Sap 12
Sap 12
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuntutan terhadap terwujudnya good governance di setiap sektor kini semakin gencar
diterapkan. Hal ini diketahui dengan banyaknya penelitian mengenai terjadinya krisis
ekonomi di negeri ini yang ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan perusahaan (bad
governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi (publik atau swasta) di Indonesia. Para
pelaku dan pemerintah sering menempatkan pasar modal sematamata hanya sebagai alat
atau media penghimpunan dana pembangunan dan kurang memberikan perhatian pada
fungsifungsi yang tak kalah pentingnya dari penghimpunan dana. Selain itu pasar modal
dapat dimanfaatkan pula untuk penyebaran kepemilikan saham, restrukturisasi usaha,
pengembangan good corporate governance dan motor keterbukaan melalui prinsip
transparansi dan full disclosure. Salah satu pelaku ekonomi didalam pasar modal adalah
perusahaanperusahaan yang berbadan hukum Perseroaan Terbatas, dimana untuk
mengembangkan usahaanya perusahaan perusahaan ini dapat menawarkan atau menjual
saham kepada masyarakat melalui penawaran perdana saham yang lebih sering disebut Initial
Publik Offering (IPO). IPO ini dilakukan melalui pasar modal lewat bursa efek. Pemegang
saham merupakan pemilik perusahaan yang terpisah dari manajemen perusahaan. Dimana
pihak manajemen perusahaan berkewajiban mempertanggung jawabkan dana yang telah
dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu alat yang
digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang dikelola oleh manajemen. Laporan
keuangan tidak hanya digunakan untuk keperluan manajemen perusahaan saja, tetapi juga
dimanfaatkan oleh para investor atau pihak luar yang berkepentingan untuk menilai
pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Untuk itu pihak manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar
pertanggung jawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar yang berkepentingan dapat
dipercaya. Demikian pula pihak luar yang berkepentingan untuk memperoleh keyakinan
bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya sebagai pengambilan keputusan
memerlukan pula jasa pihak ketiga. Untuk itu profesi akuntan publik diperlukan untuk
melakukan audit atas laporan keuangan dan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas
1
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi atau
suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan disusun untuk memberikan
informasi tentang posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan
serta laba dan ruginya. Penyusunan laporan keuangan dimaksudkan untuk mengarah pada
tujuan tertentu. Tujuan laporan keuangan secara umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi. Di
samping itu juga untuk menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber daya-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Melalui peran auditor diharapkan dapat memabantu manajemen dalam melaksanakan
tugas pokoknya di masa lalu dan rencana kegiatan diwaktu yang akan datang. Auditor
eksternal memiliki posisi yang sangat strategis untuk membantu perusahaan
dalam
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah kualitas pelaporan keuangan perusahaan?
1.2.2 Bagaimanakah peran auditor eksternal dalam Good Corporate Governance?
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui kualitas pelaporan keuangan perusahaan.
1.3.2 Untuk mengetahui peran auditor eksternal dalam Good Corporate Governance.
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1 Mengetahui Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan.
1.4.2 Mengetahui peran auditor eksternal dalam Good Corporate Governance.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1
prinsipnya pengertian kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang dalam dua sudut
pandang.
Pandangan
pertama
menyatakan
bahwa
kualitas
pelaporan
keuangan
kinerja pasar
modal
yang
diwujudkan
dalam
berkaitan
bentuk imbalan,
pertama
berkaitan
dengan
kajian
faktor- faktor
penentu
yang
operasi, volatilitas
penjualan],
statis
[ukuran
perusahaan,
umur
adalah
investor
yang
baginya
ketersediaan informasi
yang
ditawarkan
Dapat dipahami, artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh pemakai.
b.
c.
Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan lain sebagai bahan
pertimbangan lengkap.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
b.
c.
Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang berisi tentang perubahan ekuitas
yang menunjukkan penambahan atau berkurangnya kekayaan selama periode
tertentu (aktiva bersih).
d.
