Kecemasan berada disekitar kita dengan akibat menurunnya kualitas hidup.
Diamerika disebut dengan nama gangguan anxietas (Anxiety disorders). Gangguan
ini merupakan bencana besar bagi 19 juta penduduk amerika. Servei yang dipublikasikan pada bulan januari 2001 oleh para peneliti UCLA, menunjukkan lebih dari 25% orang Amerika mengalami gangguan kecemasan. Jika kesehatan mental merupakan anak tiri dari system perawatan kesehatan. Kata jerylin Ross, selaku presiden direktur Anxiety disorders Association Amerika, maka kecemasan merupakan anak tiri dari anak tiri, Sigmund Freud mengidentifikasi dua bentuk kecemasan yang pokok, yaitu : Pertama, memiliki sifat biologis Kedua, sebagai factor ketergantungan psikologis lainnya. Factor-faktor yang mempengaruhi kecemasan, ternyata antara aspek-aspek yang telah mereka teliti meliputi, :
Terdapat komponen genetic terhadap kecemasan
Scan otak dapat melihat perbedaan terutama pada pasien kecemasan yang respon dengan signal berbahaya System pemroses informasi dalam otak kita berjalan singkat dan hal ini dapat direspons dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman tersebut Akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi ancaman yang menyertainya namun akan terjadi pemisahan mekanisme yang mengendalikan respons kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar control.
Gangguan Kecemasan dapat muncul dalam berbagai bentuk. DSM-IV
menuliskan bentuk kecemasan, meliputi : Gangguan panic dengan dan tanpa agoraphobia Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic Fobia spesifik dan social Gangguan obsesif-komplusif Gangguan stress pasca-trauma (setelah trauma) Gangguan stress akut Gangguan Kecemasan umum
Gangguan Kecemasan akibat kondisi kesehatan (medis) umum
Gangguan Kecemasan akibat zat Gangguan Kecemasan yang tidak ditentukan Kecemasan depresif campuran
Cara untuk menghadapi kecemasan :
Terapi sikap Terapi mental Antidepresan Zat penenang minor Pelatihan Tindakan alternative Perubahan gaya hidup Kecemasan adalah sinyal yang menyadarkan seseorang untuk memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan guna mengatasi ancaman. Pengalaman kecemasan memiliki 2 komponen : 1. Kesadaran akan adanya sensasi fisiologis (seperti berdebar-debar dan berkeringat) 2. Kesadaran berada dalam keadaan gugup atau ketakutan Kecemasan normal ditemukan pada :
Bayi yang ditinggal orangtuanya
Anak yang masuk sekolah untuk pertama kalinya Anak remaja yang mengadakan perjanjian pertama dengan pacarnya Orang dewasa yang menghadapi hari tuanya dan saat mau meninggal.
Keadaan cemas (Anxietas)
Anxiestas
Anxiestas adalah perasaan yang menetap berupa kekuatan atau
kecemasan (was-was, khawatir dan cemas) yang merupakan respons terhadap ancaman yang akan dating. Dianggap berbahaya atau hal tersebut dapat merupakan perasaan yang ditekan kedalam bawah alam sadar bila terjadi peningkatan akan adanya bahaya dari dalam.
Hamper semua individu pernah mengalami kecemasan meskipun
hanya sekali dalam hidupnya, terutama sebagai problem-problem kehidupan yang semakin banyak. Teori penyebab terjadinya anxietas 1. Teori psikoanalisis Menurut sigmun freud, anxietas disebabkan oleh karena ID yang tidak terkontrol. Ego yang tidak dapat diterima dan super ego yang terganggu. Dalam keadaan normal hal tersebut akan dipespsi di bawah alam sadar dalam bentuk mekanisme pertahanan. Berdasarkan teori diatas, maka anxietas dapat terbagi atas : ID/impulse anxiety : perasaan tidak nyaman pada anak Separation anxiety : pada anak yang merasa takut akan kehilangan kasih saying orang tuanya. Castration anxiety : merupakan fantasi kastrasi pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan pembentukan impuls seksual. Super ego anxiety : pada fase akhir pembentukan super ego yaitu pada fase pebertas. 2. Teori tingkah laku Anxietas merupakan suatu kondisi sebagai respons terhadap stimulus/suasana lingkungan yang spesifik. Konsep perilaku pada anxietas non-fobia, karena adanya perasaan bersalah, yang merupakan penyimpingan pemikiran yang berlawanan, atau maladaptasi (kesalahan penyesuaian perilaku dan gangguan emosional) 3. Teori eksistensi Biasanya hal ini berlaku untuk gangguan cemas yang menyeluruh yaitu bila seseorang merasa cemas akan hidupnya dan perasaan takut akan kematian. Teori eksistensi tentang kecemasan memberikan model untuk gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), dimana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis. Bila terjadi gangguan cemas menyeluruh, seseorang yang merasa cemas akan hidupnya dan perasaan takut akan kematian. 4. Teori biologi
Teori biologi tentang kecemasan telah dikembangkan dari penelitian praklinis
dengan model kecemasan pada binatang dan berkembangnya pengetahuan tentang neuorologis dasar dan kerja obat psikoteraoeutik. Sejarah anxietas Freud menggambarkan untuk pertama kalinya nama neurosis anxietas untuk sindroma ini, dan membedakannya dari kategori neurasthenia. Westpal telah menggambarkan sindroma agoraphobia dan sebenarnya juga secara tidak nyata menyatakan tentang anxietas. Namun, klasifikasi gangguan anxietas baru merupakan fenomena abad 20. Sebelum abad keduapuluh nomenklatur diagnostic hanya terfokus pada masalahmasalah yang dianggap organic dan system diagnostic. Dalam The American Medico psychological Association tahun 1869 hanya menyertakan demensia sederhana, epileptic, senilis dan organic, idiot, kretinisme, dan bentuk-bentuk penyakit lain. Sejak saat itu teori psikoanalitik memperkenalkan konsep neurosis dengan gejala utama kegelisahan yang disebabkan oleh konflik-konflik tidak sadar. Namun pada tahun 1980, system diagnostic diubah secara radikal untuk mengklasifikasikan anxietas berdasarkan gangguan deskriptif yang sama jika etiologinya tidak diketahui, dan bukan berdasarkan dugaan etiologi. Gangguan-gangguan yang memiliki anxietas dan atau penghindaran akan sebagian gejala dominannya digolongkan sebagai gangguan anxietas. DSM-III-R diluncurkan sebangai suatu system diagnostic interim yang digantikan oleh SDM-IV pada tahun 1992, saaat mana SDMIV maksut diterbitkan bersamaan dengan the international classication of disease 10, yang dikeluarkan oleh world health organization. Sisrem hierirkis SDM-III-R kadang kala memperlihatkan bahwa diagnosis anxietas mengabaikan kriteria yang lain, terlihat pada pelonggaran dan klasifikasi gangguan anxietas dalam DSM-IIIR (APA,1987) Gejala-gejala anxietas normal Selama individu masih dapat mengatasi stresot yang ada, maka kecemasan itu masih bersifat normal. Anxietas yang normal sumber kecemasannya dapat diusut, masih ddalam taraf sehat, dapat ditolerir dan tidak akan mengganggu kehidupan seseorang.
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan kita. Ia memperingatkan
akan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Ketakutan merupakan sinyal yang menyadarkan akan adanya bahaya dan dibedakan dari kecemasan. Rasa takut merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas dan bukan bersifat konflik. Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual. Sensasi kecemasan sering di alami oleh hamper semua manusia. Perasaan tersebut ditanadai rassa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik. Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang. Hampir satu abad yang lalu, Sigmund freud memperkenalkan istilah neurosis kecemasan (anxiety neurosis) dan mengidentifikasikan bentuk kecemasan. Kecemasan dihasilkan oleh libido yang terbendung. Dengan kata lain, suatu peningkatan ketegangan seksual yang fisiologis akan menyebabkan peningkatan libido yang menyertainya, yang merupakan suatu perwakilan mental dari peristiwa fisiologis tersebut. Penyaluran ketegangan tersebut menurut freud, berkaitan dengan hubungan seksual. Keadaan kecemasan meninggi berhubungan dengan penghambatan libidinal misalnya neurestenia, hipokondriasis dan neurosis kecemasan. Semua ini dipandang freud sebagai memiliki suatu dasar biologis. Gejala daripada anxietas,terdiri dari: 1. Gangguan somatic : tremor, panas dingin, kejang, berkeringat, palpitasi, nausea (nek), diare, mulut kering, libido yang menurun, sesak nafas dan kesukaran untuk menelan. 2. Gangguan kognitif Kesukaran untuk berkonsentrasi, kebingungan, kekuatan akan lepas kendali atau akan menjadi gila, dan kewaspadaan yang berlebihan serta pikiran akan malapetaka yang besar. 3. Gangguan perilaku Ekspresi ketakutan, iritabilitas, imobilisasi, hipertensi dan penarikan diri dari masyarakat. 4. Gangguan persepsi Depersonalisasi dan derealisasi.