Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Made Gemet Dananjaya Suta

NIM : 1416051107

Letak Sistem Peradilan Pidana DI Indonesia Dalam Perspektif Keilmuan

Sistem Peradilan Pidana (Selanjutnya disingkat SPP) dalam perspektif keilmuan dapat di
golongkan menjadi 4 kriteria, diantaranya:

(1) SPP sebagai suatu system; (2) SPP sebagai Suatu Proses; (3) SPP sebagai jaringan kerja; dan
(4) SPP bukan/belum menunjukkan system

Soal : Dimanakah letak SPP di Indonesia berdasarkan ke-4 perspektif di atas ?

Jawab: Menurut pandangan saya, berdasarkan perspektif di atas dewasa ini SPP di Indonesia
lebih cenderung sesuai dengan perspektif bahwa SPP merupakan sebagai suatu system yaitu
system yang utuh/ benar/ ideal, dimana dalam perspektif tersebut dapat dijelaskan unsur-unsur
sebagai berikut:

1. Undang Undang Tegas / Jelas, dimana sistem pemidanaan di indonesia menganut prinsip
atau asas legalitas yaitu seseorang tidak dapat dipidana tanpa ada ketentuan terlebih dahulu
dan juga terkandung bahwa suatu ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut (non
retroaktif). Dalam perumusan ketentuan pemidananpun sudah cukup jelas bahwa apa yang
menjadi unsur-unsur yang harus di penuhi dalam pemidanaan dan bagaimna sifat penjatuhan
sanksi pidana serta batas maksimal atau minimal berat pemidanaan.
2. Adanya perbedaan fungsi dari masing-masing penegak hukum secara jelas muali dari tahap
penyelidikan oleh Kepolisian, penyidikan oleh Kepolisian atau oleh penyidik sebagai
petugas yang diberikan kewenangan oleh UU untuk mlakukan penyidikan, penuntutan yang
dilakukan oleh jaksa penuntut umum, pemeriksaan di pengadilan oleh hakim hingga tahap
pemidanaan yang dilakukan di lembaga permasyarakatan serta pembelaan dan melindungi
hak-hak tersangka oleh pengacara .
3. Adanya koordinasi antara penegak hukum, dimana dalam proses penindakan suatu tindak
pidana penyelidik memeriksa suatu tindakan yang diduga sebagai tindakan pidanan dan
menentukan apakah hal tersebut merupakan tindakan pidana atau bukan, jika iya maka
peyidik akan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk menuntut tersangka di
pengadilan olah jaksa penuntut umum dan kemudian akan di periksa dan di putus oleh
hakim.
4. Memiliki keahlian yang khusus dan profesional dari penegak hukum, dimana masing-
masing penegak hukum memeliki keahliannya tersendiri dalam menjalankan tugasnya
sehingga sudah jelas apa yang menjadi tujuan dari SPP tersebut diharapkan dapat tercapai.
5. Kontrol & pengawasan yang tegas, di Indonesia pelaksanaan SPP oleh penegak hukum
dijalankan dengan control dan pengawasan yang tegas oleh masing-masing lembaga
penegak hukum terkait, selain itu masyarakat juga menjadi penilai apakah kinerja penegak
hukum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat agar terciptanya suatu
kondisi yang tentram dan damai.

Jadi, berdasarkan kelima uraian dari unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan bahwa, sesungguhnya
Indonesia sudah hampir menyerupai perspektif SPP sebagai suatu system, namun tidak
sepenuhnya demikian karena dilihat bagaimana penegak hukum menjalankan tugasnya masih
cukup banyak masyarkat yang mungkin kurang yakin atau percaya apakah sistem peradilan
pidanan sudah dijalankan dengan seutuhnya yaitu sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
daripada SPP tersebut.

Anda mungkin juga menyukai