ATELEKTASIS
Disusun Oleh :
Erika Anggraini
110 2011 088
Konsulen Pembimbing
dr. Ida Widayanti, Sp. Rad
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan referat dengan judul ATELEKTASIS untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik Radiologi RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Serang.
Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan referat ini masih jauh dari
sempurna, tetapi penulis mencoba untuk memberikan yang terbaik dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Ida Widayanti, Sp. Rad dan dr.
Indra Kelana, Sp. Rad Selaku perceptor yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis selama mengikuti kepaniteraan klinik radiologi.
Kritik dan saran penulis harapkan guna memperoleh hasil yang lebih baik
dalam menyempurnakan referat ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Serang, Agustus 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Istilah atelektasis berasal dari bahasa yunani, ateles dan ektasis, yang
berarti pengembangan tidak sempurna. Atelektasis merupakan suatu keadaan
dimana sebagian atau seluruh paru tidak dapat berkembang secara sempurna,
hal ini mengakibatkan udara dalam alveoli akan berkurang atau menghilang
sama sekali pada bagian yang tidak berkembang tersebut atau sering juga
disebut kolaps paru (lung collaps).1
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru-paru yang tidak
sempurna dan menerangkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps. Penyebab tidak masuknya udara
ke dalam paru disebabkan oleh sumbatan lumen saluran pernafasan maupun
terhimpit dari luar yang mengakibatkan tertutupnya saluran pernafasan. 1,2
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini
dapat meliputi sub segmen paru atau seluruh paru. Stenosis dengan
penyumbatan efektif dari suatu bronkus lobar mengakibatkan atelektasis
(kolaps) dari suatu lobus, dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang
homogen dengan tanda pengempisan lobus. 3
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dinding toraks dibentuk oleh dua belas pasang iga yang melengkung dan
menyatu di sternum di sebelah anterior dan vertebra torakalis di posterior.
Diafragma, yang membentuk dasar (lantai) rongga toraks, adalah lembaran besar
otot rangka berbentuk kubah yang memisahkan secara total rongga toraks dari
rongga abdomen. Diafragma hanya di tembus oleh esofagus dan pembuluh darah
yang melintas di antara rongga toraks dan-abdomen. Rongga toraks ditutup di
daerah leher oleh otot-otot dan jaringan ikat. Satu-satunya komunikasi ( antara
toraks dan atmosfer adalah melalui saluran pernapasan ke dalam alveolus. Seperti
paru, dinding dada mengandung sejumlah besar jaringan ikat elastik.2,4
2.2.
Definisi Atelektasis
Atelektasis adalah keadaan ketika sebagian atau seluruh paru mengempis atau
tidak mengandung udara. Tidak adanya udara didalam paru terjadi karena seluruh
pernafasan tersumbat sehingga udara dari bronkus tidak dapat masuk kedalam
alveolus, sedangkan udara yang sebelumnya berada di alveolus diserap habis oleh
dinding alveolus yang banyak mengandung kapiler darah.2
napas
yang
terganggu
akan
mempengaruhi
kelancaran
Obstruksi saluran
dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah
terdapat dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam
aliran darah dan alveolus menjadi kolaps.4
Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik
atau ekstrinsik. Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh
sekret atau eksudat yang tertahan. Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya
disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening, aneurisma
atau jaringan parut. Tirah baring yang lama setelah pembedahan
meningkatkan resiko terbentuknya atelektasis resorpsi karena berbaring
menyebabkan pengumpulan sekret mukus di daerah dependen paru sehingga
ventilasi di daerah tersebut berkurang. Akumulasi mukus meningkatkan resiko
pneumonia karena mukus dapat berfungsi sebagai media perkembangbiakan
mikroorganisme. Atelektasis resorpsi juga dapat disebabkan oleh segala
sesuatu yang menurunkan pembentukan atau konsentrasi surfaktan. Tanpa
surfaktan tegangan permukaan alveolus sangat tinggi, meningkatkan
kemungkinan kolapsnya alveolus. 4,7
2. Atelektasis Kompresi
Terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan
eksudat,darah, tumor,atau udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks,
efusi pleura, atau tumor dalam toraks. Keadaan ini terjadi ketika sumber dari
luar alveolus menimpakan gaya yang cukup besar pada alveolus sehingga
alveolus menjadi kolaps.