Laporan arus kas, yaitu laporan mengenai arus kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
b.
laporan
selama
menjalankan
perusahaan
yang
benar-benar
dapat
untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang disusun telah mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor eksternal adalah orang yang
melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada
perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta
peralatan elektronik dan pengendalian komputer.
De Angelo (1981) dalam Lin dan Liu (2009) menyebutkan bahwa auditor eksternal
memegang peranan di dalam menentukan kredibilitas suatu informasi laporan keuangan maka
kualitas audit merupakan hal yang sangat penting. Kualitas audit merupakan faktor yang
sangat sulit untuk diukur secara langsung, dimana salah satu proksi yang biasa digunakan
untuk mengukur kualitas audit adalah ukuran dari kantor akuntan publik. Semakin besar
ukuran suatu kantor akuntan publik, maka akan lebih baik pula kualitas audit yang disediakan
oleh kantor akuntan publik tersebut. Kualitas dari audit yang independen memiliki pengaruh
terhadap tata kelola perusahaan. Hal ini menyebabkan pemilihan auditor merupakan
keputusan penting dan harus dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan.
Ashbaugh dan Warfield (2003) menyatakan bahwa auditor ekternal memainkan
sebuah peran dalam tata kelola perusahaan sebagai alat pengawasan yang penting dalam
6
proses pelaporan keuangan. Sanda, et al., (2005) dalam Obe (2012) menyebutkan bahwa Ttta
kelola perusahaan yang baik salah satunya diwujudkan dalam bentuk transparasi keuangan
perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik dapat dilihat dari mekanisme tata kelola
perusahaan yang diterapkan (Good Corporate Governance). Mekanisme tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance) adalah syarat-syarat pelaksanaan sistem dalam
suatu perusahaan dimana berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut
dapat memastikan pihak manajer dan pihak internal perusahaan lainnya dapat memenuhi
kepentingan stakeholders ( Sanda, et al., 2005 dalam Obe, 2012 ).
Dennis dan McConnell (2003) dalam Ferry (2010) membedakan mekanisme Good
Corporate Governance menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal, dimana mekanisme
internal dilakukan oleh dewan direksi perusahaan, dewan komisaris dan komite audit yang
dimiliki oleh perusahaan serta struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan. Sedangkan
mekanisme eksternal dari mekanisme tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance)
menurut Dennis dan McConnell (2003) adalah lebih kepada pengaruh dari pasar untuk
pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem hukum yang berlaku.
Dalam hubungan dengan eksternal auditor, perusahaan menetapkan kebijakankebijakan sebagai berikut:
a) RUPS berwenang menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh komisaris
berdasarkan usulan dari komite audit (apabila ada);
b) Komite Audit (apabila ada) melalui komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS
alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk auditor
eksternal;
c) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak yang
berkepentingan di perusahaan;
d) Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan sehingga memungkinkan auditor eksternal memberikan pendapatnya
tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan standar
laporan keuangan Indonesia.
Auditor Eksternal
Auditor Internal
Penerapan Standar Umum
Independence
Penerapan Standar PekerjaanKemampuan
Lapangan profesional Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
Penerapan Standar Pelaporan
Manajemen Bagian Audit Internal
Pelaksanaan
Good Corporate Governance
Transparansi Kemandirian
Akuntabilitas
Pertanggung jawaban
Kewajaran
dan
memastikan
apakah
manajemen
mempertimbangkan
dibuktikan.
Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang
telah menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.
Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan,
disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.
mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.
Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu
berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai
kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara
sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan
dilakukan secara rinci. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung jawabnya adalah)
seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public
accountant). Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu harus
meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter). Eksternal Auditor hanya
tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
3.1.1 Ada 2 pandangan dalam mengartikan kualitas pelaporan keuangan yaitu : 1)
kualitas laporan keuangan berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan
yang
Saran
3.2.1 Kepada
pemerintah
agar
menerapkan
prinsip-prinsip
Good
Corporate
10
PROFILE PERUSAHAAN
PT
Telekomunikasi
Indonesia
Tbk
(Persero) biasa
disebut Telkom
Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa
dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai
perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap
sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.
