Anda di halaman 1dari 11

Bab I

Pendahuluan

Imunisasi adalah suatu cara pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan
untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk
menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin
tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit
yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman.
Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek
samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa
kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.1
Berdasarkan asal-mulanya, imunitas atau kekebalan dibagi dalam dua hal,
yaitu pasif dan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar
tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin
yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
imunoglobulin. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri
akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi. 1,2
Haemophilus influenzae tipe B adalah salah satu kuman penyebab penyakit
meningitis dan pneumonia terutama pada anak berumur dibawah 5 tahun dan paling

sering menyebabkan kematian. Vaksin Hib merupakan satu-satunya yang dapat


mencegah sebagian besar penyakit tersebut. Berbagai studi telah dilakukan di
beberapa negara untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut aman, efektif dan
berdaya guna menurunkan angka kematian dan kesakitan. Beberapa negara seperti
Filipina, Thailand dan bahkan Indonesia telah ikut dalam penelitian untuk menguji
vaksin ini. Pada saat ini 34 negara terdiri dari 19 negara industri dan 15 negara
berkembang telah menggunakan vaksin Hib konjugat dalam imunisasi anak secara
rutin. Dari 215 negara dan territorial, sekitar 84% (181 negara) masih belum
menggunakan vaksin Hib untuk program imunisasi. 3

Bab II
Tinjauan Pustaka

Imunisasi HIB
Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk mencekal kuman HiB
(Haemophilus influenzae type B). Kuman ini menyerang selaput otak sehingga
terjadilah radang selaput otak yang disebut meningitis. Meningitis sangat berbahaya
karena dapat merusak otak secara permanen sampai kepada kematian. Selain
mengakibatkan radang selaput otak, kuman ini juga dapat menyebabkan radang paru
dan radang epiglotis. Terdapat dua jenis vaksin Hib konjungat yang beredar di
Indonesia yaitu vaksin Hib yang berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl
ribitol phosphate- konjugasi dengan protein tetanus) dan PRP-OMP (PRP
berkonjugasi outer membrane protein complex). 2,4

Vaksin Hib dan Perkembangannya


Dinding sel Hib terdiri dari polisakarida dikenal sebagai protektif antigen
terhadap hewan percobaan. Ekstrak dari polisakarida mempunyai struktur polyribosyl
ribitol phosphate (PRP). Antibodi terhadap PRP mempunyai efek opsonin pada
peningkatan aktivitas fagositosis bakteri dalam hospes yang dapat menghambat
infeksi Hib. PRP adalah antigen bersifat sel-T independen yang antigenisitasnya
lemah. Sifat inilah yang menyebabkan kekebalan yang ditimbulkan setelah vaknisasi

pada bayi kurang dari 1 tahun sangat rendah. Untuk meningkatkan antigenisitasnya
PRP (hapten) harus dikonjugasikan dengan antigen sel-T dependen (carrier). Vaksin
Hib dikonjugasikan dengan karier yang dapat memberikan kekebalan, dengan
demikian dapat meningkatkan pembentukan antibody terhadap polisakarida dan dapat
membentuk sel memori. 4
Vaksin yang pertama dibuat dari capsul polisakarida tipe b pada tahun 1977 di
Finlandia. Vaksin tidak efektif menginduksi antibodi pada anak berumur kurang dari
18 bulan, namun menunjukkan proteksi pada anak-anak yang lebih tua. Tidak adanya
perlindungan pada umur yang beresiko tinggi menstimulir pengembangan vaksin baru
yang disempurnakan. Imunogenisitasnya dapat ditingkatkan dengan menggabungkan
polisakarida pada antigen protein sel-T dependen, sehingga Hib konjugat dapat
menstimulasi pembentukan antibody terhadap sel-T dependen pada bayi dan dewasa
muda. 5
Saat ini vaksin dalam bentuk kering (lyophilized/freeze dried) telah tersedia.
Tahun 1990 vaksin Hib konjugat diperkenalkan kedalam program imunisasi rutin.
Penyakit sebagian menghilang dari Eropa Barat, Kanada, USA, Australia dan New
Zealand. Efikasi vaksin mencapai 93-100%. Vaksin ini tidak hanya menginduksi
pembentukan antibodi dan ingatan imunologik, tetapi hasilnya dapat menurunkan
kolonisasi Hib dalam nasofaring yang berakibat mengurangi transmisi patogen. 4,5
Persyaratan untuk pembuatan vaksin Hib digunakan oleh WHO Expert Committee on
Biological Standardization pada tahun 1990.

Tipe vaksin Hib


Pada saat ini dikenal 4 tipe vaksin Hib. Tipe vaksin ditentukan berdasarkan
karier yang digunakan dalam pembuatan vaksin, yaitu toksoid difteri, toksoid difteri
dari strain CRM 197, toksoid tetanus, dan OMP (outer membrane protein) dari
kuman Neisseria meningitidis grup B. 5
Perbedaan vaksin ditentukan berdasarkan pada:
-

Carrier Protein yang digunakan


Struktur dan panjang ikatan molekul polisakarida pada carrier protein.
Cara ikatan protein pada karbohidrat
Ratio protein terhadap karbohidrat.

