Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN

“Lembar Kerja Mahasiswa”

Disusun Oleh :

Nama : Auriga Fatiha Putri Fuada

NIM : 205040207111106

Kelas : A

Asisten : Martha Gresita Damanik

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2021
1. Apa itu persilangan dan apa tujuan dari persilangan ?
Jawab :
Persilangan merupakan perkawinan antar individu ataupun populasi yang
berbeda secara genetik untuk menghasilkan gabungan sifat dari tetua
ataupun rekombinasi gen-gen pada keturunannya. Menurut Sitepu et al.,
2015 persilangan adalah cara yang dilakukan untuk memperbesar
keragaman genetik melalui perpaduan sifat tetua untuk mendapatkan suatu
varietas baru yang diharapkan. Adapun tujuan dari persilangan yaitu
menggabungkan karakter baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas
keragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida dan menguji potensi tetua
(Syukur et al., 2015).
2. Mengapa perlu dilakukan identifikasi bunga sebelum melakukan
persilangan ?
Jawab :
Identifkasi bunga pada saat akan melakukan pernyebukan diperlukan
karena agar mengetahui bunga tersebut jantan atau betina. Selain itu,
agar mengetahui penyesuaian waktu pembungaan karena waktu tanam
tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan
reseptif waktunya bersamaan dan mengetahui waktu emaskulasi serta
penyerbukan, misalnya pada tetua betina waktu emaskulasi harus
diperhatikan (Syukur et al., 2015).
3. Mengapa pada penyerbukan silang tidak dilakukan emaskulasi?
Jawab :
Karena pada dasarnya emaskulasi dilakukan dengan tujuan untuk
membuang semua benang sari yang masih muda dari kuncup bunga betina,
dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami penyerbukan sendiri.
Sedangkan pada penyerbukan silang terjadi dengan cara menempelnya
serbuk sari dari suatu bunga pada kepala putik bunga lain yang berada
pada tumbuhan lain yang sejenis.
4. Jelaskan masing-masing tahapan persilangan tanaman!
Jawab :
Menurut Syukur et al., 2015 menyatakan bahwa tahapan persilangan
diantaranya yaitu :
a. Menyiapkan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan meliputi pisau keeil yang tajam, gunting
keeil, pinset dengan ujung yang runeing, jarum yang panjang dan lurus,
alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol keeil untuk mensterilkan alat-
alat tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat keeil untuk
mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk
sari di atas kepala putik dan kaea pembesar untuk memeriksa kebersihan
kepala putik.
b. Mengidentifikasi bunga
Sebelum melakukan persilangan maka harus mengidentifkasi bunga
yang akan disilangkan dengan tujuan agar mengetahui bunga jantan
atau betina. Untuk membungkus bunga sebelum dan sesudah dilakukan
penyerbukan dapat dipakai kantong dari kain, kelambu, kantong plastik
yang telah diberi lubang-Iubang keeil untuk pemafasan (peredaran udara)
atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga.
c. Pelabelan
Pelabelan ini sangat perlu dalam tahapan perislangan. Label terdiri dari
kertas yang tebal dan kedap air. Label-label tersebut diberi nomor umt
menggunakan pinsil atau bolpoint yang tintanya tidak luntur karena air.
Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya
kertas label mempunyai wama tertentu, misalnya untuk persilangan A X B
wama labelnya merah, untuk A X C wama labelnya putih, untuk D X B
wamanya hijau dan seterusnya dengan wama lain.
5. Mengapa penyerbukan tidak dianjurkan dilakukan saat siang hari?
Jawab :
Waktu yang dianjurkan untuk proses penyerbukan yaitu pada pagi hari
sekitar jam 7-10. Menurut Silitonga (2019) menyatakan bahwa waktu
yang yang baik untuk persilangan tanaman terdapat pada rentang waktu
pukul 09.00 hingga pukul 12.00. Karena di pagi hari kemungkinan bunga
