Cont...
Zat toksik penyebab keracunan tersering pada anak adalah
kosmetika, bahan kimia rumah tangga (pembersih lantai,
kamper, dll), obat-obatan, senyawa hidrokarbon dan
pestisida.
Sebagian besar pajanan (exposure) adalah melalui saluran
cerna.
Cont...
Tindakan resusitasi dan stabilisasi pada kasus
keracunan tidak berbeda dengan tindakan resusitasi
pada umumnya: ABC (airway, breathing, circulation).
Perbedaan: pada bantuan nafas buatan dari mulut ke
mulut tidak boleh dilakukan secara langsung karena
dapat membahayakan penolong, tetapi harus dilakukan
dengan alat bantu sungkup resusitasi.
Karena sebagian besar kasus keracunan, disertai
muntah yang dapat mengancam tersumbatnya jalan
nafas, maka tenaga kesehatan harus menguasai perasat
untuk membuka dan mempertahankan jalan nafas.
Cont...
Demikian juga kemampuan untuk pemasangan akses
perifer atau intraoseus.
Pemberian cairan resusitasi pada gangguan
keseimbangan air dan elektrolit sama dengan kasus
bukan keracunan.
Cont...
Identifikasi kasus keracunan dilakukan dengan
anamnesis yang lengkap disertai dengan pemeriksaan
fisik yang meliputi aspek DE ( Disability dan exposure).
Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan untuk mengeluarkan
zat toksik dari saluran cerna (pengosongan lambung)
dan menghambat atau mencegah absorbsi.
Teknik pengosongan lambung dilakukan dengan
merangsang muntah dan membilas lambung (gastric
lavage).
Teknik untuk menghambat absorbsi adalah dengan
pemberian arang aktif, pencahar, dan iridasi usus.
Sejak tahun 2004 menurut AACT dan EAPCCT tindakan
dekontaminasi menjadi sangat selektif dan tidak rutin
dilakukan pada setiap kasus keracunan.
Cont..
Meskipun demikian karena beraneka ragam zat toksik,
gambaran dan tanda klinis yang dihadapi maka
tindakan dekontaminasi merupakan keputusan yang
harus diambil melalui analisis dengan
mempertimbangkan
Dampak zat toksik yang tertelan
Risiko yang mungkin terjadi
Keuntungan yang diharapkan dari tindakan
dekontaminasi.
Penawar Racun
Tidak semua zat toksik memiliki zat penawar
spesifik,oleh karena itu penatalaksanaan ditujukan pada
tindakan kegawatan dan terapi suportif saja.
Apabila diketahui zat penawar racun, maka penawar
tersebut diberikan segera pada saat stabilisasi awal.
Cont..
Alkalinisasi urine dengan natrium bikarbonat dilakukan
pada keracunan fenobarbital dan salisilat. Alkalinisasi
urin hanya dilakukan pada keracunan dengan dosis yang
dapat mengancam nyawa. Hemodinamik stabil, fungsi
ginjal normal, dan tidak mengalami edema otak dan paru
Target alkalinisasi adalah PH urine diatas 7,5. Yaitu
dengan pemberian natrium bikarbonat secara intermitten
1-2 mEq/KgBB setiap 1-2 jam dengan pantauan PH
urine.
Simpulan
Prinsip dasar tatalaksana keracunan dengan pajanan
GIT adalah: