Anda di halaman 1dari 37

INTEGRASI AGAMA DAN SAINS

May 9, 2013lulukbiologi Leave a comment

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diskursus tentang integrasi sains dan agama bukanlah hal baru. Relasi keduanya
dianggap sebagai isu klasik yang menarik dan telah lama mewarnai corak pemikiran para
agamawan, termasuk di kalangan masyarakat muslim. Setiap kali isu perjumpaan
keduanya, yaitu sains dan agama didengungkan kembali.
Minimal terdapat dua pelajaran mendasar, pertama mengingatkan para agamawan
belakangan atas sikap traumatika masa lalu mengenai relasi kritis keduanya, kedua
membukakan kenangan baru untuk bernostalgia terhadap kesuksesan relasi dinamis antar
keduanya. Kenangan di atas, baik yang pesimis maupun yang optimis sama-sama tidak
pernah pudar dari cita-cita idealnya untuk mengkonstruk kembali pengalaman gemilang
para akademisi muslim yang respon terhadap paradigma integrasi tersebut. Sikap
optimistik terintegrasinya dua entitas tersebut semakin menguat, ketika mereka tanpa
sengaja mengenang kembali bukti riil pola integrasi yang dilakukan oleh para filsuf
muslim beberapa abad yang silam. Di mana, masing-masing filsuf terkemuka tersebut
dalam upayanya membedah hakikat kebenaran selalu menggunakan dua pendekatan
holistik-integralistik, yaitu melalui penalaran rasional-diskursif (filsafat) pada satu sisi
dan kesadaran emosional-intuitif (batin) pada sisi yang lain. Filsafat dalam hal ini
mewakili dimensi sainsnya, sementara batin mewakili aspek agama. Inilah yang menurut
al-Jabiri disebut dengan pendekatan bayani(tek), burhani (filsafat) dan irfani (agama).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana integrasi agama dan sains?
2. Apa saja Model-model integrasi agama dan sains?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Integrasi Agama dan sains
Dalam buku Intimations of Reality, Peacock mengambarkan sains dan agama sebagai
suatu entitas yang memiliki persamaan dan perbedaan, dan relasi diantara keduanya
terjadi hanya dalam tataran intelektual. Hal ini didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa
manusia pada saat ini sedang menjalani hidupnya dalam konteks sains. Artinya, segala
pola pikir dan tingkah laku manusia dalam hidupnya telah dikuasi oleh cara pandang
sain terhadap dunia. [1]

Agama, karena sifatnya yang sangat mendasar,jelas tidak seharusnya didekati secara
ilmiah. Sebab justru dari agamalah nilai etika masyarakat manusia dikembangkan.
Bukan sebaliknya. Sedang asumsi dasar ilmiah,jelas juga tidak boleh melanggar nilainilai etis yang ada.[2]
Tidak semua agama merasakan perlunya ilmu agama. Sebab,setiap agama mempunyai
sifat maupun ajaran pokoknya, yang perlu dipegang teguh terutama oleh para
rokhaniawannya.
Namun perkembangan zaman menuntut analisis maupun fatwa yang diharapkan sejalan
dengan wawasan para ilmuwan. Karena itu selalu diperlukan pendekatan dari pihak
ilmuwan kepada rokhaniawan. Sebab, buat masyarakat modern,ilmuwan dan
rokhaniawan merupakan tokoh-tokoh yang sangat mempengaruhi tata nilai peradaban
masyarakat umum. [3]
2.2 Model-model integrasi agama dan sains
1. Model Konflik.

Model ini berpendirian bahwa agama dan sains adalah dua hal yang tidak sekedar
berbeda tapi sepenuhnya bertentangan. Karena itu, seseorang dalam waktu bersamaan

tidak mungkin dapat mendukung teori sains dan memegang keyakinan agama, karena
agama tidak bisa membuktikan kepercayaan dan pandangannya secara jelas (straight
forword), sedang sains mampu.
1. Model Independen.

Model ini berpendirian bahwa agama dan sains memiliki persoalan, wilayah dan metode
yang berbeda, dan masing-masing memiliki kebenarannya sendiri sehingga tidak perlu
ada hubungan, kerjasama atau konflik antara keduanya.[4]
1. Model Dialog (contact).

Model ini bermaksud mencari persamaan atau perbandingan secara metodis dan
konseptual antara agama dan sains, sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan antara
keduanya.
1. Model Integrasi (Confirmation)

Model ini berusaha mencari titik temu pada masalah masalah yang dianggap
bertentangan antara keduanya.. Pada model ini posisi sains adalah memberikan
konfirmasi (memperkuat atau mendukung) keyakinan tentang Tuhan sebagai pencipta
alam semesta.[5]

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Agama dan sains dalam pentas kehidupan manusia adalah dua entitas yang berbeda
sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Kendati dalam
kerangka filosofis keduanya berbeda, tetapi dalam konteks historis. pernah dilakukan
upaya-upaya konsolidatif, baik dalam bentuk kontraproduktif maupun dalam bentuk
mutualistik. Upaya konsolidatif ini dilakukan agar diantara keduanya tidak menjadi
instrumen dan medium percekcokan dan sumber konflik bagi kehidupan manusia, tetapi
sebaliknya diupayakan menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan kearifan dan
kesadaran dinamis dalam diri manusia dalam hubungannya dengan alam (makrokosmos)
dan dalam hubungannya dengan sesama manusia (mikrokosmos) dan dalam
hubungannya dengan yang Ilahy (transcendental). Dengan demikian, baik agama
maupun sains sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran
manusia.

INTEGRASI AGAMA DAN SAINS


May 9, 2013 Leave a comment
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diskursus tentang integrasi sains dan agama bukanlah hal baru. Relasi keduanya dianggap
sebagai isu klasik yang menarik dan telah lama mewarnai corak pemikiran para agamawan,
termasuk di kalangan masyarakat muslim. Setiap kali isu perjumpaan keduanya, yaitu sains dan
agama didengungkan kembali.

