Anda di halaman 1dari 7

V.

TINGKAT KEAKURATAN/ GRADE PEMETAAN


Grade Pemetaan gua adalah tingkat keakuratan atau ketelitian peta. Yang sering digunakan adalah tingkat
ketelitian menurut BCRA (British Cave Research Association) yang membagi beberapa tingkatan yaitu :
1. Grade 1
Gambar/Sketsa Kasar tanpa skala yang benar dan dibuat diluar gua dengan dasar ingatan dari sipembuat
terhadap loronglorong yang digambar.
2. Grade 2
Peta dibuat dalam gua tanpa skala yang benar dan tanpa menggunakan alat ukur apapun, hanya
bedasarkan perkiraan.
3. Grade 3
Sketsa dibuat dalam goa dengan menggunakan bantuan Kompas dan Tali yang ditandai tiap-tiap meternya
memiliki ketelitian pengukuran satuan 2,5 posisi stasiun per 5 m, dilakukan jika waktu sangat terbatas,
penggunaan Klinometer sangat dianjurkan.
4. Grade 4
Pengukuran telah menggunakan kompas serta Meteran atau Topofil. Dapat digunakan jika diperlukan,
untuk menggambarkan survey tidak sampai ke Grade 5, tetapi lebih akurat dari Grade 3.
5. Grade 5
Pengukuran Dengan Kompas Prismatic dan Klinometer dengan kesalahan ukur 0,5, pita ukur Fiber Glass
dengan kesalahan ukur < dari 10 cm. Instrument dikalibrasikan terlebih dahulu, Centre Line dianjurkan
disurvey menggunakan Leap Frog Methode.
6. Grade 6
Pada dasarnya sama dengan Grade 5 akan tetapi pada Grade ini Kompas dan Klinometernya menggunakan
Tripod sehingga pada waktu melakukan pengukuran posisi alat tidak bergerak.
7. Grade X
Pada Grade ini menggunakan Pesawat Ukur Theodolit dan Pita Ukur Metallic. Akan tetapi grade ini sangat
jarang digunakan dikarenakan peralatan yang kurang efisien jika menggunakan Theodolit dalam pemetaan
gua karena kondisi lorong gua yang memiliki macam macam variasi bentukan lorong sehingga alat ini
juga cukup riskan jika digunakan didalam gua terutapa pada loronglorong yang sempit.
Selain membuat macammacam tingkat ketelitian (Grade) peta gua, BCRA juga membuat klasifikasi
perincian survey, yaitu :
Class A : Semua detail lorong dibuat diluar kepala
Class B : Detail lorong diestimasi dan dicatat dalam gua
Class C : Detail lorong diukur pada tiap stasiun survey
Class D : Detail lorong diukur pada tiap stasiun survey dan diantara stasiun survey.
VI. SURVEY DAN PENGAMBILAN DATA
1. Methode Arah Survey
Dalam Pemetaan Gua ada macam Metode Arah Survey, Yaitu :
Forward Methode
Dimana pembaca alat dan pencatat berada pada stasiun 1 (pertama) dan pointer (target) berada pada
stasiun 2 (kedua), setelah pembacaan alat selesai pointer maju ke stasiun selanjutnya yang telah
ditentukan oleh leader dan pembaca alat maju tepat pada posisi pointer tanpa merubah titik stasiun
tempat berdiri pointer sebelumnya, begitu seterusnya.

Metode Arah Survey Foward


Leap Frog Methode
Pada metode ini pembaca alat berada pada stasiun kedua sedangkan pointer pada stasiun pertama,
setelah pembacaan alat selesai pointer maju langsung menuju stasiun ketiga sedang pembaca alat tetap
pada stasiun kedua dan melakukan pembacaan alat lagi, setelah pembacaan selesai pembaca alat langsung
menuju stasiun keempat dan melakukan pembacaan alat lagi dengan sasaran stasiun tiga, begitu
seterusnya. Keuntungan menggunakan methode ini adalah lebih akurat dan cepat hanya saja dalam
pengolahan dantanya kita harus berhatihati.

