TINJAUAN TEORI
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PASIEN DENGAN MASALAH HIPERTHERRMI
1.1. Definisi :
Hiperthermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas
kisaran normal. (NANDA ,2012 - 2014).
Hiperthermi merupakan keadaan
ketika
individu
respon
suhu
terhadap
merangsang
hipotalamus.
Dengan
adanya
Pembentukan
prostaglandin otak
Merangsang hipotalamus
meningkatkan titik patokan suhu
(set point)
Menggigil , peningkatan suhu
basal
HIPERTERMI
disebabkan
oleh
peningkatan
produksi panas :
1.5.1.1. Hipertermia maligna
Hipertermia maligna biasanya dipicu oleh obatobatan anesthesia. Hipertermia ini merupakan
miopati akibat mutasi gen yang diturunkan secara
autosomal dominan. Pada episode akut terjadi
peningkatan
rangka
kalsium
sehingga
intraselular
terjadi
dalam
kekakuan
otot
otot
dan
sehingga
pemberian
antipiretik
tidak
bemanfaat.
1.5.1.2. Exercise-Induced hyperthermia (EIH)
Hipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak
besar/remaja
yang
melakukan
aktivitas
fisik
dengan
pada
dewasa.
Kelainan
endokrin
yang
sering
dihubungkan
dengan
yang
disebabkan
oleh
penurunan
pelepasan panas :
1.5.2.1. Hipertermia neonatal
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari
kedua dan ketiga kehidupan bisa disebabkan oleh:
a.
Dehidrasi
Dehidrasi pada masa ini sering disebabkan oleh
tinggi.
Hipertermia
jenis
ini
merupakan
karena
hipertermia
dengan
infeksi.
Pada
yang
tinggi,
tidak
berespon
baik
dengan
Trauma lahir
Hipertermia yang berhubungan dengan trauma
termasuk
menurunkan
suhu
bayi
secara
cepat
bayi
lebih
dari
390C
dilakukan tepid
Heat stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh >
perubahan
gambaran
EKG.
Anak
dengan
di
ICU,
suhu
tubuh
segera
diturunkan
dapat
membutuhkan
juga
terjadi
transfusi.
anemia
Pada
berat
pemeriksaan
yang
fisik
seperti
penanganan
heat
stroke
dan
menjelaskan
beberapa
maturitas
bayi
batang
berpengaruh
kejadian
ini
adalah
pada
terjadimal-development atau
otak
terhadap
yang
tertunda
sehingga
pusat chemosensitivity,
bayi
tertelungkup.
berhubungan
dengan
menyebabkan
hilangnya
Hipertermia
SIDS
diduga
karenadapat
sensitivitas
pusat
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH
HIPERTERMI
2.1. Pengkajian
Dimulai dari pengumpulan data, urut-urutannya adalah :
2.1.1. Identitas pasien
Meliputi nama , umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan
,pendidikan.
2.1.2. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (11 POLA GORDON) :
1. Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan
Keluhan Utama :
Meliputi keluhan yang paling dirasakan pasien saat
pengkajian.
Misalnya : DS : px mengatakan badan nya terasa
panas.
terdahulu
selain
pasien
masuk
ke
RS.
limfe
apa
tidak,
ada
pembesaran
datar(flat),cekung,atau
buncit,
tidak.
Auskultasi : peristaltik usus
hepar
atau
tidak,
terdapat
redup.
d) Genetalia anus :
Genetalia :
Pernah mengalami
atau
ada
kelainan
tidak.
Anus :
Pernah mengalami atau ada kelainan pada
Problem
Hipertermi
mengatakan
badan nya terasa
panas.
DO : Suhu tubuh
39oC
Mukosa
bibir
kering
Badan
teraba
hangat
2.2.2 Rumusan diagnosa
Hipertermi berhuungan dengan dehidrasi ditandai
dengan px mengatakan badan nya terasa panas, suhu
tubuh 39oC, mukosa bibir kering ,badan teraba hangat.
Mandiri :
Intervensi :
1. Pantau suhu pasien (derajat dan pola) ; perhatikan mengigil atau
diaforesis.
2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur,
sesuai indikasi.
3. Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alcohol.
Rasional :
1. Suhu 38,9-41,1oC menunjukkan proses penyakit infeksius akut.
Pola demam dapat membantu dalam diagnosis : mis, kurva
demam lanjut berakhir lebih dari 24 jam menunjukkan pneumonia
pneumokokal, demam scarlet atau tifoid : demam remiten
(bervariasi
hanya
beberapa
derajat
pada
arah
tertentu)
untuk
kulit.
Kolaborasi :
Intervensi :
1. Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen
(tylenol).
2. Berikan selimut pendingin.
Rasional :
1. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme,
dan
meningkatkan
Daftar Pustaka
Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Carpenito , Lynda Juall.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8 Definisi
dan Klasifikasi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Geissler, Alice C, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Herdman, T. Heather.2012.NANDA International Diagnosis Keperawatan 2012
2014.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter , Patricia A., dkk.2005.Fundamental Keperawatan.Edisi 4.Jakarta :
Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Sudarti
Neonatus
Resiko Tinggi
dan