Minimal terdapat dua pelajaran mendasar, pertama mengingatkan para agamawan belakangan
atas sikap traumatika masa lalu mengenai relasi kritis keduanya, kedua membukakan kenangan
baru untuk bernostalgia terhadap kesuksesan relasi dinamis antar keduanya. Kenangan di atas,
baik yang pesimis maupun yang optimis sama-sama tidak pernah pudar dari cita-cita idealnya
untuk mengkonstruk kembali pengalaman gemilang para akademisi muslim yang respon
terhadap paradigma integrasi tersebut. Sikap optimistik terintegrasinya dua entitas tersebut
semakin menguat, ketika mereka tanpa sengaja mengenang kembali bukti riil pola integrasi yang
dilakukan oleh para filsuf muslim beberapa abad yang silam. Di mana, masing-masing filsuf
terkemuka tersebut dalam upayanya membedah hakikat kebenaran selalu menggunakan dua
pendekatan holistik-integralistik, yaitu melalui penalaran rasional-diskursif (filsafat) pada satu
sisi dan kesadaran emosional-intuitif (batin) pada sisi yang lain. Filsafat dalam hal ini mewakili
dimensi sainsnya, sementara batin mewakili aspek agama. Inilah yang menurut al-Jabiri disebut
dengan pendekatan bayani(tek), burhani (filsafat) dan irfani (agama).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana integrasi agama dan sains?
2. Apa saja Model-model integrasi agama dan sains?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Integrasi Agama dan sains
Dalam buku Intimations of Reality, Peacock mengambarkan sains dan agama sebagai suatu
entitas yang memiliki persamaan dan perbedaan, dan relasi diantara keduanya terjadi hanya
dalam tataran intelektual. Hal ini didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia pada saat ini
sedang menjalani hidupnya dalam konteks sains. Artinya, segala pola pikir dan tingkah laku
manusia dalam hidupnya telah dikuasi oleh cara pandang sain terhadap dunia. [1]

Agama, karena sifatnya yang sangat mendasar,jelas tidak seharusnya didekati secara ilmiah.
Sebab justru dari agamalah nilai etika masyarakat manusia dikembangkan. Bukan sebaliknya.
Sedang asumsi dasar ilmiah,jelas juga tidak boleh melanggar nilai-nilai etis yang ada.[2]
Tidak semua agama merasakan perlunya ilmu agama. Sebab,setiap agama mempunyai sifat
maupun ajaran pokoknya, yang perlu dipegang teguh terutama oleh para rokhaniawannya.
Namun perkembangan zaman menuntut analisis maupun fatwa yang diharapkan sejalan dengan
wawasan para ilmuwan. Karena itu selalu diperlukan pendekatan dari pihak ilmuwan kepada
rokhaniawan. Sebab, buat masyarakat modern,ilmuwan dan rokhaniawan merupakan tokohtokoh yang sangat mempengaruhi tata nilai peradaban masyarakat umum. [3]

2.2 Model-model integrasi agama dan sains


1. Model Konflik.
Model ini berpendirian bahwa agama dan sains adalah dua hal yang tidak sekedar berbeda tapi
sepenuhnya bertentangan. Karena itu, seseorang dalam waktu bersamaan tidak mungkin dapat
mendukung teori sains dan memegang keyakinan agama, karena agama tidak bisa membuktikan
kepercayaan dan pandangannya secara jelas (straight forword), sedang sains mampu.
1. Model Independen.
Model ini berpendirian bahwa agama dan sains memiliki persoalan, wilayah dan metode yang
berbeda, dan masing-masing memiliki kebenarannya sendiri sehingga tidak perlu ada hubungan,
kerjasama atau konflik antara keduanya.[4]
1. Model Dialog (contact).
Model ini bermaksud mencari persamaan atau perbandingan secara metodis dan konseptual
antara agama dan sains, sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan antara keduanya.
1. Model Integrasi (Confirmation)
Model ini berusaha mencari titik temu pada masalah masalah yang dianggap bertentangan antara
keduanya.. Pada model ini posisi sains adalah memberikan konfirmasi (memperkuat atau
mendukung) keyakinan tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta.[5]

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama dan sains dalam pentas kehidupan manusia adalah dua entitas yang berbeda sebagai
sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Kendati dalam kerangka filosofis
keduanya berbeda, tetapi dalam konteks historis. pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif,
baik dalam bentuk kontraproduktif maupun dalam bentuk mutualistik. Upaya konsolidatif ini
dilakukan agar diantara keduanya tidak menjadi instrumen dan medium percekcokan dan sumber
konflik bagi kehidupan manusia, tetapi sebaliknya diupayakan menjadi sumber inspirasi untuk
meningkatkan kearifan dan kesadaran dinamis dalam diri manusia dalam hubungannya dengan
alam (makrokosmos) dan dalam hubungannya dengan sesama manusia (mikrokosmos) dan

dalam hubungannya dengan yang Ilahy (transcendental). Dengan demikian, baik agama maupun
sains sama-sama mengabdi untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Djalaluddin. 2003. Psikologi Agama Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan Pustaka
Titus, Harold H. 1984. Persoalan-Persoalan Filsafat, terj. HM. Rasjidi: Jakarta: Bulan Bintang
Baqir, zainal abidin. 2005. Integrasi Ilmu dan Agama interpretasi dan aksi. Bandung: Mizan
Pustaka
Pranggono, Bambang. 2006. Percikan Sains dalam Al-Quran. Bandung: Mizan Pustaka
Dj, Abdul Syakur. 2005. Integrasi Ilmu Sebuah rekonstruksi holistik. Bandung: Mizan Pustaka

[1] Rakhmat, Djalaluddin. Psikologi Agama Sebuah Pengantar. 2005

[2] Baqir, zainal abidin. Integrasi Ilmu dan Agama interpretasi dan aksi. 2005

[3] Dj, Abdul Syakur. Integrasi Ilmu Sebuah rekonstruksi holistik. 2005

[4] Pranggono, Bambang. Percikan Sains dalam Al-Quran. 2006.

[5]Titus, Harold H.. Persoalan-Persoalan Filsafat, terj. HM. Rasjidi. 1984

PROTEIN FOLDING
May 9, 2013 Leave a comment
Luluk Maftuhah (10620008)