Telkom merupakan salah satu persuhaan terbesar dan tertua Indonesia dalam bidang
telekomunikasi yang sudah didirikan sejah zaman Kolonial pada tahun 1882 yang
menyediakan layanan telegraf dan pos. Sebelum tahun 2000 Telkom memonopoli
telekomunikasi Indonesia, sehingga pemerintah menetapkan UU tentang telekomunikasi.
Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi sehingga Telkom tidak lagi menguasai
telekomunikasi Indonesia.
Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam
Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan,
termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Direktur Utama Telkom saat ini adalah Alex Janangkih Sinaga, menggantikan Arief
Yahya yang telah menjadi Menteri Pariwisata di Kabinet Kerja Jokowi. Telkom sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dengan VISInya yaitu TIMES selalu
melakukan inovasi-inovasi di bidang telekomunikasi di Indonesia. Salah satunya yaitu anak
perusahaan dari telkom yaitu Telkomsel yang bergerak di bidang telekomunikasi seluler.
Telkomsel memiliki jaringan hampir di seluruh Indonesia dan selalu melakukan penambahan
BTS di daerah-daerah yang masih jarang sinyal. Oleh karena itu banyak pengguna telepon
seluler di daerah-daerah yang menggunakan operator Telkomsel daripada operator lain.
PT Telkom memiliki omset lebih dari 60 triliun dan menciptakan target omset mencapai
80 trilliun dalam tahun 2013. Selain membuka beberapa anak perusahaan, Telkom juga selalu
menyuguhkan aneka produk layanan terbaru yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satunya
adalah telekom sigma, sebuah anak perusahaan baru yang berkembang ke arah edutainment
11
dan media informasi pendidikan. Anak perusahaan Telkom ini pun telah meraih omset yang
luar biasa besar, yaitu 500 milyar dalam satu tahun. Selain omset besar, perusahaan yang
menjadi pelopor usaha komunikasi di Indonesia ini juga terus mengembangkan sistem
pelayanan kepada pelanggan. Kini, customer service Telkom tidak hanya dapat dihubungi
selam 24 jam melalui media telepon saja, melainkan juga telah membuka layanan komunikasi
melalui website yang disediakan oleh provider Telkom itu sendiri.
Visi Misi
Visi
To become a leading Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Services
(TIMES) Player in the Region.
Misi
1.
2.
KRONOLOGI KASUS
Untuk pertama kalinya di Indonesia terjadi kasus perselisihan auditor. KAP Eddy
Pianto partner Grant Thornton (GT) adalah auditor laporan keuangan tahun 2002 PT Telkom,
sementara KAP Hadi Sutanto merupakan auditor anak perusahaan PT Telkom, yakni PT
Telkomsel. Hadi Sutanto yang merupakan partner Pricewaterhouse Coopers (PwC) kemudian
12
ditunjuk Telkom untuk melakukan audit ulang laporan keuangan 2002 Telkom setelah
laporan itu ditolak komisi pengawas pasar modal Amerika Serikat (US Securities and
Exchanges-SEC). Telkom berkewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan ke US
SEC karena saham Telkom diperdagangkan juga di bursa saham New York.
Inti persoalan dari kasus ini adalah Eddy Pianto Simon dari KAP Eddy Pianto merasa
dirugikan KAP Hadi Sutanto karena dinilai menghambat karier dan kerja penggugat. Itu
karena KAP Hadi Sutanto tidak mengizinkan KAP Eddy Pianto untuk menggunakan
pendapat KAP Hadi Sutanto dalam hasil auditnya terhadap PT Telkomsel (anak perusahaan)
ke dalam laporan audit (konsolidasi) PT Telkom. Hal inilah yang dianggap Eddy Pianto
sebagai salah satu alasan SEC menolak laporan keuangan tahun 2002 Telkom auditan KAP
Eddy Pianto.
Pada tanggal 16 Juli 2008, Eddy mengirim surat ke Ketua IAI, Achmadi Hadibroto.
Surat itu perihal Pengaduan atas perlakuan tidak sehat yang diterima KAP Drs Eddy Pianto
(EP) dari KAP Drs Hadi Sutanto (HS). Dalam surat setebal lima halaman itu, Eddy
menjelaskan kronologi kasus yang membuat namanya tercemar. EP merasa sebagai pihak
yang mengalami kerugian, baik moril maupun materiil yang diakibatkan, baik langsung
maupun tidak langsung akibat penolakan LK Telkom 2002 oleh US SEC tersebut. Beberapa
pihak juga menilai bahwa kasus Telkom ini merupakan pertarungan antara dua KAP besar.
Yang dimaksud KAP besar adalah GT dengan PwC. GT adalah auditor firm masuk dalam
jajaran nomor tujuh dunia. Sedangkan, PwC masuk dalam jajaran the big four.
Awalnya, ketika menerima penugasan sebagai auditor PT Telkom (2002), tak ada
persoalan yang dialami EP.Termasuk dengan HS, yang pada saat bersamaan menjadi auditor
PT Tekomsel. Pada Januari dan Februari 2003, kedua belah pihak saling komunikasi, dan
tukar-menukar dokumen.EP mengirimkan Audit Instructions kepada HS.Sebaliknya, HS
mengirimkan laporan-laporan yang diminta EP sesuai Audit Instructions.HS juga mengirim
dokumen yang menyatakan, sebagai auditor Telkomsel, HS independen.
Pada 17 Maret 2003, EP memberi tahu HS bahwa laporan audit Telkom akan
dikeluarkan pada 25 Maret 2003. EP menyatakan akan melakukan reference terhadap hasil
audit Telkomsel. Disinilah, hubungan EP dan HS kelihatan tidak sehat. Menjawab surat EP
itu, HS menyatakan, tidak memberi izin kepada EP untuk me-refer hasil auditnya atas
Telkomsel. Anehnya, pada 25 Maret 2003, HS mengirimkan copy audit report Telkomsel
untuk dikonsolidasikan ke LK Telkom. Dalam surat pengantarnya, HS sama sekali tidak
menyebut kata-kata yang tidak mengizinkan EP menggunakan hasil auditnya atas Telkomsel
sebagai acuan dalam LK Telkom konsolidasi.
13
14
terlanjur menyatakan, (pada 11 Juni) LK Telkom 2002 sebagai unaudited, serta menunjuk
PwC (HS) sebagai auditor untuk me-review LK Telkom 2002.
Bagi Eddy, perlakuan tidak sehat dari KAP Hadi Sutanto (HS) bukan hanya merugikan
Telkom dan namanya, tetapi juga menyangkut kelangsungan usahanya, KAP Eddy Pianto
(EP). Ini pula yang dituntut Eddy kepada organisasi profesi, IAI. Yakni, demi membersihkan
namanya, bukan hanya kepada Bapepam, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dan
perusahaan yang bakal menggunakan jasa auditnya, tetapi kepada masyarakat luas.
III
PEMBAHASAN KASUS
Bahwa berdasarkan Surat Bapepam kepada KAP Eddy Pianto Nomor : S-
1381/PM/2003 tanggal 16 Juni 2003 perihal Kewajiban untuk Tidak Melakukan Kegiatan
Usaha di Bidang Pasar Modal, Bapepam mewajibkan Eddy Pianto Simon, partner KAP Eddy
Pianto, untuk tidak melakukan kegiatan usaha di pasar modal terhitung sejak tanggal surat ini
sampai diputuskan lebih lanjut oleh Bapepam. Keputusan tersebut didasarkan pada penolakan
Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom tahun Buku 2002 oleh SEC yang menyebabkan
perdagangan saham PT. Telkom yang tercatat di New York Stock Exchange dalam bentuk
IDR dihentikan sementara dan diduga menyebabkan harga saham PT. Telkom di Bursa Efek
Jakarta turun secara signifikan dari harga penutupan sehari sebelumnya, serta memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan. Maka
KAP Jimmy Budhi menjadi pengganti KAP Eddy Pianto.
