Anda di halaman 1dari 14

Secara konstitusional, politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif berlandaskan Pancasila

dan Undang-undang Dasar 1945. Selain berlandaskan kedua sumber tadi, politik luar negeri
bebas aktif merupakan hasil dari dinamika ketatanegaraan Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Politik luar negeri bebas aktif pertama kali dinyatakan sebagai sikap politik pemerintaha pada
tanggal 2 september 1948. Pernyataan ini disampaikan pemerintah ketika memberikan
keterangan di depan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang menegaskan, bahwa
Indonesia jangan menjadi objek dalam pertarungan politik internasional,melainkan harus tetap
menjadi subjek yang dapat menentukan sikap dan memperjuangkan kepentingan sendiri,yaitu
Indonesia merdeka seluruhnya.
Berdasarkan penegasan pemerintah di atas,sikap politik luar negeri bebas aktif dapat dirinci
menjadi:
1. Kebebasan menetukan nasib dan memperjuangkan kepentingan sendiri;
2. Tidak memihak kepada salah satu blok kekuatan dunia namun aktif mewujudkan
perdamaian dunia;
3. Menentang penjajahan dalam segala bentuknya dan bekerja secara saling
menguntungkandalma bidang politik, ekonomi dan sosial;
4. Hidup berdampingan secara damai dan bertetangga baik dengan menghormati
kedaulatan masing-masing serta tidak saling mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing negara;
5. Memajukan hubungan

dan

kerja

sama

internasional

sebagai

perwujudan

kebijaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan
nasional.
Prinsip-prinsip diatas menjadi landasan keterlibatan Indonesia dalam behubungan antar bangsa.
Keterlibatan ini antarlain diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan Indonesia dalam organisasiorganisasi internasional seperti PBB, OPEC, IMO, ICAO dan ILO.

A. Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional PBB


1. Indonesia Menjadi Anggota PBB
Dalam sidang Umum PBB pada tanggal 20 September 1950, Majelis Umum PBB dengan
suara bulat menerima Indonesia menjadi anggota PBB yang ke-60. Pada tanggal 28
September diadakan upacara pengibaran bendera Merah Putih di Markas Besar PBB di
samping bendera-bendera dari 59 negara anggota lainnya.
Setelah resmi menjadi anggota, maka Indonesia segera mengirimkan delegasinya untuk
mengikuti Sidang Umum PBB. Dengan diterimanya Indonesia menjadi anggota PBB
berarti Indonesia telah dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsabangsa lainnya dan dapat turut serta memecahkan persoalan-persoalan dunia.
2. Indonesia Keluar dari anggota PBB
Namun, hubungan yang harmonis antara Indonesia dan PBB menjadi terganggu sejak
Indonesia

menyatakan

diri

keluar

dari

keanggotaan

PBB

pada

Januari

1965.Persoalannya, usul Indonesia agar Malaysia tidak diterima sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB tidak membuahkan hasil. Kenyataannya, Malaysia tetap
diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Sejak keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan
internasional. Kenyamanan dan kebersamaan hidup dengan bangsa lain tidak dapat
dirasakan lagi.Begitu pula pembangunan negara menjadi terhambat sehingga berakibat
pada kesengsaraan rakyat. Menyadari adanya kerugian itu, maka pemerintah Orde Baru
memutuskan untuk masuk kembali menjadi anggota PBB.
Pada 28 September 1966 Indonesia kembali aktif di PBB. Indonesia tetap diterima
kembali sebagai anggota PBB yang ke-60. Tindakan Indonesia ini mendapat dukungan
dari Aljazair, Filipina, Jepang, Mesir, Pakistan, dan Thailand.

3. Peranan Indonesia dalam PBB


Republik Indonesia tidak hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan
aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
a. Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja
sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
b. Secara langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen
Garuda (KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian
dunia.
c. Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke
Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
d. Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada
tahun 1973-1974.
e. Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008,
penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon
Selatan.
f. Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
g. Indonesia telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan perdamaian PBB
(UNPKO) sejak UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
h. Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan jumlah
personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang tersebar di 5
Negara.
i. Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang cinta damai.

j. Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir segera


mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara Liga Arab pada 18 November
1946.
k. Mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI sebagai negara merdeka dan
berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan De Jure menurut hokum
internasional.
l. Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara
anggota yang memiliki hak pilih.1
B. Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional OPEC
1. Status Keanggotaan Indonesia dalam OPEC
Sejak menjadi anggota OPEC tahun 1962, Indonesia ikut berperan aktif dalam penentuan
arah dan kebijakan OPEC khususnya dalam rangka menstabilisasi jumlah produksi dan
harga minyak di pasar internasional. Berdirinya Sekretariat OPEC di Wina tahun 1965,
KBRI/PTRI Wina terlibat aktif dalam kegiatan pemantauan harga minyak dan
penanganan masalah substansi serta diplomasi di berbagai persidangan yang
diselenggarakan oleh OPEC.
Pentingnya peran yang dimainkan oleh Indonesia di OPEC telah membawa Indonesia
pernah ditunjuk sebagai Sekjen OPEC dan Presiden Konferensi OPEC. Pada tahun 2004,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Indonesia terpilih menjadi Presiden
dan Sekjen sementara OPEC. Namun akhir-akhir ini, status keanggotaan Indonesia di
OPEC telah menjadi wacana perdebatan berbagai pihak di dalam negeri, karena
Indonesia saat ini dianggap telah menjadi negara pengimpor minyak (net-importer).
Dalam kaitan ini, Indonesia sedang mengkaji mengenai keanggotaanya di dalam OPEC

1 Kemlu,
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/Documents/Keanggotaan_Indonesia_pada_OI.pd
f diakses oada tanggal 12 September 2016

dan telah membentuk tim untuk membahas masalah tersebut dari sisi ekonomi dan
politik.
2. Peranan Indonesia dalam OPEC
Secara ekonomi, keanggotaan Indonesia di OPEC membawa implikasi kewajiban untuk
tetap membayar iuran keanggotaan sebesar US$ 2 juta setiap tahunnya, disamping biaya
untuk sidang-sidang OPEC yang diikuti oleh Delegasi RI. OPEC melihat bahwa
penurunan tingkat ekspor di beberapa negara anggota OPEC, termasuk Indonesia,
disebabkan karena kurangnya investasi baru di sektor perminyakan.
Apabila kondisi tersebut terus berlangsung, maka diperkirakan Indonesia akan
mengalami hambatan dalam meningkatkan tingkat produksinya dan tetap menjadi
pengimpor minyak di masa mendatang. Disamping hambatan-hambatan tersebut di atas,
keanggotaan Indonesia di OPEC akan memberikan berbagai keuntungan politis, yaitu:
a. Meningkatkan posisi Indonesia dalam proses tawar-menawar dalam hubungan
internasional. Kedudukan Menteri ESDM dalam kapasitasnya sebagai Presiden
Konferensi OPEC sekaligus Acting Sekjen OPEC pada tahun 2004, telah memberikan
posisi tawar yang sangat tinggi dan strategik serta kontak yang lebih luas dengan
negara-negara produsen minyak utama lainnya;
b. Peningkatan citra RI di luar negeri. Pemberitaan mengenai persidangan dan kegiatan
OPEC lainnya yang sangat luas secara otomatis dapat mengangkat citra negara
anggota. Perhatian media massa lebih terfokus ketika pejabat RI (Menteri ESDM)
memegang jabatan sebagai Presiden Konferensi OPEC.
c. Peningkatan solidaritas antar negara berkembang. Di dalam forum-forum OPEC,
semua negara anggota memiliki visi dan misi yang sama di bidang energi serta
menjadikan OPEC sebagai wahana bersama untuk meningkatkan rasa persaudaraan
sesama negara anggota dan negara berkembang lainnya. OPEC Fund (lembaga
keuangan OPEC) telah memberikan bantuan dana darurat sebesar 1,2 juta Euro,
dimana separuhnya diperuntukkan bagi Indonesia, untuk rehabilitasi dan rekonstruksi
Aceh dan Sumatera Utara yang dilanda gempa bumi dan tsunami pada akhir tahun
2004 .
d. Akses terhadap Informasi. Sebagai anggota OPEC, Indonesia mendapatkan akses
terhadap informasi, baik yang bersifat terbuka dari Sekretariat OPEC maupun

informasi rahasia mengenai dinamika pasar minyak bumi. Disamping itu, Indonesia
memiliki kesempatan untuk menempatkan SDM-nya untuk bekerja di Sekretariat
OPEC. Hal ini merupakan investasi jangka panjang karena akan dapat menjadi
network bagi Indonesia di masa datang.2
3. Alasan Indonesia Keluar dari OPEC
Di karenakan indonesia pada Mei 2008 indonesia telah mengajukan surat dari OPEC
(Organization,Of,The,Petroleum Exporting Countries) mengingat sekarang Indonesia
telah menjadi importir minyak (sejak tahun 2003) atau net importer dan tidak mampu
memenuhi QUOTA yang telah di tetapkan. Dapat dikatakan bahwa mengapa Indonesia
keluar dari opec dikarenakan Indnesaia telah menjadi importir minyak dan tidak
mampu memenuhi QUOTA yang telah di tetapkan.
4. Kembalinya Indonesia Menjadi Anggota OPEC
Sidang OPEC ke 168 yang berlangsung pada tanggal 14 April di Vienna, Austria,
secara resmi menerima pengaktifan kembali Indonesia sebagai anggota organisasi
negara-negara eksportir minyak dunia. Sidang yang dihadiri oleh 12 negara anggota
lainnya (di luar Indonesia) memberikan sambutan yang hangat atas kembalinya
Indonesia aktif di OPEC.
Bagi Indonesia, kembali aktif di OPEC akan memberikan banyak keuntungan,
peluang direct deal pembelian crude dan produk bisa menghemat cukup signifikan
dan yang juga penting kita kembali berkumpul di panggung internasional, ini penting
untuk mengundang investor masuk ke Indonesia.
Sejumlah pembelian langsung baik berupa produk dan crude sudah berlangsung
seperti dari Arab Saudi dan Kuwait. Menyusul dalam tahap penjajakan pembelian
produk dari Iran, Nigeria, Qatar dan Uni Emirat Arab.

2 Opec, http://www.opec.org diakses pada tanggal 12 September 2016

Kesempatan ini juga membuka peluang baru bagi Indonesia untuk mendapatkan blokblok migas di negara-negara OPEC. Dalam jangka panjang, langkah ini dapat
meningkatkan kepastian pasokan migas bagi kebutuhan dalam negeri. Pelaksana
Tugas Kepala Pusat Komunikasi ESDM Hufron Asrofi dalam siaran persnya
mengatakan, sebagai negara besar dengan kebutuhan energi yang cukup tinggi dan
terus meningkat, Indonesia perlu memastikan ketahanan energinya. Saat ini Indonesia
dalam proses transisi dari penggunaan energi yang didominasi oleh energi fosil
menuju energi terbarukan yang lebih berkesinambungan di masa datang.
Meningkatkan ketahanan energi dilakukan dengan membenahi sektor energi di dalam
negeri dalam bentuk memudahkan perijinan untuk investasi, menggalakan eksplorasi,
serta meningkatkan tata kelola. Hal ini diperkuat dengan peningkatan peran aktif
negara dalam kerjasama luar negeri baik bilateral maupun multilateral.
Di sektor energi, saat ini Indonesia telah menjadi anggota International Energy
Agency (IEA) sejak tanggal 17 November 2015 dan kembali mengaktifkan
keanggotaannya di OPEC mulai tahun 2016 dengan tujuan memastikan kepentingan
nasional Indonesia terjaga. Indonesia akan mendapatkan manfaat dari keberadaannya
di tengah-tengah organisasi energi global yang penting. Indonesia akan menjadi
bagian dari pengambilan keputusan bukan penerima akibat dari keputusan. Pergaulan
atau network energi di tingkat internasional membuka pintu yang lebih luas untuk
percepatan alih teknologi, kesempatan bisnis yang saling menguntungkan, serta
kesempatan bagi putera dan puteri terbaik Indonesia berkiprah lebih luas di organisasi
energi global.3

3 Antara, Jafar M.Sidiq Kembalinya Indonesia menjadi anggota OPEC


http://www.antaranews.com/berita/533797/ini-untungnya-indonesia-kembali-jadianggota-opec diakses pada tanggal 12 September 2016

C. Peran Indonesia Dalam Organisasi Internasional IMO


1. Status Keanggotaan Indonesia dalam IMO
Terbentang di antara jalur strategis pelayaran dan sistem navigasi internasional,
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki kepentingan dan sekaligus
memegang peranan penting dalam menciptakan keamanan di jalur lintas laut seperti
Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Sunda dan Selat Lombok. Sebagai bentuk
komitmen Indonesia dalam melanjutkan kebijakan di sektor bahari terkait
keselamatan, kemanan dan kebersihan kelautan, Indonesia senantiasa akan
meningkatkan manajemen infrastruktur di kawasan dan perairan Indonesia lainnya.
Untuk itu, keanggotaan Indonesia di dalam wadah International Maritime
Organization (IMO) amatlah signifikan artinya. Organisasi yang pada awalnya
bernama Inter-Governmental Maritime Consultative Organization (IMCO) tersebut
berdiri pada tahun 1948 di Jenewa. Berkedudukan di London, IMO merupakan badan
khusus PBB yang membidangi pembentukan kerangka regulasi terkait pengiriman
barang via laut (shipping). Selain itu, IMO juga bertanggung jawab menangani
keselamatan pelayaran, perlindungan lingkungan, masalah hukum, kerjasama teknis,
keamanan laut, dan efisiensi pengiriman.
2. Peranan Indonesia dalam IMO
Sidang Umum yang digelar secara berkala setiap dua tahun sekali menjadi tulang
punggung IMO yang hingga saat ini beranggotakan 169 negara dan 3 anggota luar
biasa (associate members). Di sela-sela Sidang Umum, Dewan IMO yang terdiri dari
40 negara anggota yang dipilih oleh sidang umum mengadakan pertemuan dan
bertindak sebagai badan pelaksana organisasi. Lingkup kerja IMO dibagi ke dalam
lima komite, masing-masing didukung oleh beberapa sub-komite teknis. Sekretariat
IMO dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang saat ini dipegang oleh Mr.
Efthimios Mitropoulos dari Yunani. Posisi Sekjen dipilih langsung oleh Dewan IMO
atas persetujuan Sidang Umum.
Sebagai anggota IMO sejak 1961, Indonesia telah banyak berkontribusi melalui
keterlibatan secara dalam setiap aktivitas organisasi, termasuk di antaranya adalah
keanggotaan Indonesia dalam Dewan IMO sejak 1973. Indonesia juga turut berperan

dalam memajukan dan meningkatkan kerja sama internasional di bidang keamanan,


keselamatan pelayaran, dan perlindungan lingkungan bahari. Dalam hal ini, Indonesia
telah ikut serta (aksesi) pada 17 konvensi IMO seperti SOLAS 1974, CSC 1972,
STCW 1978, INMARSAT 1976, MARPOL 73/78 (Annex I/II), COLREG 1972m dan
CLC 1992.
Selain itu, Indonesia telah meratifikasi beberapa dokumen hukum terkait isu-isu
kelautan, seperti United Nations Convention on the Law of the Sea, BASEL
Convention 1989, United Nations Convention Biological Diversity, dan International
Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993. Pada tahun 2008, guna
memutahirkan kecekatan dan ketangkasan para pelaut, Indonesia juga meratifikasi
Konvensi ILO No. 185 mengenai Revising of the Seafarers Identity Documents
Convention 1958.
Di dalam kawasan, Indonesia memiliki rekam jejak positif dalam menciptakan
keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan bahari. Sebagai negara pantai,
Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah melakukan kerja sama intensif
dalam bingkai Tripartite Technical Experts Group (TTEG) terkait Selat Malaka dan
Singapura. Guna mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang, negara-negara
pantai tersebut dan IMO meluncurkan program Cooperative Mechanism yang
menjadi landasan kerja sama antar negara pantai, industri pelayaran, serta pihak
terkait lainnya guna meningkatkan keselamatan bahari dan perlindungan lingkungan
di selat tersebut.
Di tahun 2009, Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dengan menjadi tuan
rumah World Ocean Conference 2009, dengan tujuan melindungi lingkungan bahari
dunia, merespon tantangan global seperti perubahan iklim di laut dan menurunnya
sumber daya kelautan, serta menyatukan komitmen internasional agar bekerja sama
meningkatkan manajemen sumber daya kelautan. Hasil dariManado Ocean
Declaration (MOD) tersebut akan dibawa pada United Nations Climate Talks di
Kopenhagen pada Desember 2009. Hal tersebut bertujuan mempercepat dan
memasukkan kebijakan yang ramah kelautan di dalam diskusi perubahan iklim.

Saat ini, peningkatan kapasitas kelauatan di dalam negeri menjadi prioritas nasional
Indonesia. Pemerintah akan menambah kemampuan pelabuhan-pelabuhan sehingga
layak menjadi sarana perdagangan internasional. Dalam upaya meningkatkan
keamanan pelayaran dan perdagangan di dalam perairan dalam negeri, Indonesia
telah mengimplementasikan SOLAS Chapter XI-2 and ISPS-Code. Hingga sekarang,
sebanyak 247 fasilitas pelabuhan, termasuk 742 kapal besar berbendera Indonesia
telah memenuhi sarat ISPS Code. Bahkan, dengan merujuk pada Undang-Undang
mengenai pelayaran, pemerintah Indonesia akan membentuk patroli pantai (sea and
coastguard) guna meningkatkan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia.
Dalam upaya melanjutkan kontribusi Indonesia dalam Dewan IMO, dan peran
Indonesia dalam mewujudkan tujuan dan adicita IMO, pemerintah Indonesia
memiliki komitmen yang kuat untuk meneruskan usaha tersebut dengan menjadi
anggota Dewan IMO kategori C untuk periode 2009-2011. 4
D. Peran Indonesia Dalam Organisasi Internasional ICAO
1. Status Keanggotaan Indonesia dalam ICAO
Keikutsertaan Indonesia pada Sidang Majelis ke 38 ICAO yang berlangsung
mulai 24 September sampai 4 Oktober 2013 di Montreal membawa misi penting
yaitu pencalonan Indonesia menjadi anggota Dewan (Council) Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO)
Kategori 3 Periode 2013-2016. Pernyataan resmi pencalonan Indonesia untuk
menjadi anggota Dewan ICAO disampaikan Menteri Perhubungan, E.E.
Mangindaan pada Sidang Majelis ICAO, Rabu 25 September 2013.
Indonesia berkepentingan untuk menjadi anggota Dewan ICAO mengingat
Indonesia memiliki wilayah udara yang sangat luas, yang dilalui oleh 247 rute
udara domestic yang menghubungkan 125 kota di Indonesia serta 57 rute udara
internasional yang menghubungkan 25 kota di 13 negara. Indonesia memiliki 233
bandara yang terdiri dari 31 bandara serstatus internasional dan 202 berstatus
4 Kemlu, OMI http://www.kemlu.go.id/london/id/arsip/lembarinformasi/Pages/Indonesia-dan-Organisasi-Maritim-Indonesia.aspx diakses pada
tanggal 12 September 2016