PROTEIN FOLDING

Protein dibentuk oleh kombinasi 20 macam asam amino yang berbeda. Ada banyak kombinasi
yang bisa terbentuk. Secara umum, 40-1000 asam amino terhubung bersama-sama untuk
membuat satu protein. Perlu diketahui seluruh proses pembentukan tubuh kita dibantu oleh
protein. Protein lah yang diyakini sebagai hasil akhir dari proses penterjemahan gen. . Secara
umum, urutan protein asli sel melipat menjadi unik tiga-dimensi (3D). struktur yang
mampu melaksanakan fungsi spesifik protein . Sel-sel hidup menyimpan sekuens asam amino
dari banyak protein berbeda dalam bentuk urutan DNA. Urutan DNA dijabarkan sesuai dengan
kode genetik yang terkenal ke dalam sekuens asam amino. Rantai asam amino dari protein yang
baru disintesis harus melipat ke dalam struktur yang tepat .Gambar diatas menunjukkan protein
yang dirancang berubah dari tidak terlipat menjadi bentuk dilipat.
Protein adalah molekul yang konfirmasinya dinamis dan dapat mengalami pelipatan (folding)
dan penguraian dalam kisaran waktu milidetik. Protein melipat menjadi bentuk kritis.. Teori
lama menyatakan protein melipat untuk menciptakan bentuk karakteristik dan fungsi biologis.
Teori ini mengusulkan bahwa protein mulai melipat di tempat-tempat tertentu di sepanjang
rantai asam amino (polipeptida) yang berisi kelompok nonpolar dan terus melipat oleh agregasi.
Proses pelipatan membutuhkan waktu milidetik atau lebih, Pelipatan protein juga membutuhkan
energi. Sebuah protein selalu melipat sehingga mencapai energi serendah mungkin. Chaperon
yang merupakan protein yang membantu pelipatan/pembongkaran lipatan nonkovalen dan
pemasangan/pelepasan protein dengan struktur makromolekul lain, berfungsi terutama jika
terjadi kesalahan pelipatan protein. Sedang Calnexin adalah chaperon yang berfungsi memonitor
pelipatan dan perakitan glikoprotein.

SUKU KOROWAY PAPUA


May 9, 2013 Leave a comment

Mengintip kehidupan suku Korowai di


Irian Jaya
Tanah Papua memang menyimpan sejuta pesona. Selain hutan rimbanya yang misterius, budaya
yang berlindung dibalik rerimbunan klorofil juga sangat menawan. Selain flora dan fauna yang
masih lestari ditambah panorama alam yang sedap dipandang mata, Bumi Cendrawasih ini juga
memiliki keunikan yang tidak banyak diketahui oleh orang banyak.

Selain keindahan dan kekayaan alamnya, kehidupan suku-suku di Papua sangatlah menarik.
Salah satunya adalah Suku Korowai, yang tinggal di rumah pohon setinggi 15 hingga 50 meter.
Mereka punya pelajaran tentang kecintaan terhadap alam. Suku Korowai mendiami wilayah
Kaibar, Kabupaten Mappi, Papua. Jika berkunjung ke rumah pohon Suku Korowai, maka kita
harus menelusuri lebat dan liarnya hutan Papua. Menelusuri hutan lebat Papua, berarti
menelusuri hutan yang masih sangat alami dan tidak pernah dirusak oleh tangan-tangan manusia.
Menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab dari Suku Korowai. Mereka sangat peduli
dengan alam Papua.
Sepanjang jalan kita akan menemukan satwa-satwa, seperti burung urip atau nuri Papua,
serangga hutan, kupu-kupu hutan dan bahkan burung cendrawasih yang berkeliaran bebas di
hutan tersebut. Pepohonan-pepohonan yang besar dan mempunyai tinggi puluhan meter, terik
matahari, serta udara yang sejuk.
Pada tahun 1995, George Steinmetz, seorang fotografer mendokumentasikan suku orang-orang
yang tinggal di pohon di Irian Jaya. Mereka sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan orang
asing dan mereka tidak mengenal bahasa mereka hanya memakai bahasa suku saja.Jauh
dipedalaman rimba Papua, tepat dikaki gunung Jaya Wijaya terdapat suku Korowai yang tinggal
di pesisir sungai Brazza. Kurang lebih 3.000 orang yang tergabung dalam masyarakat suku
Korowai tinggal dengan cara yang masih sangat tradisional dan menjaga adat istiadat yang
mereka percaya.
Suku Korowai adalah suku yang tinggal di tanah Indonesia. Secara geografis, masyarakat
Korowai adalah penduduk Indonesia. Namun jangan tanyakan hal tersebut oleh masyarakat
Korowai, berada di perkampungan masyarakat Korowai seakan berada di tempat lain yang tidak
terpetakan. Menuju ke tempat ini pun harus ditempuh dengan perjalanan udara, menelusuri
sungai, berjalan kaki menembus belantara serta melewati rawa dan lumpur.
Suku Korowai hidup di pedalaman hutan rimba kaki Gunung Jaya Wijaya, Papua, Indonesia.
Sampai sekarang suku ini masih dalam kondisi Primitif alias belum kenal pendidikan (baca &
tulis). Cara hidup yang unik dan menyatu dengan alam membuat tempat ini banyak dikunjungi
oleh wisatawan baik domestik maupun manca negara.
Secara lokasi, dapat dipastikan kehidupan masyarakat Korowai masih sangat tradisional. Tidak
ada rumah sakit atau fasilitas umum lainnya. Semua seakan menyatu dengan alam yang menjadi
nilai luhur masyarakat Korowai. Uniknya tidak hanya cara hidup yang masih tradisional,
masyarakat Korowai juga dikenal dengan sebutan manusia phon karena rumah mereka
memang berada diatas pohon.
. Sangat jarang ditemukan artikel tentang kehidupan mereka dalam bahasa Indonesia. Justru
banyak peneliti asing yang mengunjungi mereka dan mempelajari kehidupan suku mereka yang
unik.
Suku Korowai adalah salah satu suku di Irian yang tidak memakai koteka. Berikut beberapa dari
budaya-budaya Suku Karowai:

1. Kaum lelaki suku ini memasuk-paksa-kan penis mereka ke dalam kantong jakar
(scrotum) dan kemudian pada ujungnya mereka balut ketat dengan sejenis daun.
2. Sementara kaum perempuan hanya memakai rok pendek terbuat dari daun sagu. Sagu
adalah makanan utama mereka.
3. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.
4. Rumah Pohon Suku Korowai sangatlah unik. Mereka membangun rumah di atas pohon
supaya tidak terganggu dari serangan binatang buas. Bahan yang digunakan untuk
membuat rumah pohon tersebut, berasal dari rawa dan hutan di sekitar mereka. Seperti
kayu, rotan, akar, dan ranting pohon. Sungguh suatu keajaiban dunia. Bahan-bahan yang
sederhana tersebut dapat dibentuk menjadi sebuah rumah yang kokoh dan indah di pohon
dengan ketinggian 15 hingga 50 meter.
Tinggi di atas tanah sebuah hutan, jauh di hutan dataran rendah berawa Papua, rumah pohon
menyapa mata penjelajah dari penjuru dunia. Rumah pohon di ketinggian lebih dari 80 kaki di
atas tanah. Ini adalah konstruksi suku Korowai, suku yang menghiasi tubuh mereka dengan
tulang dan salah satu di antara adat mereka adalah kanibalisme.
Rumah pohon yang dibangun dengan kayu yang diambil dari hutan sekitar tempat tinggal yang
ingin mereka bangun dengan menggunakan kapak yang terbuat dari batu. Rumah ini melindungi
diri dari panas dan serangga di bawah hutan belantara, melindungi mereka pula dari banjir yang
menghadang ketika musim hujan. Selain itu rumah ini memiliki fungsi yakni sebagai benteng
tempat berlindung ketika terjadi konflik antar suku.
Diatas ketinggian hingga mencapai 20 meter, masyarakat Korowai tinggal lazimnya orang yang
tinggal di rumah pada umumnya. Uniknya, lokasi rumah yang berada diketinggian pohon
tersebut, tidak menjadi masalah bagi para penghuninya termasuk orang tua (kakek, nenek) anak
kecil, ibu yang menggendong bayi hingga wanita hamil sekalipun.
Rumah pohon yang ditinggali masyarakat Korowai terbuat dari kayu yang diambil dari sekitar
hutan. Cara membangun rumah ini pun masih menggunakan metode tradisional dengan
menggunakan kapak yang terbuat dari batu. Rumah pohon bagi masyarakat Korowai adalah hal
yang sangat krusial dalam kehidupan. Rumah Pohon dibuat untuk menghindari serangan
binatang buas serta nyamuk penyebar malaria. Selain itu, rumah pohon juga sangat berguna
untuk mengontrol hewan perburuan seperti babi hutan.Terdapat beberapa alasan mengapa suku
Korowai membuat rumah di atas pohon yang sangat tinggi:
Menghindari gangguan binatang buas,
Srategi berburu, karena dari atas pohon mereka dapat dengan leluasa mengontrol rusa dan babi
hutan yang melintas di bawah rumahnya,
Tentunya karena adat istiadat mereka yang telah turun temurun, serta paktor alam yang
membuat mereka merasa lebih aman.

Ketika kita naik dan sudah berada di rumah pohon, lautan hutan yang hijau dan awan yang biru
akan membuat Anda ingin lebih lama tinggal di rumah pohon. Dari ketinggian puluhan meter di
atas tanah, kita dapat melihat dengan jelas hutan Papua yang lebat dan indah. Mungkin, bisa
dibilang kita sedang melihat sebagian paru-paru Indonesia.
1. Suku Korowai hanya turun dari rumah untuk mencari makanan, seperti buah-buahan dan
daging. Uniknya, mereka berburu hanya sedang lapar.
2. Selain itu, mereka juga tidak pernah menebang sembarang pohon. Mereka menebang
pohon hanya untuk keperluan secukupnya. Maka tidak heran, jika sudah sejak ratusan
tahun Suku Korowai menetap di hutan Papua, namun hutannya masih lebat dan terjaga
kelestarian flora dan faunanya.Kadang kita harus berkaca pada kehidupan Suku Korowai
tentang keseimbangan alam. Bertamu ke rumah pohon Suku Korowai, akan menambah
kekayaan pada diri Anda tentang ilmu dan kesadaran mencintai alam.
3. . Mereka terampil berburu, seperti berburu mangsa termasuk kasuari dan babi hutan.
Suku ini masih dalam perdagangan benda seperti tulang perhiasan dan pisau, dan mungkin baru
diperkenalkan kepada logam dan ide pakaian di tahun 1970-an, ketika misionaris pertama tiba.
Alat-alat seperti bambu yang tajam digunakan untuk mengiris daging, kerang untuk menampung
air, dan air panas di batu tempat memasak.
1. Kanibalisme juga hal yang umum dalam sejarah kedua suku karowai. Kanibalisme
penting dalam dunia gaib, mirip kepercayaan untuk Korowai dan mungkin juga telah
dilakukan sebagai bagian dari sistem peradilan pidana mereka. Sepertinya pohon tidak
dipercaya pada alam kematian, tetapi kematian yang disebabkan oleh sihir juga diyakini
menjadi penyebab perang antar suku.
2. Babi dalam budaya suku Korowai digunakan dalam penyelesaian sengketa-antara
keluarga, dan juga dikorbankan dalam kompleks ketika upacara dengan membiarkan
darah mereka ke dalam sungai sebagai korban ke salah satu dewa. Babi berperan dalam
kehidupan agama Korowai juga yang diisi dengan semua jenis roh di atas semua roh
leluhur mereka yang dikorbankan adalah binatang pada saat kesulitan.
3. Pesta adat yang yang dinikmati oleh suku Korowai adalah makan dari Sagu, makanan
lain yang lezat adalah tempayak dari kumbang Capricorn, yang merupakan hasil panenan
dari pohon sagu.

Masyarakat Korowai boleh jadi terbelakang dari perkembangan sosial yang terjadi pada ranah
domestik maupun internasional. Namun masyarakat Korowai ini adalah bukti nyata kepedulian
sebuah tatanan adat istiadat yang sangat menghargai dan menghormati budaya serta alam yang
selama ini menjadi nilai dasar kehidupan mereka. Selain itu, keunikan rumah pohon yang

menjadi tempat tinggal masyarakat Korowai juga menjadi simbol pentingnya kebudayaan dan
adat istiadat sebagai tulang punggung kehidupan.

GALERI

salah satu pria turun dari pohon setelah mengambil sarang semut untuk menangkap Ikan

sedang membuat panah di rumah pohon-nya untuk mencari makanan di hutan

Wanita Korowai sedang mengolah bubuk sagu kelapa di pelepah pisang untuk dijadikan
makanan pokok bertepung alias sagu dan ini sering dilakukan mengingat di Papua belum
ada beras.

DAFRTAR PUSTAKA
Vinka, leona. 2009. Rumah pohon Suku Korowai. Vinka89.wordpress.com

BAYI TABUNG
May 9, 2013 Leave a comment
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MASALAH- MASALAH SOSIAL, KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

Dosen pembimbing : Dr. Abdul Basid


Disusun oleh:
Luluk Maftuhah (10620008)
Feni dwi khoriroh ( 10620021)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali dengan unsure
akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu tidak akan
mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia
lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain
dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan
memenuhi kepentingannya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus
), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial
budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik.
Sehingga secara umum harus difahami konsep konsep dasar mengenai manusia sebagai
makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memiliki daya kritis, wawasan yang
luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.

Sebagai makhluk social dan berbudaya manusia tidaklah lepas dari masalah-masalah social,
budaya dan masyarakat masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
. Sebagaimana hal tersebut maka dalam makalah ini akan di bahas tentang masalah-masalah
social, budaya dan masyarakat.

