PRAKTEK LAPANGAN
ACARA PANEN DAN TAKSASI
Disusun Oleh:
WADI POSTA S. MUHAM
14/17045/THP
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
I.
II.
III.
IV.
V.
PENDAHULUAN ..................................................................................
A. LATAR BELAKANG.......................................................................
B. TUJUAN KEGIATAN......................................................................
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
A. PANEN..............................................................................................
B. TAKSASI..........................................................................................
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA ..........................................
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................
KESIMPULAN ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia.
Devisa negara yang dihasilkan melalui kelapa sawit cukup besar. Produksi
kelapa sawit diharapkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan
produksi CPO dapat dilakukan melalui peningkatan produksi buah kelapa
sawit. Salah satu hal yang berhubungan dengan produksi kelapa sawit adalah
panen. Panen merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan
buah segar matang panen sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip dan
mengumpulkan berondolan, serta mengumpulkan di tempat penampungan
hasil (TPH). Melalui panen akan terlihat bagaimana perawatan terhadap
kelapa sawit dilakukan. Perawatan yang baik akan terlihat melalui hasil
kelapa sawit yang baik.
Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 Tahun. Tanaman ini
termasuk tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat Bungan
jantan dan bunga betina. Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran
yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah
15-30 hari sebelum reseptif (anthesis). Sex rasio adalah angka perbandingan
jumlah bunga betina dan bunga jantan dibagi total jumlah bunga. Angka sex
rasio akan menentukan jumlah produksi tandan buah yang akan dihasilkan.
Produksi buah kelapa sawit dapat diperkirakan melalui taksasi. Taksasi yaitu
kegiatan menghitung tandan buah atau bunga betina untuk memperkirakan
besarnya produksi yang akan dicapai pada masa tertentu dan masa berikutnya
dalam luasan tertentu. Melalui taksasi produksi, dapat ditentukan jumlah
buah yang dapat dipanen pada kebun kelapa sawit. Hal ini penting untuk
memperkirakan keefisienan penggunaan jumlah tenaga kerja pemanen,
angkutan, dan pelaksanaan panen. Dalam pelaksanaan taksasi, kemampuan
untuk mengenal dan mengetahui morfologi bunga buah sangat diperlukan.
Taksasi dilakukan dengan melihat morfologi bunga buah. Untuk itu,
pekerja yang malakukan taksasi harus mengetahui bagaimana ciri-ciri bunga
dan buah pada fase dan umur tertentu. Bunga yang masih mengalami inisiasi
dan bunga yang sudah diserbuki akan berbeda. Begitu pula buah pada umur 1
bulan akan berbeda dengan buah yang berumur 2 bulan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa mampu merencanakan panen.
2. Mahasiswa mengetahui cara panen yang benar pada beberapa komoditas
perkebunan.
3. Mahasiswa mamu melaksanakan cara panen pada beberapa komoditas
perkebunan.
4. Mahasiswa mampu memperkirakan produksi yang akan datang.
5. Mahasiswa mampu menghitung besarnya angka kerapatan panen.
6. Mahasiswa mampu untuk merencanakan panen (merencanakan kebutuhan
tenaga kerja pemanen, biaya, lama atau waktu panen, transportasi dan
sistem panen).
7. BAB II
8. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksasi
9........Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious).
Artinya, pada satu batang terdapat bunga betina dan bunga jantan yang
letaknya terpisah. Namun, seringkali terdapat pula tandan bunga betina yang
mendukung bunga jantan (hermaprodit) (Setyamidjaja 2006). Rangkaian
bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bentuk bunga jantan lonjong
memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga
lebih kecil. Sementara itu, bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung
kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar (Suwarto dan Octavianty,
2010).
10...Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah
ketika bunga tersebut menjelang matang. Bunga betina terletak dalam tandan
yang muncul pada ketiak daun. Bunga jantan ataupun bunga betina biasanya
terbka selama dua hari atau selama 3 5 hari pada satu tandan. Pada tanaman
kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit disbanding bunga
betina, (Setyamidjaja, 2006).
11.Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah
yang terletak di sebelah dalam tandan berukuran lebih kecil dan bentuknya
kurang sempurna dibandingkan dengan yang berada di luar tandan
(Setyamidjaja, 2006). Warna buah pada tanaman kelapa sawit tergantung
varietas dan umurnya. Secara anatomi, buah kelapa sawit terdari dua bagian.
Bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri dari epikarpium dan
mesokarpium. Bagian kedua adalah biji yang terdiri dari endikarpium,
endosperm, dan lembaga atau embrio (Suwarto dan Octavianty, 2010).
12.Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung tandan buah atau
bunga betina kelapa sawit yang dilakkukan untuk mrmbuat perkiraan
produksi 6 bulan atau 3 bulan yang akan datang bahkan perkiraan produksi
yang akan dipanen esok hari. Untuk dapat menyusun pragnosa produksi harus
diketahui perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit.
13.Selama buah kelapa sawit masih muda, yaitu umur 3 4 bulan, buah
kelapa sawit tersebut masih berwarna ungu (sesuai dengan varietas dan
tipenya). Setelah itu, warna kulit buah berubah dari ungu berangsur-angsur
menjadi merah kekuning-kuningan. Pada saat ini, terjadilah proses
pembentukan minyak yang intensif pada daging buah (mesocarp). Butir-butir
tersebut mengandung zat warna karoten yang berwarna jingga (Setyamidjaja,
2006).
B. Panen
14.Hasil tanaman karet yang diambil berupa produksi lateks. Produksi
lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan
pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan
manajemen penyadapan. Selama ini usaha peningkatan produksi lateks dilaksanakan melalui berbagai usaha antara lain melaksanakan teknis budidaya
yang baik seperti menanam klon unggul, pemupukan dengan dosis yang tepat
dan teratur, sistem penanaman dan peme-liharaan yang baik dan sebagainya.
15.Dalam dua sampai tiga dasa warsa ter-akhir ini telah dikembangkan
pula
peng-gunaan
stimulan.
Penggunaan
stimulan
bertujuan
untuk
kenaik-an
hasil
lateks
sehingga
diperoleh
tam-bahan
dengan derasnya aliran lateks. Aplikasi stimulan pada tanaman karet, tidak
semua memberikan respons yang diharapkan. Hal ini tergantung pada masing-masing klon karet. Menurut Heru dan Andoko (2006).
17. Sebagai ukuran jika kadar karet kering lateks lebih kecil dari 30%
dengan pemberian stimulan artinya res-ponnya terhadap stimulan kurang
berarti. Sehingga perlu diketahui jenis-jenis klon yang mempunyai respon
yang baik ter-hadap stimulan berupa zat perangsang tumbuh ethrel yang
berbahan aktif ethepon.
18.BAB III
19.ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
A. Tempat dan Waktu Kegiatan
20.
21.
22.
23.
24.
6. BAB IV
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a. Panen
8.......................................................................................Waktu Panen =
9......................................................................Hasil sampel = 1510 gram
10...............................................................................Jumlah Pohon = 28
11..............Rata rata panen per pohon = 1510/28 = 53,92 gram/pohon
12..............Panen 1 ha = 555pohon x 53,92 gram/pohon = 29.415 gram
13.............................................Jumlah Penyadapan Pertahun = 150 Kali
14.................................S2D2 = 6 bulan x 30 Hari = 180 Hari/2 = 90 Kali
15.................................S2D3 = 6 bulan x 30 Hari = 180 Hari/3 = 60 Kali
16..........Total Berat = 150 Kali x 29,415 Kg = 4412,25 Kg = 4,412 Ton
17.....................................................................Harga Karet / Kg = 8.000
18. Total Pendapatan pertahun = 8.000 x 4.412,25 kg = Rp. 35.298.000
19....Total Pendapatan perbuan = 35.298.000/12 Bulan = Rp. 2.941.500
b. Taksasi
B. Perhitungan
a. Perhitungan Panen
b. Perhitungan Taksasi Panen Harian
c. Perhitungan Taksasi Panen Bulanan
d. Perhitungan Kebutuhan Pekerja
e. Perhitungan Kebutuhan Trasnportasi
C. Pembahasan
20.................................Praktek lapangan kegiatan panen dan taksasi
21.BAB V
22.KESIMPULAN
23.Dari kegiatan praktek lapangan panen dan taksasi dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Panen adalah kegiatan
2. DAFTAR PUSTAKA
3.
LAMPIRAN
4.
5.
Pemanenan karet
6.
7.
8.
9.