Anda di halaman 1dari 4

Ihtisar Regulasi Perdagangan

Internasional di Bidang Tarif .


tm.6

Tarif adl tingkat pajak yang dikenakan atas barang dalam kaitannya dengan kegiatan ekspor
impor karena melintasi batas suatu negara.

Katagori
1. Advalorem tariff : perhitungan pajak prosentase nilai brg impor
2. Specifict tariif : perhitungan per jml barang
Tarif
3. Mixed tariif : perhitungan kombinasi 1 2 di atas
Impor 4. Quota tariif : tarif rendah terhdp jml volume impor tertentu

Regulasi 1. Sebelum Perundingan Uruguay 1994


perdagangan
2. Setelah Perundingan Uruguay 1994
3. Pasca AFTA 2003
internasional
4. Pengaturan tarif RI
dtarif bidang

Add.1. agar lebih teratur, terjamin perdamaian, mencegah tindakan sepihak (proteksi) seperti

1) Perundingan Jenewa tahun 1947, dibentuknya GATT 23 negara. Perjj bilateral


untuk tdk mengenakan tarif yg lbh tinggi dr yg diperjjkan melalui konsesi
(pemberian kedudukan keistimewaan yg sebanding) Article II GATT tentang
skedul konsesi, tdk mengenakan pungutan-pungutan lain yg menyebabkan
pengurangan nilai barang , kecuali misalnya pajak domestik, mendirikan
organisasi perdagangan internasional (ITO, tdk berjalan) , bank dunia.

2) Perundingan Annecy 1949, diikuti 33 negara. Menyepakati penambahan


penurunan bea masuk sekitar 5000 tarif

3) Perundingan Torquay (Inggris) 1950-1951. Diikuti 34 negara. Penurunan tarif


sebesar 25% dari tingkat tarif 1998. Konsesi penurunan tarif produk dari 45.000
menjadi 55.000 produk.

4) Perundingan Jenewa 1955-1956. Diikuti oleh 22 negara. Nilai perdagangan yg


disepakati dlm perundingan adl AS $ 2,5 miliar.

5) Perundingan (Douglas) Dillon Round 1961- 1962. Jenewa atas prakarsa Menteri
Keu AS. Penurunan tarif sebesar 6,5% dng nilai sbesar AS$ 4,5 miliar.

6) Perundingan Kennedy Round 1964- 1967. AS atas prakarsa Presiden AS. Diikuti
oleh 48 negara. MEE mulai mengambil peran dlm perundingan. Disepakati
penurunan tarif sebesar 35% untuk produk industri. Konsesi yg disepakati
Kennedy Round mencapai AS$ 40 miliar.
Periode 1950 1973 terjadi pertumbuhan ekonomi dunia cukup tinggi,
disebabkan hal-hal sbb:
a) Aturan main yang mantap b) komitmen untuk meningkatkan permintaan
dan kesempatan kerja c) peningkatan laju investasi, peningkatan bantuan
luar negeri dan pengalihan teknologi, dll di banyak negara.

7) Perundingan Tokyo 1973 1979. Subtansi perundingan adl hambatan nontarif.


Dihadiri oleh 99 negara. Penurunan tingkat tariif untuk produk industri sebesar
34% diterapkan secara bertahap dlm bts 8 tahun. Penurunan bea masuk untuk
kopi, kakao, teh, rempah-rempah, dan produk lainnya dlm bentuk mentah,
setengah jadi, maupun yang sdh diproses.
Hasil nontarif, al:
a) Pengenaan bea masuk untuk mengimbangi langkah subsidi yang diambil oleh
negara pengekspor
b) Pengaturan lbh rinci mengenai hambatan tekhnis perdagangan internasional
c) Pengaturan rinci ttg pembelian impor oleh pemerintah
d) Pengaturan rinci ttg prosedur pembelian lisensi impor

8) Perundingan Uruguay Round 1994. Tujuan yg hendak dicapai:


a) Menciptakan perdagangan bebas yang menguntungkan semua negara melalui
al; komitmen penurunan tarif
b) Meningkatkan peran GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral
berdasarkan sistem GATT
c) Meningkatkan daya tanggap GATT terhadap perkembangan situasi
perekonomian dunia
d) Mengembangkan bentuk kerja sama pd tingkat nasional dan internasional
untuk mempererat hubungan hubungan antar kebijaksanaan

Upaya penurunan tarif telah dilakukan bbrp tahap, spt:

1. Pertemuan Punta del Este 1986. Issue baru, spt; perdagangan jasa, HAKI,
kebijakan investasi
2. Komitmen penurunan Tarif pd Mid-term Review Montreal Meeting 1988. Negara
berkembang menuntut penghapusan dan penurunan tarif yang lbh besar lagi, serta
penghapusan eskalasi tarif bagi produk-produk negara berkembang, namun
negara maju menyatakan bhw penurunan proses tarif sdh mencapai tingkat yg
sangat rendah
3. Pasca pertemuan tingkat Menteri di Brussel Desember 1990. Menghasilkan 14
produk hukum internasional, yaitu;
a) Ketentuan asal barang b) Pemeriksaan brg seblm pengapalan c) Anti
dumping d) Subsidi dan pembalasannya e) Hambatan teknik terhadap
perdagangan f) Tata niaga impor g) Penilaian pabean h) Tender pemerintah
i) Tindakan perlindungan j) Pasal-pasal GATT k) Perdagangan investasi l)
Aspek-aspek HAKI dlm Perdagangan Internasional) m) Peyelesaian sengketa
n) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
4. Pertemuan Marrakech (Maroko) April 1994. Terpenting adl menghasilkan
penyelesaian konflik antara AS dng MEE menyangkut subsidi pertanian.

Ringkasan hasil Uruguay Round ttg tarif, yaitu;

1. Menurunkan tingkat tarif hingga 30%


2. Atau penurunan secara selektif yg berdampak pd penurunan sebesar 30%
3. Perundingan pertukaran konsesi penurunan tarif dng mitra dagang dilakukan
pendekatan item by item melaui proses request and offer
4. Untuk Indonesia penentuan tarif maksimal 40% untuk 95% dr produk impor, dan
5. Dipusatkan pada penelusuran jml produk yg dikenakan binding (komitmen ,
pengikatan).

Perundingan dan Perjanjian di Bidang Nontarif

1. Perundingan berdasarkan mandat Deklarasi Punta del Este. Penghapusan nontarif dpt
dilakukan dlm bbrp tahap dng penjadualannya scr ekplisit.
2. Hasil sidang Mid Term Review di bidang Nontarif. a) Melakukan pendekatan
terhadap peraturan multilateral dng melihat permasalahan yg ada b) Menyelesaikan
formula multilateral untuk mencapai satu pengertian yg sama c) Melihat kembali
berbagai catatan usulan untuk mencapai suatu pengertian mengenai ruang lingkup dan
prosedur untuk melakukan negosiasi
3. Dalam rangka perundingan di masa yad memperhatikan prosedur, catatan-catatan,
prinsip-prinsip, pedoman dalam rangka perundingan/ negosiasi scr detail

Pengaturan bidang Tarif Pasca AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2003. Pembentukan AFTA
(1992 di Singapura; Brunei Darusalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand)
(1995, Vietnam. 1997: Laos dan Myanmar. 1999; Kamboja) berdasarkan pada PTA
(Preferential Traiding Agreement) adl kebijakan suatu negara untuk memberikan
keistimewaan atas barang atau jasa yg berasal dr negara lain (memberikan keringanan pd
negara berkembang dlm melakukan perdagangan internasional)

Tujuan PTA: a) meningkatkan daya saing ekonomi negara ASEAN b) basis produksi pasr
dunia c) menarik investasi d) meningkatkan perdagangan antar angg ASEAN

Perjanjian penting adl The Agreement on Common Effective Preferential Tariif/ CEPT .
Kesepakatan untuk menghapus (scr gradual) dan mengurangi hambatan berupa tarif dan
nontarif atas barang yg berasal dr negara anggota agar terjadi perdagangan yg intens. Serta
perkembangan berikutnya adl Produk barang suatu negara disyaratkan tidak boleh kurang
dari 40%, serta tdk ada pembatasan kuantitatif

Buku Bacaan.

Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional (297 hlm), Rajawali Pers, 2011,
hlm.49- 93

Anda mungkin juga menyukai