Saat ini dikenal 4 macam vaksin yang telah mendapat izin penggunaannya di
berbagai Negara, yaitu vaksin Hib PRP D, Hib PRP T, Hib PRP OMP, Hib PRP RCM
atau Hib PRP OC (oligo component).
1. Hib PRPD
Vaksin Hib yang dikonyugasikan dengan toksoid diteria merupakan vaksin
yang pertama mendapat izin dan dipasarkan oleh ProHIBIT dari Pateur
Meriux Connaught (PMC) di Amerika tahun 1987. Setiap dosis mengandung
polisakarida (PS) 25 ug dan protein 10 ug.
2. HiB PRP CRM
Vaksin yang dikonjugasikan dengan CRM 2197 yaitu toksoid, difteri yang
dibuat dari varian kuman difteri yang tidak toksik. Dipasarkan oleh
HiBTITER dari Wyeth Lederle Pediatric & Vaccine. Mendapat izin tahun
1988 di Amerika. Setiap dosis vaksin mengandung PS 10 ug dan protein 25 ug
3. HiB PRP OMP

Vaksin dikonjugasi dengan OMP dari strain kuman Neisseria meningitidis


grup B strain B 11. Vaksin dikembangkan oleh Merck and Co dan dipasarkan
sebagai Ped Vax HiB yang mendapat izin di Amerika tahun 1989. Setiap dosis
mengandung PS 7,5 ug dan protein 12,5 ug.
4. HiB PRP T
Vaksin dikonjugasikan dengan toksoid tetanus. Vaksin mendapat izin di
Amerika tahun 1993 dan diproduksi oleh PMC untuk seluruh dunia dan
dipasarkan oleh Smith Kline Beecham (SKB) sebagai Omni HIB. Vaksin
sejenis lainnya adalah Hiberix. Setiap dosis vaksin mengandung PS 15 ug dan
protein 24, sedangkan Hiberix mengandung PS 10 ug dan protein 20-40 ug.

Vaksin Hib Kombinasi


Vaksin Hib kombinasi (gabungan) adalah vaksin Hib yang dicampur dengan
vaksin lain yaitu vaksin DPT Hib dan DPT Hib HB. Penggabungan dengan vaksin
DPT dapat menggunakan vaksin pertusis seluler ataupun aseluler.
Penggunaan vaksin kombinasi dimaksudkan untuk pemberian vaksin secara efektif
dalam hal waktu pemberian suntikan, operasional di lapangan, rantai dingin (cold
chain) penyimpanan vaksin.
Di masa datang kombinasi vaksin akan terdiri dari lebih banyak vaksin.
Sebagai contoh yang saat ini sedang dikembangkan adalah DPT Hib HB IPV, Hib PnMen (Hib, Pneumococcus, Meningitis meningococcus).

Keamanan dan Imunogenitas Vaksin

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa vaksin Hib aman dan efektif.
Berdasarkan beberapa hasil studi, reaksi biasanya ringan dan hilang dalam 12-24 jam.
Di antara ke-4 jenis vaksin hanya ada perbedaan yang kecil dalam frekuensi
dan lamanya reaksi. Imunogenisitas dari semua vaksin Hib tinggi pada orang dewasa
dan anak-anak yang lebih tua, namun berbeda nyata bila diberikan untuk imunisasi
dasar pada bayi. Vaksin Hib PRP-D menunjukkan imunogenisitas yang rendah pada
bayi dibandingkan dengan 3 tipe vaksin Hib yang lain. 4,5

Jadwal imunisasi
-

Vaksin Hib yang berisi PRT-P diberikan umur 2,4, dan 6 bulan.
Vaksin Hib yang berisi PRP-OMP diberikan pada umur 2 dan 4 bulan,

dosis ketiga (6 bulan) tidak diperlukan.


Vaksin Hib dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi (DTwP/Hib,
DTaP/Hib/IPV)

Dosis
-

Satu dosis Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara intramuscular.


Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV (vaksin
kombinasi yang beredar berisi vaksin Hib PRT-P) dalam kemasan
prefilled syringe 0,5 ml.

Ulangan

Vaksin Hib baik PRT-P ataupun PRP-OMP perlu diulang pada umur 18

bulan.
Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan satu kali.

Bab III
Kesimpulan dan Saran
Haemophilus influenza tipe B adalah salah satu kuman penyebab penyakit
meningitis dan pneumonia terutama pada anak berumur dibawah 5 tahun dan paling
sering menyebabkan kematian. Vaksin Hib tergolong vaksin yang efektif dan aman
dengan efek samping yang minimal. Oleh karena itu walaupun imunisasi Hib masih
merupakan imunisasi anjuran namun sebaiknya tetap perlu diberikan.
8

Daftar Pustaka
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dalam : Pedoman Imunisasi Di Indonesia.
Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SR, Kartasasmita CB, Penyunting. Edisi
ke-2,IDAI : Balai Penerbit, 2005. h. 1-256.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Pediatri Pencegahan. Dalam :
Hassan R, Alatas H, Latief A, Penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Balai Penerbit, 2006. h. 18-22.
3. Wahab Samik A. Praktekpraktek imunisasi. Dalam : Bart JK, Penyunting.
Nelson Ilmu kesehatan Anak. Edisi ke-15, 2000.h.1248.

4. Decker MD, Edwards KM. Haemophilus influenza type b vaccines: history,


choice and comparisons. The Pediatrics Infectious Disease Jour. 2008. Vol
17;9. H. 113-6.
5. Eskola J. Analysis of Haemophilus influenza type b conjugate and Diptheria
Tetanus-Pertusis combination vaccines. The Journal of Infectious Diseases.
2006. Vol 174. h. 302-5.

LAMPIRAN

10

11

Anda mungkin juga menyukai