2.2 Rumusan Masalah


1. Apakah maksud dari masalah-masalah sosial?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab masalah sosial?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah sosial?
3.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui masalah sosial maksud dari masalah-masalah sosial?
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah sosial?
3. Mengetahui cara mengatasi masalah-masalah sosial?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah-masalah sosial, budaya dan masyarakat
Masalah sosial merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang abnormal, amoral
berlawanan dengan hokum, dan bersifat merusak. Masalah social menyangkut nilai-nilai social
dan moral yang menyimpang sehingga perlu diteliti, ditelaah, diperbaiki bahkan mungkin untuk
dihilangkan.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu
ada kaitannya yang dekat dengan nilai nilai moral dan pranata pranata sosial, serta ada
kaitannya dengan hubungan hubungan manusia itu terwujud. Pengertian masalah sosial
memiliki dua pendenefisian, yang pertama itu adalah menurut umum atau warga masyarakat,
segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah soial, dan yang kedua yaitu

menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam
masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulakan kekacauan
terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan
Salah satu contoh yang di ambil dari sebuah buku adalah masalah seorang pedagang kaki lima.
Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya
mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bagi warga masyarakat pada taraf
ekonomi tertentu sebaliknya para ahli perencanaan kota masyarakat pedagang kaki lima sebagai
sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.
Sehingga ada beberapa pakar ilmu yang mengemukakan pendapatnya diantaranya oleh Leslie
( 1949 ) dan Cohen ( 1964 ),
1. Menurut Leslie ( 1949 ), bahwa masalah masalah sosial adalah suatu kondisi yang
mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak di inginkan atau tidak di sukai, oleh karena itu dirasakan perlunya
untuk diatasi atau diperbaiki. Batasan masalah sosial sebenarnya agak rumit, mengingat
maslah sosial berkaitan dengan system nilai yang berlaku di masyarakat yang
bersangkutan.
2. Menurut Cohen ( 1964 ), bahwa masalah sosial adalah terbatas pada masalah keluarga,
kelompok, atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur tangan dari
masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan fungsinya.jadi masalah sosial
adalah suatau cara bertingkah laku yang dapat dipandang sebagai tingkah laku yang
menentang norma norma yang telah disepakati bersama oleh warga masyarakat.
Batasan ini, masih mengandung aspek obyektif dan subyektif. Tetapi yang jelas, tidak ada
satupun tingkah laku manusia yang dapat dianggap sebaga suatu masalah sosial.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah social yang terjadi dan dihadapi masyarakat banyak ragamnya.sesuai dngan factorfaktor penyebabnya. Maka masalah social dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Maslah social karena factor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran
2. Masalah social karena factor biologis, seperti wabah penyakit
3. Masalah social karena factor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan disorganisasi
4. Masalah social karena factor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan ana,
konflik RAS, dan konflik keagamaan

1)

Faktor Ekonomi

Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis
global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah
sulit mencari pekerjaan.
2)

Faktor Budaya

Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja
sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja
adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun
sejak dahulu.
3)

Faktor Biologis

Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar
disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4)

Faktor Psikologis

Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah
banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di
masyarakat sampai saat ini.
Seringkali masalah social dapat digolongkan lebih dari satu kategori, kemiskinan misalnya,
mungkin sebagai akibat dari penyakit paru-paru sehingga tidak bias mencari nafkah (factor
biologis) atau karena sakit jiwa (factor sikologis) atau dapat pula bersumber dari factor budaya
yaitu tidak adanya pekerjaan atau ditolak bekerja.
Tepatnya intervensi masalah sosial. disitu sdapat dipelajari bahwa antara faktor biologis,
psikologis, dan sosial budaya saling mempengaruhi satu sama lain. jika masalah sosial berasal
dari faktor biologis, maka akan berdampak pula pada psikologis dan sosial budaya. contohnya:
penyakit menular yang dialami seorang istri dapat berpengaruh pada perceraian dalam
keluarganya (budaya), yang menyebabkan stress (psikologis).
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
2.2 Cara Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya menimbulkan kejahatan dan
permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan masalah sosial yang harus kita
atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan sosial dengan peran serta tokoh
masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, dan Iain-Iain.

Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah
sosial antara lain :
1. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
2. Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi
persoalan sosial.
3. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan
beasiswa.
4. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu
dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
5. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan
kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
6. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat
sekitarnya berupa materi.
7. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja
putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
8. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk
mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA.
Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
1. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana
kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
1. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau
rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
1. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).

Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
1. Pemberian Sembako.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma diluar tubuh wanita yang sering
disebut in vitro vertilzation. In into berasal dari bahasa latin yang berarti gelas /tabung gelas,
dan vertilization barasal dari bahasa inggris yang berarti pembuahan. Bayi tabung adalah bayi
hasil konsepsinya (pertemuan sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung dan
telah dipersiapkan di dalam laboratorium.
2.2 Proses Bayi Tabung
Dalam melakukan Fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang
dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
a)
Wanita diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan
setelah sel-sel telurnya matang
b)
Pematangan sel-sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan
pemeriksaan ultrasonografi.
c)
Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan
tuntunan ultrasonografi.
d)
Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma
suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
e)
Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan
di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan kemudian keesokan
harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
f)
Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke
dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
g)
Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi,
dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan
pemeriksaan ultrasonografi.

2.3 Macam-Macam Proses Bayi Tabung


a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Istri.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami-istri dari pembuahan bakal anak. Dengan
teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan.Dengan demikian teknik
kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria
dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul
banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di bidang prokreasi manusia.
b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami-istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim sang istri,
oleh karena gangguan kesehatan. Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang
disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan
banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang
rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar. Suami-istri bisa memilih
wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. Praktik
seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya, sehingga apabila muncul kasus bahwa
wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka sudah
dipastikan sulit mendapatkan solusi.
c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi apabila salah satu dari suami atau istri mandul,dalam arti bahwa sel telur
istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang
mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.
d. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank-bank sperma. Pasangan yang
mandul bisa mencari benih yang subur dari bank-bank tersebut. Bahkan orang dapat
memperjualbelikan sperma dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang
pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma
merupakan dampak yang lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah
menyimpannya dan memperdagangkannya seolah-olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
2.5

Manfaat dan Akibat dari Bayi Tabung

Masalahahnya dari bayi tabung adalah bisa membantu pasangan suami istri yang keduanya atau
salah satunya mandul atau adanya hambatan pada suami atau istri yang menghalangi bertemunya
sel sperma dan sel telur. Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu
lemah. Namun akibat (mafsadah) dari bayi tabung adalah :

Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram
dikawini) dan kewarisan.

Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.

Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi / zina karena terjadi percampuran
sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.

Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah
tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik
yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter / mental si anak dengan
orang tuanya.

Anak hasil inseminasi buatan / bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung dan
sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek dari pada anak adopsi yang pada
umumnya diketahui asal dan nasabnya.

Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami, terutama pada bayi tabung lewat
ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang punya
benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak dengan
ibunya secara alami

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup
sendiri manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling
melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi
di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo humanis
yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya
yang mereka miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam
kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di mulai dari
masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan
akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya
perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan
lingkungan sekitarnya sehingga kita harus menempatkan diri dengan sebaik baiknya berbaur
dengan yang bak agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.

3.2 Saran saran


Semoga dengan tersusunnya makalah ini penyusun berharap dengan memahami kebudayaan
kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak
positif bagi kehidupan kita semua .

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Attas, S.M, Al-Naquib. 1981. Islam dan Sukalarisme. Bandung: Pustaka


Cohen, 1964. Social Work and Social Problem. New York: NSW.
Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu sosial dan budaya dasar. Jakarta: Bumi aksara
Leslie, White. 1949. The Science of Culture. Strauss: Farrar.
Tumanggor, Rusmin. Dkk. Ilmu sosial dan budaya dasar. Jakarta: kencana predana media group

PEMBENTUKAN ENERGI
May 9, 2013 Leave a comment
Pengertian Energi (ATP)
Adenosine Triphosphate (ATP) adalah sebuah nukleotida yang dikenal di dunia biokimia sebagai
zat yang paling bertanggung jawab dalam perpindahan energi intraseluler. ATP mampu
menyimpan dan memindahkan energi kimia di dalam sel. ATP juga memiliki peran penting
dalam produksi nucleic acids. Molekul-molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan bahan
pembentuk energi yang diproduksi oleh respirasi sel.
Struktur molekul ini terdiri dari purin basa (adenin) terikat pada 1 karbon atom dari sebuah. Ini
adalah penambahan dan penghapusan gugus fosfat ini yang mengkonversi antar ATP, ADP dan
AMP. . Ketika ATP digunakan dalam sintesis DNA, maka gula ribosa pertama dikonversi
menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida reduktase.
Rumus struktur adenosin trifosfat (ATP)

Sifat fisik dan kimia


ATP terdiri dari adenosin terdiri dari adenin cincin dan ribosa gula dan tiga fosfat kelompok
(trifosfat). Kelompok yang phosphoryl, dimulai dengan kelompok paling dekat dengan ribosa,
yang disebut sebagai alpha (), beta (), dan gamma () fosfat. ATP sangat larut dalam air dan
sangat stabil dalam larutan pH antara 6,8-7,4, tetapi cepat dihidrolisis pada pH yang ekstrim.
Akibatnya, ATP paling baik disimpan sebagai garam anhidrat. ATP adalah molekul yang tidak
stabil di unbuffered air, yang hydrolyses untuk ADP dan fosfat. Hal ini karena kekuatan ikatan

antara residu fosfat dalam ATP kurang dari kekuatan dari hidrasi ikatan antara produkproduknya (ADP + fosfat), dan air. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam kesetimbangan kimia
dalam air, hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. Sebuah sistem yang jauh
dari kesetimbangan mengandung energi bebas Gibbs, dan mampu melakukan pekerjaan. Sel
hidup menjaga rasio ATP menjadi ADP pada suatu titik sepuluh lipat dari kesetimbangan, dengan
konsentrasi ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada konsentrasi ADP. Perpindahan dari
kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam sel melepaskan energi dalam jumlah besar.

2.2 Sintesis ATP


ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai di mitokondria
melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintetase. Pada
tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses fotosintesis. Bahan
bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah menjadi
asam piruvat di dalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan
dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan
total 36 ATP.
Mitokondria Sumber Energi
Asam piruvat, energi, Gen, karbon dioksida, Lemak, mitokondria, molekul, organ, organel,
proses oksidasi, siklus krebs, Sitoplasma
Mitokondria merupakan sumber energi (powerhouse) dari sel berfungsi mengekstrak energi dari
makanan. Mitokondria merupakan organel yang besar dalam sel dan menempati sekitar 25%
volume sitoplasma.
Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran dalam. Membran luar
mempunyai pori-pori yang memungkinkan molekul besar melewatinya. Membran dalam terdiri
dari 80% protein dan 20% lemak dan menonjol ke dalam. Pada tonjolan ini (crista) terdapat
banyak enzim-enzim oksidatuf fosforilase. Enzim ini berperan pada proses oksidasi glukosa dan
lemak serta sintesa ATP dari ADP. Pada bagian dalam mitokondria (matriks)juga terdapat banyak
enzim yang diperlukan untuk ekstraksi energi dari bahan-bahan makanan. Energi yang
dilepaskan digunakan untuk sintesa ATP.
Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang
dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat (ATP). Walaupun
banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya
menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan
karena ia merupakan cara yang sangat efisien untuk melepaskan energi, dibandingkan dengan
proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.

Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor elektron ke penerima elektron
melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk
ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam
mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel. Enzimenzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima
kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak
enzim-enzim berbeda yang terlibat.

ATP > ADP + Pi + 12.000 kalori

ADP > AMP + Pi + 12.000 kalori

Adenosin trifosfat : (ATP) Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3, dan rumus kimianya adalah
C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan berat molekul 507.184. ATP terdiri atas adenosin dan tiga
gugus fasfat. Dalam biokimia ATP dikenal sebagai satuan molekuler pertukaran energi intrasel,
artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan mentransportasikan energi kimia dalam sel.
ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat.
Molekul ATP pada beberapa metabolisme dapat dihasilkan dengan beberapa cara:
1. Glikolisis atau reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat.
C6H1206[Glukosa] + 2 NAD+ + 2 P1 (fosfat) + 2 ADP 2 piruvat + 2 NADH + 2 ATP
+ 2 H+ + 2 H2O
2. Glikolisis pada lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) untuk menghasilkan lebih
banyak ATP :
C6H1206[Glukosa] + 2 ATP + 2NAD+ 2 piruvat + 4 ATP + 2NADH
3.

ATP sintase disebut juga kompleks V (reaksi kesetimbangan fosforilasi )


ADP + P1 [fosfat] + 4H+(sitosol) <> ATP + H2O + 4 H+ (matriks)

4.

Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain seperti GTP,
Reaksi ADP (Adenosine difosfat) dengan GTP (Guanosina difosfat) juga menghasilkan
ATP
ADP[Adenosine difosfat] + GTP [Guanosina trifosfat] ATP + GDP[Guanosina
difosfat]

2.3 Peranan ATP (Pemanfaatan energy oleh sel)


Setiap tingkat kehidupan dari yang paling sederhana (seperti sel) sampai yang paling kompleks
(seperti organisme) memerlukan energi untuk melangsungkan hidupnya. Energi ini dipakai atau
diekspresikan menjadi aktivitas bagi setiap tingkat kehidupan tersebut. Energi yang dipakai ini
berasal dari yang dikenal sebagai ATP. ATP adalah molekul kompleks yang terdiri dari inti yang
disusun oleh adenosine dan ekor yang terdiri dari tiga phosphate. Molekul ini membawa
sejumlah energi yang komposisinya tepat untuk hampir seluruh reaksi biologis. Setiap

mekanisme fisiologis yang memerlukan energi dalam kerjanya mendapatkan energi langsung
dari ATP.
1. Penggunaan Energi dalam Proses Non-biosintetik
a)

Produksi Panas

Enzim ATP-ase berperan dalam pembentukan panas. Peranan fisiologis enzim ini agak kabur
tetapi diperkirakan bahwa enzim tersebut befungsi untuk membuang kelebihan ATP dan dengan
demikian membantu mengatur metabolism energi sel. Hilangnya energy dari ikatan-ikatan fosfat
berenergi tinggi dalam bentuk panas juga terjadi melalui cara-cara lain. Misalnya, bila sel
membentuk suatu ikatan ester atau amide dalam sistesis suatu molekul hanya dibutuhkan kirakira 3000 kal. Tetapi perombakan ikatan fosfat berenrgi tinggi melepaskan 12.000 kal. Energy
yang tidak digunakan dalam pembentukan ikatan ester atau amide (9000 kal) dilepaskan sebagai
panas.
b)

Pergerakan (motilitas)
1. Pada Flagella

Bukti yang menunjang bahwa ATP dibutuhkan untuk menggerakkan flagella berasal dari
penelitian sitokimiawi pada bakteri moti. Hasil peneliyian ini menampakkan adanya aktivitas
ATP-ase yang bergantung pada Mg pada situs-situs pada membran tempat munculnua flagella.

1. Pada Otot
Pemicu otot untuk bergerak adalah impuls listrik dari saraf. Rangsangan dari listrik ini
menimbulkan reaksi yang terjadi antara aktin dan miosin yang ada di otot yang nantinya
menghasilkan force. Di sini akan dibahas mengenai bagaimana mekanisme yang terjadi pada
otot.
1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan sinyal
kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.
2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein reseptor yang ada
di membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan potensial aksi di sel otot.
3. Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke sel
melalui T-tubule.
4. Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic
reticulum).

5. Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan miosin
berada.
6. Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah lekukan
filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin dapat
membentuk crossbrigdes.
7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser
tropomiosin keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot
berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.
9. Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di retikulum
sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10. Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
11. Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-miosin
di filamen aktin.
12. Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada
crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.

Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam bentuk ATP. Energi
dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala crossbridges miosin dan
melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot melakukan hal berikut:
1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan menambahkan
fosfat pada ADP untuk membentuk ATP.
2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.
1. Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam suasana
O2 menghasilkan ATP.
c) Pengangkutan Nutrien
ATP digunakan oleh sel untuk memindahkan zat keluar dan masuk membran sel. Transportasi zat
yang terjadi di sel ini dikenal dengan nama transportasi aktif. Dengan transportasi aktif, sebuah
molekul atau ion bergabung dengan molekul pembawa. Penggabungan ini mengubah bentuk dari
molekul pembawa. Dengan menggunakan ATP zat-zat diangkut oleh molekul pembawa dari
konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi (melawan gradien konsentrasi).

Transportasi Aktif
Transportasi aktif adalah mekanisme transportasi molekul dengan bantuan energi. Artinya, sel
harus menggunakan energi yang tersimpan dalam ikatan ATP untuk mentransportasikan molekul
melintasi membran plasma.
Transportasi aktif terjadi karena molekul-molekul zat terlarut melintasi membran plasma
melawan gradien konsentrasi sehingga membutuhkan energi dalam bentuk ATP untuk
melewatinya. Zat terlarut yang ditransportasikan melalui transportasi aktif adalah molekul
berukuran besar dan ion. Dan sel yang melakukan transportasi aktif ini adalah sel yang memiliki
tingkat respirasi yang tinggi dan memiliki mitokondria dalam jumlah yang banyak untuk
menghasilkan ATP dengan konsentrasi tinggi.
a. Transportasi Aktif Langsung
Contohnya adalah pompa Natrium-Kalium (Na-K). Dalam transportasi ini, ATP dihidrolisis dan
ikatan dari gugus fosfat ke protein kanal (ATPase) mengubah bentuk dari protein ini (sisisisinya). Selain itu sel ATP juga berperan untuk menjaga stabilitas konsentrasi ion natrium dan
kalium di dua sisi membran. Konsentrasi ion natrium cenderung lebih tinggi di luar sel
sedangkan konsentrasi ion kalium cenderung lebih tinggi di dalam sel (sel memompa tiga ion
Na+ keluar sel dan menerima dua ion K+ masuk ke sel). Hal ini perlu untuk transmisi impuls
saraf.
Berikut adalah peran dari pompa Na-K:
1. Membuat gradien konsentrasi dari Na+ dan K+ melalui plasma membran di seluruh sel.
Hal ini penting bagi sel saraf dan sel otot untuk membangkitkan sinyal listrik yang
diperlukan dalam fungsi sel tersebut.
2. Menjaga volume sel dengan mengatur zat terlarut dalam sel dan memperkecil pengaruh
dari osmosis yang akan mengakibatkan sel mengalami swelling (mengembang) atau
shrinking (mengkerut).
3. Energi yang dipakai dalam pompa Na-K ini secara tidak langsung menjadi penyedia
energi bagi transportasi glukosa dan asam amino melewati sel usus dan sel ginjal.

