Disusun Oleh:
Beni Prasetyo
14/17109/STIPP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengujian organoleptik mempunyai macam-macam cara. Cara-cara
pengujian itu dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian
yang paling populer adalah kelompok pengujian pembedaan (deference test)
dan kelompok pengujian pemilihan (preference test). Di samping kedua
kelompok pengujian itu, dikenal juga pengujian skalar dan pengujian
deskripsi. Jika kedua pengujian pertama banyak digunakan dalam penelitian,
analisis proses dan penilaian hasil akhir, maka dua kelompok pengujian yang
terakhir ini banyak digunakan dalam pengawasan mutu (quality control).
Suatu hal yang sangat penting dalam pengujian, terutama dalam
pengujian pemilihan dan skalar, adalah contoh pembanding. Jika contoh
pembanding diberikan, yang perlu diperhatikan bahwa yang terutama
dijadikan faktor pembanding adalah satu atau lebih sifat sensorik dari bahan
pembanding itu. Karena itu, sifat lain yang tidak dijadikan faktor
pembanding harus diusahakan sama dengan contoh yang diujikan. Hal ini
penting agar panelis tahu sensorik apa yang diujikan dan tidak terjadi
kekeliruan atau salah paham antara pengelola pengujian dan panelis.
Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benarbenar tahumengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering
digunakan untuk menilai mutubahan dan intensitas sifat tertentu misalnya
kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu,digunakan untuk mencari
korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangkapengukuran
obyektif (presisi alat) (Kartika dkk., 1988).
B. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari tentang uji sensori terhadap wortel yang telah diblanching.
2. Memberikan nilai/skor terhadap setiap sampel berdasarkan kesan yang
didapat.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan uji sensori skoring pada wortel yang
diblanching.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Sensori
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah
mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau
sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan dapat
dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan adalah
gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima rangsangan.
Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan
alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan
tersebut
meliputi
kemampuan
mendeteksi
(detection),
mengenali
Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benarbenar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering
digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya
kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu, digunakan untuk mencari
korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran
obyektif (presisi alat). (Kartika dkk., 1988).
Menurut Anonim (2006), uji skoring dilakukan dengan menggunakan
pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengan deskripsi tertentu dari
atribut mutu produk. Pada sistem skoring, angka digunakan untuk menilai
intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu
persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Kegiatan dalam langkah-langkah persiapan antara lain, mengecek nama dan
kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, artinya
memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan
lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek), mengecek
macam isian data. (Arikunto,1993)
Proses perhitungan frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing
kategori disebut tabulasi. Oleh karena itu hasil perhitungan demikian hampir
selalu disajikan dalam bentuk tabel, maka istilah tabulasi sering diartikan
sebagai proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Tabulasi (dalam arti
menyusun data ke dalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan dalam
rangkaian proses analisa data. Dengan tabulasi data lapangan akan segera
tampak ringkas dan tersusun ke dalam suatu tabel yang baik, data dapat
dibaca degan mudah dan maknanya akan mudah dipahami. (Sumarsono,
2004)
Evaluasi sensori merupakan analisis yang menggunakan manusia sebagai
instrument. Salah satu uji sensori yang digunakan meluas adalah uji afektif
secara kuantitatif. Uji afektif bertujuan untuk menilai respon pribadi
(kesukaan atau penerimaan) dari produk tertentu, atau karakteristik produk
spesifik tertentu. Uji afektif kuantitatif dapat dibagi menjadi dua kategori
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat Dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknologi Hasil
Pertanian, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta, Pada hari Jumat 5 Agustus
2016.
B. Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah nampan, kompor, gelas ukur
piring, plastik dan alat tulis. Dan bahan yang digunakan dalam
praktikumadalahwortel yang telah diblanching dengan perlakuan lama waktu
yang berbeda.
C. Prosedur Praktikum
I. Prosedur Teoritis
a. Menyiapkan sampel berupa wortel yang telah diblanching
b. Menyiapkan kuisioner yang berisi perintah kerja.
c. Melakukan uji skoring terhadap 3 sampel agar agar.
d. Mengisikan data tekstur pada lembar yang tersedia secara obyketif.
II.
Prosedur Skematis
Wortel yang telah diblanching
BAB IV
Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum uji skoring pada wortel yang telah
diblanching dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Skoring terhadap wortel yang telah diblanching.
Panelis
Satria
451
4
Adit
Wandra
Danu
Muhammad
Uyun
Naufal
Mahadi
Ade
Vail
Jumlah
Rerata
2
4
3
4
4
2
4
2
2
31
3,1
Kode Sampel
212
937
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
4
49
4,9
4
3
4
4
2
2
2
4
5
32
3,2
Jumlah
11
11
12
12
13
11
9
11
11
11
112
Perhitungan
1. GT
2. FK
= 1122
2
= PxS
3. JK Panelis
112 2
10 x 3
12.544
30
= 418,133
FK
=
1212 +1212 +1442 +144 2+169 2 +1212 +812+ 1212+1212 +1212
3
418,3
=
1.264
3
4. JK Sampel
5. JK Total
6. JK Error
961+ 2401+1024
10
4386
10
FK
418,133
418,133
Tabel ANAKA
Sumber
Keragaman
Panelis
Sampel
Error
Total
db
9
2
18
29
JK
RK
3,2
20,467
18,2
0,3555
10,2335
1,01111
FH
F.Tabel
5%
1%
10,1211** 3,55
6,01
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain, panelis memiliki kepekaan sensori yang hampir sama
hingga pada f hitung panelis tidak ada perbedaan yang sangat nyata.
Sedangkan perlakuan pada wortel yang diblanching sangat memberikan
perbedaan yang sangat nyata sehingga nilai f.hitung pada tabel memiliki
perbedaan yang sangat nyata. Banyak faktor yang mempengaruhi dari nilai
obyektifitas panelis seperti, halo effect, error expectation, motivasi pada diri
sendiri, stimulus error, convergence error dan sugesty.
B. Saran
Pada
praktikum
ini
ada
beberapa
saran
yaitu
yang
pertama
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. Buku Petunjuk Praktikum Pengendalian Mutu Industri Pangan
dan Hasil Perkebunan. Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
Ali Hanafiah, Kemas. 1994. Rancangan Percobaan; Teori dan Aplikasinya. Raja
Grafindo Perkasa : Jakarta.
Anonim, 2006. Pengujian Organoleptik
Pangan. EbookPangan.
Praktikan
(Beni Prasetyo)
LAMPIRAN