Anda di halaman 1dari 4

International

Labour
Organization

Lembar Fakta:

Mengapa VCT@Work?
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara
tercepat dalam perkembangan epidemi
HIV di Asia dan seks komersial tanpa
kondom merupakan pendorong utama
epidemi. Survei Biologis-Perilaku
Terpadu (IBBS) pada tahun 2011
menemukan bahwa pekerja konstruksi,
pertambangan, transportasi (darat
dan laut) pekerja, disebabkan oleh
mobilitas, kondisi kerja, dan seringnya
berpisah keluarga mereka, mengalami
peningkatan terbesar dalam prevalensi
HIV dibandingkan dengan kelompok
lain.
Pada bulan Juni 2013, Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO)
bekerjasama dengan Program Bersama
PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) telah
meluncurkan sebuah inisiatif untuk
menjangkau 5 juta pekerja dengan tes
dan konseling HIV yang bersifat sukarela
dan rahasia (VCT@WORK) sampai
dengan tahun 2015. Inisiatif ini akan
memastikan para pekerja yang diuji
positif akan dirujuk kepada layanan
HIV untuk perawatan, dukungan, dan
pengobatan jika dibutuhkan. Inisiatif ini
juga selaras dengan kampanye Getting
to Zero at Work yang menggarisbawahi
kontribusi signifikan dunia kerja

terhadap HIV, yakni nol infeksi HIV baru,


nol diskriminasi, nol kematian akibat
AIDS, dan implementasi Rekomendasi
ILO tentang HIV dan AIDS (No. 200).
Di Indonesia, inisiatif VCT@WORK
diharapkan akan mampu menjangkau
350,000 pekerja untuk berpartisipasi
dalam layanan VCT hingga akhir 2015,
dengan target awal sebanyak 10,000
pekerja pada akhir 2013.
Inisiatif VCT@Work di Indonesia
bertujuan untuk memfasilitasi
dilakukannya tes dan konseling HIV
yang bersifat sukarela dan rahasia,
terutama bagi pekerja di sektor
konstruksi, pertambangan, transportasi,
dan perkebunan. Selain itu, inisiatif ini
juga diharapkan mampu mendorong
implementasi kebijakan perusahaan
dalam melindungi hak pekerja dan
memastikan kerahasiaan status pekerja
yang hidup dengan HIV dan dilindungi
hak-hak mereka untuk bekerja.
Sejak bulan September 2013, kantor
ILO Jakarta dengan PT. Pertamina
(Persero) telah memulai kerjasama dalam
mengimplementasi program pencegahan
dan penanggulangan HIV dan AIDS
di tempat kerja. Kerjasama keduanya
diawali oleh pelaksanaan executive brief
dengan Dewan Direksi PT. Pertamina
(Persero), termasuk oleh Direktur

Serba-serbi HIV, AIDS, dan VCT

Mengapa VCT@Work?

Utama Karena Agustiawan. Selanjutnya,


pada tanggal 24 Oktober 2013 PT.
Pertamina (Persero) mengadakan Training
of Trainer Program HIV dan AIDS di
Tempat Kerja yang dihadiri oleh oleh
perwakilan Serikat Pekerja, fungsi HR,
HSSE, dan Persatuan Wanita Patra (PWP)
dari seluruh Indonesia. Pelatihan ini
bertujuan memperkaya pengetahuan
serta meningkatkan kesadaran peserta
mengenai HIV dan AIDS, dan terutama
terkait program pencegahan dan
penanggulangan (P2-HIV/AIDS) yang
dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero).
Peserta diharapkan mampu menjadi
peer educator, dan agent of change
di lingkungannya masing-masing,
mengingat isu HIV dan AIDS ini masih
sensitif, dan stigma negatif yang masih
kuat di lingkungan kerja Pertamina.

Guna menanggulangi epidemi HIV dan


AIDS yang meningkat di Indonesia,
maka pada tahun 2012 silam PT.
Pertamina (Persero) pun mengeluarkan
sebuah pedoman pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di
tempat kerja. Pedoman ini merupakan
bukti komitmen PT. Pertamina (Persero)
terhadap kesehatan para pekerja
dan juga bangsa Indonesia. Program
Pertamina Peduli HIV/AIDS dilakukan
dengan mempertimbangkan jenis
pekerjaan dan mobilitas pekerja PT.
Pertamina (Persero) yang tergolong
ke dalam kelompok berisiko, serta
penyebaran unit kerja PT. Pertamina
(Persero) di seluruh Indonesia, terutama
di daerah endemis HIV dan AIDS.

T:

Apa itu HIV?

J:

Human Immunodeficiency Virus


adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Secara
perlahan HIV memusnahkan
sel-sel penting yang berfungsi
mengendalikan dan mendukung
sistem kekebalan tubuh manusia,
sehingga kemampuan seseorang
untuk melawan penyakit lain
menurun. HIV merupakan virus
yang menyebabkan AIDS..

T:

Apa itu AIDS?

J:

Acquired Immunodeficiency
Syndrome adalah sekumpulan
gejala yang muncul akibat infeksi
HIV pada stadium lanjut yang
bercirikan infeksi bakteri atau virus
oportunistik akibat kekebalan
tubuh yang menurun atau penyakit
kanker oportunistik yang terkait
HIV, atau kedua-duanya.

T:

Bagaimana HIV ditularkan?

J:

HIV ditularkan melalui pertukaran


cairan tubuh dengan orang yang
terinfeksi, di antaranya melalui
hubungan seks vaginal, anal, atau
oral dengan orang yang terinfeksi,
berbagi jarum suntik narkoba atau
alat tajam lainnya (seperti pisau
cukur, silet) yang terkontaminasi
HIV, menerima transfusi darah
yang terkontaminasi HIV, dan
penularan dari ibu yang berstatus
HIV positif dan tidak menjalani
terapi antiretroviral ke janin/bayi
pada saat kehamilan, kelahiran,
atau menyusui.

T:

Bagaimana cara mencegah HIV


dan menghindari perkembangan
HIV menuju AIDS?

J:

Selain memilih untuk tidak


melakukan hubungan seks,

T:

Apa itu VCT?

J:

VCT merupakan singkatan dari


Voluntary Counseling and Testing
atau Konseling dan Tes Sukarela
guna mengetahui status HIV yang
dimiliki seseorang.

T:

Mengapa VCT penting untuk


dilakukan?

J:

VCT menyediakan kesempatan


untuk mengetahui status HIV
dengan dukungan dari konseling
yang berkualitas, guna membantu
menyerap hasil tes baik yang positif
maupun negatif. Mengetahui status
HIV negatif dapat menjadi motivasi
utama untuk tetap melindungi diri,
terutama bagi mereka yang menilai
bahwa dirinya memiliki risiko
infeksi HIV yang cukup tinggi.
Sementara itu, bagi yang diketahui
berstatus HIV positif maka VCT
tidak hanya mampu memberikan
rujukan kepada berbagai opsi
dukungan, perawatan, dan
pengobatan yang tepat, namun
juga memungkinkan diadopsinya
langkah-langkah pencegahan
lainnya. Diketahuinyastatus
HIV positif akan menimbulkan
motivasi untuk mempraktekkan
gaya hidup yang lebih sehat guna
meningkatkan kesehatan dan
memperlambat perkembangan
infeksi HIV menuju gejala-gejala
lain, termasuk AIDS.

T:

Bagaimana proses
berjalanannya layanan VCT?

J:

Pertama-tama, keikutsertaan
dalam layanan VCT harus
bersifat sukarela. Kemudian,
satu atau lebih sesi konseling
akan ditawarkan sebelum tes
dilakukan yang mana klien dapat
menentukan jika ingin menjalani
tes pada hari yang sama atau
berbeda. Setelah menandatangi
formulir persetujuan, maka tes
HIV akan dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan dan
protokol pengujian HIV yang
telah disetujui. Terakhir, satu atau
lebih sesi konseling akan kembali
diberikan kepada klien, baik pada
hari yang sama atau pun berbeda,
dimana pada saat itu status HIV
akan diberitahukan.

T:

Dimana saya dapat memperoleh


layanan VCT?

J:

Ada beberapa model penyampaian


layanan VCT. Selain terdapat di
rumah sakit dan di klinik-klinik
penyedia jasa kesehatan, layanan
VCT juga tersedia secara mobile
yang secara khusus dirancang
untuk menjangkau suatu kelompok
tertentu. Salah satu layanan
mobile VCT yang saat ini telah
tersedia adalah melalui program
VCT@Work yang dilaksanakan
oleh ILO dengan bekerjasama
dengan UNAIDS dan perusahaanperusahaan yang berpartisipasi.

T: Amankan bekerja bersama


ODHA?
J:

AMAN, karena HIV TIDAK menular


melalui udara, air, maupun
makanan. Juga tidak menular
melalui air liur, dan gigitan
nyamuk. Sehingga hubungan sosial
biasa tidak dapat menularkan HIV

Mengapa VCT@Work?

menjaga kesetiaan seksual


dengan satu pasangan saja, dan
menggunakan kondom secara
benar setiap kali berhubungan
seks, HIV dapat dicegah infeksi
dan perkembangannya menuju
AIDS melalui pendeteksian dini
dengan menggunakan layanan
VCT dan keteraturan konsumsi
terapi antiretroviral ketika diketahui
berstatus HIV positif.

T:

Apakah sudah ada obatnya?

J:

AIDS belum dapat disembuhkan,


namun sudah ada obat untuk
mengurangi penularan, dan
mencegah HIV positif menjadi
AIDS.

Mengapa VCT@Work?

Lembaran Data mengenai HIV


dan AIDS di Indonesia

Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia


perlu menjadi perhatian bersama,
sebab:

1)

Penambahan jumlah kasus


dan wilayah epidemi. Dalam
kurun waktu 13 tahun (20062012), jumlah kasus HIV dan
AIDS di Indonesia menunjukkan
kenaikan yang sangat signifikan,
salah satu yang tercepat di
Asia tenggara, terutama pada
prevelansi penularan HIV terhadap
perempuan, pekerja migran, dan
4M (mobile men with money
in macho environments atau
laki-laki yang berpindah-pindah
dengan uang di lingkungan yang
jantan)

2)

Menyerang usia produktif,


terbanyak pada usia 15 49
tahun

3)

Adanya Fenomena Gunung Es,


dimana orang sudah terinfeksi,
namun tidak tahu status HIV-nya.
Hal ini antara lain disebabkan
kurangnya informasi, dan adanya
stigma negatif, dan diskriminasi
yang masih membudaya di
masyarakat.

4)

Penularan kepada ibu dan anak


semakin meningkat.
Survei Biologis-Perilaku Terpadu
(IBBS) tahun 2011 menunjukkan
bahwa pekerja mobile mengunjungi

pekerja seks lebih sering daripada


pekerja-pekerja lainnya, memiliki
tingkat Infeksi Menular Seksual
(IMS) lebih tinggi, dan memiliki
tingkat penggunaan kondom yang
rendah. Pada saat bersamaan, para
pekerja ini telah menjadi kelompok
yang paling tidak terlayani oleh
program-program HIV saat ini,
terutama dalam kaitannya dengan
pelayanan perawatan Infeksi
Menular Seksual (IMS) serta tes
dan konseling HIV yang bersifat
sukarela dan rahasia (VCT).

Untuk informasi lebih lanjut dan lokasi


layanan VCT silahkan menghubungi:
Health and Medical Management,
PT. Pertamina (Persero)
e-mail: medical.jakarta@pertamina.com
telepon: 021 34832558
atau melalui internal extension
Pertamina Kantor Pusat: 4152

Anda mungkin juga menyukai