Manajemen Telkom Kurang Hati-hati
Itu baru dari segi besar dan rumitnya pekerjaan mengaudit LK TLKM, belum termasuk
kompetensi KAP Eddy Pianto untuk mengaudit LK emiten yang tercatat di Bursa New York.
Di pasar modal Indonesia, KAP Eddy Pianto yang sudah terdaftar di Bapepam dan Depkeu,
hasil auditnya tak bermasalah. Tapi Bapepam AS (US SEC) memiliki aturan dan kriteria
tersendiri bagi auditor yang bisa mengaudit LK emiten yang tercatat di NYSE.
Seorang sumber lain menunjukkan, betapa Eddy Pianto dan manajemen TLKM tidak
hati-hati dalam masalah ini. Dia menduga, manajemen TLKM sedang sibuk dengan lobi-lobi
berkaitan dengan tarif dan lain sebagainya. Tetapi, ketika mendapat pemberitahuan dari GT
International pada Desember bahwa kemitraan antara GT International dengan GT Indonesia
dan Eddy Pianto akan putus dan efektif pada 31 Maret 2003.
Nyatanya, manajemen TLKM tetap kekeh melanjutkan KAP Eddy Pianto sebagai
auditor dan Eddy Pianto juga tenang-tenang saja bekerja. Kalau Eddy Pianto dan PT GT
Indonesia bertanggung jawab, harusnya mereka tahu diri.
15
Terjadi pelanggaran kode etik dan praktik persaingan tidak sehat antar KAP Drs. Hadi
Sutanto & Rekan yang mengaudit laporan keuangan PT. Telkomsel tahun buku 2002 dimana
tidak bersedia terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto untuk menghindari risiko
yang dapat merugikan jika terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto dalam Form
20-F PT. Telkom karena keraguan kelayakan hak berpraktek KAP Eddy Pianto dihadapan US
SEC. Kejadian ini dianggap melanggar kode etik karena KAP Drs. Hadi S. & Rekan tidak
memiliki wewenang untuk menilai kualifikasi KAP lainnya untuk berpraktek dihadapan US
SEC. Hal tersebut juga pelanggaran kode etik atas ancaman akibat dari keadaan yang
menghalangi untuk bertindak obyektif karena sebenarnya atau tekanan, termasuk upaya
mempunyai pengaruh yang tidak semestinya dilakukan akuntan profesional yang seharusnya
memenuhi prinsip-prinsip dasar yaitu integritas.
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/view/242/237(Diakses
tanggal
28
November 2015)
http://www.ilib.usm.ac.id/.../B210-20150706085951-8-ArtikelAuditorEksternal.pdf(Diakses
tanggal 28November 2015)
16
http://www.inti.co.id/who-we-are/e-files/Laporan/pedoman_gcg.pdf(Diakses
tanggal
28
November 2015)
http://coretanauditor.blogspot.co.id/2014/11/mungkin-ada-yang-masih-bingung.html (diakses
1 Desember 2015)
http://hestiayua.blogspot.co.id/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html (diakses
1 Desember 2015)
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/04/kualitas-laporan-keuangan.html (diakses 1 Desember
2015)
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/04/kualitas-laporan-keuangan.html (diakses 1 Desember
2015)
https://yuliasilvianti.wordpress.com/2011/02/22/peran-akuntan-publik-dalam-mewujudkangood-corporate-governance-di-pasar-modal-indonesia/ (diakses 1 Desember 2015)
http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0402_profil.html (diakses tanggal 1 Desember
2015)=
https://id.scribd.com/doc/245620254/Kasus-Telkom-1 (diakses tanggal 1 Desember 2015)
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2009, Vol. 6, No. 1, hal 20 22
Jurnal PengaruhAuditorEksternal danAuditorInternal pada Pelaksanaan
Good Corpoorate Governance, Volume9,No.1,Juni2010,Hal.3747
17