PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 (setelah amandemen) Negara Indonesia adalah negara
hukum., pokok-pokok pikiran dasar dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu kemerdekaan,
keadilan, kemanusiaan dan pernyataan bahwa pemerintah negara berkewajiban untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum. Hal ini memberikan penjelasan bahwa segala hal yang dilakukan
dalam menjalankan negara berdasarkan atas hukum dan Hukum akan mengayomi setiap
warga bangsa agar hak-haknya sebagai warga negara dan hak asasi manusia-nya terjamin.
Di mana hal ini hanya dapat dilaksanakan jika ketentuan tentang jaminan tersebut
dituangkan dalam konstitusi. Dengan kata lain apa yang tertuang dalam konstitusi
merupakan tujuan yang hendak dicapai.
Memiliki tujuan, didahului oleh proses pemilihan tujuan. Dalam hukum, kita juga
akan dihadapkan pada persoalan yang serupa, yaitu dengan keharusan untuk menentukan
suatu pilihan mengenai tujuan maupun cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam melihat hukum sebagai suatu fenomena sosial persoalanpersoalan mengenai cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut juga sedikit banyak telah
disinggung. Hukum merupakan entitas (wujud) yang sangat kompleks, meliputi
kenyataan kemasyarakatan yang majemuk, mempunyai banyak aspek, dimensi dan fase
yang pada kedudukan yang kait-mengait dengan satu sama lain aspek dalam kehidupan
masyarakat. Hukum terbentuk dalam proses interaksi berbagai aspek kemasyarakatan
(politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, keagamaan dan sebagainya). Hukum
bukanlah suatu lembaga yang sama sekali otonom (berdiri sendiri). Salah satu segi dari
keadaan yang demikian itu adalah bahwa hukum harus senantiasa melakukan
penyesuaian terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakatnya (hukum
sebagai alat mencapai tujuan). Dengan demikian, hukum mempunyai dinamika.
Jika hukum hanya dipelajari sebagai pasal-pasal dan dilepas dari kajian norma dan
segi
yang
mempengaruhinya
dapat
menyebabkan
kita
frustasi
dan
kecewa
perpustakaan bisa dibuang sebagai sampah yang tak bernilai ketika ada keputusan politik
di parlemen yang mengubah isi undang-undang tersebut. Maka dalam makalah ini akan
dijelaskan beberapa pembahasan tentang Politik Hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat politik hukum ?
2. Apa sumber penemuan politik hukum ?
3. Bagaimana keterkaitan politik hukum dengan ilmu hukum ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hakikat politik hukum
2. Mengetahui sumber penemuan politik hukum
3. Mengetahui keterkaitan politik hukum dengan ilmu hukum
BAB II
PEMBAHASAN
definisi beberapa ahli di atas maka, Politik Hukum adalah kebijakan dasar
penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku,
bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan
negara yang dicita-citakan.3
B. Sumber Penemuan Politik Hukum
Sumber utama penemuan hukum adalah peraturan perundang-undangan, perjanjian
internasional, kemudian hukum kebiasaan, yurisprudensi, barulah doktrin.4 Bagi
Indonesia tujuan politik hukum adalah:
1) Sebagai alat (tool) atau sarana yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
menciptakan suatu sistem hukum nasional Indonesia.
2) Sebagai sarana untuk merekayasa perkembangan, perubahan yang terjadi dalam
kehidupan kenegaraan.
3 Imam Syaukani & A.Ahsin Thohari, op.cit, h. 32
4 Prima Jayatri, Sep 2011, Sumber Penemuan Hukum, URL:
https://logikahukum.wordpress.com/2011/09/14/sumber-penemuan-hukum/ (diakses tgl 20 sep 2016)
atau
dituangkan
dalam
berbagai
dokumen-dokumen
perencanaan
2. Kebijakan dibidang pelayanan hukum. Dalam hal ini perlu pelayanan hukum yang
cepat, mudah, terjangkau oleh masyarakat, transparan dan akuntabel. Dalam hal
ini juga dilakukan kebijakan yang dapat memberantas terjadinya Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN).7
C. Keterkaitan Politik Hukum dengan Ilmu Hukum
Dilihat dari definisi politik hukum yang dijelaskan sebelumnya terdapat kata
penyelenggara negara dan tujuan negara yang menjadi aspek kajian Hukum Tata
Negara. Hukum Tata Negara merupakan salah satu bidang dalam Ilmu Hukum. 8
Kedudukan Hukum Tata Negara dalam kerangka hukum, pandangan van Vollenhoven,
Openheim bahwa Hukum Tata Negara adalah rangkaian peraturan yang menetapkan
badan-badan (organ) suatu negara dengan memberi wewenang kepada organ itu serta
membagi pekerjaan kepada alat negara baik yang tinggi maupun yang rendah (di pusat
maupun di daerah). Dari definisi HTN dapat dipahami bidang kajian politik hukum
merupakan bidang kajian hukum tata negara yakni hukum yang berhubungan dengan
kekuasaan kenegaraan, seperti UU No. 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum, UU
Pemilihan Presiden (sedang dalam bahasan DPR), UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah jo 12 tahun 2008, UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman, UU No. 14 tahun 1985 jo No. 5 tahun 2005 tentang Mahkamah Agung dan
lain-lain.9
Ketika kita berbicara organ kenegaraan, hal itu tidak lepas dari kajian politik hukum.
Misalnya sistem apa yang digunakan untuk menentukan calon anggota DPR yang terpilih
(suara terbanyak atau nomor urut), berapa persen perolehan suara parpol baru bisa
mengusung
pasangan
calon
presiden,
berapa
jumlah
anggota
politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada
dibekang pembuatan dan penegakan hukum. hubungan kausalitas tersebut berupa:
a. Hukum determinan atas politik dalam arti kegiatan-kegiatan politik di atur dan tunduk
pada aturan-aturan hukum (mereka yang memandang hukum sebagai das sollen
(keharusan) para idealis)
b. Politik determinan atas hukum , karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari
kehendak politik yang saling berintegrasi dan bersaing. Mereka memandang hukum
sebagai das sain, penganut empiris dan memandang realitas.
c. Politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi dan derajat
determinan yang seimbang, sekalipun hk produk politik tetapi jika hukum ada, politik
harus tunduk pada hukum.
Dalam politik hukum terdapat dua variabel, yakni variabel terpengatur (hukum) dan
variabel yang mempengaruhi (politik).10
Dalam melihat hubungan keduanya, hukum sebagai terpengaruh (dependent variable) dan
politik sebagai variabel yang berpengaruh (independent variable). Hukum dipengaruhi
politik atau politik determinan atas hukum mudah dipahami dan realitasnya demikian
karena hukum merupakan kristalisasi dari kehendak politik yang saling berintegrasi
dilingkungan pengambil keputusan. Ada pendapat yang diterima oleh umum bahwa
hukum khususnya Peraturan Perundang-undangan merupakan produk politik. Bukan saja
karena dibuat oleh DPR, Presiden, tetapi peraturan perundang-undangan pada dasarnya
akan mencerminkan pemikiran dan kebijaksanaan yang paling berpengaruh di negara
yang bersangkutan.11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik hukum merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu rechtspolitiek, terbentuk
dari dua kata yaitu rechts dan politiek. Politiek dalam kamus bahasa Belanda yang
ditulis Van der Tas mengandung arti beleid dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan kebijakan (policy). Dari penjelasan itu dapat diartikan politik hukum secara
singkat berarti kebijakan hukum. Kebijakan sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia
berarti serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak. Politik Hukum adalah
kebijakan dasar penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan
telah berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai
tujuan negara yang dicita-citakan.
Sumber utama penemuan hukum adalah peraturan perundang-undangan, perjanjian
internasional, kemudian hukum kebiasaan, yurisprudensi, barulah doktrin. tujuan politik
hukum adalah:
o Sebagai alat (tool) untuk menciptakan suatu sistem hukum nasional Indonesia.
o Sebagai sarana untuk merekayasa perkembangan, perubahan yang terjadi dalam
kehidupan kenegaraan.
o Arah yang ingin diwujudkan dalam pembangunan di bidang hukum.
berusaha dipahami bahwa politik hukum salah satunya dapat ditemukan atau
dituangkan dalam berbagai dokumen-dokumen perencanaan penyelenggaraan kenegaraan
sebagai kebijakan dasar penyelenggaraan negara dalam bidang hukum.
Bagi Indonesia Politik Hukum Nasionalnya dapat dilihat dalam berbagai dokumen
perencanaan yang telah ditetapkan. Pada masa awal kemerdekan hal itu dirumuskan
dalam UUD 1945 Pasal II Aturan Peralihan, masa Orde Lama dirumuskan dalam
Manifesto Politik Orde Lama sebagai GBHN pada waktu itu, masa Orde Baru dalam
Ketetapan MPR tentang GBHN, masa reformasi ditemukan dalam Program Pembangunan
Nasional (Propenas) Ketetapan MPR No. IV tahun 1999 jo UU Nomor 25 tahun 2000 dan
Masa Kepemimpinan SBY-Kalla dituangkan dalam RPJM Peraturan Presiden No. 67
tahun 2005.
Dilihat dari definisi politik hukum yang dijelaskan sebelumnya terdapat kata
penyelenggara negara dan tujuan negara yang menjadi aspek kajian Hukum Tata
Negara. Hukum Tata Negara merupakan salah satu bidang dalam Ilmu Hukum.
Kedudukan Hukum Tata Negara dalam kerangka hukum, pandangan van Vollenhoven,
Openheim bahwa Hukum Tata Negara adalah rangkaian peraturan yang menetapkan
badan-badan (organ) suatu negara dengan memberi wewenang kepada organ itu serta
membagi pekerjaan kepada alat negara baik yang tinggi maupun yang rendah (di pusat
maupun di daerah). Dari definisi HTN dapat dipahami bidang kajian politik hukum
merupakan bidang kajian hukum tata negara yakni hukum yang berhubungan dengan
kekuasaan kenegaraan.
Politik Hukum sebagai kebijakan hukum (legal policy) yang sudah, akan atau telah
dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah mencakup pula pengertian bagaimana
politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada
dibekang pembuatan dan penegakan hukum. hubungan kausalitas tersebut berupa:
a. Hukum determinan atas politik dalam arti kegiatan-kegiatan politik di atur dan tunduk
pada aturan-aturan hukum (mereka yang memandang hukum sebagai das sollen
(keharusan) para idealis)
b. Politik determinan atas hukum , karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari
kehendak politik yang saling berintegrasi dan bersaing. Mereka memandang hukum
sebagai das sain, penganut empiris dan memandang realitas.
c. Politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi dan derajat
determinan yang seimbang, sekalipun hk produk politik tetapi jika hukum ada, politik
harus tunduk pada hukum.
DAFTAR PUSTAKA
-
Imam Syaukani & A.Ahsin Thohari, 2015, Dasar-Dasar Politik Hukum, Jakarta:
Rajawali Pers,
Delvi Indriadi, Juni 2013, Materi Perkuliahan Politik Hukum Nasional, URL:
http://delviindriadi.blogspot.co.id/2013/06/materi-perkuliahan-politik-hukum.html
Oleh :
Nama
NIM
: 1416051107