1.1 Pendahuluan
Saat ini permasalahan yang muncul semakin kompleks. Permasalahan-permasalahan
ini tidak dapat diselesaikan dengan solusi yang berasal dari satu sudut pandang saja.
Setiap masalah tentu butuh seseorang atau sejumlah orang yang dapat mencari jalan
keluar yang tepat, atau dapat kita sebut perekayasa. Para perekayasa diharapkan mencari
pemecahan masalah yang mempunyai dampak berjangka jauh terhadap masyarakat.
Berbagai pemecahan alternatif mungkin harus ditentukan dan dinilai berdasarkan
kemampuannya meningkatkan cara hidup, kesehatan masyarakat keselamatan serta
besarnya komitmen sumber daya yang diperlukan. Pemecahan masalah seperti itu
menuntut penerapan prinsip-prinsip ilmiah secara cermat dan bertanggung jawab.
1.2 Peran Perekayasa
Tugas perekayasa adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat. Seringkali kebutuhan
masyarakat yang harus dipenuhi berupa masalah. Perekayasa harus paham perbedaan
masalah dan gejala serta akibat dari masalah tersebut agar tahu langkah apa yang harus
dilakukan. Prosedur untuk memulai dan mengembangkan fasilitas rekayasa telah disusun
dengan baik. Pihak pemilik (pemerintah, perusahaan, atau perorangan) suatu fasilitas
memperkerjakan atau mengontrak perekayasa profesional dan menjelaskan kebutuhan
yang disarankan, biasanya dalam bentuk persyaratan pemakai (user requirements) dan
kebutuhan akan fasilitas yang diusulkan. Kemudian perekayasa, bekerja sama dengan
pemilik, harus menelaah kembali keinginan pemilik serta rumusan persyaratan pemakai
guna menentukan apakah fasilitas yang diusulkan dapat memenuhi persyaratan ini.
Setelah langkah ini, perekayasa menetapkan dan menilai alternatif untuk fasilitas yang
diusulkan guna dipresentasikan di hadapan klien disertai dengan rekomendasi profesional
mengenai prosedur implementasinya.
Dalam melaksanakan tugasnya perekayasa diharuskan membuat perencanaan dan
perancangan terlebih dahulu agar pekerjaan lebih terstruktur. Perencanaan meliputi
kegiatan-kegiatan tertentu yang menjelaskan bagaimana hasil akhir akan dicapai. Dengan
demikian perencanaan meliputi penelitian pendahuluan, studi kelayakan, analsisis terinci,
pengembangan spesifikasi untuk implementasi, manufaktur dan konstruksi, serta
Walaupun di atas menggambarkan upaya-upaya ini secara berurutan, mungkin saja ada cukup
banyak siklus berulang dalam proses perencanaan dan perancangan itu sendiri. Ini terjadi
bilamana:
1. Penyelidikan yang lebih terinci menimbulkan pandangan baru yang menuntut
pendefinisian ulang masalah; atau
2. Keterbatasan
pengetahuan
atau
kemampuan
analitis
tidak
menungkinkan
pertimbangan semua aspek dan implikasinya sekaligus pada setiap tahap; atau
3. Kendala-kenala teknologis, keuangan, sosial atau politik yang baru terungkap
menghambat implementasi pemecahan yang disarankan.
Dalam banyak hal, proses mungkin memerlukan beberapa kali pengulangan sebelum