Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENERAPAN PRINSIP TYING IN AGREEMENT PADA PERJANJIAN


WARALABA RESTORAN HAKATA IKKOUSHA CABANG YOGYAKARTA
1. HASIL PENELITIAN
a. Gambaran Umum Usaha Restoran Hakata Ikkousha
Hakata Ikkousha adalah rumah makan ramen yang berdiri 40 tahun silam
di Fukkuoka, Jepang. Hakata sendiri merupakan desa yang terkenal dengan
keanekaragaman kulinernya dan juga sebagai salah satu tempat makan paling
populer di Fukuoka, Jepang. Tidak diragukan lagi bahwa ramen Ikkousha adalah
ramen favorite nomor satu di Hakata.
Di Indonesia, ramen Ikkousha Jakarta merupakan salah satu cabang resmi
dari Fukkuoka Hakata, Jepang. Ramen Ikkousha Jakarta memberikan pilihan rasa
yang beraneka ragam disesuaikan dengan bumbu- bumbu dan selera di Indonesia.
Untuk menjaga rasa dan kualitas dari Ramen Ikkousha, koki atau chef asli dari
Jepang didatangkan langsung untuk setiap cabang Ikkousha Jakarta.
Ramen yang disediakan pun beragam rasa, ada yang halal tanpa
menggunakan daging maupun minyak babi (no pork) seperti Ramen Ayam,
Ramen Ayam Tamtam, Rame Ayam Kari, dan Ramen Ayam Naga Merah jugs ada
beberapa menu yang menggunakan daging babi dan minyak babi sebagai bahan
dasarnya (pork) seperti Ramen Babi, ramen Babi Tauco, Ramen Babi Tamtam,
Ramen Babi Special Light dan Ramen Chasu Babi.

Ornamen dan dekorasi yang melekat pada restoran Hakata sangat khas
seperti took ramen yang ada di Jepang. Kursi, meja dan alat makannya pun sangat
mendukung karena terdapat ukiran dan tulisan jepang seolah-olah memang
dekorasinya dipesan langsung dari Jepang. Hal lain yang mendukung suasana
Jepang di restoran Hakata adalah para pelayan yang memakai pakaian khas
Jepang dan ikat kepala khas Jepang selalu bersemangat menyambut para tamu
yang akan dating dengan teriakan Okaerinasai!! dan uniknya para koki yang
berada di dapur terkadang berteriak Itadakimasu!! kepada para pelanggan yang
akan menyantap makanan yang telah dihidangkan begitu pula pada saat pelanggan
pulang para pelayan akan berteriak Itterasshai!!.
Pasar pun merespon positif keberadaan ramen Ikkousha terbukti dari
tingginya minat para konsumen untuk mengadakan kerjasama dengan manajemen
restoran ramen Ikkousha. Oleh karena itu manajemen berkeinginan untuk
membuat pola kerjasama dengan pihak-pihak yang berminat yaitu dengan cara
mengadakan waralaba yaitu memberikan hak kepada pelaku usaha lain calon
penerima waralaba untuk memperoleh manfaat atas penggunaan merek dagang
dan sistem bisnis pengelolaan ramen Ikkousha. Dimulai pada tahun 2011, di
bawah PT Boga Prima Rasa yang berkedudukan di Jalan Boulevard raya WA no
19-20, Kelapa Gading, Jakarta Pusat resmi mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran
Waralaba (STPW).
Salah satu yang berminat untuk memperoleh waralaba dari manajemen
ramen Ikkousha adalah bapak Fani Suwito yang memulai membuka ramen
Ikkousha di Yogyakarta pada tahun 2014. Lokasi ramen Ikkousha yang