2. Arah Survey (Pengambilan Data)


Top to Bottom, Pengukuran dimulai dari Etrance gua dan berakhir pada ujung lorong gua atau akhir
dari lorong gua tersebut.
Bottom to Top, adalah kebalikan dari Top to Bottom yaitu pengukuran dimulai dari ujung lorong
sampai pada entrance gua.
3. Metode Pengukuran Chamber
Dalam Melakukan Survey Pemetaan biasanya kita menemukan loronglorong yang besar atau biasa kita
sebut aula gua atau Chamber. Karena ukuran chamber yang cukup luas biasanya membuat kita bingung
atau kewalahan dalam melakukan pengukuran, untuk itu ada beberapa cara malakukan pengukuran
pada chamber untuk mempermudah kinerja tim dan menghasilkan data yang akurat.
Adapun caracara tersebut yaitu :
Polygon Tertutup

Polygon Terbuka

Offset Methode

4. Penentuan Titik Stasiun


Penentuan Titik Stasiun pada pemetaan gua sebenarnya merupakan salah satu factor keakuratan peta gua
tersebut. Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan titik stasiun pemetaan,
antara lain yaitu :
Perubahan Arah Lorong Gua.

Perubahan extrim bentuk lorong.


Batas Pengukuran < 30 m.
Perubahan Sudut Elevasi Lorong yang extrim misalkan : Pitch atau Slope.
TemuanTemuan Penting Seperti : Ornamen Khusus, Biota, Litologi Khusus, dan Sebagainya
5. Organisasi Tim Survey
Dalam kegiatan Pemetaan Gua idealnya terdiri dari 5 orang dalam tim pemetaan yang dimana masingmasing anggota memiliki tugas masingmasing, yaitu :
Orang Pertama : Sebagai pembaca alat ukur seperti Kompas, Klinometer, dan Meteran/Roll Meter.
Orang Kedua : Sebagai Pointer/ target yang dimana orang ini membawa ujung meteran dan
memegang titik/ point (biasanya berupa Senter/ Headlamp) yang nantinya menjadi sasaran
bidikan Kompas dan Klinometer yang dipegang oleh orang pertama. Orang pertama dan orang
kedua diharuskan memiliki tinggi badan yang sama guna mengurangi kesalahan pada pengukuran
elevasi lorong gua.
Orang Ketiga : Sebagai pencatan data pengukuran.
Orang Keempat : Sebagai Diskriptor, Pembuat sketsa lorong (Plan Section, Extended Section dan
Cross Section).
Orang Kelima : Sebagai Leader yang menentukan titik stasiun dan pemasang lintasan pada gua
vertical.
Pekerjaan yang cukup sulit adalah menjadi diskriptor karena efesiensi waktu, segala detail data dan
rekaman data terletak pada posisi ini. Seorang diskriptor yang berpengalaman dapat mengetahui apabila
terjadi dalam pembacaan kompas dan klinometer. Oleh karena itu yang ditugaskan menjadi seorang
diskriptor adalah orang yang mampu merekam dan menuangkan situasi gua yang disurvey dalamworksheet
dengan jelas dan lengkap sehingga tidak menyulitkan anggota tim yang lain pada saat penggambaran peta
gua.
6. Pengambilan Data Lapangan
Dalam pengambilan data dilapangan kita cukup mengisi table data yang telah kita siapkan sebelumnya.

Contoh Worksheet Pengambilan Data Lapangan


Keterangan :
From : Nama Stasiun Awal
To : Nama Stasiun Akhir
L ( m ) : Jarak Tiap Stasiun
Alpha ( ) : Besar Azimuth Lorong/Besar Sudut Kompas
Beta ( ) : Besar Sudut Elevasi/Besar Sudut Yang dihasilkan Oleh Klinometer
Kiri : Jarak Dari Stasiun Ke Dinding Kiri Gua
Kanan : Jarak Dari Stasiun Ke Dinding Kanan Gua

