Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan adanya peningkatan
resistensi terhadap aliran udara. Gangguan yang bersifat progresif ini disebabkan karena
terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi dalam kurun
waktu yang cukup lama dengan gejala utama sesak nafas, batuk dan produksi sputum. 1
Banyak penyakit yang dikaitkan dengan merokok, salah satunya adalah PPOK. Angka
kesakitan penderita PPOK laki-laki mencapai 4% dan angka kematian mencapai 6%. Sedangkan,
angka kesakitan penderita PPOK wanita adalah 2% dan angka kematiannya mencapai 4%
dengan usia diatas 45 tahun. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia World Health
Organization (WHO), dari seluruh perokok di dunia, sekitar 84% berada di negara berkembang.
Depkes RI pada tahun 2004 melaporkan bahwa penduduk Indonesia hampir 70% telah memulai
merokok pada usia anak-anak dan remaja. Kondisi ini akan menyebabkan mereka sulit untuk
berhenti merokok dan membuat mereka memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami penyakit
yang berhubungan dengan merokok di usia pertengahan.2 Di Indonesia, PPOK menempati
urutan kelima sebagai penyakit penyebab kematian dan diperkirakan akan menduduki peringkat
ketiga pada tahun 2020 mendatang.2
Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut
seperti onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertengahan; perkembangan gejala
bersifat progresif lambat; riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam ruangan, luar
ruangan, dan tempat kerja); sesak pada saat melakukan aktivitas; dan hambatan aliran udara
umumnya ireversibel (tidak bisa kembali normal).1
Dalam mendiagnosis PPOK diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang baik. Perlu adanya suatu kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit
PPOK, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik
dan lengkap, diagnosis PPOK serta pemeriksaan penunjang dapat membantu terutama bila gejala
klinis kurang memadai. Penegakan diagnosis sedini mungkin sangat bermanfaat agar bisa
diberikan terapi yang tepat dan meminimalkan komplikasi. Edukasi masyarakat mengenai faktor
risiko, higienitas pribadi dan sanitasi lingkungan sangat diperlukan untuk mengurangi kejadian
PPOK.

Anda mungkin juga menyukai