peretamakali berada di Jalan Demangan Baru No.16, Sleman Yogyakarta. Outlet


ramen Ikkousha yang berada di lokasi demangan menyajikan menu pork dan no
pork. Selanjutnya pada tahun 2015 dibuka lokasi baru yang berada di Jalan
Magelang KM.6 Jogja City Mall Ground Floor #28, Yogyakarta hanya
menyajikan menu halal yang sama sekali tidak mengandung pork.
Manajemen ramen Ikkousha memiliki peran dalam fungsinya menjalankan
beberapa tugas seperti marketing, administration, branding, operational dan juga
stockiest. Setiap bagian dibagi menjadi sub bagian tertentu. Operational dibagi
menjadi dua yaitu operasional restoran dan perawatan restoran. Bagian
administration terdiri dari finance (keuangan) dan treasurer (bendahara).
Marketing dibagi menjadi service dan training bagi para pelayan sedangkan untuk
stockiest sediri itu adalah tugas yang berkaitan mengenai persediaan bahan-bahan
dasar ramen Ikkousha.
b. Perjanjian Waralaba Hakata Ikkousha
Beberapa alasan owner outlet ramen Ikkousha lebih memilih menjadi
penerima waralaba adalah beberapa kelebihan yang dirasa menguntungkan bagi
owner. Meskipun memang pada awalnya penerima waralaba harus membayar
uang dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan apabila ia membuka ramen
sendiri, namun penerima waralaba memilih untuk membuka usaha dengan metode
waralaba.
Untuk menggeluti bisnis waralaba tidak perlu memulainya dari nol dan
tidak perlu mengalami trial and error berkali-kali karena semuanya sudah

dilakukan oleh para pemberi waralaba sebelum usaha mereka diwaralabakan.


Pemberi waralaba sangat berkepentingan menjaga nama baik dan reputasi bisnis
waralabanya. Oleh karena itu, para pemberi waralaba akan mempersiapkan
secara paripurna segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan
penerima waralaba. Pemberi waralaba akan membuat usahanya mempunyai
reputasi yang bagus dan mendukung penuh para penerima waralaba.
Dari beberapa informasi diatas, jelas bahwa dengan binis waralaba sangat
menjanjikan bagi owner ramen Ikkousha Jogja, baik dari keuntungan yang akan
diperoleh, sistem yang sudah teruji, dan didukung penuh oleh pemberi waralaba
pusat berdasarkan pengalaman yang telah dilaluinya. Inilah yang membuat bisnis
waralaba diminati dan dipilih oleh owner outlet ramen Ikkousha. Secara garis
besar, alasan-alasan utama mengapa para pengusaha memilih untuk membeli
bisnis waralaba antara lain:
1. Tidak sekedar beli nama, tapi juga pengalaman
Bukan perkara yang mudah untuk membangun suatu bisnis dari
awal. Apalagi bagi pemula yang belum pernah punya pengalaman
berbisnis. Setiap pelaku bisnis yang harus membangun bisnis dari awal
akan membutuhkan waktu yang panjang dan lama agar bisnisnya dapat
berjalan dengan sukses, dikenal, dan diakui oleh banyak orang. Beda
halnya jika memulai bisnis dengan membeli waralaba. Bisnis dengan
sistem waralaba lebih mudah dan praktis dijalankan dibanding
membangun bisnis dari awal, karena biasanya merek dan produk yang

ditawarkan sudah dikenal luas, diterima pasar, dan memiliki banyak


pelanggan. Ini artinya, membeli waralaba telah menghemat waktu dan
tenaga, karena membeli waralaba sudah sekaligus membeli pengalaman
dari pemilik merek.
2. Tidak perlu repot membangun branding usaha
Sama halnya dengan diatas, membeli waralaba berarti membeli
pengalaman. Jika membangun usaha memulai dari awal, tentunya perlu
usaha lebih keras untuk membangun brand dan citra agar dikenal oleh
banyak orang dan berhasil mengikat pelanggan loyal. Tetapi, dengan
membeli bisnis waralaba yang telah dikenal luas, tidak perlu terlalu repot
lagi dalam memperkenalkan merek dan produk yang dijajakan, tidak
perlu menyusun strategi marketing dari nol, karena semua sudah diuji dan
disiapkan dengan baik oleh pemilik merek. Pembeli waralaba tinggal
menjalankan saja bisnisnya sesuai dengan ketentuan yang telah
diarahkan.
3. Adanya dukungan penuh dari pemberi waralaba
Waralaba yang legal dan terpercaya tentunya akan memberikan
dukungan penuh bagi para penerima waralaba yang akan membeli bisnis
waralabanya. Pemberi waralaba akan membantu mulai dari membuka
bisnis, meninjau lokasi, menjalankan usaha dengan benar, pelatihan bagi

karyawan, bimbingan operasional, penyediaan bahan baku, dan juga


pendampingan selama menjalankan usaha.

