Anda di halaman 1dari 4

Resensi Album Sheila On 7

“Kisah Klasik Untuk Masa Depan”

Judul Album : Kisah Klasik Untuk Masa Depan

Pencipta : Erros Chandra

Penyanyi : Sheila On 7

Waktu Rilis : Januari 2000

Genre : Rock Alternatif, Pop rock

Label : Sony Music Entertainment


Indonesia

Kisah Klasik Untuk Masa Depan adalah album musik karya Sheila On
7. Dirilis pada tahun 2000. Dengan hits single Sahabat Sejati, Bila Kau Tak di
Sampingku, dan Sephia. Album yang ditunggu-tunggu para Sheila Genk ini
berhasil meledak dipasaran kaset saat itu, bahkan beberapa lagunya sempat
menjadi sountrack beberapa sinetron di televisi swasta Nasional.
Kesuksesan Sheila on 7 lewat album pertama membuat pecinta musik
Indonesia penasaran dengan wonder band yang satu ini. Buktinya jauh-jauh hari
sebelum album keduanya beredar kasetnya sudah dipesan 200 ribu kopi. Begitu
single pertama “Bila Kau Tak Disampingku” dilepas pada 29 september 2000,
seperti sudah diduga banyak orang lagu mereka segera menjadi top request di
radio. Namun yang menjadi hits terbesar dan paling fenomenal dari album ini
adalah single kedua mereka “Sephia” yang berhasil merajai chart di seluruh
Indonesia bahkan sebelum video klipnya diputar di tv. Populernya lagu “Sephia”
pun menarik minat sebuah PH untuk dijadikan sinetron, maka muncullah sinetron
Sephia yang kemudian mengangkat nama Marcella Zalianty.
Tak hanya sampai disitu, lagu terbaik versi AMI Sharp Award 2001 ini
pun menarik minat penyanyi gaek Taiwan Chyi Chin untuk menyanyikan lagu itu
dalam bahasa Taiwan. Maka jadilah lagu karya Eross Chandra ini wara wiri di
MTV China dengan judul baru “Sophia”. Dalam waktu kurang dari setahun,
tepatnya agustus 2001 album ini telah mencapai angka penjualan 1,7 juta keping
di Indonesia saja. Hingga saat ini total penjualan album “Kisah klasik Untuk Masa
Depan” mencapai lebih dari 2 Juta keping, termasuk dari Malaysia, Brunei, dan
Singapura. Di Malaysia sendiri album ini terjual lebih dari 150 ribu keping,
sebuah angka yang sulit dicapai oleh musisi Malaysia sekalipun. Maka tak heran
bila album Kisah Klasik Untuk Masa Depan menjadi No.1 Hits of the World di
Chart Billboard Malaysia.

Seluruh lagu diciptakan dan disusun oleh Eross Candra dan ada beberapa
gabungan dari Adam Subarkan.

No. Judul Durasi


1. "Sahabat Sejati" 4:15
2. "Bila Kau Tak Disampingku" 4:20
3. "Sephia" 4:50
4. "Just For My Mom" (Adam Subarkah dan Eross Candra) 3:20
5. "Temani Aku" 2:52
6. "Sebuah Kisah Klasik" 3:54
7. "Pagi Yang Menakjubkan" 4:05
8. "Lihat, Dengar, Rasakan" (Adam Subarkah) 3:54
9. "Tunggu Aku di Jakarta" 4:47
10. "Karna Aku Setia" 3:23
11. "Tunjuk Satu Bintang" 4:09
12. "Selamat Tidur" 1:58

