Anda di halaman 1dari 50

Mewaralabakan Usaha & Resiko Usaha

Lia Yuldinawati ST.,MM

SEJARAH WARALABA

Franchise dipopulerkan di negara Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom).

SEJARAH WARALABA

Di masa itu, bangsawan diberikan wewenang oleh raja untuk menjadi tuan tanah pada daerah-daerah tertentu. Pada daerah tersebut, sang bangsawan dapat memanfaatkan tanah yang dikuasainya dengan imbalan pajak/upeti yang dikembalikan kepada kerajaan. Sistem tersebut menyerupai royalti, seperti layaknya bentuk Franchise saat ini.

SEJARAH WARALABA

tahun 60-70an Franchise mengalami booming tahun 1960 IFA (International Franchise Association) tahun 1978, Federal Trade Commission (FTC) mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap Franchisor yang akan memberikan penawaran peluang waralaba kepada publik untuk memiliki UFOC (Uniform Franchise Offering Circular).

Franchise = Waralaba
Franchise = Waralaba (wara=lebih; laba=untung) tahun 80-90an: KFC, McDonalds, Burger King, Wendys Es Teler 77

tahun 1991 berdiri Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai wadah yang menaungi pewaralaba dan terwaralaba

MEREK

Dalam setiap perjanjian Waralaba, sang Pewaralaba (Franchisor) selaku pemilik dari Sistem Waralabanya memberikan lisensi kepada Terwaralaba (Franchisee) untuk dapat menggunakan Merek Dagang/Jasa dan logo yang dimiliki oleh Pewaralaba.

SISTEM BISNIS

Keberhasilan dari suatu organisasi Waralaba tergantung dari penerapan Sistem/Metode Bisnis yang sama antara Pewaralaba dan Terwaralaba. Sistem bisnis tersebut berupa pedoman yang mencakup standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengolah produk atau makanan, atau metode jasa, standar rupa dari fasilitas bisnis, standar periklanan, sistem reservasi, sistem akuntansi, kontrol persediaan, dan kebijakan dagang, dll.

STUDI KELAYAKAN

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Menentukan fitur penting pada bisnis yang dapat diduplikasi Menganalisis perdagangan terakhir untuk menilai apakah bisnis dapat mendukung keduanya yaitu franchisor dan franchisee sebagai kesatuan yang menguntungkan atau tidak

Pengembangan Program dan Sistem Franchise

Penetapan program franchise yang sesuai. wilayah suplai produk pelatihan dan dukungan hak dan kewajiban franchisor dan franchisee biaya franchise dan pengadaan iklan.

Pengembangan dokumentasi franchise

1. 2. 3. 4.

Pengoperasian manual Urutan induksi franchise Dokumen profil franchise Dokumen perjanjian franchise

Implementasi dan Rekrutmen

Strategi pemasaran franchise rekrutmen franchisee yang cocok Kesejahteraan kelanjutan hidup sistem franchise dan franchisee Anda.

Alasan-alasan penting penyebab sistem franchise yang gagal:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Ketamakan franchisor Miskin seleksi pada franchisee Miskin pelatihan bagi franchisee Kurang pengembangan produk yang berkelanjutan Ekspansi yang terlalu kencang Miskin pengawasan pada performance franchisee Kurang prosedur penyelesaian konflik yang sesuai

WARALABA ALFAMART
Merupakan toko yang dimiliki dan dikelola oleh Terwaralaba (Franchisee) yang diatur dengan perjanjian Waralaba (Franchise) dengan PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT). Toko ini memakai merek dagang dan sistem Alfamart

Keuntungan Bermitra dengan Alfamart


Survey lokasi detail dan perencanaan desain toko Target pasar jelas Seleksi produk-produk berkualitas dengan standar Alfamart Supply barang dagangan 100% dari Alfamart Bantuan seleksi dan pelatihan karyawan oleh Alfamart Paket sistem dan administrasi keuangan toko Alfamart Promosi pada saat pembukaan toko dan rencana sepanjang tahun selama 5 tahun Panduan, bimbingan operasional, supervisi dan konsultasi selama 5 tahun Tergabung bersama jaringan Alfamart

Proses Menjadi Penerima Waralaba Alfamart?


Presentasi 1 Usulan Lokasi Disetujui Presentasi 2 Perjanjian Waralaba

Syarat Menjadi Terwaralaba:


Perorangan / Badan Usaha (Koperasi, CV, PT, dll) Warga Negara Indonesia Sudah atau akan mempunyai lokasi tempat usaha dengan luas 80m (di luar gudang & tempat tinggal karyawan) Memenuhi persyaratan perijinan Bersedia mengikuti sistim dan prosedur yang berlaku di Alfamart

ROYALTY FEE
1. 2. 3. 4. Penjualan Bersih Persentase Rp. 0 s/d Rp. 75.000.000. 0 % Rp. 75.000.000. s/d Rp. 100.000.000. 2 % Rp. 100.000.000. s/d Rp. 150.000.000. 2.5 % > Rp. 150.000.000. 3%

Keterangan: Perhitungan Royalty Fee dihitung secara progresif.

