Anda di halaman 1dari 2

Untuk mendukung terwujudnya program dan rencana penataan kawasan, pelaksanaannya dapat

dilakukan secara bertahap sejalan dengan tersedianya peraturan yang memiliki kekuatan hukum sebagai
unsur pengendali.

Bab 5

Penyusunan Rencana Investasi

Pelaksanaan program dan rencana penataan kawasan memerlukan peran serta dari masyarakat untuk ikut
serta mewujudkan kawasan yang sesuai dengan program dan rencana penataan bangunan dan lingkungan.
1.

5.1.

Perencanaan Investasi

5.1.1. Penetapan rencana dan indikasi program


Penetapan rencana dan indikasi program pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan, termasuk
kesepakatan wewenang dan kelembagaan.
Penetapan paket kegiatan pelaksanaan dan pengendalian jangka menengah
Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk setiap pemangku kepentingan
Identifikasi dan penyesuaian aspek fisik, sosial, dan ekonomi terhadap kepentingan dan tanggung jawab para
pemangku kepentingan
Penetapan persyaratan teknis masing-masing aspek (fisik, sosial dan ekonomi), perencanaan pelaksanaan,
dan pengendalian di lapangan.

Dalam tahap pelaksanaan program-program yang dihasilkan pada rencana penataan bangunan, perlu
adanya pengendalian ketat yang membutuhkan peran masyarakat, agar pelaksanaannya tidak menyimpang
dengan arahan-arahan yang dihasilkan. Hasil rencana pola penataan kawasan harus dilaksanakan secara
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan pemahaman mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan, pengelolaan dan pengendaliannya.
Setelah perangkat pengaturan RTBL mempunyai kekuatan hukum untuk dilaksanakan (berbentuk peraturan
daerah), maka untuk menjamin kelangsungan serta tidak menyimpang dari arahan yang telah ditentukan
dibutuhkan suatu lembaga untuk mengawasi pelaksanaan, pemanfaatan hasil-hasil RTBL, pengelolaan dan
pengendaliannya.
Pelaksanaan penataan bangunan nantinya dapat dilakukan secara bertahap sejalan dengan disediakannya
perangkat aturan-aturan yang memiliki kekuatan hukum untuk mendukung terlaksanaannya program-program
ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengkondisikan masyarakat yang terlibat dengan pengaturan ini sehingga
lambat laun keberhasilan penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan ini dapat tercapai.
Secara bertahap peran swasta dapat dilibatkan untuk investasi dengan memberikan inisiatif (masukan) atau
kompensasi (ganti rugi). Misalnya dengan memberikan hak pengelolaan pada kawasan tertentu (misalnya
pada kawasan pertokoan) dengan tetap mengacu pada arahan-arahan yang telah dihasilkan dalam penataan
bangunan dan lingkungan, yaitu :
Rencana pola penataan kawasan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan merupakan kesatuan
pemahaman mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan, pengelolaan dan
pengendaliannya.
RTBL Kawasan Kota Tua Ampenan, Mataram

Rencana Pelaksanaan

Dalam rangka pengembangan kawasan perencanaan dan sekitarnya disadari bahwa pemerintah tidak
mungkin dapat membiayai seluruh kegiatan pembangunan tanpa bantuan dan partisipasi dari swasta dan
masyarakat. Swasta/masyarakat merupakan potensi besar bagi terciptanya pembangunan kawasan tersebut.
Dengan demikian perlu adanya kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pembangunannya.
Setiap pelaku pembangunan memiliki kepentingan sesuai dengan kapasitas dan orientasi dari usaha tersebut
antara lain :
1. Kepentingan masyarakat yang lebih mengharapkan peningkatan taraf hidup dan kehidupan sosial yang
lebih baik.
2. Kepentingan pemerintah yang menekankan pada berkurangnya beban pembangunan di kawasan.
3. Kepentingan swasta yang lebih mengutamakan keuntungan ekonomis.
4. Kepentingan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Namun di dalam pembangunan yang menjunjung tinggi kerjasama yang saling menguntungkan, maka
berbagai kepentingan tersebut dapat dipadukan secara serasi dan selaras. Perwujudan kerjasama antara
pemerintah, swasta dan masyarakat memerlukan mekanisme yang mantap untuk mempertemukan berbagai
kepentingan agar tercapai kesepakatan dalam bertindak. Bagi kalangan swasta, penting adanya keyakinan
dan jaminan bahwa kesepakatan yang dicapai tidak akan mengalami perubahan prinsipil yang akan
mengganggu kepentingan di kemudian hari.
Dalam proses menuju perwujudan kerjasama ini ada berbagai tahapan, antara lain :
2.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Tahap Persiapan
Mengenali tujuan/sasaran dan bidang kerjasama serta dampak kegiatannya.
Mengenali perangkat produk hukum yang akan melandasi kerjasama.
Mengenali kebijaksanaan dan kewenangan para pelaku kerjasama.
Mengenali kedudukan dan kewenangan para pelaku kerjasama.
Mengenali potensi dan kepentingan para pelaku.
Mengenali kelompok sasaran yang akan terlibat dalam kerjasama.
Mengenali kondisi sosial ekonomi dan budaya serta persepsi, sikap penghuni/penguasa lahan serta
status lahan di lokasi yang menjadi obyek kerjasama.

