misalnya untuk
memberantas jentik nyamuk Aedes Aegipty dan Anopheles sp. Menggunakan ikan cupang, ikan
kepala timah dsb.
Cara Kimiawi (Chemical Control) yaitu menggunakan bahan-bahan kimia yang disemprotkan,
difumigasikan, atau menjadi umpan beracun.
Dari beberapa cara pengendalia diatas hal yang akan di uraikan pada kesempatan kali ini adalah
pengendalian hama (serangga dan binatang penular Penyakit) dengan mengunakan cara kimiawi
(Pestisida) dan cara pencegahan keracunannya.
Pengertian Pestisida
Sesuai dengan PP No 7 tahun 1973 yang dimaksud dengan Pestisida adalah Semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian
Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik dalam rumah, bangunan dan alat-
alat pengangkutan.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
dan binatang yang perlu dilindungi dengan menggunakan pada tanah, air dan tanaman.
Klasifikasi Pestisida
Formulasi Pestisida
Bentuk formulasi pestisida adalah wujud fisik yang sesuai dengan wujud dari suatu formulasi dan
mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan tujuan penggunaanya, adapun beberapa bentuk formulasi
sebagai berikut :
G (Granular): Butiran
WSC (Water Souble Consentrate): Pekatan yang dapat larut dalam air
S (Suspention): Suspensi
E (Emulsion): Emulsi.
Prinsip pengendalian lalat adalah usaha sanitasi, membatasi tempat perindukan, dan melindungai
makanan dari keterjangkauan lalat, adapun dengan pestisida yaitu :
Saat ini yang paling banyak digunakan adalah pestisida golongan Organofosfat, sintetik peritroid,
golongan IGR. Untuk anti larva digunakan diazinon dengan dosis 0,3-1,0 gr/m2 .
Tekhnik yang digunakan adalah dengan cara residual sprey dan insektisida berbentuk WP (wetebel
Powder) Karena mempunyai masa residu yang lebih lama di bandingkan dengan bentuk EC
(emulsifier concentrate). Namun sebelumnya perlu dilakukan survey evektifitas pestisida terhadap
lalat dosisi yang pas dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu dengan menggunakan cara
inpregneted strip yaitu mencelupkan pita pada insektisida, serta dipasang dimana lalat suka
beristirahat, atau mengunakan umpan dengan mencampur bahan makanan kesuakaan lalat (gula,
susu dsb.) dengan racun (formaldehidyde) sangat efektif membunuh lalat.
Adapun jenis bahan racunnya yaitu : Bendiocarb, chlorfirifos, diazinon, dichlorfos, propoxur dll.
Dari kebiasaan nyamuk mencari makan dapat ditentukan jenis penyemprotan yang tepat sehingga
memperoleh hasil yang optimal, adapun cara penyemprotannya antara lain :
Untuk nyamuk yang hinggap di permukaan dinding sebelum dan sesudah menghisap darah, residual
spreying merupakan tindakan yang tepat. Semua permukaan dinding bagian dalam rumah/bangunan
harus disemprot dengan insektisida dengan dosis tertentu misalnya dengan golongan sintetik
peritroid, golongan OP atau golongan karbamat. Siklus penyemprotan dipertimbangkan dengan
musim kepadatan nyamuk dan lama residu dari insektisida yang digunakan.
Pemberantasan nyamuk dewasa bisa juga dengan cara mengoleskan/merendam kelambu dengan
insektisida golongan sintetik piretroid, misalnya dengan insektisida permetrin dosis 0,5 gr/m2.
Penyemprotan ruang (space spraying) dilakukan terhadap nyamuk anopheles yang mempunyai
kebiasaan menghisap darah/istirahat di luar rumah. Penyemprotan ruang dapat dilakukan dengan
cold fog atau thermal fog. Juga dalam pemberantasan nyamuk Aedes sp. Penyemprotan ruang
merupakan tindakan yang biasanya dilakukan, karena kebiasaan nyamuk yang kurang suka
hinggap/istirahat pada permukaan dinding. Adapun insektisida yang di gunakan yaitu chlorfirifos,
fenthion, propoxur, naled, fenthion, malathion, dichlorfos dll.
Untuk Pemberantasan Larva nyamuk dapat di gunakan jenis larvasida methoda kontak yaitu dengan
bahan kimia themofos, Bacilus thuringiensis, H-14 dll.
Umpan (bait)
Traking powder
Adalah racun tikus dalam bentuk butiran halus yang ditempatkan pada jalan-jalan tikus antara
lobang dengan tempat makanan, rodentisida tersebut akan menempel pada kaki, bulu-bulu dan
menelan pada saat tikus menelan pada waktu melakukan aktifitasnya ( mengerat ). Jenis racun anti
koagulan yaitu Pival, zing fosfat, Warfarin dll.
Fumigasi
Adalah kegiatan menebarkan bahan pestisida bentuk gas secara cepat ke seluruh tempat sasaran
yang tertutup, fumigasi dapat membunuh semua hama yang ada dalam ruangan yang di fumigasi.
Bahan yang digunakan untuk fumigasi adalah : HCN, Methil bromide, Sulfur dll.
Ketika bekerja dengan pestisida, hal yang paling penting adalah pertimbangan keamanan, meliputi
keamanan terhadap penggunaan, orang lain dan binatang piaraan maupun juga lingkungan secara
umum. Toksisitas dan daya racun Pestisida adalah racun yang membahayakan, secara umum
toksisitas dapat diukur dengan menggunakan LD50 (letal dose 50) yaitu bahan kimia yang dapat
mematikan 50% hewan uji (biasanya tikus) semakin kecil nilai LD50 maka bahan kimia tersebut
semakin beracun Jalan pestisida masuk ke dalam tubuh dapat melalui :
Keracunan melalui kulit ini dapat melalui percikan atau rembesan ke dalam kulit saat pencampuran
atau saat menggunakan baju yang sudah terkontaminasi oleh racun. Bahaya keracunan seperti ini
dapat dikurangi dengan cara :
Ganti dan cuci semua pakaian pelindung ketika selesai melakukan penyemprotan.
Walaupun jarang terjadi Namun akibat yang ditimbulkan akan lebih parah, hal ini bisa terjadi
makanan yang tidak sengaja terkontaminasi dengan racun, hal ini dapat dihindari dengan cara :
Apabila terjadi keracunan maka upayakan dimuntahkan, atau segera bawa ke rumah sakit.
Bahan kimia yang mudah menguap biasanya penyabab utama dari keracunan yang disebabkan
melalui inhalasi (pernafasan), sebagai tambahan perhatikan ventilasi pada saat melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengn pestisida, keracunan melalui inhalasi dapat dihindari dengan tindakan
pencegahan sebagai berikut :
Apabila terjadi terhirup segera hindari sumber pencemar dan segera berobat ke rumah sakit atau
balai pengobatan terdekat.
Gejala keracunan dapat timbul secara sendiri atau gabungan, adalah sebagai berikut :
Mata - iritasi, mata merah, penglihatan kabur, mata berair, pupil melebar atau menyempit.
Sistem Pencernaan - mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air ludah, muntah, sakit atau kram
perut, diare.
Agriculture
Toxicology
Or
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik tombol subscribe di bawah untuk berlangganan
gratis, dengan begitu Anda akan mendapat artikel terbaru via email dari www.faikshare.com
FaiK Share. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution of FaiK theme by FaiK MuLaCheLLa |
Distributed by Blogger Templates Blog Corp