Dunia musik bisa dikatakan selalu dipenuhi dengan konsep tentang


kehidupan yang tidak sendiri. Berada di tengah lautan manusia dan saling
berinteraksi satu sama lain seakan-akan menjadi barang yang inheren untuk musik
itu sendiri. Konsep tersebut kemudian berkembang menjadi 2 tema yang tidak
akan pernah lekang untuk dibahas, pertemanan dan cinta. Berbagai cara pun
dicoba oleh para musisi untuk mengeksploitasi tema ini, mulai dari The Beatles
yang menjelajahi ranah cinta monyet melalui tembang legendaris I Want To Hold
Your Hand, hingga bagaimana cara memahami cinta secara ekstrim sekaligus
vulgar seperti yang disuguhkan Amy Winehouse melalui album Back To Black.
Begitu pula dengan scene musik Tanah Air, beberapa pemain besar seperti Mocca
bahkan sangat nyaman dengan kedua tema tersebut. Hal ini terbukti dengan
meledaknya album Friends di pasaran dan menjadi salah satu benchmark bagi
anak muda Indonesia dalam membuat lagu-lagu yang mendayu. Namun, apakah
hanya Mocca yang bisa memberikan karya manis semacam itu? Oh tentu tidak
bung! Sheila on 7 punya cara mereka sendiri untuk hal ini.

Memulai debutnya pada medio akhir milenium pertama, akhirnya pada


tahun 2000 Sheila On 7 berhasil menciptakan karya kolosalnya yang berjudul
“Kisah Klasik Untuk Masa Depan.” Karya indah sekaligus cengeng ini adalah
bukti bahwa Sheila On 7 bukanlah band main-main dalam scene Pop Tanah Air.

Berbekal pengalaman dari album self-titled yang keluar setahun sebelumnya, pada
album ini suara Duta telah mencapai titik ternyamannya, baik pengekspresian
maupun penempatan emosi semua dilakukan dengan sangat baik pada tiap
lagunya. Tidak hanya itu, album ini juga menjadi bukti bagaimana cerdasnya Duta
dalam mengolah tema Cinta dan Pertemanan. Melalui lagu “Sephia” dan “Sebuah
Kisah Klasik,” kita disuguhkan sebuah konsep mengenai orang ketiga dalam suatu
hubungan yang kadang tidak diperlakukan dengan melankolia dan kesunyian yang
pantas diterimanya. Sebuah konsep pengekspresian Cinta Amoral, yang sadar
betul bahwa apa yang ia coba lakukan tidaklah abadi dan akan hilang.

Jika “cinta” yang derajatnya lebih tinggi dari “suka” dianggap sebagai
sesuatu yang tidak abadi, maka begitu pula dengan pertemanan. Melalui “Sebuah
Kisah Klasik” Duta seakan memahami bahwa relasi manusia akan terdeteriorasi
sampai pada tahap hanya menjadi sebuah memori. Namun layaknya seorang
relativis, ia secara paradoksikal menerima anggapan bahwa “sesuatu” itu bersifat
relatif. Suatu perasaan yang hanya dapat menerima kenyataan bahwa pertemanan
itu bersifat temporer.

Ada sebuah impresi menakjubkan yang melekat pada beberapa lagu di


album ini, seperti pada “Sahabat Sejati” dan “Temani Aku.” Apa yang
disampaikan pada kedua lagu ini sebenarnya sangatlah sederhana, sebuah
pertemanan yang murni dan kehidupan yang tidak sendiri, ditemani oleh seorang
(atau banyak) persona-persona yang membuat hidup seseorang lebih berwarna.

Seperti sebuah jeans biru muda yang menemani pada setiap perjalanan
kita, “Kisah Klasik Untuk Masa Depan” adalah sebuah karya yang akan selalu
terasa segar untuk didengar. Ia ada pada saat kita dimabuk oleh romantisme
pertemanan, ia ada pada saat kita jatuh cinta dengan seorang sahabat, dan ia juga
hadir saat kita mencoba bangkit dari hancurnya romantisme itu sendiri. Namun
pada akhirnya, jeans tersebut akan jarang dipakai, hanya diam teronggok seperti
foto pada sebuah pigura. Beberapa kali akan kita tengok dan pandangi, hingga
aroma nostalgia menyeruak ke tiap-tiap nadi.
Nama Kelompok :

1. Alian Helmi (04)

2. Nadia Enhashita Fairuza (18)

3. Nida Nur Rahmadhona (21)

4. Vita Sabrina Azda Laili (31)

Anda mungkin juga menyukai