betina mekar (reseptif) cukup besar.
6. Sebut dan jelaskan macam-macam emaskulasi beserta contohnya?
Jawab :
Emaskulasi merupakan suatu tindakan membuang semua benang sari yang
masih muda dari kuncup bunga betina, dengan tujuan agar bunga tersebut
tidak mengalami penyerbukan sendiri (Winawanti et al., 2017).
Macam macam emaskulasi diantaranya yaitu :
a. Metode kliping atau pinset
Pada umumnya kuncup bunga dibuka dengan pinset atau dipotong dengan
gunting, kemudian anter atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini
mudah dilakukan pada tanaman yang bunganya relatif besar, misalnya
cabai, kedelai, tomat dan tembakau. Cara emaskulasi ini praktis, murah
dan mudah dilakukan, namun kemungkinan rusaknya putik dan pecahnya
anter sangat besar, sehingga terjadinya penyerbukan sendiri sangat besar.
b. Metode Pompa Isap (Sucking Method)
Teknik ini mudah dilakukan pada padi. Pada tahap awal metode ini relatif
mahal, karena diperlukan biaya untuk pengadaan alat. Keuntungan
menggunakan metode ono adalah kemungkinan rusaknya kepala putik
(stigma) dan pecahnya anter dan penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik
pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka dengan gunting, kemudian anter
dihisap keluar dengan alat pompa hisap.
c. Metode Pencelupan dengan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol
Untuk tanaman yang bunganya kecil-kecil, seperti sorghum, rumput-
rumputan dan pakan, pembuangan stamen dengan menggunakan pinset
atau gunting sangat sulit. Cara emaskulasi untuk jenis bunga ini adalah
dengan mencelupkan bunga ke dalam air hangat yang mempunyai
temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama 1-10 menit. Cara ini
mahal dan tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan pada air dingin atau
alkohol.
d. Metode Kimia
Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan (male
sterile) pada tanaman. Bahan kimia tersebut diantaranya adalah GA3,
sodium dichloroasetat, ethrel, GA4/7, 2,4 D, NAA. Caranya bahan tersebut
disemprotkan pada bunga yang sedang kuncup dengan konsentrasi
tertentu.
e. Metode Jantan Mandul
Pada beberapa tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau
padi pelaksanaan emaskulasinya sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman
mandul jantan yaitu yang anternya steril dan tidak menghasilkan polen
yang viabel. Sifat mandul jantan ini bisa dikendalikan secara genetik
maupun sitoplasmik
7. Jelaskan apa itu kastrasi dan fungsinya apa ?
Jawab :
Kastrasi merupakan kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di
sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuneup-
kuneup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang
mengganggu kegiatan persilangan. Dan pada umumnya kastrasi dapa
dilakukan dengan menggunakan gunting, pisau atau pinset (Syukur et al.,
2015).
8. Apa itu isolasi dan penyungkupan, serta apa perbedaan dari
keduanya ?
Jawab :
Isolasi memiliki tujuan untuk menghindari bunga yang telah diemaskulasi
diserbuki oleh polen asing yang dilakukan pada bunga jantan atau bunga
betina, di mana dilakukan dengan cara menyingkup atau mengkerudung
bunga menggunakan kantong. Akan tetapi, isolasi tidak hanya dilakukan
pada saat selesasi melakukan emaskulasi, tetapi juga dilakukan setelah
selesai melakukan penyerbukan (Amzeri et al., 2020)
Penyungkupan memiliki tujuan untuk memanipulasi panjang hari menjadi
lebih pendek yang dapat dilakukan dengan menggunakan plastik hitam
agar braktea dapat muncul secara serempak. Metode ini dilakukan untuk
memperpendek panjang hari atau photoperiodisitas (Shintia et al., 2017).
9. Mengapa pelabelan penting untuk dilakukan?
Jawab :
Tujuan dari pelabelan dalam proses persilangan ini yaitu untuk
memenandai bahwa bunga tersebut sudah terpolinasi atau terserbuki.
Dalam kertas label diisi tetua jantan dan betina, waktu polinasi, nama
penyilang. Menurut Ekawati (2017) pemasangan label ini
menyesuaikan dengan kekuatan bunga dan tangkai bunga, label terbuat
dari bahan yang tidak mudah rusak dengan tulisan menggunakan pensil
yang berisi kode induk jantan & induk betina, tanggal kastrasi & tanggal
penyilangan, nama penyilang serta diikat dengan tali/benang yang lembut
dan agak longgar.
10. Sebutkan dan Jelaskan apa saja yg memepengaruhi keberhasilan
persilangan
Jawab :
Keberhasilan persilangan merupakan indikator dalam menentukan
kompabilitas antara tetua persilangan. Faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan saat persilangan diantaranya kondisi polen tetua jantan dan
tingkat kompabilitas persilangan. Keberhasilan persilangan dipengaruhi
oleh self incompability, intensitas polinasi serta cuaca saat polinasi
(Widyasmara et al., 2018). Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh
Alfiyah et al., 2017 yang menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan persilangan yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal misalya kegagalan tanaman pada saat berbunga,
bunga rontok saat sebelum atau sesudah fertilisasi, rendahnya produksi
polen, polen tidak viabel dan mandul jantan serta keberhasilan kesesuaian
keberhasilan persilangan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan yaitu unsur hara, temperatur, air, intensitas cahaya matahari
dan waktu polinasi, misalnya pada tanaman yang kekurangan nutrisi atau
unsur hara akan berdampak pada proses pembungaan atau misal bunga
rontok serta bunga muncul sedikit). Adapun ciri ciri dari keberhasilan
persilangan ini adalah ditandai dengan bunga betina (silk) semakin layu
dan mengering dan tidak mengalami pemanjangan, serta tongkol hasil dari
persilangan menunjukan adanya pembesaran (Julianto et al., 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, L., Izmi, Y dan Ksuwanto. 2017. Studi Keberhasilan Kacang Bogor
(Vigna Subtteranea L.) Galur Introduksi Galur Lokal. Jurnal Produksi
Tanaman 5(12) : 2041-2046.
Amzeri, A., Siti, F., Mohammad, S dan Yusy, P. 2020. Petunjuk Praktikum
Metode Pemuliaan Tanaman. Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura.
Ekawati, E. 2017. Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat. Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Julianto, R. P. D., Sri, U. L dan Astri, S. 2017. Identifikasi dan Evaluasi Kegiatan
Breeding Tanaman Jagung Pada Kelompok Tani di Kabupaten Lumajang.
Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat.
Shintia, M., Sisca, F dan Ariffin. 2017. Pengaruh Waktu dan Lama Penyungkupan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kastuba (Euphorbia pulcherrima Wild.).
Journal of Agriculture Science 2(1) : 64-68.
Silitonga, D. L. 2019. Pengaruh Teknik dan Waktu Terhadap Persentase
Keberhasilan Persilangan Padi Beras Merah dan Padi Beras Putih (Oryza
Sativa L.). Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara.
Sitepu, M. B., Rosmayati dan Mbue, K. B. 2015. Persilangan Genotipe-
Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Hasil Seleksi pada Tanah
Salin dengan Tetua Betina Varietas Anjasmoro. Jurnal Online
Agroekoteknologi 3(1) : 257 – 263.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Widyasmara, N. I., F. Kusmiyati dan Karno. 2018. Efek xenia dan metaxenia pada
persilangan tomat ranti dan tomat cherry. J. Agro Complex 2(2) : 128-136.
Winawanti, N. I. D., Noer, R. A dan Damanhuri. 2017. Perbedaan Waktu
Emaskulasi Terhadap Keberhasilan Persilangan Gandum (Triticum
Aestivum L.) di Cangar Batu. Jurnal Produksi Tanaman 5(3) : 410-416.

Anda mungkin juga menyukai