Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

PENYEBAB
GEJALA
PATOGENESIS PENYAKIT
GEJALA KLINIS
KOMPLIKASI
PENANGANAN DAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN

Diabetes Melitus
Pendahuluan
enyakit diabetes terdapat pada sekitar 1%
wanita usia reproduksi dan 12%
diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.
Gejala Umum dari Diabetes Melitus (DM)
Banyak kencing (poliuria).
Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar
(polifagia).
Letih, lesu.
Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan
kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus
vulvae pada wanita

P
2
Pembagian DM
DM tipe 1
- Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
- Autoimun, idiopatik
DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya
daya kerja insulin atau keduanya.
DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,
obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain.

DM pada masa kehamilan = Gestasional


Diabetes
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM
sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes
yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu
diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang
disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer.
3
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes
termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe
II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).
Diagnosis
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu
200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200
mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap
makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan
tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
biasa
Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai
malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
Diperiksa kadar glukosa darah puasa
4
Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa),
atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam
waktu 5 menit
Berpuasa kembali sampai pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam

sesudah beban glukosa


Selama proses pemeriksaan, subyek yang
diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria
normal atau DM, maka dapat digolongkan ke
dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
- TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah
pembebanan antara 140 199 mg/dl
- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 125
mg/dl.
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari
pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di
klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari
hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
5
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali
untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab
lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200
300 mg%
Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300
400 mg%
Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400
mg%
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
pedoman.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh
30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional
sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000
gram
6. Adanya glukosuria
7. Riwayat bayi cacat bawaan
8. Riwayat bayi lahir mati
9. Riwayat keguguran
10. Riwayat infertilitas
11. Hipertensi
6
Komplikasi pada Ibu
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan
pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 2030 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi

5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
Masalah pada anak
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis,
neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. hipocalcemia
7. kematian perinatal akibat diabetik
ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
Penderita DM Gestasional memunyai resiko yang
tinggi terhadap kambuhnya penyakit diabetes
yang pernah dideritannya pada saat hamil
sebelumnya.
Saran: 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu
tersebut melakukan test plasma glukosa puasa
dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena
diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun
kemudian
7
Prinsip Pengobatan DM:
1. Diet
2. Penyuluhan
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5. Cangkok pankreas
Tujuan Pengobatan:
Mencegah komplikasi akut dan kronik.
Meningkatkan kualitas hidup, dengan
menormalkan KGD, dan dikatakan penderita
DM terkontrol, sehingga sama dengan orang
normal.
Pada ibu hamil dengan DM, mencegah
komplikasi selama hamil, persalinan, dan
komplikasi pada bayi.
Prinsip Diet
Tentukan kalori basal dengan menimbang
berat badan.
Tentukan penggolongan pasien: underweight
(berat badan kurang), normal, overweight
(berat badan berlebih), atau obesitas
(kegemukan)
Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm)
100) X 100%
Underweight: < 90%
Normal: 90110%
8
Overweight: 110130%
Obesitas: > 130%
Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang,
berat, akan menentukan jumlah kalori yang
ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.
Status gizi
Penyakit penyerta

Serat larut dan kurangi garam


Kenali jenis makanan
Penyuluhan terpadu untuk penderita DM dan
lingkungannya
Penyuluhan dari Dokter, Perawat dan ahli gizi di beberapa RS sudah ada Klinik Diabetes
Terpadu.
Sasaran: Penderita, keluarga penderita, lingkungan
sosial penderita.
Obat DM
Meningkatkan jumlah insulin
Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide,
dsb.)
Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
Insulin injeksi
Meningkatkan sensitivitas insulin
Biguanid/metformin
Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
Memengaruhi penyerapan makanan
Acarbose
Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral
(minuman manis atau permen)
9
Sasaran pengontrolan gula darah
Kadar gula darah sebelum makan 80120mg/dl
Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140
mg/dl
Kadar HbA1c < 7%
Penanganan Diabetes pada Kehamilan
Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin.
Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil:
1. Mencegah timbulnya ketosis dan
hipoglikemia.
2. Mencegah hiperglikemia dan glukosuria
seminimal mungkin.
3. Mencapai usia kehamilan seoptimal
mungkin.
Biasanya kebanyakan penderita diabetes atau DM
gestasional yang ringan dapat di atasi dengan
pengaturan jumlah dan jenis makanan, pemberian
anti diabetik secara oral, dan mengawasi
kehamilan secara teratur.
Karena 15-20% dari pasien akan menderita
kekurangan daya pengaturan glukosa dalam masa
kehamilan, maka kelompok ini harus cepat-cepat
diidentifikasi dan diberikan terapi insulin. Bila
kadar plasma glukosa sewaktu puasa 105 mg/ml
10
atau kadar glukosa setelah dua jam postprandial
120 mg/ml pada dua pemeriksaan atau lebih,
dalam tempo 2 (dua) minggu, maka dianjurkan
agar penderita diberikan terapi insulin. Obat DM
oral kontraindikasi. Penentuan dosis insulin
bergantung pada: BB ibu, aktivitas, KGD,
komplikasi yang ada.
Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin

3 kali sehari, dosis dinaikkan bertahap sesuai


respons penderita.
Penyuntikan Insulin
1. Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml
(unit/ml).
2. Kenali jenis spuit insulin yang tersedia: 40
u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml.
3. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha
bagian luar, perut, sekitar pusat.
4. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti.
5. Suntikan diberikan secara tegak lurus.
6. Pasien segera diberi makan setelah suntikan
diberikan. Paling lama setengah jam setelah
suntikan diberikan.
7. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat
melihat dengan jelas angka pada alat suntik.
8. Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan
kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,
dan mudah dibawa-bawa.
11
Bagaimana wanita dengan diabetes?
Dapat hamil dan punya anak sepanjang
gula darah terkontrol.
Disarankan memilih kontrasepsi dengan
kadar estrogen rendah.
Dapat memakai pil tambahan hormon
progesteron.
IUD dapat menimbulkan risiko infeksi.
Tanda Komplikasi DM
Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,
ulkus/ gangren.
Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal
(gagal ginjal kronik), syaraf (stroke,
neuropati).
Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.

Anda mungkin juga menyukai