Para pelaku dapat berasal dari berbagai kalangan yaitu pemerintah, swasta (developer/konsultan), koperasi,
organisasi masyarakat, perorangan dan lembaga keuangan, tergantung dari lingkup kerjasama yang akan
dilakukan. Tahap ini berlaku umum bagi semua jenis kerjasama pemerintahan, swasta dan masyarakat.
3. Tahap Pematangan
Selanjutnya dalam tahap pematangan ini perlu dilakukan :
a. Menyiapkan unsurunsur kelembagaan yang mewakili kepentingan para pelaku yang terlibat dalam
kerjasama.
b. Menetapkan mekanisme dan prosedur untuk mengorganisir dan membiayai pembangunan
setempat.

5-1

c. Menetapkan kontribusi (manfaat dan resiko) dan berbagai persyaratan yang perlu ditaati masingmasing pelaku kerjasama.
d. Menyusun program kerja dan pembagian tanggung jawab dan masingmasing pelaku.
Pada tahap pelaksanaan, beberapa hal yang cukup berperan menentukan antara lain adanya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4.

Prosedur baku untuk menetapkan hak pemilik tanah sebelum, selama dan sesudah proyek selesai.
Rumus dan prosedur penilaian lahan dan kekayaan diatasnya sebelum dan sesudah proyek.
Prosedur penyiapan replotting design.
Bentuk pemberian kompensasi bagi mereka yang terkena penggusuran/penggeseran pemilikan.
Sumber dana untuk pelaksanaan proyek.
Identifikasi instansi/badan yang akan dilibatkan.
Pendapat/saran pemilik lahan, penghuni, pemukapemuka masyarakat dan wakil pejabat politik.

3.
4.
5.
6.

Revitalisasi Kawasan Kota Tua dan Pelabuhan


Persampahan: Bak Sampah, Gerobak Sampah
Sarana Perkotaan
Penghijauan

Rencana Tahap V yang merupakan Kawasan Prioritas antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jalan Koridor Utama Yos Sudarso pada Segmen V


Pedestrian/Pejalan kaki
Revitalisasi Kawasan Kota Tua dan Pelabuhan
Persampahan: Bak Sampah, Gerobak Sampah
Sarana Perkotaan
Penghijauan

Rencana Pentahapan Pembangunan

Rencana program investasi penataan bangunan dan lingkungan Kawasan Kota Tua Ampenan terbagi atas 5
tahap sesuai masing-masing segmen, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.

Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V

: meliputi segmen I
: meliputi segmen II
: meliputi segmen III
: meliputi segmen IV
: meliputi segmen V

Rencana Tahap I yang merupakan Kawasan Prioritas antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sculpture pelabuhan Ampenan


Penataan tenda PKL
Pedestrian/Pejalan kaki
Revitalisasi Kawasan Kota Tua
Persampahan: Bak Sampah, Gerobak Sampah
Sarana Perkotaan
Penghijauan

Rencana Tahap II yang merupakan Kawasan Prioritas antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.

Jalan Koridor Utama Yos Sudarso, Jl. Saleh Sungkar dan NIaga I Segmen II
Pedestrian/Pejalan kaki
Persampahan: Bak Sampah, Gerobak Sampah
Sarana Perkotaan
Penghijauan

Rencana Tahap III yang merupakan Kawasan Prioritas antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jalan Koridor Utama Yos Sudarso, Jl. Niaga I dan Jl. Niaga II pada Segmen III
Pedestrian/Pejalan kaki
Revitalisasi Kawasan Kota Tua dan Pelabuhan
Persampahan: Bak Sampah, Gerobak Sampah
Sarana Perkotaan
Penghijauan

Rencana Tahap IV yang merupakan Kawasan Prioritas antara lain:


1. Jalan Koridor Utama Yos Sudarso pada Segmen IV
2. Pedestrian/Pejalan kaki
RTBL Kawasan Kota Tua Ampenan, Mataram

5-2

Anda mungkin juga menyukai