4. Mikroatelektasis
Mikroatelektasis (atelektasis adhesive) adalah berkurangnya ekspansi
paru-paru yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa kompleks yang paling
penting
yaitu
hilangnya
surfaktan.
Surfaktan memilki
phospholipid
bagian
uang
terselubung
dengan
penarikan
fissure
interlobularis.
5. Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila penyumbatan terjadi
pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan terjadi bayangan
horizontal tipis, biasanya dilapangan paru bawah yang sering sulit dibedakan
dengan proses fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka
biasanya tidak ada keluhan.
10
Indirect Sign :
Vascular crowding
Peningkatan
densitas
Pergeseran hilus
Pergeseram mediastinum ke
(opasifikasi)
Berpindahnya
Paru
Fisura
Penyempitan ICS
11
Radiologi Konvensial
Pemeriksaan rontgen thoraks adakalanya dapat memberikan petunjuk untuk
mendiagnosis atelektasis. Bentuk-bentuk kolaps pada atelektasis secara klinis dan
radiologi, sebagai berikut:
12
13
Kolaps lobus paru. Tampak variasi perpindahan fisura. Warna hitam dan
panah merupakan posisi kolap. A) Kolap lobus superior kanan, B) Kolap lobus
medial kanan, C) Kolap lobus inferior kanan, D) Kolap lobus superior kiri, E) Kolap
lobus inferior kiri10
Kolaps paru menyeluruh
Opasifikasi hemithoraks
Pergeseran mediastinum ke sisi yang terkena (membedakan atelektasis
Kolaps
lobus
pada
kanan atas10
Penurunan volume
lobus kanan atas
paru
14
15
hemithoraks kiri
Mediastinum tertarik ke arah kanan
Gambaran mediastinal wedge (densitas berbentuk segitiga di sudut
costovertebral)
16
This
shows
the
no
le ft,
loss
Mediastinal
Wedge
the
chest X-ray
tracheal
deviation to
right. There is
pleural
effusion on the
and there is
overall volume
of the right
hemithorax,
compared with
left. The
mediastinum
ke kiri)
Penurunan volume pada hemithoraks kiri
17
VV
18
Secara singkat, tanda-tanda radiografi adanya kolap lobaris adalah dengan singkatan
HE DROVE ME, yaitu:11
Hilar displacement (pergeseran hilus)
Elevated hemidiaphragm (Elevasi hemidiafragma)
Displaces fissura (Pergeseran fisura)
Rib crowding (Costae yang merapat)
Opacity of lung tissue (Opasitas pada jaringan paru)
Vascular and bronchial stretching in non collapsed lobes (Vaskular dan bronkhial
yang melurus pada lobus yang tidak kolaps)
Emphysema (Emfisema sebagai kompensasi lobus yang tidak kolaps)
Mediastinal shift (pergeseran mediastinum)
CT Scan
Radiografi
Proyeksi lobus dapat berbentuk V atau V shaped pada daerah apeks paru
Disebabkan oleh oklusi bronkus pad lobus kiri atas (panah putih)
Penurunan volume pada hemithorax kiri
Mediastinum deviasi ke arah kiri
mediastinum ke sisi yang sehat. Hal ini berguna untuk menegakan diagnosis
terutama untuk membedakan atelektasis masif, pneumonia dan efusi pleura
masif.
Foto thoraks proyeksi PA
Tampak gambaran perselubungan tidak homogen pada lobus atas sebelah kanan
dengan gambaran air bronchogram.
terdeteksi
jika
secara
kemunginan
terdapat cairan lebih dari 250 ml. Untuk menegakkan diagnosis, foto thoraks
dekubitus akan mendeteksi pengumpulan subpulmonal.
