Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah “Manajemen Investasi dan
Keuangan Derivatif” yang Dibina Oleh :
Dr. Atim Djazuli, SE, MM
Kelas : BA
Disusun Oleh :
Expected value hasil yang diperoleh dari investasi tersebut adalah (+ Rp5.000)
(0,80) + (-Rp2.000) (0,20) = +Rp3.600. Jika investasi ini ditawarkan pada seorang
pemodal, maka untuk menyusun fungsi utilitas diperlukan suatu ukuran atau indeks
utilitas. Penentuan indeks bersifat sembarang, tetapi untuk mudahnya kita berikan +1
untuk hasil Rp5.000 dan 0 untuk hasil –Rp2.000. Dengan demikian, maka:
Present value dari hasil yang
Indeks Fungsi Utilitas
diperoleh
+ Rp5.000 1,00
− Rp2.000 0,00
• Untuk pemodal yang risk averse, bentuk kurva utilitasnya adalah melengkung
dengan peningkatan yang makin berkurang.
• Untuk pemodal yang risk neutral, bentuk kurva utilitasnya akan berupa garis
lurus.
• Untuk pemodal yang risk seeker, bentuk kurva utilitasnya akan melengkung
dengan peningkatan yang makin meningkat.
4. Penggunaan Model Utilitas yang Diharapkan untuk Memilih Investasi
Fungsi utilitas dapat digunakan untuk memilih investasi yang mempunyai unsur
ketidakpastian. Misalkan indeks utilitas seorang pemodal terhadap nilai-nilai hasil yang
diharapkan disajikan sebagai berikut:
PV Hasil yang diharapkan Indeks Utilitas
(Rp1.000) 0,28
Pemodal Rp 500 0,59
Rp1.500 0,74
tersebut Rp2.000 0,80
dihadapkan Rp2.500 0,85
Rp5.000 1,00
pada pilihan
dua kesempatan investasi yang mempunyaikarakteristik sebagai berikut:
Investasi A Investasi B
Keuntungan Prob. Keuntungan Prob.
(Rp1.000) 0,30 Rp 500 0 , 20
Rp2.000 0,40 Rp1.500 0 , 60
Rp5.000 0,30 Rp2.500 0 , 20
• Tingkat keuntungan (E[R]) masing-masing investasi adalah:
E(RA) = 0,3(-1.000) + 0,4(2.000) + 0,3(5.000)
= Rp 2.000
E(RB) = 0,2(500) + 0,6(1.500) + 0,2(2.500)
= Rp 1.500
• Expected utility masing-masing investasi adalah:
E(UA) = 0,3(0,28) + 0,4(0,80) + 0,3(1)
= 0,704
E(UB) = 0,2(0,59) + 0,6(0,74) + 0,2(0,85)
= 0,732
Seandainya pemodal memilih investasi-investasi tersebut berdasarkan atas
keuntungan yang diharapkan, maka investasi A yang dipilih. Namun investasi A
mempunyai kemungkinan untuk memperoleh keuntungan negatif, dan juga distribusi
keuntungannya lebih tidak pasti. Sedangkan jika pemodal menggunakan kriteria utilitas
yang diharapkan, maka investasi B yang dipilih.
Dengan runtuhnya komunisme di bekas Uni Soviet dan Eropa Timur pada awal 1990-an,
maka pasar modal juga muncul di berbagai negara Eropa Timur, seperti Cekoslovakia,
Hungaria, Polandia, dan lain-lain. Fenomena tersebut menunjukkan perlunya pasar modal
untuk mengalokasikan dana secara efisien, juga menjadi kesempatan untuk melakukan
diversifikasi internasional yang makin luas.
Diversifikasi internasional hanya bisa dilakukan apabila pasar-pasar modal membuka diri
bagi pemodal asing. Pemodal asing diizinkan untuk membeli sekuritas-sekuritas yang
diperdagangkan karena dana domestik mungkin dirasa terbatas. Umumnya pemodal asing
diberi kesempatan untuk masuk ke pasar modal dengan batasan-batasan tertentu. Apakah
nantinya para pemodal asing bersedia menanamkan dana mereka di pasar modal tergantung
dari berbagai faktor, sebagai berikut:
1. Nilai kapitalisasi sekuritas yang terdapat di suatu bursa
2. Likuiditas sekuritas yang terdaftar di bursa
3. Peraturan yang melindungi pemodal dari kecurangan
4. Mutu dan penyebaran informasi
5. Terbuka kesempatan untuk terjadi capital inflows dan capital outflows.
• Negara yang sedang berkembang umumnya mengizinkan pemodal asing ikut
memiliki sekuritas yang diperdagangkan di bursa negara tersebut dengan maksud
untuk memancing capital inflows. Seringkali ditempuh upaya melakukan dual
listing, yaitu saham-saham terdaftar di bursa negara tempat perusahaan berdomisili
dan juga di bursa luar negeri. Jadi, pemodal luar negeri bisa membeli saham kita
tetapi pemodal kita tidak bisa membeli saham luar negeri.
• Negara maju sering melakukan cross listing yang berarti beberapa saham negara
tersebut terdaftar di bursa luar negeri dan sebaliknya beberapa saham luar negeri
terdaftar di bursa kita. Juga trbuka kesempatan membeli saham asing oleh pemodal
domestik.
Keterangan:
RN = Tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemodal asing
Rd = Tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal domestik
RX = Perubahan kurs valuta asing
Dalam kasus di atas, dengan demikian maka: (1 + RUK) = [(1
+ 0,2) / (1 – 0,2414)]
= (0,967)
RUK = (0,967 – 1)
= -0,333
Untuk menyederhanakan perhitungan juga dapat dihitung dengan cara:
RUK = Rd – RX
= 0,20 – 0,2414
= -0,0414
2. Risiko Investasi di Pasar Modal Internasional
Pemodal asing perlu mengperhatikan factor perubahan kurs valuta asing dalam
perhitungan risiko investasi. Standar deviasi tingkat keuntungan yang akan diperoleh
pemodal asing akan tinggi apabila terdapat dua sumber risiko investasi yaitu perubahan
kurs valuta asing dan perubahan harga saham. Risiko yang di tanggung pemodal asing
dapat lebih rendah dari risiko yang ditanggung pemodal domestic apabila perubahan
harga saham berkorelasi negative (dan sangat rendah) dengan perubahan kurs valuta
asing.
Salah satu daya Tarik dilakukannya diversifikasi adalah dapat berkurangnya
risiko yang ditanggung pemodal. Diversifikasi semakin menarik ketika koefisien
korelasi antar tingkat keuntungan rendah. Diversifikasi internasional memungkinkan
pemodal bukan hanya melakukan diversifikasi antar industry, melainkan juga antar
negara. Apabila koefisien korelasi tingkat keuntungan antar negara (yang diwakili oleh
indeks pasar pada bursa-bursa tersebut) rendah, maka diversifikasi internasional akan
semakin menarik.