Atas : Jarak Dari Stasiun/Point Ke Plafon Gua


Bawah : Jarak Dari Stasiun/Point Ke Lantai Gua
Dalam pengambilan data dilapangan ada beberapa hal yang mempengaruhi keakuratan data yang kita
ambil, seperti :
Adanya Medan Magnet atau benda lain yang mengandung unsur magnet yang ada didekat
Compasmen Seperti : Headlamp yang menggunakan magnet pada bagian belakangnya, Jam Tangan,
Carabiner dan unsur logam lainnya)
Kesalahan pada saat mengimput data Klinometer, biasanya penempatan positif dan negatifnya
Kesalahan Pembacaan Klinometer (pada klino Suunto terdapat dua satuan yang dapat digunakan
yaitu Derajat dan Persen)
Kesalahan Pengimputan angka pada kolom (biasanya terjadi pengimputan data terbalik, data
klinometer diimput dikolom Kompas sedangkan kompas diimput kedalam kolom klinometer)
Posisi stasiun yang bergeser
Penggunaan satuan, biasanya pada pembacaan ukuran jarak sering terjadi perubahan pembacaan
satuan seperti meter berubah menjadi centimeter akan tetapi tidak diberikan keterangan pada
saat terjadi perubahan pembacaan.
Tidak Melakukan kalibrasi alat ukur sebelum melakukan pemetaan
VII. PENGOLAHAN DATA LAPANGAN DAN PENGGAMBARAN PETA GUA
1. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data gua kita tinggal mengimput datadata yang kita ambil dilapangan kedalam table

Contoh Tabel Pengolahan Data Gua


D=L*Cos Beta : Jarak Miring
Sigma D : Hasil Penjumlahan Silang antara Sigma D Awal dengan Jumlah D Pada Stasiun Sebelumnya
H=D*Sin Beta : Beda Elevasi
Sigma H : Hasil Penjumlahan Silang Antara Sigma H Awal dengan Jumlah H Pada Stasiun Sebelumnya
X=D*Sin Alpha : Absis
Sigma X : Hasil Penjumlahan Silang Antara Sigma X Awal dengan Jumlah X Pada Stasiun Sebelumnya
Y=D*Cos Alpha : Ordinat
Sigma Y : Hasil Penjumlahan Silang Antara Sigma Y Awal dengan Jumlah Y Pada Stasiun Sebelumnya
2. Penentuan Skala Dan Arah Utara Peta
Skala Peta
Skala adalah perbandingan antara jarak sebenarnya dengan jarak yang ada dipeta, dalam hal ini
disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan survey. Untuk kepentingan exploitasi dan ilmiah yang digunakan
adalah skala besar
(biasanya kurang dari 1 : 250) agar tampilan detail peta dapat terlihat dengan jelas. Akan tetapi biasanya
para surveyor menentukan skala sesuai dengan besar ukuran kertas yang mereka gunakan untuk
pengambaran peta, biasanya ,maksimal ukuran A0 (1,189 x 0,841).

Orientasi Peta
Arah utara ada tiga macam :
1. Arah Utara Magnetic/ North Magnetic ( NM ) G Ditunjukkan oleh Utara Jarum Kompas
2. Arah Utara Sebenarnya/ True North ( TN ) G Sesuai dengan sumbu bumi
3. Arah Utara Pete/ Grid North ( GN ) G Sesuai dengan Sumbu Y Arah utara pada peta gua tidak harus
selalu dibagian atas kertas akan tetapi dapat disesuaikan dengan efesiensi penggunaan kertas.
3. Penggambaran Peta
Dalam peta gua biasanya ada beberapa jenis peta gua yang digambar seperti Peta Gua Tampak Atas/ Plan
Section, Peta Gua Tampak Samping/ Extended Section dan sebagainya. Adapun dalam penggambarannya
sebagai berikut :
Penggambaran Plan Section
Dalam Penggambaran Plan Section atau Peta Gua tampak Atas kita lakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Penetuan Titik Koordinat Center Line
Mulanya kita tentukan dulu Center Line, Center Line adalah letak/ posisi tiap stasiun pemetaan sesuai
dilapangan. Dalam penentuan stasiun kita menggunakan Diagram/Koordinat Polar atau Koordinat
Cartesius.
Koordinat Polar
Penggunaan Diagram Polar sangat sederhana dan cepat hanya saja apabila terjadi kesalahan adalah
kesalahan akumulatif, kesalahan akan bertambah besar dengan bertambahnya stasiun. Dalam ploting
Center Line pada ini kita membutuhkan busur derajat atau protactor dengan penggaris. Pada penggunaan
diagram ini kita tentukan dulu arah utaranya. Dalam penentuan titik stasiun ditentukan oleh besar
sudut kompas yang ada didata, dengan acuan 0 adalah utara yang telah kita buat sebelumnya.
Disarankan untuk menggunakan millimeter block atau kertas grafik untuk meminimalisir kesalahan.

Contoh Penggambaran Dengan Menggunakan Koordinat Polar


Koordinat Cartesius
Penggambaran dengan menggunakan Koordinat Cartesius adalah yang direkomendasikan oleh BCRA untuk
dipakai pada penggambaran Grade 5. Dalam penggambaran ini kita menggunakan hasil Sigma X dan
Sigma Y untuk menentukan plot stasiun pada Plan Section sedangkan Sigma D dan Sigma H untuk plot
stasiun pada extended section. Dalam penggambarannya menggunakan kertas Grafik/ Milimeter Block
untuk memudahkan dalam penggambaran.
Contoh : pada stasiun 1 X = 2, Y = 1 ; Stasiun 2 X = 3, Y = 3 ; Stasiun 3 X = 4, Y = 4 ; Stasiun 4 X = 2, Y = 7 ;
Stasiun 5 X = -1 Y = 9 ; Stasiun 6 X = -2, Y = 12.

Contoh Penggambaran Dengan Menggunakan Koordinat Cartesius


B. Penentuan Titik Jarak Dinding Kiri dan Kanan Gua
Setelah kita selesai memploting Center Line selanjutnya kita membuat dinding dinding gua dengan cara
memplot titik titik dinding gua pada tiap stasiun dengan menggunakan hasil yang terdapat pada table
dinding kiri dan kanan yang sudah diskalakan. Kemudian titik plot dinding kiri kanan tersebut
dihubungkan dengan mengikuti bentuk lekukan dinding gua yang ada pada sketsa gua.
C. Simbol Pada Peta
Setelah Peta selesai digambar kemudian kita memasukkan symbol symbol pada peta (Ornamen, Litologi,
Hidrologi, Biota Gua).
Penggambaran Extended Section
Penggambaran Extended Section dapat dilakukan dengan dua cara seperti pada penggambaran Plan
Section. Untuk Koordinat Polar yang digunakan adalah hasil pengukuran Klinometer ( L ) dan jarak miring
( D ). Jika menggunakan Koordinat Kartesius maka yang digunakan adalah hasil dari Sigma D dan Sigma H
dan hasil tersebut sudah kita skalakan. Untuk penggambaran atap gua yang diambil adalah angka/ukuran
dari titik stasiun keatap gua (Atas) sedangkan lantai gua dari titik stasiun ke lantai gua (Bawah).
Penggambaran Cross Section
Adalah penampang melintang gua, penggambarannya dilakukan dengan menggunakan hasil dari
pengukuran dinding kiri, kanan, atap dan lantai gua.
Penggambaran Project Section
Penggambaran Project Section dilakukan dengan memproyeksikan gambar plan section dengan elevasi
sesuai hasil Sigma H.
4. Kelengkapan Peta
Untuk memudahkan orang lain dalam memahami peta yang kita buat maka ada beberapa kelengkapan
peta yang harus kita cantumkan pada peta tersebut, diantaranya :

Nama Gua
Letak Administratif Gua
Waktu Pembuatan/Pemetaan (Tanggal, Bulan Dan Tahun)
Tinggi Elevasi Mulut gua dari Permukaan Laut
Panjang Gua dan Kedalaman Gua
Lagenda
Skala Peta
Utara Peta

Anda mungkin juga menyukai