b. Transportasi Aktif Tidak Langsung

Contoh dari transportasi tidak langsung ini adalah pemasukan karbohidrat ke dalam sel usus
halus. Proses ini dikenal dengan cotransport. ATP digunakan oleh pompa ion Na+ yang keluar sel
dan ini menciptakan gradien konsentrasi dari ion Na+. Selanjutnya karbohidrat dan Na+ berikatan
pada protein transmembran yang sama yang dikenal sebagai protein cotransport. Kemudian
keduanya dipindahkan ke dalam sel. Na+ bergerak sesuai dengan gradien konsentrasinya (dari
luar membran yang berkonsentrasi tinggi ke dalam membran yang berkonsentrasi rendah) dan
karbohidrat bergerak melawan gradien konsentrasinya dengan bantuan Na+.
1. Penggunaan energi dalam proses biosintetik
Di dalam reaksi kimia, ATP memiliki banyak peran di dalam mensuplai energi untuk mensintesis
berbagai molekul lain yang dibutuhkan sel untuk tetap bertahan hidup. Contoh dari reaksi kimia
tersebut adalah glikolisis, siklus asam sitrat (siklus Krebs), dan transport electron.
1. Pengubahan substansi
Asam amino yang macamnya kira-kira ada 20 adalah bahan pembangun protein. Tipe protein
yang dibentuknya ditentuka oleh urutan asam-asam aminonya yang bersangkutan. Contoh
khusus mengenai sintesis asam amino Prolin oleh bakteri Eschericia coli dengan asam glutamate
sebagai reaktan awalnya.
Biosintesis prolin
Contoh lain ialah lintasan bagi perubahan asam aspartat menjadi lisin, metionin, dan threonin.
Pengubahan ini menggunakan energi metabolic dalam bentuk ATP. Kedua contoh ini
menggambarkan bagaimana energi dibelanjakan untuk saling diubahnya (interkonversi) satu
substansi menjadi substansi lainnya.
1. Sintesis makromolekul
Taraf lain biosintesis ialah penggabungan molekul-molekul yang lebih kecil untuk membentuk
molekul yang lebih besar yaitu sintesis makromolekul. Contohnya ialah biosintesis peptidoglikan
dinding sel bakteri, aktivasi precursor peptidoglikan.

ABOUT VIRUS
May 9, 2013 Leave a comment
Sejarah Penemuan Virus
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman

tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang
sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk
sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin
yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah
Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak
berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau
disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut
dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal
sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A.
Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska

2.2 Struktur Tubuh Virus

Virus merupakan organisme sub selular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu
pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan
protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau heliks dan terdiri atas
protein yang disandikan oleh genom virus.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat
langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid
terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein

yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan
dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan
dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka
T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

Gambar 1. Struktur tubuh virus

a)
Kapsid, yaitu lapisan pembungkus DNA atau RNA pada virus. Kapsid terdapat pada
bagian kepala virus.
b)
Kapsomer, yaitu bagian pada virus yang mengandung sedikit protein dan akan saling
bergabung membentuk kapsid.
c)
Sel pembungkus, yaitu bagian yang melapisi DNA atau RNA. Sel ini mengandung
lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari sel inang virus.
d) Selubung dan serabut ekor, yaitu bagian yang digunakan oleh virus untuk melekatkan
tubuhnya ke sel inang.

2.3 Ciri-Ciri Virus


Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2.

Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 m
300m (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.

3.

Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)

4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti
kecebong dengan kepala oval dan ekor silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri,
hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
10. bentuknya bervariasi ada yang oval, bulat panjang, batang, kumparan dan bentuk T

Gambar 2. Bentuk-bentuk virus

2.4 Reproduksi Virus


Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus
disebut proliferasi atau replikasi.
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur
lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan
reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus
berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus
pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan
yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.

1. Infeksi secara litik/daur litik


Daur litik melalui fase-fase berikut ini:

1)

Fase adsorpsi dan infeksi

Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel bakteri,
daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag
tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat di tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak
memiliki enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi
merusak atau melubangi dinding sel bakteri. Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak)
oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian merusak
dan mengendalikan DNA bakteri.
2)

Fase Replikasi (fase sintesis)

DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai bahan,
serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru virus
yang lengkap dengan selubungnya.
3)

Fase Pembebasan virus fag fag baru / fase lisis

Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru.
Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan
waktu sekitar 20 menit.
Siklus/daur litikv

Waktu relatif singkat

Menonaktifkan bakteri

Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri

Gambar 3. Siklus virus secara litik


1. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
1. 1.

Fase adsorpsi dan infeksi

Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian
mengeluarkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
1. 2.

Fase penggabungan

DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian
besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen
aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen
profag tidak aktif.
1. 3.

Fase pembelahan

Bila bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga
mengandung profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri
yang mengandung profag membelah. Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan
sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru yang berasal dari bahan yang telah ada
dalam sel bakteri yang diserang.

Siklus/daur lisogenik v
Waktu relatif lama
Mengkominasi materi genetic bakteri dengn virus
Terikat pada kromosom bakteri

Gambar 4. Siklus virus secara lisogenik

Gambar 5. Beberapa perbedaan daur litik dan lisogenik


2.5 Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen,
gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh)
disebut vaksin. Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan
vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi
pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap

virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat
menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
a)

Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus


1. Mosaik, penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan seperti
tembakau, kacang kedelai, tomat kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini
disebabkan oleh Tobacco Mozaic Virus (TMV). Mentimun (Cucumber Mozaic), buncis
(Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane
mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih. Virus
ini belum diketahui dapat ditularkan melalui vektor (serangga penular). Virus dapat
bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan
mudah ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara
mekanis misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun
tanaman yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran
daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika menyerang
tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
2. Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster.
3. Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV.
4. Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi. Tungro adalah penyakit virus pada
padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek
dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering
berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar
dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning
berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix
malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
5. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem degeneration
(CVPD). Virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan serangga vektor Diaphorina
Citri Kuwayana (Homoptera Psyllidae) atau masyarakat umum menyebutnya kutu loncat
atau kutu putih.

b)

Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus


1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Ayam yang terjangkit penyakit ini
harus dimusnahkan karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran dan
penular.diikuti oleh gangguan syaraf serta diare.
2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.
penyakit kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang
mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi, kerbau, domba,

kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan dengan hewan ternak
yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan
ternak yang mengandung virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang
mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan selama hampir dua
minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.
3.

Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).

4. Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet.
Penyebabnya adalah Rhabdovirus. Penyakit anjing gila (rabies) adalah suatu penyakit
menular yang akut, menyerang susunan syaraf pusat, disebabkan oleh virus rabies jenis
Rhabdho virus yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia.
Penyakit ini sangat ditakuti dan mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila
sekali gejala klinis penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian.
5. Polyoma, penyebab tumor pada hewan.
6. Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tertentu.
c)

Penyakit manusia akibat virus

Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
1. Pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus)
2. Cacar
3. AIDS (yang disebabkan virus HIV)
4. Demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks)
5. Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang
menyebabkan papiloma, atau kutil)
Yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker
dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang
sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada
penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan
virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara
penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah
menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan

suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar,
yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya,
diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah
membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas
Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah
virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi.
Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola.
Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai