LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
AGUSTUS 2016
OLEH:
Annisa oktoviani
C 111 11 101
PEMBIMBING:
dr. Edwin William
dr. Victor Gozaly
SUPERVISOR:
Dr. dr. Muhammad Sakti, Sp.OT
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1
MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN
: C 111 11 101
Agustus 2016
Mengetahui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: an. Muh. Y.
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Masuk
: 15 Agustus 2016
: 768 399
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pada tungkai kanan bawah
- Anamnesis Terpimpin: Dialami sejak 2 jam sebelum dibawa ke Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo karena kecelakaan lalu lintas.
- Mekanisme trauma : Pasien sedang mengendarai motor, lalu tiba-tiba
pasien ditabrak oleh pengendara motor lain dari sisi kanan, saat tertabrak
pasien terlempar dan bagian sisi kaki kanan membentur badan motor dan
aspal.
- Tidak ada riwayat pingsan setelah kejadian, tidak ada riwayat mual dan
muntah.
- pasien dirujuk dan mendapatkan pengobatan sebelumnya di RS GOWA
III.
PEMERIKSAAN FISIS
PRIMARY SURVEY
Airway
Bebas
Breathing
Circulation
BP = 110/70 mmHg, HR =
Disability
Environment
SECONDARY SURVEY
Regio Cruris Dextra
Inpeksi
Palpasi
:
ROM
:
NVD
:
IV.
ALL
88.5
86.5
TLL
90
88
LLD
1,5 cm
1,5 cm
GAMBARAN KLINIS
ANTERIOR VIEW
MEDIAL VIEW
V.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WBC : 9.900/ ul
RBC
HCT
: 42 %
PLT
: 222.000/ ul
CT
: 700
BT
: 300
HBsAg: Non-Reactive
: 4.260.000/ ul
V.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
VII. RESUME
- Laki-laki, 20 tahun, masuk RS. Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan utama
nyeri pada tungkai kanan bawah akibat tertabrak motor, disertai dengan luka
terbuka pada kaki kanan dan bengkak pada kaki kanan. dialami sejak 2 jam
7
VIII. DIAGNOSIS
IX.
PENATALAKSANAAN
IVFD RL
Analgesik
Antibiotik
Tetanus Toxoid
Rencana Debridment
Rencana ORIF
8
DISKUSI
I.
II.
ANATOMI
Tibia adalah tulang tubular panjang dangan penampang berbentuk
segitiga. Batas anteromedial dari tibia adalah jarungan subkutan dan
dikelilingi oleh empat buah fasia yang membentuk kompartemen (anterior,
lateral, superficial posterior dan deep posterior). Otot dari kompartemen
anterior adalah untuk dorsofleksi atau ekstensi ibu jari kaki. Sedangkan otot
10
(a)
(b)
(a)
(b)
11
III.
Langsung
o Energi tinggi: kecelakaan kendaraan bermotor
12
o Fracture Stres
13
perubahan
pada
strukturnya
(contohnya
pada
osteoporosis,
14
Gambar 7. Beberapa pola fraktur dapat dijadikan sebagai patokan mekanisme penyebab:
(a) pola spiral (terputar); (b) pola obliq pendek (kompresi); (c) potongan segitiga butterfly
(tertarik) dan (d) pola transversal (tertekan). Pola spiral dan beberapa obliq (panjang)
seringkali terjadi akibat kecelakaan energi rendah secara tidak langsung; pola tertarik dan
transversal disebabkan kecelakaan energy tinggi secara langsung. 1
IV.
KLASIFIKASI MULLER
Secara universal, didasarkan pada posisi anatomis, komunikasi dan
berbagai data dari banyak negara dan populasi, yang berkontribusi dalam
penelitian
dan
tatalaksana.
Sebuah
klasifikasi
alfanumerik
yang
dikembangkan oleh Muller dan kawan-kawan saat ini telah diadaptasi dan
direvisi (Muller et al., 1990; Marsh et al., 2007; Slongo and Audige 2007).
Walaupun hal tersebut belum sepenuhnya divalidasi untuk reabilitas dan
reproduksibilitas, sementara diusahakan secara komprehensif.1
Gambar 9 Klasifikasi Muller (a) Masing-masing tulang panjang memiliki tiga segmenproximal, diafisis dan distal; fragmen proksimal dan distal dibatasi oleh segiempat dari
ukuran terlebar tulang (b,c,d) fraktur pada segmen diafisis dapat sederhana, tajam maupun
kompleks. (e,f,g) fraktur pada bagian proksimal dan distal dapat berupa ekstraartikular,
partial artikular dari articular lengkap.1
VI.
15
16
Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang cukup luas ,
terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak terbuka , serta adanya
kontaminasi yang cukup berat.
Grade IIIc :
Fraktur dengan kerusakan Neurovaskular.
VII.
DIAGNOSIS
Mendapatkan informasi mengenai riwayat yang lengkap dan
pemeriksaan fisis sangat penting ketika memeriksa seseorang yang diduga
mengalami fraktur tibia. Dapat diketahui bagaimana mekanisme perlukaan,
waktu terjadinya perlukaan dan syndrome nyeri yang akan muncul. Sangat
penting untuk menentukan apakah perlukaan ini termasuk tinggi-atau
rendah energi, perlukaan dengan energi yang tinggi juga akan sangat
signifikan akan mengalami perlukaan jaringan lunak pada sekitar daerah
fraktur.
Fraktur corpus tibia disebabkan oleh perlukaan energi rendah yang
berpotensi dengan keadaan patologik atau kondisi osteopenik. Ini sangat
penting untuk menanyakan mengenai lokasi dan berat ringannya nyeri pada
tungkai bawah termasuk panggul, lutut dan pergelangan kaki. Penanganan
harus hati-hati pada associated injuries. Dari pemeriksaan fisis, biasanya
ditemukan nyeri pada sisi yang fraktur yang berhubungan dengan hematom
dari jaringan lunak.2 Pemeriksaan Neurovascular Distal (NVD) penting
dilakukan. Arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior harus diraba
untuk dievaluasi dan kita laporkan hasilnya, khususnya pada fraktur terbuka
vascular biasanya mengalami gangguan. Nervus peroneal comunis dan
tibialis harus kita lakukan pemeriksaan. 3
IX.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
17
fraktur sebelumnya?
Osteoarthritis atau adanya artroplasti lutut: hal tersebut dapat
Pemeriksaan X-ray adalah hal yang wajib. Harus diingat rule of twos: 1
-
Two views - Sebuah fraktur atau dislokasi tidak dapat terlihat hanya
dari satu posisi foto X- ray dan setidaknya dibutuhkan dua posisi
18
biasanya tidak diperlukan. Technetium scan tulang dan MRI dapat berguna
dalam mendiagnosis stress fraktur sebelum cederanya menjadi jelas pada
foto polos. Angiografi diindikasikan jika dicurigai terdapat cedera arteri.3
DAFTAR PUSTAKA
19
ed.2010.
20