PERKIRAAN BIAYA AWAL


Tipe Toko
36 Rak 45 Rak 54 Rak

Item
3.000 3.500 4.000

Luas Toko
90 m 90-150 m > 150 m

Invest/Sewa
300 juta /125 juta 330 juta /150 juta 380 juta /175juta

Total
425 juta 480 juta 555juta

Rincian Biaya
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Franchise Fee (biaya waralaba) selama 5 tahun Renovasi sipil & listrik (mechanical & electrical) Perijinan Perlengkapan toko & AC (Air Conditioner) Komputerisasi Promosi & pembukaan toko Shop sign & Single pole

Total :Rp. 300.000.000,-

INDOMARET FRANCHISE

TIDAK MEMILIKI TEMPAT USAHA MEMILIKI TEMPAT USAHA

TIDAK MEMILIKI TEMPAT USAHA


Jika Anda tidak memiliki tempat usaha, Indomaret menawarkan 2 opsi kerja sama. 1. Usulan lokasi toko baru. Indomaret menawarkan lokasi yang telah disurvey disertai perencanaan matang, mulai dari desain layout toko, estimasi investasi, pendapatan, pengeluaran dan payback period. 2. Take over kepemilikan. Indomaret menawarkan toko milik sendiri, yang sudah teruji dan menguntungkan. Sistem ini relatif lebih safe namun nilai investasinya lebih tinggi dibanding dengan membuka toko baru karena ada biaya toko, sejak dibuka hingga mencapai kondisi mapan.

UNSUR BIAYA
1. Franchise fee untuk 5 th 2. Peralatan toko dan gudang 3. Sewa tempat selama 5 thn 4. Perijinan 5. Goodwill Penjualan toko Indomaret memiliki kriteria yang bertujuan memberikan nilai keuntungan dan kepastian berinvestasi dengan mudah. Kriteria toko Take over adalah : 1. Track record telah teruji 2. Eksistensi toko diterima 3. Perijinan toko telah lengkap

MEMILIKI TEMPAT USAHA


Apabila Anda telah memiliki lokasi usaha, Indomaret menawarkan kerja sama sebagai berikut 1. Ruang usaha/rumah/tanah. Prosedur kerjanya sama dengan Usulan lokasi toko baru. Indomaret terlebih dulu melakukan survey kelayakan lokasi yang anda usulkan, mulai dari potensi wilayah, peruntukan bangunan dan perijinan, perencanaan layout toko sampai dengan estimasi payback period-nya. Jika semua dinilai layak, kerja sama dapat dilakukan. Akan tetapi jika tidak atau ada kendala lain, Indomaret akan menyarankan untuk mencari lokasi yang lain.

2. Minimarket existing. Bila anda memiliki toko yang kurang berkembang dan ingin mengembangkannya, dapat bergabung dengan Indomaret. Prosedur standarnya sama, mulai dari survey kelayakan lokasi sampai dengan estimasi payback period. Perlakuan yang membedakannya adalah dalam menghitung investasi perlengkapan toko. jika perlengkapan toko tersebut sesuai dengan standar Indomaret maka investasinya lebih murah. Namun jika tidak sesuai dengan standar Indomaret, perlengkapan tersebut harus diganti baru.

BIAYA-BIAYA
BIAYA FRANCHISE
Rp 36.000.000 (+PPN) BIAYA INVESTASI Rp 300.000.000 - Rp 350.000.000 (Franchise Fee, Perijinan, Pembelian, Peralatan Elektronik dan Non elektronik)

BIAYA ROYALTI
Persentase Penjualan Bersih Rp 0 - Rp. 175.000.000 -> 0 % Rp 175.000.000 - 200.000.000 -> 2 % Rp 200.000.000 - 225.000.000 -> 3 % > Rp 225.000.000 -> 4 %

BEACH LAUNDRY
BEACH Waralaba merupakan sebuah konsep pengembangan dari BEACH Laundry yang diluncurkan di awal tahun 2009.BEACH Laundry sendiri telah terbukti memberikan keuntungan sesuai target yang direncanakan. Pendiri BEACH Laundry merupakan konsultan bisnis laundry & dry clean yang telah dipercaya oleh lebih dari 50 laundry yang menjadi kliennya, sehingga dapat dikatakan BEACH Laundry merupakan barometer laundry kiloan di Yogyakarta.