4. Promosi Berkelanjutan dan Biaya lebih murah


Kekuatan jaringan waralaba yang besar sangat memungkinkan
untuk menekan biaya promosi menjadi lebih murah, efisien, dan efektif.
Hal ini dikarenakan promosi untuk bisnis waralaba ditanggung secara
bersama-sama oleh semua jaringan bisnis.
5. Peluang Sukses Lebih Besar
Tidak perlu membangun bisnis dari awal, telah memiliki
manajemen yang baik, mempunyai pengalaman dalam menjalankan
bisnis, dukungan penuh dari pemberi waralaba, dan biaya promosi yang
lebih murah, membuat bisnis waralaba mempunyai potensi untuk sukses
lebih besar ketimbang memulai bisnis sendiri dari awal.
6. Jaminan adanya inovasi
Jaminan adanya inovasi produk menjadikan ramen Ikkousha
sebagai usaha yang prospektif dan jangka panjang.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka tidak heran apabila owner
Ikkousha Yogyakarta sebagai penerima waralaba tunduk pada perjanjian waralaba

yang diberikan oleh pemberi waralaba dan disetujui oleh penerima waralaba. Isi
dari perjanjian waralaba ramen Ikkousha ini memuat :
1. Identitas pemberi waralaba, berikut keterangan mengenai kegiatan
usahanya termasuk neraca dan daftar rugi laba selama-lamanya dua
tahun terakhir
2. Hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
menjadi objek waralaba
3. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh penerima waralaba
4. Bantuan atau fasilitas yang ditawarkan dari pemberi waralaba kepada
penerima waralaba
5. Hak dan kewajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba
6. Cara-cara dan syarat pengakhiran, pemutusan dan perjanjian waralaba.
Salah satu isi dari perjanjian poin nomor 4 adalah persyaratan yang harus
dipenuhi oleh penerima waralaba. Isi dari persyaratan yang diberikan oleh
pemberi waralaba, yaitu mengharuskan penerima waralaba membeli barang dari
pemberi waralaba, dalam hal ini ramen Ikkousha Yogyakarta dalam memasok
bahan-bahan makanan wajib untuk membelinya langsung dari pemberi waralaba,
yaitu ramen Ikkousha Jakarta. Adapun bahan-bahan yang harus dibeli dari ramen
Ikkousha Jakarta yaitu resep kuah ramen, mie, beras, daging ayam, daging sapi,
sayuran semua bumbu yang dibutuhkan yang dipasok setiap satu bulan sekali.
Begitu pula dengan alat makan seperti piring, gelas, garpu, sumpit dan tembok
serta dekorasi ruangan harus didatangkan langsung dari ramen Ikkousha Jakarta.
Hanya meja dan kursi saja properti yang dibeli di Yogyakarta, itupun dengan

syarat pemesanan model kursi dan meja harus sesuai dengan keinginan dari
pemberi waralaba.
Selanjutnya pada poin nomor 6 Bantuan atau fasilitas yang ditawarkan
dari pemberi waralaba kepada penerima waralaba yaitu didatangkannya koki
khusus dari Jepang untuk mengawasi koki yang berada di ramen Ikkousha
Yogyakarta agar sesuai dengan prosedur dan tidak merubah cita rasa maupun
penampilan dari menu yang sudah ada sehingga citra dari ramen Ikkousha Jakarta,
maupun jaringan ramen Ikkousha lainnya mempunyai cita rasa dan penampilan
yang sama untuk menjaga kekonsistenan dari ramen Ikkousha itu sendiri
PEMBAHASAN

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 mengenai waralaba (PP Nomor 42


Tahun 2007) dikeluarkan untuk memberikan kepastian berusaha bagi franchisor
dan franchisee. Dengan adanya peraturan pemerintah ini franchisee dapat
mengethaui legalitas dan bonafiditas usaha franchisor. Selain itu, terdapat Undang
Undang Anti monopoli yang mana telah mendefinikasikan

Anda mungkin juga menyukai