LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
: Ny. L
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Likupang
Pekerjaan
: Swasta
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Tanggal rawat di RS
: 12Agustus 2016
Tanggal pemeriksaan
: 12 Agustus 2016
ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis dan aloanamnesis.
A. Keluhan Utama
Nyeri pada ulu hati.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Mongisidi pada tanggal 12 Agustus 2016 dengan
keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 3 hari SMRS.
Nyeri dirasakan terutama setelah makan. Rasa nyeri tidak berkurang dengan
istirahat. Selain nyeri pada ulu hati, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut
kiri bawah.
Pasien juga mengeluh badannya lemas dan mudah lelah. Pasien merasa
mual dan disertai muntah. Pasien tidak demam (-), tidak batuk (-), sesak (-),
nafsu makan turun (+) karena setiap akan makan selalu merasa mual.
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
6. Riwayat asma
: disangkal
7. Riwayat atopi
: disangkal
8. Riwayat opname
9. Riwayat trauma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
5. Riwayat atopi
: disangkal
6. Riwayat asma
: disangkal
E. Riwayat Pribadi
1. Merokok
: disangkal
2. Konsumsi alkohol
: disangkal
: disangkal
4. Konsumsi jamu
: disangkal
5. Konsumsi kopi
: disangkal
: diakui
: disangkal
2
III.
: lemah.
Kesadaran
Vital Sign
Tekanan darah
Nadi
Respiratory rate
Suhu
A. Kulit
Ikterik (-), petekie (-), purpura (-), akne (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-),
bekas garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (-).
B. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut warna hitam, luka (-).
C. Mata
Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (+/+), injeksi konjungtiva (-/-),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm,
reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-).
D. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
E. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
F. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), mukosa pucat (+), lidah
tifoid (-), papil lidah atrofi (-), luka pada tengah bibir (-), luka sudut bibir (-).
G. Leher
Leher simetris, deviasi trakea (-), JVP R0, pembesaran kelenjar limfe (-).
H. Thorak
1. Paru
- Inspeksi
Ketinggalan gerak
Depan
Fremitus
Belakang
-n
-
n
n
n
n
n
Depan
Belakang
-n - n
- - n
n
n
n
Perkusi
:
Depan Belakang
S S S S
S S S S
S S S S
S: sonor
Auskultasi :
Suara dasar vesikuler (SDV)
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
Suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
2. Jantung
-
- Palpasi
- Perkusi
: batas jantung.
Bawah
Bawah
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
4.
+
Pinggang
+
-
Inferior
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan darah rutin
V.
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Leukosit
Limfosit#
Mid#
Granulosit#
Limfosit%
Mid%
Granulosit%
Hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Indeks eritrosit
7.8
1.5
0.7
5.6
19.1
8.6
72.3
7.3
1.85
16.7
103 ul
103 ul
103 ul
103 ul
%
%
%
gr/dl
106 ul
%
4 10
0.8 4
1.1 0.9
27
20 40
39
50 70
11 16
3.5 - 5.5
37 50
MCV
90.3
fl
82 - 95
MCH
28.6
pg
27 - 31
MCHC
Trombosit
DIAGNOSIS
31.7
310
g/dl
103 ul
32 36
100-300
PLANNING
Inf Nacl 16 tpm
- Pro Endoskopi
- Ureum, Creatinin
- SGOT, SGPT
- Na, K, Cl
A. Definisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus atau lokal.
Gastritis erosif bila terjadi kerusakan mukosa lambung yang tidak meluas
sampai epitel (Lindseth, G., 2006).
Gastritis merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
bersifat jinak dan merupakan respon mukosa terhadap berbagai iritan
lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan), kafein, alkohol, dan
aspirin merupakan pencetus yang lazim. Infeksi Helicobacter pylori lebih
sering diangap penyebab gastritis akut. Obat-obatan seperti obat anti
inflamasi non steroid (OAINS) sulfonamid, steroid juga diketahui
menggangu sawar mukosa lambung (Lindseth, G., 2006).
Gastritis terbagi dua yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut
dan kronis memiliki manifestasi klinis dan kompilkasi yang sama yaitu
dapat ditemukan terjadinya perdarahan saluran cerna atas atau perdarahan
gastrointestinal atas berupa hematemesis melena. Hematemesis melena
inilah yang merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di
setiap rumah sakit diseluruh dunia termasuk di Indonesia (Mansjoer,
2000).
B. Etiologi
1. Helicobater pylori
Individu sehat dibawah umur 30 tahun mempunyai angka prevalesi
koloni H. Pylori pada lambung sekitar 10 %. Kolonisasi meningkat
sesuai umur, pada mereka yang berumur lebih dari 60 tahun
mempunyai tingkat kolonisasi sesuai umur mereka. H. pylori
merupakan basil gram-negatif, spiral dengan flagel multipel lebih
menyukai lingkungan mikroaerofilik. H. Pylori tidak menyerang
jaringan,
menghuni
(McGuigan,J., 2000).
dalam
gel
lendir
yang
melapisi
epitel
D. Klasifikasi
1. Gastritis Akut
perubahan
hormonal
dalam
tubuh
dan
perubahan
histologi
kelenjer-kelenjer
mukosa
Pylori.
lambung
Sehingga
menyebabkan
dengan
meningkatnya
pertumbuhan
bakteri
ganstritis
yang
distribusi
anatomisnya
sifat ulkus, ukuran, bentuk dan lokasinya dan dapat menjadi dasar
referensi untuk penilaian penyembuhan.
Endoscopy Normal Upper tractus gastrointestinal
kerja
kemungkinan
melalui
pelepasan
kutup
dan
menambah
sekresi
bikarbonat
dan
mukus,
terapinya
yaitu:
PPI
2x1,
Bismuth
4x2,
operasi
saat
ini
frekuensinya
menurun
akibat
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer et al., 2001. Kapita selekta kedokteran. Jakarta, FKUI
Bakta I Made., 2006. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia, dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta, FKUI
Boediwarsono., 2007. Anemia dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Surabaya,
Airlangga University Press
Davey, P., 2005. Anemia Dalam At A Glance Medicine. Jakarta, Erlanggga
Medical Series
Haynes, R.B., 2002. Interventions To Enhance Patients Adherence To Medication
Prescription. JAMA 2002;288:2868-79
Herlan., 2006. Gastritis, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Suyono, S. (ed).
Jakarta, Balai Penerbit FKUI
Hoffbrand, A.V., 2007. Kapita Selekta Hematologi Edisi Keempat. Jakarta, EGC
Hoffbrand Av, Petit JE, Moss PAH., 2001. Essensial Hematology. 4 th edition.
Oxford.
Linseth, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi.
Jakarta, EGC
McGuigan, J., 2000. Ulkus Peptikum dan Gastritis, dalam Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. Jakata, EGC
Price Sylvia., 2005. Patofisiologi kedokteran edisi 6. Jakarta, EGC
Sudoyo., 2007. Hematologi. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta,
Balai Pernerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tarigan P., 2001. Endoscopy and Histopathologicpicture of gastric mucosa with
helicobacter pylori infection. JGHF
Tarigan P., 2007. Tukak Gaster. Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed IV. Jakarta, FKUI