Anda di halaman 1dari 9

DIABETES MELITUS

Dosen Pengampu : Dr. Epsilon Dewanto, MM


Tim Pencatat : Muhammad Prigel Nashrullah
Tim Moting : Latifa Hanif Zuhri
I.

Pancreas

organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah lambung


dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi : fungsi endokrin
dan fungsi eksokrin
Tersusun atas jaringan

Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum

Pulau Langerhans sekresi insulin dan glukagon langsung ke


darah tersusun dari sel sel

Alfa
Sel ini memproduksi hormone glucagon

Berperan menaikan kadar gula darah


Kerja hormon ini merupakan kebalikan dari hormone
insulin

Beta
Sel ini memproduksi insulin
Insulin bekerja pada kadar gula yang tinggi
Insulin menaikan pengambilan glukosa darah
Insulin menaikan sisntesis glicogen
Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes
melitus
Hiperplasia dan neoplasia sel beta mengakibatkan
sindrom hiperinsulinisme ditandai hipoglikemia.

Delta
menyekresi

hormon

somastatin,

hormon

penghalang

pertumbuhan yang menghambat sekresi

glukagon dan insulin

Epsilon

Fi menyekresi polipeptida pancreas

Pancreas menghasilkan getah pancreas disalurkan ke usus halus. Getah


pancreas terdiri dari :

Enzim Amilase pancreas

Enzim Lipase pancreas

Tripsinogen

Natrium bikarbonat

Getah pancreas ini disebut enzim pancreas . Menghasilkan cairan alkalis


(dalam chime).

II.

Diabetes Melitus

Diabainein : tembus / pancaran air

Mellita : rasa manis


Merupakan Penyakit yg ditandai dengan Hiperglikemia yg
terus menerus dan bervariasi terutama setelah

makan yg

dapat juga disertai kelainan metabolik akibat gangguan


Hormonal.
III.

Penegakan Diagnosis

IV.

GDP : 70 110 mg / dl

GD 2j PP : > 150 mg / dl

Tanda dan Gejala

Tanda Kardinale :
- Poli dipsi
- Poli uri
- Poli Phagi

V.

Berat badan menurun

Kesemutan

Lemah

Gatal / Luka

Gangguan Visus

Gigi goyah

Keputihan

Penglihatan kabur

Mudah timbul abses

Komplikasi Diabetes Melitus

Komplikasi akut
Koma Ketoasidosis adalah keadaan dekompensasi
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis
dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin
Koma Hiperosmolar non ketosis
Koma Asidosis Laktat

Komplikasi kronik
Retinopati, Neuropati,
Nefropati, Gangren, Stroke,
PJK
Selain hal tersebut penderita diabetes mellitus beresiko
terkena

STROKE karena pada penderita, ditemukan

gangguan pada fibrinolisis (pemecahan fibrin) dan fungsi

koagulasi

(pembekuan

darah)

sehingga

akan

lebih

meningkatkan risiko terjadinya STROKE dan PJK.


VI.

Penggolongan Klinis
a. Diabetes Melitus tipe Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM)
b. Diabetes Melitus tipe II( Gemuk dan kurus)
Type lain:

Py Pankreas

Py Hormonal

Obat / Zat kimia

Gangguan reseptor insulin

Syndrome Genetika

Gestational

c. Gangguan Toleransi Glukosa

VII.

Kurus

Gemuk

kead / sindrome tertentu

Golongan dengan resiko static tinggi


a. GTG abnormal sebelumnya
b.

VIII.

IX.

Potensial bertoleransi abnormal

Faktor yang mempengaruhi Diabetes Melitus

Faktor Lingkungan

Faktor genetic

Faktor Induksi

Terapi Diabetes Melitus


a. Insulin
b. Oral Antidiabetik

Sulfonil urea: Tolbutamid, Karbitamid, Tolasamide,


Glikodiazin, Klorpropamid,Glibenklamid, Glikazid ,

Fenitil Biguanid: Fenformin, Buformin, Metformin

Mekanisme kerja:

Menurunkan absorpsi karbohidrat, dekstrin, disakarida di usus,


sehingga dapat mengurangi kenaikan plasma glukosa pada saat
setelah makan.
c. Terapi dengan obat
Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi
obat hipoglikemik oral . Golongan sulfonylurea dan
glinida
Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan
sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi obat-obat
hipoglikemik. Golongan biguanida dan tiazolidindion.

Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor


-glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi
glukosa dan umum digunakan untuk mengendalikan
hiperglikemia post-prandial

Daftar Obat Hipoglikemik Oral

Golongan Sulfonilorea

Drug of choice utk penderita yang baru terdeteksi DM


dg BB normal atau kurang dan tidak mengalami
ketoasidosis

Hati-hati pada pasien dg gangguan fungsi hati, ginjal


dan tiroid

Hanya efektif untuk penderita dg sel pankreas yang


masih berproduksi

Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin

Cara kerja mirip dg gol sulfonilurea

meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar


pankreas

Umumnya digunakan dg kombinasi bersama OHO lain

Golongan Biguanid

bekerja langsung pada hepar, menurunkan produksi


glukosa hepar

tidak merangsang sekresi insulin

Contoh: Metformin
Golongan Tiazolidindion (TZD)

cara kerja : meningkatkan kepekaan tubuh terhadap


insulin

menurunkan kecepatan glikoneogenesis

d. Terapi kombinasi
Pada kondisi tertentu diperlukan kombinasi
Antar OHO, atau OHO dg insulin
Contoh : kombinasi sulfonilurea dan biguanid

Anda mungkin juga menyukai