PENAWARAN
1. 2. 3. 4. Pemilihan Lokasi dan Desain outlet Pelatihan Dukungan secara berkesinambungan Manual Waralaba a. Manual Identitas Perusahaan b. Manual Interior dan Eksterior c. Manual SOP 5. Free konsultasi harian dengan kantor pusat BEACH Laundry melalui online dengan messenger dan e-Mail.

SYARAT

PAKET INVESTASI FLEKSIBEL


1. 2. 3. Franchise fee untuk 5 tahun Rp. 15 juta Training dan Supervisi Awal Operasional Rp. 4,5 juta Peralatan Operasional: Mesin cuci front loading min 2 buah Mesin cuci air wash series min 1 buah Mesin dryer gas LPG min 1 buah Setrika min 2 buah Steam iron untuk dry clean Generator Renovasi serta standardisasi instalasi air dan listrik Rp.8,5juta Furniture, peralatan administrasi kantor Rp.15 juta dan bahan baku awal operasional Neon box, spanduk, banner Rp.4 juta Promosi Awal dan Launching Royalty fee 8 % dibayarkan mulai bulan ke 7 Rp. 3 juta

4. 5.

4. 5. 6.

KASUS PENGEMBANGAN BISNIS OTOMOTIF


Saya punya bisnis Otomotif, +/- sudah berjalan 6 tahunan. Tahun ke 6 buka cabang. Modal untuk membuka cabang ini diperoleh bukan dari keuntungan, tetapi dari modal pribadi. Usaha ini di kelola oleh saudara-saudara, karena saya masih bekerja pada perusahan lain. Waktu enam tahun ini saya tidak melihat perkembangan yang signifikan, akan tetapi kalau hitung-hitung sih sudah sampai titik impas (BEP).

Bagaimana sebaiknya usaha ini apakah saya harus kelola sendiri dan mengundurkan diri dari perusahaan lain agar tahu perkembangan usaha tersebut? Bagaimana langkah ke depan agar usaha ini bisa maju pesat.

SOLUSI KASUS
Ada beberapa pertanyaan gunakan saja untuk bercermin. 1. Apa dasar pertimbangan anda untuk membuka cabang dengan modal pribadi? 2. Apa dasar pemikiran dari keputusan anda memilih saudara-saudara anda sebagai pengelola? 3. Apa dasar perhitungan yang anda gunakan, untuk menyatakan bahwa usaha bengkel yang pertama sudah BEP?

SOLUSI KASUS

Perjalanan usaha selama 6 tahun seharusnya memberikan banyak pengalaman untuk dipelajari, telaah dan kemudian disikapi dengan menyusun sebuah sistem usaha. Adanya sistem usaha itu, memungkinkan anda untuk terus beraktivitas lain. Entah itu bekerja di tempat lain, menekuni hobi dll. Pengusaha mempunyai 3 pilihan yaitu (1) langsung terlibat, (2) tetap bekerja dan (3) membagi waktu untuk tetap bekerja sekaligus ikut terlibat dalam operasional. Pilihan ketiga bisa disingkirkan, mengingat aktivitas anda dalam pekerjaan tidak memungkinkan anda terlibat langsung dalam bisnis anda sendiri. Jadi anda punya dua pilihan

SOLUSI KASUS

Yang harus dilakukan adalah

1. memperbaiki kinerja pengelola usaha. Bisa anda lakukan sendiri, atau anda menggunakan jasa konsultan untuk melakukan supervisi terhadap pengelola usaha. 2. Pilihan lain adalah keluar dari pekerjaan dan fokus pada usaha anda. Keterlibatan langsung dalam usaha, memungkinkan anda untuk memantau detik demi detik perkembangan usaha anda. Jika anda mampu, lakukan sendiri. Jika tidak mampu, anda meminta bantuan atau jasa konsultan. Memang akan ada jalan menurun (misalnya penghasilan berkurang, aktifitas bertambah dan sebagainya). Bahwa itu adalah harga yang harus anda bayar untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih di masa depan.

Resiko Wirausahawan dalam Pengembangan Bisnis

Risiko Riil & Psikologis Risiko Riil 1. Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke dalam perusahaan 2. Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang ataupun masa depan 3. Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari 4. Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional

Risiko Psikologis 1. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan risiko menanggung malu Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi paranoid atau blind-dependency) Kehilangan perasaan potent atau mampu yang akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri Kehilangan jatidiri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri)

2.

3.

4.

5.

Kehilangan motivasi untuk berjuang

Gaya Bisnis Keluarga


Kehilangan kendali atau kekuasaan karena perubahan ke gaya bisnis profesional Gaya ini seringkali tidak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain (kehilangan kesempatan). Penerapan gaya bisnis tersebut justru membuat para profesional tidak dapat memberikan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Dampak utama dari pengabaian resiko perusahaan yang lamban berkembang sumberdaya yang ada menjadi tidak efisien Revenue perusahaan tetap tetapi cost menjadi lebih tinggi karena adanya investasi baru dan menyebabkan menurunnya keuntungan para pekerja menjadi bingung karena banyak keputusan yang ambivalen dan tidak jelas arahnya sesuai dengan kebingungan dan ketidak-jelasan sikap wirausahawan.

Langkah Pencegahan

Mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia sejak keputusan pengembangan perusahaan dibuat Hal-hal yang harus dipikirkan adalah arah pengembangan perusahaan, ruang lingkup & fungsi SDM yang dibutuhkan (manager lini atau eksekutif puncak), kualitas yang sesuai dengan visi dan keadaan perusahaan, wewenang & tanggung jawab yang dia akan miliki, jenis kepribadian yang sesuai dengan perusahaan dan wirausahawan, dsb.

Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha


Konsep Produk
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Mutu Produk atau Kualitas Produk. Faktor pelayanan prima diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa kepuasan konsumen hanya ditentukan oleh kualitas produk yang tinggi.

Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha


Konsep Penjualan Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Promosi yang agresif. Orientasi usaha ditujukan sepenuhnya pada keuntungan atau laba yang maksimal. Kepuasan konsumen diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa laba adalah tujuan akhir yang umumnya di dapat dari konsumen actual. Tidak adanya pelanggan (konsumen potensial) dapat diatasi dengan agresivitas penjual dalam mencari konsumen actual.

Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha


Konsep Pemasaran Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah tercapainya Kepuasan Konsumen sebagai akibat dari pelayanan prima dan professional dari wirausahawan tersebut. Bagi wirausahawan nilai nominal atau laba bukan akhir dari tujuan usahanya. Berbeda dengan konsep penjualan, maka pada konsep pemasaran ini, wirausahawan sangat mengutamakan terjalinnya hubungan (link) dengan konsumen potensial. Promosi yang dilakukan oleh wirausahawan adalah sebagai usaha untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan,menjadikan konsumen actual menjadi konsumen potensial. Wirausahawan berusaha menciptakan persepsi (image) yang positif tentang produk yang dijual, di benak konsumen. Dalam konsep pemasaran, wirausahawan memiliki wawasan usaha (business) jauh ke depan, tentang kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang yang dikenal dengan istilah menjemput bola.

Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha


Konsep Sosial Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah pelayanan publik. Konsep ini jarang dipakai oleh para wirausahawan, karena umumnya wirausahawan adalah berorientasi pada laba. Sedangkan lembaga-lembaga yang bersifat jasa sosial-pun saat ini sifat semi sosial, contohnya adalah jasa rumah sakit, jasa lembaga pendidikan/sekolah/universitas dan sebagainya.

Ragam Tipe Waralaba


1. Unit franchising pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi/daerah yang telah ditentukan. Ada 2 pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba

Ragam Tipe Waralaba


2. Area development franchising pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat dioperasikan oleh terwaralaba. Ada 2 pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba

Ragam Tipe Waralaba


3.Subfranchising (master franchising)
mirip dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini melibatkan 3 pihak. waralaba ini franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain (ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat), biasanya disebut dengan master franchising, dan franchisee sebagai sub franchisor disebut sebagai master franchisee.

Ragam Tipe Waralaba


4. Conversion or affiliation franchising Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan.

Ragam Tipe Waralaba


5. Nontraditional franchising
Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempattempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (mis: ritel) milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat 2 perjanjian, yaitu perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis

Peraturan Menteri Perdagangan (no. 12/2006)


Waralaba (Franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba

BIAYA (FEES)

Dalam setiap format bisnis Waralaba, sang Pewaralaba baik secara langsung atau tidak langsung menarik pembayaran dari Terwaralaba atas penggunaan merek dan atas partisipasi dalam sistem Waralaba yang dijalankan. Biaya biasanya terdiri atas Biaya Awal, Biaya Royalti, Biaya Jasa, Biaya Lisensi dan atau Biaya Pemasaran bersama. Biaya lainnya juga dapat berupa biaya atas jasa yang diberikan kepada Terwaralaba (mis: biaya manajemen)

KARAKTERISTIK LAIN DARI WARALABA

Pihak-pihak yang terkait dalam Waralaba sifatnya berdiri sendiri. Terwaralaba berada dalam posisi independen terhadap Pewaralaba. Independen maksudnya adalah Terwaralaba berhak atas laba dari usaha yang dijalankannya, bertanggung jawab atas beban-beban usaha waralabanya sendiri (mis: pajak dan gaji pegawai). Di luar itu, Terwaralaba terikat pada aturan dan perjanjian dengan Pewaralaba sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama.

Anda mungkin juga menyukai