bandara domestik. Transportasi udara merupakan trasportasi yang sangat penting


di Indonesia. Pertumbuhan transportasi udara selama 5 tahun terakhir rata rata
16% dan diperkirankan akan terus berlanjut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang diperkirakan mencapai 6% serta adanya peningkatan jumlah
masyarakat kelas menengah yang mampu melakukan perjalanan dengan
transportasi udara.
2. Peran Indonesia dalam ICAO
Sebagai wujud keaktifan Indonesia di ICAO, pada Sidang Majelis Umum ke 38
tahun 2013 delegasi Indonesia menyampaikan 11 (sebelas) working paper dan 4
(empat) Information paper selain Statement Ketua Delegasi RI. Sebelas working
paper yang disampaikan delegasi Indonesia adalah Policy on Technical Assistance
and Technical Cooperation, Indonesias Perspectives on the Outcome of the ICAO
Sixth Worldwide Air Transport, Indonesia Green Aviation Initiative for
Sustainable Development: Alternative Fuel for Aircraft, Indonesias Perspectives
on the Outcome of the ICAO Sixth Worldwide Air Transport Conference,
Indonesia Green Aviation Initiatives for Sustainable Development: Renewable
Energy for Airport Operations, Sustainability of State Oversight Capability, Get
Airport Ready for Disaster (GARD), Need for ICAO Training Programme on
Annexes, Air Cargo and Mail Security, The Integration of Air Navigation
Personnel Into Annex 1, Capacity Building Activities in Air Transportation
Human Resources Development. Adapun 4 (empat) information papers adalah
Cooperation with Regional Organization, Green Aviation Initiatives for
Sustainable Development: International Green Aviation Conference 2013 (IGAC2013), National Aviation Safety Database System, and Threat Awareness
Program Implementation.5
E. Peran Indonesia Dalam Organisasi Internaional ILO
Dalam peranannya dalam ILO, Indonesia meratifikasi beberapa Konvensi. Konvensi
ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifiksi negara5Departemen Hubungan Luar Negri,
http://dephub.go.id/welcome/readPost/indonesia-mencalonkan-diri-sebagai-anggotadewan-icao-periode-20132016-59738 diakses pada tanggal 12 September 2016

negara anggota. Indonesia merupakan negara pertama di Asia dan ke-lima di dunia
yang telah meratifikasi seluruh konvensi pokok ILO. Sejak menjadi anggota tahun
1950, Indonesia telah meratifikasi 17 konvensi.
Konvensi-Konvensi Inti
No.

Konvensi

Tahun

29
98

Konvensi kerja paksa (1930)


Konvensi hak berorganisasi dan
berunding bersama/secara kolektif
(1949)
Konvensi kesamaan pengupahan
(1951)
Konvensi kebebasan berserikat
dan perlindungan atas hak
berorganisasi (1948)
Konvensi penghapusan kerja
paksa (1957)
Konvensi diskriminasi (pekerjaan
dan jabatan) (1958)
Konvensi usia minimum (1973)

1950
1957

Penghapusan dan tindakan segera


penghapusan
bentuk-bentuk
terburuk pekerjaan untuk anak
(1999)

2000

10
0
87

10
5
111
13
8
18
2

1958
1998

1999
1999
1999

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS HUKUM

TUGAS HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL


oleh:
Amalia Fitri Ardiani
13/345469/HK/19465

YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai