2. D. CAP
Tanda dan gejala pneumonia timbul <48 jam dari
waktu perawatan di RS
Didapat sebelum masuk RS (di komunitas)
Dx CAP, adanya infiltrat disertai min. 2 gejala:
Batuk progresif
Dahak purulen
Suhu >38
Leukositosis / leukopenia
Fisik: tanda konsolidasi, suara nafas bronkial, ronki
4. C. Tipe C
8. A. SIRS
Oksigen
Triptan / Ergotamine
Ocreotide
Anastesi lokal (intranasal)
Preventif:
CCB (Verapamil)
Steroid
Litium karbonat
Blok nervus (dengan steroid atau anestetik)
Melatonin
Sangkal total
Ambivalensi
Salahkan faktor lain
Sadar bahwa dirinya sakit + butuh bantuan
namun tidak tahu penyebabnya
5. Sadar bahwa dirinya sakit + butuh bantuan +
tahu penyebabnya, namun perilakunya tetap
tidak sehat
6. Sadar penuh
35. C. Antiansietas
Gangguan ansietas ditandai dengan:
kecemasan (khawatir akan nasib buruk),
Sulit konsentrasi
ketegangan motorik,
gelisah, gemetar, renjatan
rasa goyah, sakit perut, punggung dan kepala
ketegangan otot, mudah lelah
Berkeringat
Insomnia
36. D. Skrofuloderma
Penjalaran perkontinuitatum dari organ dibawah
kulit yang terserang Tb (KGB, sendi, tulang)
Perjalanan penyakit:
Limfadenitis Tb: KGB membesar tanpa tanda radang
Periadenitis: Perlekatan kelenjar dengan jaringan
sekitar
Perlunakan Cold Abses Pecah
Fistel Memanjang, tidak teratur, pus
Sikatrik Skin bridge
37. C. Ektima
Salah satu jenis pioderma
Berupa ulkus superfisial dengan krusta
diatasnya KORENG / BOROK
Penyebabnya Streptococcus sp.
UKK: Krusta tebal, biasanya berwarna kuning.
Ketika krusta dikelupas, terdapat ulkus di
bawahnya.
Pengobatan: Antibiotik
Awam mengenalnya dengan Koreng
Tata laksana:
Reseksi dan kadang diperlukan radiasi untuk
kasus-kasus persisten
Reseksi meliputi rinotomi lateral dan maksilektomi
medial.
Adverse Event
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena underlying disease atau
kondisi pasien.
78. D. Nonunion
Komplikasi setelah pemasangan ORIF
Early
Bengkak
Nyeri
Kaku sendi
Infeksi
114. C. Amitriptilin
121. A. Dopamin
125. E.
Edema Paru Akut e.c STEMI
Klasifikasi Killip (derajat
keparahan):
1.
2.
3.
4.
126. D.
Pasien ini mengalami ketoasidosis diabetik
Manajemen
Operasi Definitif
Harus segera dioperasi mencegah
ambliopia / deprivasi visual lainnya
166. C; 167. B.
Patofis: Hidrops endolimfe pada koklea dan
vestibulum
Gejala: Trias Meniere (vertigo, tinitus, dan tuli
SN, terutama nada rendah). Serangan vertigo
pertama sangat berat. Serangan kedua, dst
dirasakan lebih ringan dan semakin mereda
Terapi: simtomatik (sedatif, antimuntah),
vasodilator perifer, shunt untuk menyalurkan
endolimfe
171. B. OME
192. D. Rujuk
Susp. Atresia Bilier, karena:
Ikterus muncul setelah minggu ke-3
Ikterus hingga tangan-kaki
ASI terus diberikan namun ikterik tak kunjung
hilang
Laboratorium:
Peningkatan ALT/AST
Peningkatan GGT
Peningkatan alkali fosfatase
Diagnostik: USG
Terapi: Portoenterostomi (Kasai Procedure)
Komplikasi:
Progressive liver disease
Portal hypertension
Sepsis
Breastfeeding VS Breastmilk
Laboratorium:
Peningkatan ALT/AST
Peningkatan GGT
Peningkatan alkali fosfatase
Diagnostik: USG
Terapi: Portoenterostomi (Kasai Procedure)
Komplikasi:
Progressive liver disease
Portal hypertension
Sepsis