Anda di halaman 1dari 44

PENATAAN

RUANG
PROVINSI NTB
TAHUN 2014

REGULASI TERKAIT
PENATAAN RUANG

UU No 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional


UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
PP No 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
PP No 34 Tahun 2006 tentang Jalan
PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
PP No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
PP No 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
dalam Penataan Ruang
PP No 38 Tahun 2011 tentang Sungai
PP No 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
PP No 1 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas PP No 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Permendagri No 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan
Permendagri No 50 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan Ruang
Daerah
Permendagri No 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan
Perkotaan

REGULASI TERKAIT
PENATAAN RUANG

Permen LH No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Lingkungan


Hidup Strategis
Permen PU No 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU No 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di
Kawasan Perkotaan
Permen PU N0 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota / Kawasan Perkotaan
Permen PU No 13 Tahun 2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Penataan Ruang
Permen PU No 15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi
Permen PU No 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW
Kabupaten
Permen PU No 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota
Permen PU No 14 Tahun 2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
Permen PU No 20 Tahun 2011 tentang Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten / Kota
Permen PU No 1 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian
Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang RRTR Kabupaten / Kota
Perda Provinsi NTB No 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Berkelanjutan
Perda Provinsi NTB No 3 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi NTB Tahun 2009
2029
Perda Provinsi NTB No 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pengelolaan Wilayah

SINKRONISASI ASPEK
SPASIAL DAN SEKTORAL
KETERKAITAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI NTB SEBAGAI
UPAYA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

RPJPD
RPJMD

Selaras, Sinergi,
Konsisten

RTRW
SPASIAL
PERDA NO. 3 TAHUN 2010

SEKTORAL

KESERASIAN DAN KESELARASAN


PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LECI

LOMBOK
ECO CITY
ISLAND

PENDEKATAN PULAU
> 30% KAWASAN LINDUNG/RTH
MEMBATASI EKSPLOITASI
PERTAMBANGAN
MULTI INFRASTRUKTUR BERBASIS PULAU
KEUNGGULAN KOMPETITIF SEKTOR
PARIWISATA & AGROBISNIS
SUBSTITUSI PEMANFAATAN SDA ANTAR
WILAYAH

SUMBAWA
ECO
ZONE

SuEZ

PENDEKATAN KAWASAN/ZONA
> 30% KAWASAN LINDUNG/RTH
MULTI INFRASTRUKTUR BERBASIS
KAWASAN
KEUNGGULAN KOMPARATIF
SEKTOR AGROBISNIS &
PARIWISATA
SUBSTITUSI PEMANFAATAN SDA
ANTAR KAWASAN

KEWAJIBAN, TUGAS, DAN TANGGUNGJAWAB


PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
KEWAJIBAN

Perencanaan
tata ruang

1. Memberikan informasi dan


menyediakan akses
informasi kepada
masyarakat tentang proses
penyusunan dan penetapan
RTR melalui media
komunikasi;
2. Melakukan sosialisasi
mengenai perencanaan tata
ruang;
3. Menyelenggarakan kegiatan
terkait masukan dari
masyarakat terhadap
perencanaan tata ruang;
4. Memberikan tanggapan
atas masukan dari
masyarakat tentang

Pemanfaatan
ruang

1. Memberikan informasi dan


menyediakan akses
informasi kepada
masyarakat tentang
pemanfaatan ruang
melalui media komunikasi;
2. Melakukan sosialisasi
tentang RTR yang telah
ditetapkan;
3. Melaksanakan pemanfaatan
ruang sesuai
peruntukannya yang
ditetapkan RTR;
4. Memberikan tanggapan
atas masukan dari
masyarakat tentang
pemanfaatan ruang

Pengendalian
pemanfaatan
ruang

1. Memberikan informasi dan


menyediakan akses informasi
kepada masyarakat tentang
pengendalian pemanfaatan
ruang melalui media
komunikasi;
2. Melakukan sosialisasi tentang
pengendalian pemanfaatan
ruang;
3. Memberikan tanggapan atas
masukan dari masyarakat
mengenai arahan peraturan
zonasi, perizinan,
insentif/disinsentif dan
pengenaan sanksi;
4. Menyediakan sarana untuk
menyampaikan laporan dan

KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PROV.
NTB

RTRW PROV. NTB 2009 2029

PROVINSI NTB SEBAGAI

PUSAT PENGEMBANGAN
AGROBISNIS DAN PARIWISATA
diwujudkan dalam bentuk :
- pusat pengembangan agrobisnis;
- kawasan pengembangan pariwisata;
- pusat pengembangan kelautan dan
perikanan;
- simpul transportasi regional, nasional
dan internasional.

VISI/MISI PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
PROV. NTB

TERWUJUDNYA MASYARAKAT
NUSA TENGGARA BARAT YANG
BERIMAN, BERBUDAYA, BERDAYA
SAING, DAN SEJAHTERA

MEMPERCEPAT PERWUJUDAN
MASYARAKAT YANG BERKARAKTER
MELALUI PEMANTAPAN KETAATAN
BERAGAMA, PENINGKATAN BUDI
PEKERTI, DAN PENGEMBANGAN
TOLERANSI
MEMANTAPKAN PENGELOLAAN
1
LINGKUNGAN HIDUP YANG
MENGEMBANGKAN BUDAYA
BERKELANJUTAN
DAN KEARIFAN LOKAL UNTUK
PEMBANGUNAN
7
2
MELANJUTKAN PERCEPATAN
PEMBANGUNAN
MISI
INFRASTRUKTUR DAN
MELANJUTKAN IKHTIAR
KONEKTIVITAS ANTAR
RPJMD
REFORMASI BIROKRASI YANG
WILAYAH BERBASIS TATA
6
3 BERSIH DAN MELAYANI,
2013 - 2018
RUANG
PENEGAKAN HUKUM YANG
MENINGKATKAN
BERKEADILAN, DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT,
MEMANTAPKAN STABILITAS
MEMPERCEPAT PENURUNAN 5
KEAMANAN
4
KEMISKINAN, DAN
MENINGKATKAN MUTU SUMBERDAYA
MENGEMBANGKAN
MANUSIA YANG BERDAYASAING MELALUI
KEUNGGULAN DAERAH MELALUI
OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN,
INDUSTRI PARIWISATA,
KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA, DAN
AGROINDUSTRI, DAN EKONOMI
KESEJAHTERAAN SOSIAL YANG
KREATIF BERBASIS BUDAYA ,
BERKUALITAS, TERJANGKAU DAN
SUMBERDAYA LOKAL, DAN
BERKEADILAN GENDER
IPTEK

IMPLEMENTASI
RTRW PROV. NTB
Penyusunan Rencana Tata Ruang 16 Kawasan Strategis
Provinsi:
RTR KSP

Tahu
n
Peny
usun
an

Status

RTR KSP
Agropolitan Alas Utan

2011

Telah disusun dokumen teknis dan Ranperda

RTR KSP Mataram


Metro

2012

Telah disusun dokumen teknis dan sedang


menyusun Ranperda tahun 2014

RTR KSP Senggigi


3 Gili

2014

Dokumen teknis dan Ranperda sedang disusun

RTR KSP Kuta dan


sekitarnya

Rencana penyusunan tahun 2015

RTR KSP Teluk


Bima dan
sekitarnya

Rencana penyusunan tahun 2015

Sedangkan 11 KSP lainnya akan diselesaikan hingga tahun


2018

IMPLEMENTASI
RTRW PROV. NTB
KSP yang akan disusun hingga tahun 2018 :
No

RTR KSP

KSP Agropolitan Rasimas

KSP Agropolitan Pototano

KSP Lingkar Tambang Batu Hijau dan Dodo


Rinti

KSP Teluk Saleh dan sekitarnya

KSP Agropolitan Maggalewa

KSP Huu dan sekitarnya

KSP Waworada - Sape

KSP Ekosistem Puncak Ngengas Selalu


Legini

KSP Ekosistem Gunung Tambora

10

KSP Ekosistem Hutan Parado

11

KSP Ekosistem Pulau Sangiang

IMPLEMENTASI
RTRW PROV. NTB

Peraturan Gubernur berdasarkan turunan dari pasal-pasal di


dalam Perda RTRW Provinsi NTB :
Pergub

Status

Draft Pergub Pengelolaan Kawasan


Strategis Provinsi

Sedang disusun tahun 2014

Draft Pergub Tata Cara Pengawasan


Pemanfaatan Ruang

Sedang disusun tahun 2014

Sistem Transportasi Provinsi


Pola dan Strategi Pengelolaan SDA di
Wilayah Sungai
Tata Cara dan Mekanisme Penyusunan
Wilayah Pertambangan
Ketentuan Sempadan Danau dan Waduk di
Provinsi NTB

IMPLEMENTASI
RTRW PROV. NTB
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PERDA RTRW

Nusa Tenggara Barat

Nomor 3 Tahun 2010

Kota Mataram

Nomor 12 Tahun 2011

Kota Bima

Nomor 4 Tahun 2012

Kabupaten Lombok Barat

Nomor 11 Tahun 2011

Kabupaten Lombok Tengah

Nomor 7 Tahun 2011

Kabupaten Lombok Timur

Nomor 2 Tahun 2012

Kabupaten Lombok Utara

Nomor 9 Tahun 2011

Kabupaten Sumbawa

Nomor 10 Tahun 2012

Kabupaten Sumbawa Barat

Nomor 2 Tahun 2012

Kabupaten Dompu

Nomor 2 Tahun 2012

Kabupaten Bima

Nomor 9 Tahun 2011

ASPEK
PENGENDALIAN

MASALAH YANG BERKEMBANG DI


MASYARAKAT
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

9.

PEMBANGUNAN FISIK TIDAK SELALU BERJALAN SESUAI DENGAN


RENCANA TATA RUANG YANG TELAH DITETAPKAN
AKTIVITAS PENDUDUK LEBIH CEPAT BERGERAK DIBANDINGKAN
PRODUK TATA RUANG
KEBIJAKAN KADANG-KADANG LEBIH KUAT DIBANDINGKAN ATURAN
PRODUK TATA RUANG MENJADI PERDA MEMERLUKAN WAKTU YANG
CUKUP LAMA
WALAUPUN PERDA RTRW PROV/KAB/KOTA TELAH DITETAPKAN,
TETAPI TIDAK DAPAT DIPAKAI SEBAGAI ACUAN PERIJINAN BILAMANA
BELUM DISUSUN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
RDTR DAN PERATURAN ZONASI JUGA MEMERLUKAN WAKTU LAMA
UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI ACUAN TEKNIS DI LAPANGAN
SEHINGGA MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA SERING MENCARI JALAN
PINTAS UNTUK MEPEROLEH APA YANG DIINGINKAN
RENCANA TATA RUANG TIDAK DAPAT 100 % DITERAPKAN DI
LAPANGAN KARENA MEMPUNYAI JANGKA WAKTU TERTENTU DAN INI
SANGAT TERGANTUNG SITUASI DAN KONDISI WILAYAHNYA MASINGMASING
KURANGNYA PEMAHAMAN DAN KOORDINASI STAKEHOLDERS DALAM
PENATAAN RUANG SEHINGGA IMPLEMENTASI BELUM BERJALAN

11.

12.
13.

14.
15.

16.

17.

TERBATASNYA PENDISTRIBUSIAN PRODUK TATA RUANG ( PRODUK


LAPORAN/PETA DLL) SAMPAI KE TINGKAT KECAMATAN, APALAGI
KELURAHAN/DESA YANG SEMESTINYA DISINI MERUPAKAN UJUNG
TOMBAK DARI PENGAWASAN OLEH MASYARAKAT
KURANGNYA TENAGA PPNS BIDANG PENATAAN RUANG BAIK DI
PROVINSI, APALAGI DI KAB/KOTA
WALAUPUN TELAH BERKALI-KALI DIADAKAN SOSIALISASI PROGRAM
PENATAAN RUANG, TETAPI BELUM TENTU SELURUH MASYARAKAT
DAN APARAT MENGETAHUI SECARA MENDALAM, KARENA
MENYANGKUT MULTIDISIPLIN
PRODUK TATA RUANG HANYA SEBAGAI REFERENSI, BILAMANA TIDAK
DILANJUTNYA SAMPAI KE RENCANA DETAIL/RINCI AKIBAT
TERBATASNYA DANA MASING-MASING DAERAH
TERBATASNYA PUBLIKASI PRODUK TATA RUANG BAIK BERUPA PETA,
BRUSUR/LEAFLET/BOOKLET DLL DI AREAL PUBLIK ( JALAN2 UTAMA
KOTA, TEMPAT UMUM DLL ) DIBANDINGKAN IKLAN SWASTA LAINNYA
ATAUPUN KAMPANYE PEMILIHAN
PARA PEMILIK MODAL SWASTA BERSAMA PEMANGKU KEBIJAKAN ,
KADANG-KADANG DAPAT MERUBAH RENCANA TATA RUANG MELALUI
GAGASANNYA SENDIRI, WALAUPUN HAL TERSEBUT TIDAK TERTERA DI
RENCANA TATA RUANG
SEHINGGA PRODUK TATA RUANG YANG TELAH ADA
MENGIKUTI/REVISI/PENYESUAIAN PEMBANGUNAN FISIK YANG TERJADI
DI LAPANGAN ( KASUS DI KWS. PUNCAK BOGOR, MATARAM, BALI,

TINDAKAN
SEGERA MENYUSUN PERGUB TATA CARA
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG (PERENCANAAN,
PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG)
SEGERA DIBENTUK TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KELEMBAGAAN DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG (BKPRD, INSTANSI PENERBIT IJIN, INSTANSI/
LEMBAGA /SATUAN TUGAS LAIN YANG BERTUGAS
DALAM PENERTIBAN)
MENINGKATKAN TENAGA PPNS BIDANG PENATAAN
RUANG ( MINIMUM 5 ORANG/KAB/KOTA )
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
PENATAAN RUANG ( PP 68/2010 )

REKOMENDASI
FOCUS PADA ALIH FUNGSI KAWASAN (RTRW SUDAH BISA DIJADIKAN
ACUAN)
ADVOKASI MASYARAKAT UNTUK MELAKUKAN CLASS-ACTION
TERHADAP INDIKASI PELANGGARAN/PENYIMPANGAN TR
SOSIALISASI PERATURAN TR KEPADA APARAT PENEGAK HUKUM DAN
MASYARAKAT LUAS
PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN MELALUI DIKLAT PPNS TATA
RUANG
PENGUATAN KOORDINASI ANTARA PEMPROV DAN KABUPATEN DALAM
RANGKA PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
PENYUSUNAN PERGUB TATA CARA PENGAWASAN / PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG

PENGUATAN KAPASITAS BKPRD KABUPATEN/KOTA


IDENTIFIKASI PERAN PROVINSI UNTUK PENGUATAN PERAN DALAM
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (PERSUASIVE DAN REPRESIF)

INDIKASI PELANGGARAN
PEMANFAATAN RUANG DI KOTA
MATARAM

PELANGGARAN
PEMANFAATAN RUANG
1 Pembangunan PLTD Tanjung Karang
2 Izin Bangunan Ruko Berubah Fungsi Menjadi Bangunan
Hotel
3 Bangunan Melanggar Sempadan Sungai
4 Beralih Fungsinya Ruko Menjadi Budidaya Sarang Burung
5 Walet
Bangunan Diatas Saluran Sebelah Barat Mataram Mall
6 Bangunan Hotel dan Villa diatas Bukit Senggigi
7 Bangunan Ilegal di Pinggir Pantai Wilayah Gili Trawangan
8 Jaringan Listrik Bawah Laut Menuju Tiga Gili
9 Penambangan Liar di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Tengah
10Beralih Fungsinya Ruko Menjadi Budidaya Sarang Burung
11Walet
Restoran Terapung di kawasan Bendungan Batu Jai
12Bangunan di Sepanjang Roi Pantai Gerupuk - Kuta
13Penambangan Pasir Besi di Wilayah Pringgabaya

PLTD TANJUNG KARANG


1.

PENGADUAN MASYARAKAT Bulan Februari


2014
Penolakan warga Tanjung Karang dan Tanjung
Karang Permai terhadap pembangunan PLTD
oleh PT. Bugak Berawang Cemerlang

2.

PPNS MENERIMA SURAT PENGADUAN 28


Februari 2014
Surat perihal Penolakan Pembangunan PLTD
TJ. KARANG dari masyarakat

3.

HASIL IDENTIFIKASI PPNS


a. Akhir Desember 2012 Pengajuan surat oleh
PLN ke Walikota terkait penambahan
kebutuhan daya listrik untuk wilayah Kota
Mataram
b. Perubahan surat Izin Lokasi mencapai 3 kali
:
. Izin lokasi No. 11/KPTS/ILOK/SKB/I/2013
tanggal 21 Januari 2013 a.n H. Maheram
yang diperuntukan untuk lokasi gudang
PLN;

PLTD TANJUNG KARANG


Lanjutan........................
Izin No. 361/KPTS/IMB/2013/SKB/VIII/2013 tanggal tanggal 28
Agustus 2013 a.n Hj. Maheram berupa izin bangunan sebagai
gudang pembangkit listrik
Izin Lokasi No. 282.a/KPTS/ILOK/SKB/I/2013 tanggal 11
Desember 2013 a.n PT. Bugak Berawan Cemerlang sebagai
lokasi tempat pembangunan PLTD
Izin No. 410/KPTS/IMB/SKB/XII/2013 tanggal 16 Desember 2013
a.n PT Bugak Berawan Cemerlang sebagai Pembangunan PLTD
c. Belum terdapat KLHS dan AMDAL kegiatan pembangunan PLTD;
d. Timbul dampak pembangunan pada saat pelaksanaan kegiatan,
seperti: dampak dari segi kesehatan; kenyamanan hunian dan
usaha masyarakat; menurunnya nilai ekonomis dari tanah
sekitarnya karena dapat menimbulkan kebisingan, debu dan
getaran akibat suara dan polusi yang dikeluarkan PLTD;
e. Jarak lokasi pembangunan dengan permukiman penduduk sangat
dekat (< 50 m), seharusnya minimal 2 km sesuai Peraturan
Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman
Teknis Kawasan Industri.

PLTD TANJUNG KARANG

Objek
wisata
bahari

Areal
pembangunan
PLTD berada
pada radius
30 50 m dari
garis pantai

Permukiman
nelayan berada
50 m dari lokasi
pembangunan
PLTD

BANGUNAN PLTD
YANG SEDANG
DIBANGUN
(3.300 M)

Didominasi areal
sawah dan kebun

Terdapat fasilitas
perdagangan yang
berada pada 100 200 m dari lokasi PLTD
Didominasi
areal sawah
dan kebun
Rumah-rumah
tunggal permanen
berada 70 m
dari lokasi
pembangunan
Fasilitas PLTD
perkantoran
berada pada radius
100 - 200 m dari
lokasi PLTD

32

LAHAN DI JALAN
LANGKO
1.

PENGADUAN MASYARAKAT Bulan November 2013


Pegaduan warga Jl. Gunung Kerinci kepada Dinas Tata
Kota Mataram tentang adanya aktivitas pembangunan
ruko dan hotel di Jl. Langko yang dianggap tidak aman
dan tidak sesuai dengan izin.

2.

KRONOLOGI KEJADIAN
.
Pengembang mengajukan permohonan izin untuk
pendirian bangunan ruko dua lantai kepada warga;
.
Warga memberi izin untuk pembangunan ruko dua
lantai;
.
Selain ruko dua lantai ternyata pengembang juga
membangun bangunan lain setinggi lima lantai di
bagian belakang ruko yang akan difungsikan
sebagai hotel;
.
Selama proses konstruksi beberapa kali terjadi
kecelakaan bangunan wumah warga tertimpa
material proyek yang jatuh;
.
Warga menuntut adanya kejelasan tentang izin
mendirikan bangunan yang dianggap warga tidak
sesuai dengan izin yang diajukan sebelumnya,
yaitu dari izin yang hanya untuk ruko dua lantai
tetapi pada kenyataanya dibangun bangunan lain
setinggi lima lantai.

3.

IMB TIDAK JELAS

LAHAN DI
CAKRANEGARA
1.

TEMUAN DI LAPANGAN
Temuan
banyaknya
terjadi
pemanfaatan
bangunan yang semula untuk fungsi sebagai
ruko menjadi untuk budidaya sarang burung
walet.

2.

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Bangunan ruko di kecamatan Cakranegara
dan
Kecamatan
Ampenan
beberapa
diantaranya dimanfaatkan untuk aktivitas
budidaya Sarang Burung Walet (SBW).
. Izin awal adalah IMB untuk Ruko, tetapi
ternyata
pada
pemanfaatanya
untuk
budidaya Sarang Burung Walet.
. Berpotensi untuk menimbulkan bahaya
kesehatan
jika
pengelolaan
dan
pemeliharaannya tidak dikelola dengan
baik.

INDIKASI PELANGGARAN
PEMANFAATAN RUANG DI KAB.
LOMBOK BARAT

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI NARMADA
1.

TEMUAN DI LAPANGAN
Terjadi pemanfaatan bangunan yang semula
untuk fungsi sebagai perkantoran dan kawasan
pertanian menjadi untuk Perdagangan dan Jasa
skala Regional.

2.

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Kawasan pertanian produktif berkurang
. Kawasan dilalui oleh jaringan jalan dengan
intensitas
kendaraan
tinggi
sehingga
penempatan kawasan perdagangan dan
jasa tidak sesuai

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI NARMADA

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI SENGGIGI
1.

TEMUAN DI LAPANGAN
Dibangunnya villa villa baru di atas bukit
senggigi yang kelerengannya di atas 40%

2.

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Rawan longsor
yang membahayakan
permukiman di bawahnya
. Pengikisan
tebing
bukit
yang
membahayakan masyarakat
. Terdapat bangunan yang belum memiliki
IMB

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI SENGGIGI

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI SENGGIGI

INDIKASI PELANGGARAN
PEMANFAATAN RUANG DI KAB.
LOMBOK TENGAH

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI GERUPUK
1.

2.

TEMUAN DI LAPANGAN
Banyak
bangunan
komersil
sempadan pantai

didirikan

di

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Lokasi pendirian bangunan tidak sesuai
Perda RTRW Kabupaten yang menyatakan
bahwa Sempadan Pantai berjarak 35 200
m

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI GERUPUK

LAHAN DI GUNUNG
PRABU
1.

TEMUAN DI LAPANGAN
Penambangan emas di sepanjang jalan hingga
sampai pada aliran sungai

2.

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Pemanfaatan kawasan konservasi sebagai
tempat penambangan
. Kawasan
bukit
terkikis
yang
dapat
mengakibat lomgsor dan membahayakan
masyakarat
. Terjadi
pencemaran
limbah
hasil
penggelontoran tambang emas

LAHAN DI GUNUNG
PRABU

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI KUTA
1.

TEMUAN DI LAPANGAN
Dibangunnya villa villa baru di atas bukit Kuta
yang kelerengannya di atas 30%

2.

KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI


. Rawan longsor
yang membahayakan
permukiman di bawahnya
. Pengikisan
tebing
bukit
yang
membahayakan masyarakat
. Terdapat bangunan yang belum memiliki
IMB

PERALIHAN FUNGSI
LAHAN DI KUTA

PERAN BKPRD

PERAN BKPRD
Peran BKPRD yang telah dilakukan di Provinsi NTB :
a. Pertemuan BKPRD yang telah dilakukan pada tanggal 12 -13 Maret
2014 dengan hasil Arahan Pelimpahan Kewenangan Pemberian
Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah Tentang RRTR Kabupaten / Kota dan Penyepakatan
Agenda Kerja BKPRD Provinsi NTB
b. Pemberian Berita Acara untuk Rekomendasi Gubernur RDTR
Taliwang
c. Fasilitasi Pencapaian Rekomendasi Gubernur untuk Rencana Rinci
Kota / Kabupaten melalui SKPD Dekonsentrasi Dinas PU NTB (RDTR
Kecamatan Kediri, RDTR Kawasan Perkotaan Gerung, RDTR
Kecamatan Pemenang dan RDTR Perkotaan Praya)
d. Pertemuan BKPRD yang dilakukan pada tanggal 13 September
2014 dengan hasil :
-. Pertemuan lanjutan di Sekretariat BKPRD NTB dan dilanjutkan di
Sembalun Lombok Timur
-. Pertemuan dengan pakar hukum dan penengak hukum, tim inti
BKPRD, Biro Hukum, Narasumber (Dirjen Tata Ruang Kementerian
PU, Dirjen Bangda, Pusat Kajian Kawasan UNRAM)
-. Diskusi untuk penyusunan draft Pergub TataCara Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Perencanaan, Pengendalian dan Pemanfaatan
Ruang)
-. Review RTRW untuk substansi Kehutanan, Energi dan review

PPNS

PERAN PPNS
Peran PPNS yang telah dilakukan di Provinsi NTB :
a. Pengumpulan data-data (kliping koran) terkait dengan
pelanggaran pemanfaatan ruang di Provinsi NTB
b. Survey lapangan terkait dengan pelanggaran pemanfaatan ruang
yang diadukan oleh masyarkat ataupun lembaga sosial
c. Melakukan survey lapangan baik formal maupun informal untuk
penyarian informasi pelanggaran pemanfaatan ruang
d. Pengelompokkan hasil pengumpulan data berdasarkan lokasi dan
jenis pelanggaran pemanfaatan ruang
e. Fasilitasi Koordinasi Penegakan Hukum Penangangan Pelanggaran
Pemanfaatan Ruang Provinsi NTB pada tanggal 17 April 2014
dengan pembahasan khusus untuk Pelanggaran Pemanfaatan
Ruang PLTD di Tanjung Karang, Kota Mataram

PELOPOR DAN
POKMAS

SOSIALISASI
PENATAAN RUANG
PELAJAR ADALAH HARAPAN MASA DEPAN BANGSA
SEHINGGA PERLU SEJAK DINI MENGETAHUI TENTANG
PENATAAN RUANG

LATAR
BELAKANG

UU 26/2007
pasal 7

PP 15/2010

Pemerintah melakukan pembinaan


penataan ruang kepada pemerintah
daerah
provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan masyarakat

Kegiatan Sosnas PPR merupakan salah satu bentuk pelaksanaan amanat dari PP No.
15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dalam aspek pembinaan penataan
ruang. Kebijakan penataan ruang merupakan hal umum dimana seluruh masyarakat
diharapkan minimal mengetahui, menyadari, dan mengerti akan pentingnya penataan

MATUR TAMPI
ASIH.

Anda mungkin juga menyukai