Jika pada rontgen dada ditemukan adanya daerah radioopak atau putih pada
basal paru, maka dapat dipikirkan kemungkinan adanya efusi pleura,
konsolidasi, peninggian hemidiafragma dan atelektasis paru.
Berdasarkan radiografi dada :
1. Adanya gambaran radioopak luas yang homogen terlihat pada hemithoraks.
2. Lihatlah batas atas radioopak. Perhatikan bahwa batas tersebut naik ke atas
lateral membentuk meniskus (cekung). Ini adalah akibat pengumpulan cairan
pada rongga pleura.
3. Terdapat pergeseran mediastinum dan bergeser manauhi sisi lesi.
4. Sudut costophrenicus tumpul atau menghilang.
5. Kadang-kadang efusi pleura lebih jelas diinterpretasikan pada pandangan
lateral.
21
sumbatan pada paru dan reekspansi segmen paru yang kolaps. Jika penyebab
atelektasis adalah obstruksi parsial, maka langkah pertama adalah menghilangkan
obstruksinya. Sebuah benda asing dapat dihilangkan dengan cara membuat pasien
batuk, dengan suction, dan bronkoskopi. Sumbatan lendir dapat di dilakukan dengan
cara 'drainase postural', yaitu cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru
dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Drainase postural dapat
dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas dan
mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi ateletaksis. Selain itu, pasien
juga dianjurkan untuk berbaring pada sisi normal sehingga paru-paru yang kolaps
mendapat kesempatan untuk kembali berkembang. Pasien dapat melakukan
pernapasan yang dalam dengan tujuan agar paru dapat mengembang. Dalam kasus
atelektasis yang dikarenakan oleh pengumpulan cairan di rongga pleura dilakukan
drainase interkostalis. Jika alveoli mengalami kompresi karena beberapa tumor di
rongga dada, maka pengangkatan tumor dengan operasi harus dilakukan. Tetapi jika
jaringan paru-paru yang rusak diperbaiki dan tidak dapat dikembalikan secara normal
maka satu-satunya jalan untuk jenis atelektasis adalah lobektomi.2
2.10
1.
Komplikasi Atelektasis
Pnemonia. Keadaan ini diakibatkan oleh berkurangnya oksigen dan
kemampuan paru untuk mengembang sehingga secret mudah tertinggal dalam
alveolus dan mempermudah menempelnya kuman dan mengakibatkan
2.
3.
4.
dan
mengakibatkan
dyspnea,
jika
obstruksi
berlanjut
dapat
Prognosis Atelektasis
Prognosis sangat bergantung pada penyebab yang mendasari, dan luasnya paru-paru
yang kolaps. Jika hanya sebagian kecil daerah paru-paru yang kolaps, prognosis
sering sangat baik. Di sisi lain, atelektasis bisa menjadi kondisi yang mengancam
hidup jika sebagian besar paru-paru terlibat, atau gejala-gejala muncul dengan cepat.2
24
DAFTAR PUSTAKA
7. Soeparman, Sarwono Waspadji., 1998. Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai
penerbit FKUI
8. Rasad Sjahriar., 2009. Radiologi Diagnostik. Jakarta: balai penerbit FKUI
9. James D. Crapo, MD, Jeffrey Glassroth, MD, Joel B. Karlinsky, MD, MBA,
Talmadge E. King, Jr, MD,. 2004. Baums Textbook of Pulmonary Disease,
seventh edition, Lippincott Williams Wilkins.
10. http://www.radiologymasterclass.co.uk/gallery/chest/airways/airways_h
11. Wijaya, I Made. 2012. Gambaran Atelektasis Paru.
http://imadewijaya20.blogspot.sg/2012/09/gambaranatelektasis-paru-padafoto.html
25