untuk kembali membuka akun media social saya dan langsung menemukan video musik
lagu terbaru Rahmawati Kekeyi Putri Cantika atau lebih akrab disapa Kekeyi dengan
judul "Queen Pentol". Bisa ditebak, pengaruh image Kekeyi yang "standout" membuat
lagu "Queen Pentol" menjadi trending. Dalam waktu kurang dari seminggu, video musik
"Queen Pentol" sudah ditonton lebih dari satu juta orang dengan 17.000 komentar dari
netizen. Sebagai pengamat musik netizen yang selalu mendengarkan lagu dari berbagai
musisi, saya pun ikut menonton video musik lagu terbaru kekeyi tersebut. Setelah
menghabiskan waktu selama hampir 4 menit, saya merasa kecewa dengan keputusan
Kekeyi dalam meracik komposisi lagu dan video musik "Queen Pentol". Saya merasa
lagu "Queen Pentol" tidak sebagus dan se-earcatching karya Kekeyi di lagu sebelumnya,
Suara asli Kekeyi dalam lagu "Queen Pentol" hampir tidak terdengar seperti Kekeyi
adalah penyanyi aslinya. Mungkin produser lagu "Queen Pentol" terlalu memaksakan
suara Kekeyi di permak dan ditutupi sedemikian rupa agar terdengar lebih merdu dan
menjual. Padahal suara asli Kekeyi tanpa autotune lah yang menjual. Justru dengan
mengedit suara Kekeyi dan penggunaan autotune yang berlebihan malah membuat
lagu "Queen Pentol" menjadi another mainstream and basic song seperti lagu-lagu
Detik pertama saya melihat visual dari lagu "Queen Pentol" saya langsung memutar
bola mata dan bergumam "hhhh boring". Saya paling malas melihat musik video yang
proses tapping-nya dilakukan dalam studio dengan latar putih. Konsep membosankan
itu diperparah dengan "keterbatasan" ekspresi Kekeyi yang hanya dapat ditunjukan
lewat gerakan tangan yang tidak ada artinya. Oh dan jangan lupakan editan
penambahan animasi-animasi ayam dan sapi yang membuat saya kembali memutar
Salah satu elemen yang saya sukai dari "Keke Bukan Boneka" adalah koreografi dan
gerakan tariannya yang pas dan gampang untuk diikuti dan diupload di Tiktok.
Saya harus mengakui bahwa kebiasaan saya setiap pagi adalah mendengarkan lagu
"Keke Boneka" selama perjalanan dari kos-kosan menuju kantor tempat saya bekerja,
Membuat saya merasa menjadi perempuan kuat yang tidak ingin dibodoh-bodohi oleh
rayuan lelaki. Sayangnya, lagu "Queen of pentol" tidak memberikan saya energi yang
sama. Lha wong liriknya saja hanya sebatas kesukaan Kekeyi makan pentol tok.
Selama ini Kekeyi terkenal karena dia sangat "standout" dalam hal per-makeup-an dan
style gaya berpakaiannya di beberapa acara TV. Kekeyi sangat kreatif dalam hal me-
reka ulang kostum Elsa dan kostum Cinderella menjadi fashion item yang disesuaikan
dengan karakternya. Formula itu dia tuangkan dalam lagu "Keke Bukan Boneka" yang
akhirnya ditularkan kepada penari latar dalam musik video "Keke Bukan Boneka"
sehingga design kostum dalam musik video itu menjadi lebih berwarna dan "kaya". Lihat
sja kembali video musik "keke Bukan Boneka", kamu akan melihat Elsa, Anna dan
beberapa Samurai Jepang tampak rukun dan berjoget dalam satu frame. Kostum Kekeyi
dan penari latar dalam musik video "Queen Pentol" sangat biasa dan tidak kreatif.
Kedua hal itu tidak menunjukan persona Kekeyi. kekeyi hanya menggunakan kostum
pentol (yang membuat dai tampak seperti badut) dan penari latar hanya menggunakan
Kesimpulan saya, lagu "Queen Pentol" ini terasa sangat basic, membosankan dan tidak
kreatif karena lagu ini sudah dirancang dan sudah dibuat konsep lebih "menjual" alias
lagu komersil. Sama seperti film The Godfather 2 yang tidak sebagus film pertama The
Godfather (karena film ke 2 dibuat untuk tujuan mencari keuntungan ugh kapitalisasi).
Memang sih perbandingan saya antara musik video "Queen Pentol" dengan film The
Godfather sangat jauh dan tidak apple to apple. Tapi kan ini pendapat dan analisis saya,