FULL-Aplikasi Transformasi Hartley Pada Analisa Kontinuasi Data Gravitasi Dan Geomagnet (Full Permission)
FULL-Aplikasi Transformasi Hartley Pada Analisa Kontinuasi Data Gravitasi Dan Geomagnet (Full Permission)
Abstrak Transformasi Hartley (HT) sesungguhnya hampir sama dan memiliki banyak kesamaan sifat dengan transformasi
Fourier (FT). Algoritme yang digunakan pada FT dapat dimodifikasi untuk digunakan pada HT. Akan tetapi, HT merupakan
transformasi ke bilangan real sementara FT menghasilkan bilangan kompleks, sehingga transformasi Hartley diskrit (DHT)
dapat lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit memori komputer daripada transformasi Fourier diskrit (DFT). Dalam
paper ini kami implementasikan transformasi Hartley (HT) untuk menganalisis data gravitasi dan magnetik dalam domain
frekuensi. Kontinuasi upward dan downward merupakan salah satu alat dan berfungsi sebagai filter kontinuasi. Ia dapat
digunakan untuk menganalisis data gravitasi dan magnetik dalam eksplorasi geofisika. Analisis kontinuasi ini biasanya
dilakukan untuk data survey airborne, dan untuk melihat trend data regional dalam survey darat. Dalam prosesnya, analisis
data dapat dilakukan dalam domain frekuensi maupun dalam domain ruang atau waktu. Analisis data yang dilakukan dalam
domain frekuensi umumnya menggunakan transformasi Fourier. Dalam hal ini penulis mencoba menggunakan HT. Algoritme
DHT telah di-running dengan menggunakan software MatLab. Implementasi DHT pada filter kontinuasi upward dan
downward untuk analisis data gravitasi dan magnetik ternyata memberikan beberapa keuntungan prosesing matematis.
Analisis data geofisika ini dapat memberi gambaran dengan baik dalam mengestimasi benda anomali bawah tanah.
Kata kunci: Transformasi Hartley, transformasi Fourier, Upward and Downward Continuation, Data Gravitasi dan Magnetik.
I. PENDAHULUAN
Dalam banyak kasus geofisika, pengolahan datanya
banyak melakukan filtering frekuensi. Meskipun dalam
proses akuisisi data telah dilakukan filtering dengan
melakukan set up dari sampling rate maupun konfigurasi
sensornya, tidak dapat dipungkiri noise masih mungkin
terekam dalam data kita. Selain itu filter frekuensi juga
disesuaikan dengan target obyek pengukuran (ukuran dan
posisi kedalamannya). Akuisisi data umumnya dilakukan
dalam domain waktu dan/atau ruang, sementara filtering
frekuensi harus dilakukan dalam domain frekuensi.
Transformasi Fourier telah dikenal secara umum sebagai
alat matematis untuk melakukan transformasi domain
waktu-frekuensi ini secara bolak-balik. Sejak tahun 1942 [1]
telah mengajukan alternatif lain dalam proses transformasi
waktufrekuensi ini.
Transformasi Hartley sesungguhnya sangat mirip dan
memiliki relasi yang dekat dengan transformasi Fourier.
Perbedaannya dengan transformasi Fourier dan sekaligus
merupakan keuntungan dari transformasi Hartley adalah ia
mentransformasi fungsi/data real (dalam domain ruang dan
waktu) menjadi fungsi/data real juga (dalam domain
frekuensi) dan oleh karenanya relatif lebih mudah dalam
inversinya [2]. Transformasi Hartley tidak perlu melakukan
integrasi bilangan kompleks dalam prosesnya.
Dalam analisis data gravitasi dan geomagnetik kita kenal
dua macam kontinuasi: up ward dan down ward. Kontinuasi up ward merupakan proses kontinuasi data yang seakan
kita melakukan pengukuran di tempat yang lebih tinggi dari
pada tempat pengukuran sesungguhnya. Metode ini
memberikan hasil yang hampir sama dengan hasil
pengukuran airborne gravity atau aeromagnetic. Survey ini
memang dimaksudkan untuk mengurangi efek anomali
dangkal dan untuk mendapatkan efek anomali
gravitasi/magnetik dari benda dalam yang dikenal sebagai
{( x x ') + ( y y ') + h }
2
3/ 2
F ( x, y,0)dxdy
ISSN 0853-0823
223
(x
+ y 2 + h2
3/ 2
H (x , y ) = f ( x, y ) cas (x x / M + y y / N ) , (10)
x =0 y =0
dengan
(11)
Untuk
mendapatkan
transformasi
Fourier
dari
transformasi Hartley ataupun sebaliknya, dapat dengan
memecah transformasi tersebut menjadi dua bagian: ganjil
(odd/o) dan genap (even/e). Dengan menggunakan bagian
imajiner dan real dari transformasi Fourier, maka
(12)
H ( ) = Re F ( ) Im F ( ) .
K (u , v), G (u , v) ,
dan
merupakan
Yup (u , v )
Yup ( u , v ) =
(x
= e h(u
h / 2
2
+ y +h
2
2 3/ 2
e i (ux + vy ) dxdy
(3)
+ v 2 )1/ 2
+ v 2 )1/ 2
, dan
h u
.
Untuk kontinuasi downward dapat diperoleh dengan
hanya membalik persamaan kontinuasi upward. Pada
kontinuasi downward, H ( x, y ) atau K (u, v) merupakan
besar medan yang diketahui atau diukur, sedangkan F ( x, y)
atau G (u , v ) merupakan medan yang dicari.
G (u , v ) = K (u , v )Ydown (u , v )
(4)
G (u, v) =
K (u, v)
e h (u
+v )
2 1/ 2
= K (u , v)e
(5)
+ h ( u 2 + v 2 )1 / 2
dua dimensi
+ h ( u 2 + v2 )1/ 2
M 1 N 1
f ( x, y ) = M 1 N 1
H ( , ) cas ( x / M +
x =0 y =0
y/ N)
dan
+h u
B. Transformasi Hartley
Transformasi Hartley berbentuk:
H ( ) =
f ( x ) cas ( x ) dx
(6)
f ( x ) = H ( ) cas ( x ) d
(7)
X ( k ) = x ( n ) cas ((2 / N ) nk )
(8)
n =0
ISSN 0853-0823
224
100
1200
95
1000
9271600
90
9271600
800
85
600
400
80
200
75
9271400
70
9271400
-200
-400
65
-600
60
9271200
55
-800
9271200
-1000
50
-1200
-1400
45
40
9271000
711800
712000
712200
712400
712600
712800
713000
-1600
9271000
-1800
711800
(a)
712000
712200
712400
712600
712800
713000
(b)
Gambar 2. Peta data (a) Anomali Bouger dan (b) Anomali magnetik.
(a)
(b)
(d)
(c)
Gambar 3. Hasil uji program untuk kontinuasi Upward data magnetic (a) sintetik terhadap (b) SignProc dan data gravitasi (c)
sintetik terhadap (d) SignProc.
ISSN 0853-0823
225
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 4. Hasil kontinuasi upward dari data anomali magnetik dengan variasi ketinggian h (a) 50 m, (b) 100 m, (c) 200 m, dan
(d) 500 m. Nampak trend regional anomali magnetik makin jelas pada nilai h yang makin besar.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 5. Hasil kontinuasi upward dari data anomali gravitasi dengan variasi ketinggian h (a) 50 m, (b) 100 m, (c) 200 m, dan (d)
500 m. Sebagaimana data magnetik, trend regional anomali gravitasi makin jelas pada nilai h yang makin besar.
ISSN 0853-0823
226
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 6. Hasil downward data magnetik untuk h (a) 10 m, dan (b) 30 m; dan data gravitasi Bouguer untuk h (c) 5 m, dan (d) 15 m.
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
TANYA JAWAB
M. F. Rosyid (UGM)
? Hartley transform ataupun Fourier Transform biasa
sesungguhnya adalah Generalized Fourier Transform dalam
mekanisme ruang Hilbert. Bagaimana dengan basis
abnormal lain?
Syamsu Rosyid
@ Belum dicoba tetapi akan dicoba.
Pekik Nurwantoro (UGM)
? Pertimbangan pemilihan Transformasi Hartley dibanding
transformasi Fourier adalah kesederhanaannya, yaitu dapat
menghindari bentuk atau bilangan kompleks. Tetapi ada
faktor lain yang belum disinggung bahwa transformasi
Fourier bersifat simetri dengan inversnya sehingga dapat
dibangun Fast Fourier Transform. Dalam konteks ini
nampaknya akan sulit apabila dibangun Fast Hartley
Transform karena fungsi genap dan ganjil (cos & sin)
menjadi tercampur, tidak terpisah.
Syamsu Rosyid
@ Memang belum dikaji hingga ke sana, jadi baru
dibandingkan dengan trasnformasi Fourier baku, bukan
dengan Fast Fourier Transform.
ISSN 0853-0823