Anda di halaman 1dari 3

Etiologi Temporomandibular Disorder

Trauma
Trauma dapat dibagi menjadi dua :
Macrotrauma : Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan
perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.
Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama,
seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan
microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.
1.

2. Kebiasaan

buruk

Kebiasaan seperti gerinda gigi, bruksisme, menggigit bibir,


menggigit kuku, mengunyah permen karet, dan postur yang
abnormal dari rahang adalah sangat umum dan tidak terbukti
sebagai penyebab TMD, tapi berhubungan dengan TMD dan
mungkin dapat membuat gejala TMD bertambah parah dan
kronis.
3.

Oklusi
Oklusi gigi merupakan kestabilan gigi-gigi dalam gigitannya.
Para ahli percaya bahwa maloklusi dapat menyebabkan TMD,
tapi penelitian akhir-akhir ini tidak mendukung teori tersebut.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan pasien
dengan TMD mempunyai oklusi yang normal dan mayoritas
orang-orang dengan maloklusi tidak mengalami kelainan TMD.
Maloklusi seringkali merupakan faktor kontribusi yang dapat
memperparah TMD tapi tidak pernah menjadi faktor utama

penyebab kelaianan TMD.


4. Psikologikal
Banyak pasien dengan TMD mengatakan bahwa gejala TMD
timbul atau bertambah parah ketika mereka mengalami
depresi, ansietas, dan peningkatan stres emosional. Penelitian
menunjukkan bahwa banyak pasien dengan TMD meningkat
gejalanya
peningkatan

ketika
stres

mengalami
emosional.

depresi,
Kebanyakan

ansietas,

dan

pasien

akan

mengalami peningkatan kebiasaan gerinda gigi dan bruksisme


ketika mereka mengalami depresi, ansietas, dan peningkatan
stres emosional.

5.

Penyakit

TMJ

Beberapa tipe artritis akan terjadi pada TMJ seperti pada sendi
yang lain. Osteoartritis sangat umum terjadi pada usia lanjut.
Penyakit- penyakit seperti panyakit parkinson, myasthenia
gravis, stroke, amyotropic lateral sclerosis (Lou Gehrigs
disease) akan menyebabkan pergerakan rahang yang tidak
terkontrol.
6.

Penyakit

seperti

tetanus

(lock

jaw)

akan

menyebabkan kontraksi rahang dan otot yang tidak terkontrol.


Lain-lain
Penggunaan obat dan medikasi preskripsi tertentu dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat dan otot yang dapat
mempengaruhi

TMD.

Tipe

TMD

1.

Myogenous

TMD

(berhubungan

dengan

otot)

Biasanya pada kerja otot yang berlebihan, fatik, atau tekanan


pada rahang dan otot yang mendukung. Tipe ini meyebabkan
sakit pada rahang, sakit kepala dan atau sakit di belakang
leher.
2.

Arthrogenous

TMD

(berhubungan

dengan

sendi)

Biasanya disebabkan karena keradangan, penyakit, atau


degenerasi jaringan lunak atau keras yang berkaitan dengan
TMJ. Keradangan, dislokasi diskus, dan artritis degeneratif
merupakan kelainan artrogenus yang paling sering.

Stress
emosional
merupakan
penyebab
utama
disfungsi
temporomandibula. Factor factor etiologi disfungsi sendi dibagi
menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1. Faktor predisposisi
Merupakan factor yang meningkatkan resiko terjadinya dsifungsi
sendi. Terdiri dari :
a. Keadaan sistemik. Penyakit sistemik yang sering menimbulkan
gangguan sendi temporomandibula adalah rematik
b. Keadaan structural. Keadaan structural yang mempengaruhi sendi
temporomandibular adalah oklusi dan anatomi sendi, meliputi :
1) Hilangnya gigi posterior openbite anterior
2) Impaksi molar 3
3) Overbite yang lebih dari 6-7 mm, dll
2. Faktor inisiasi (presipitasi)

Merupakan factor yang memicu terjadinya gejala-gejala disfungsi sendi


temporomandibula misalnya kebiasaan parafungsi oral dan trauma yang
diterima sendi temporomandibula. Trauma pada dagu dapat
menimbulkan traumatic atritis sendi temporomandibula.
Beberapa tipe parafungsi oral seperti kebiasaan menggigit pipi, bibir,
dan kuku dapat menimbulkan kelelahan otot, nyeri wajah, dan keausan
pada gigi-gigi.
Kebiasaan menerima telepon dengan gagang telepon disimpan antara
telinga dan bahu, posisi duduk atau berdiri/berjalan dengan kepala lebih
ke depan dapat mengakibatkan kelainan fungsi fascia otot, karena
seluruh fascia dalam tubuh saling memiliki keterkaitan maka adanya
kelainan pada salah satu organ tubuh mengakibatkan kelainan pada
organ lainnya
3. Factor Perpetuasi
Merupakan factor etiologi dalam gangguan sendi temporomandibula
yang menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan sehingga
gangguan ini bersifat menetap, meliputi tingkah laku sosial, kondisi
emosional, dan pengaruh lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai