Anda di halaman 1dari 6

I.

Pendahuluan

A. Transformasi Fourier

Joseph Fourier mengemukakan bahwa sebuah fungsi periodik dapat direpresentasikan dengan
mengkombinasikan penjumlahan tak hingga dari fungsi sinus dan cosinus. Representasi fungsi inilah
yang kemudian dikenal sebagai Deret Fourier. Beberapa tahun setelah penemuan ini, Deret Fourier
dikembangkan menjadi bentuk yang lebih umum sehingga dapat diterapkan pada fungsi yang non-
periodik, bentuk yang lebih umum ini yang kemudian dikenal sebagai Transformasi Fourier (Vendira H.
P. Noya, F.Y. Rumlawang, Y. A. Lesnussa, 2014)

Biasanya sebuah fungsi


digambarkan dalam domain
waktu, artinya yang diukur dari
fungsi tersebut adalah waktu.
Dengan kata lain, jika fungsi
tersebut digambarkan pada
sumbu simetri, maka sumbu
(sebagai variabel bebas)
mewakili waktu, dan sumbu 
(sebagai variabel tak bebas)
mewakili nilai pada waktu 
tertentu, atau nilai
amplitudonya (lihat La Budiani
[4]). Pada aplikasinya,
representasi ini tidak selalu
merupakan representasi terbaik.
Pada banyak kasus, informasi
khusus tersembunyi pada
nilai frekuensinya.
Biasanya sebuah fungsi digambarkan dalam domain waktu, artinya yang diukur dari fungsi
tersebut adalah waktu. Dengan kata lain, jika fungsi tersebut digambarkan pada sumbu simetri, maka
sumbu. (sebagai variabel bebas) mewakili waktu, dan sumbu (sebagai variabel tak bebas) mewakili
nilai pada waktu tertentu, atau nilai amplitudonya. (Pada aplikasinya, representasi ini tidak selalu
merupakan representasi terbaik. Pada banyak kasus, informasi khusus tersembunyi pada nilai
frekuensinya.

Dengan menggunakan analisis fourier maka representasi waktu amplitudo akan ditransfromasikan
sehingga menjadi representasi frekuensi amplitudo, artinya sumbu mewakili frekuensi dan sumbu
mewakili nilai amplitudonya.
Gambar 1

Transformasi Fourier bersifat reversibel, yaitu suatu fungsi dapat ditransformasi ke dalam
domain frekuensi (yang memuat informasi frekuensi-amplitudo), dan di inversikan lagi ke domain
waktu (yang memuat informasi waktu-amplitudo). Namun, kedua informasi tersebut tidak bisa
didapatkan secara bersamaan. Representasi fungsi dalam domain frekuensi tidak memuat informasi
waktu, demikian pula sebaliknya (Budiyanto, Setiyo., 2013).

Gambar 2
B. Fast Fourier Transfor

Definisi DFT untuk data vektor dengan panjang N membutuhkan N perkalian dan
Npenjumlahan. Sehingga jika digunakan dalam jumlah yang besar akan menimbulkan jutaan
operasi perhitungan DFT. Untuk memudahkan perhitungan, muncullah teknik Transformasi
Fourier Cepat atau Fast Fourier Transform (FFT) (Kreyszig, 2006).

Fast Fourier Transfor rmerupakan Discrete Fourier Transform (DFT) yang memiliki jumlah
komputasi lebih sedikit dibanding komputasi DFT biasa. DFT akan menghasilkan jumlah komputasi
sebesar N 2 sedangkan FFT akan menghasilkan jumlah komputasi sebesar ( N ) log2( N ) Sehingga
FFT menjadi metode praktis DFT untuk dalam jumlah yang besar.

Gambar 3

C. Amplitudo
Amplitudo memiliki definisi simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan pada getaran.
Lebih detailnya lagi, simpangan paling jauh tersebut terjadi pada gelombang sinus (KBBI).

Pengertian lainnya yaitu pengukuran skalar non negatif dari besar osilasi gelombang. Istilah osilasi
merujuk pada gerakan bolak-balik suatu benda dari satu titik hingga kembali lagi ke titik tersebut secara
berulang kali (Pengadaan, 2021).

Amplitudo bisa juga diartikan sebagai simpangan atau jarak terjauh dari titik kesetimbangan dalam
gelombang sinusoide.Dalam SI (sistem internasional) Amplitudo disimbolkan dengan huruf (A) dan
menggunakan satuan meter (m) (Mitha, 2021).

Gambar 4

Rumus yang digunakan untuk menentukan periode adalah:

T = t/n

Keterangan:

T = periode (s)

t = waktu (s)

n = banyaknya getaran

Perlu diketahui bahwa rumus tersebut memiliki keterkaitan dengan frekuensi getar yang dicari
menggunakan formula:

f = n/t
Keterangan:

f = frekuensi dari getaran (Hz)

n = banyaknya getaran

t = waktu (s)

Oleh sebab itu, hubungan antara simpangan terjauh dengan frekuensi dapat digambarkan melalui
rumus berikut:

f = 1/T atau T = 1/f

D. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya sesuatu yang terjadi setiap detiknya. Dalam kajian getaran,
frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya getaran yang terjadi dalam satu sekon. Sedangkan
dalam kajian gelombang, frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya gelombang yang terjadi
setiap satu sekon. Satuan yang digunakan untuk mengukur frekuensi adalah 1/s yang disebut juga
Hertz disingkat Hz, yang diambil dari nama fisikawan Jerman Heinrich Rudolf Hertz (1857-
1894). Satuan frekuensi sering juga dituliskan dengan cps (cycle per second).

Gambar 5
Periode adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran sempurna
suatu gelombang listrik. Periode dilambangkan dengan huruf T. Hubungan antara frekuensi dan
periode adalah berbanding terbalik, berarti semakin besar frekuensinya periodenya akan semakin
kecil. Secara matematis dapat dituliskan :
Gambar 6
Dimana :
f : frekuensi, dalam siklus per detik atau Herz (Hz)
T : periode, dalam detik (s).

Jika kecepatan perputaran sudut dinyatakan dengan ω, maka frekuensinya sama dengan
kecepatan sudut dibagi dengan besarnya sudut satu putaran penuh (2π) atau dapat ditulis :

Gambar 7

Dengan pengertian ω adalah kecepatan sudut dalam Radial/detik (Rad/s). Fasa dari listrik arus
bolak-balik artinya pergeseran periode waktu arus bolakbalik dari posisi baris nol.

Anda mungkin juga menyukai