1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Abstrak
Latar Belakang : Tumor otak merupakan salah satu jenis tumor yang memiliki resiko cukup tinggi
terhadap angka kejadian trombosis sistemik. Tromboemboli merupakan salah satu komplikasi non
neurologi pada pasien dengan tumor otak. Hal ini dikaitan dengan adanya kondisi hiperkoagulasi
pada pasien dengan tumor. Salah satu mekanisme terjadinya hiperkoagulasi pada penderita tumor
adalah berkaitan dengan produksi dan pengeluaran sejumlah sitokin proinflamasi normal di
endotel vaskular. Adanya pengaktifan sistem koagulasi darah ditandai dengan peningkatan D-
dimer. Deksamatason merupakan golongan anti inflamasi yang paling sering digunakan untuk
tatakaksana edema serebri pada tumor otak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara pemberian deksametason dengan nilai D-dimer pada pasien tumor otak
Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan design before and after pada
pasien tumor otak yang direkrut secara konsekutif dan tidak dalam kemoterapi, radioterapi atau
dengan riwayat penyakit serebrovaskular. Diagnosis tumor otak didasarkan hasil CT Scan kepala
atau MRI kepala. D-dimer plasma diambil dengan metode kuantitatif. Seluruh pasien dengan gejala
edema serebri pada saat masuk rumah sakit diberikan terapi deksametason selama 7 hari. Nilai
D-dimer diperiksa sebelum dan setelah 7 hari pemberian deksametason. Uji Wilcoxon digunakan
untuk melihat hubungan antara nilai D-dimer sebelum dan sesudah pemberian deksametason.
Hasil : Subjek penelitian ini adalah perempuan sebanyak 32 orang dan laki-laki 20 orang.
Sebagian besar subjek penelitian berusia 20-59 tahun (82,7%) dengan lesi tumor yang paling
banyak soliter (69,2%) dan jenis tumor primer (71,2%). 76,9% subjek penelitian memperlihatkan
peningkatan nilai D-dimer pada pemeriksaan awal. Nilai D-dimer rerata sebelum pemberian
deksametason adalah 2,45 dan sesudah pemberian deksametason adalah 2,17. Tidak terdapat
perbedaan bermakna rerata nilai D-dimer sebelum dan sesudah pemberian deksametason ( P value
= 0,379)
Kesimpulan : Pemberian deksametason pada pasien tumor otak tidak mempengaruhi perubahan
nilai D-dimer secara signifikan
Kata kunci : deksametason, D-dimer, tumor otak
Abstract
Background: Incidence of thromboembolic events are quite common in brain tumor patient which
thromboembolic event itself is one of non-neurologic complication in brain tumor. This condition is
correlated with hypercoagulated state in patient with malignancy. Activation of coagulation system
is marked with increasing of D-dimer level. One of mechanism hypercoagulated condition in
malignancy is associated with production and releasing of proinflammatory cytokine in vascular
endotel. Dexametason is one of antiinflamatory agent that usually used to manage cerebral edema
in brain tumor. The aim of this study is to analyse the relationship between D-dimer level before
and after dexametason administration in brain tumor patient.
Methods: This is an experimental study with a before and after design on patients with brain tumor,
recruited consecutively and not receiving chemotherapy, radiotherapy nor cerebrovascular events.
Diagnosis of brain tumor is based on neuroimaging of the brain. D-dimer plasma level is obtained
with quantitative method. Dexametason is administrated to all patients within 7 day. D-dimer level
1
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
were measured before dexametason administration dan the eight day after dexametason
administration. Wilcoxon test is used to analyse the relationship between D-dimer level before and
after dexametason administration.
Results: Subjects of this study is comprised of 32 women and 20 men. Most are in the group of 20-
59 years old (82,7%), with solitary tumor lesion (69,2 %) and primary brain tumor (71,2%). 76,9%
of subjects show increasing of D-dimer level before dexametason administration. Mean of D-dimer
level before and after administration of dexametason are 2,45 and 2,17. There is no significant
difference in mean of D-dimer level (P value= 0,379)
Conclusion: Administration of dexametason in brain tumor patients does not affect D-dimer level
significantly.
Keywords: brain tumor, dexametason, D-dimer level.
3
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
76.9
80 71.2
70
60
50
Tinggi
40 28.8 Normal
30 23.1
20
10
0
D Dimer Awal D Dimer Akhir
Grafik 1. Pengukuran nilai D-dimer sebelum dan sesudah pemberian
deksametason
Usia
20-59 tahun 29( 14(32, 43 0,257
67,4) 6)
≥ 60 tahun 8 (88,9) 1 (11,1) 9
Jenis
kelamin 0,276
Laki-laki 12(60,0 8(40,0) 20
)
Perempuan 25(78,1 7(21,9) 32
)
Jumlah lesi
Multipel 13(81,3 3 (18,8) 16 0,340
)
Tunggal 24 12 36
(66,7) (33,3)
Jenis tumor
Metastasis 11 4 (26,7) 15 1,000
(73,3)
Primer 26 11(29,7 37
(70,3 )
Merokok
Perokok 13 7(35,0) 20 0,646
(65,0)
Bukan 24 8 (25,0) 32
perokok (75,0)
Leukosit
>10.000 28(82,4 6 (17,6) 34 0,300
)
≤ 10.000 12 6 (33,3) 18
(66,7)
Trombosit
>400.000 4 (66,7) 2 (33,3) 6 0,612
≤ 400.000 36 10 46
(78,3) (23,1)
105
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
107
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
109
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Jurnal Ilmiah Kedokteran P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521