Disusun Oleh:
M. Ridwansyah 21326251061
Aida Nur Azki Utami 21326251062
Janariani 2226251040
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika matematika membahas mengenai perumusan proses aplikasi fisika
dalam pernyataan matematis. Sehingga pada penerapannya akan mengembangkan
ilmu-ilmu matematika dalam menjelaskan sebuah prinsip kerja dan penerapannya.
Salah satu topik bahasan pada fisika matematika ialah transformasi Laplace.
Transformasi Laplace dapat ditemukan penerapannya di bidang fisika seperti
pada materi mekanika pegas, pemrosesan sinyal dan bagian ilmu lain. Teori ini
berisi deskripsi mtematika dalam fungsi sederhana yang memiliki ciri adanya
masukan atau keluaran sistem. Pada kajian penyederhanaan menggunakan
tranformasi Laplace, akan menganalisis sistem dan membuat sistem baru yang
berisi kumpulan spefikasi solusi dari sebuah permasalaha.
Pada makalah ini akan membahas mengenai penggunaan transformasi Laplace
untuk menyelesaikan persamaan differensial dan beberapa aplikasi dari
penggunaan tranformasi Laplace pada kajian fisika.
^f ( iω ) = ^f
( 2ωπ ) dengan ω∈ R
0 p
sehingga didapatkan bahwa absis konvergensi dari H sama dengan
0, dan untuk semua p ∈C sehingga ℜ( p)>0 , memiliki ^
H ( p)=1/ p.
Domain di mana ^
H didefinisikan berupa setengah bidang terbuka.
Perhatikan apabila fungsi ^
H diperluas ke sumbu imajiner (kecuali
titik asal) oleh mendefinisikan, untuk sembarang ω, H(iω)=1/iω,
diperoleh fungsi yang “dekat” dengan Transformasi Fourier dari H , yang
terakhir sama dengan:
^ 1 δ
H ( v )= pv +
2 iπv 2
yang sama dengan pv (1/2iπν ) pada R¿.
0 0
p ∞
=c 1 ∫ e −st
F1 (t )dt+c 2 ∫ e− st F 2 (t )dt
0 0
=c 1 f 1 ( s )+c 2 f 2 (s )
=
s
4!
4 +1
2!
+2 2+1 +
s
1
s ( )
24 4 1
= + +
s5 s3 s
5t 2
4. L{4 e +6 t −3 sin 4 t+2 cos2 t}
5t 2
=L {4 e }+L{6 t }−L{3 sin 4 t }+L {2cos 2t }
=4 L { e5 t } +6 L { t2 }−3 L { sin 4 t } +2 L { cos 2 t }
1 2 4 s
=4 +6 3 −3 2 + 2 2
s−5 s s +4 s +4
4 12 12 2s
= + 3− 2 + 2
s−5 s s + 16 s + 4
b) Sifat translasi atau pergeseran pertama
2t
Jika L{F(t )}=f (s) maka L {e F(t )}=f (s−a)
Bukti
∞
L{F(t )}=∫ e− st F (t )dt=f ( s )
Karena 0 , maka
∞
L{e F (t )}=∫ e−st e at F (t )dt
at
0
∞
=∫ e
−(s−a)t
F(t )dt
0
=f (s−a)
Contoh:
−3t
1. Tentukan L{e F(t )} jika L {F (t )}=f ( s)
at
Menurut sifat 2 di atas, L{e F (t )}=f (s−a)
−3t
Maka L{e F(t )}=f ( s−(−3 ) )
=f (s+3 )
2. Tentukan
L{e 2t F (t )}, jika L{F(t )}=f ( as )
at
Menurut sifat 2 di atas, L{e F (t )}=f (s−a)
Karena
L{F(t )}=f ( as ), maka L {e 2t
F(t )}=f ( s−2a )
=f ( − )
s 2
a a
s
L{e−t F (t )} jika L {cos 2 t}= 2
3. Tentukan s +4
s
L {cos 2 t}= 2
Karena s +4 maka menurut sifat translasi
pertama
L{e−t F (t )} =f (s+1)
s+1
L{e−t F (t )} =
(s +1)2 +4
s+ 1
= 2
s +2 s+5
−2t
4. Tentukan L{e (3 cos6 t−5sin 6t )}
Me6nurut sifat linear,
−2t −2 t −2 t
L{e (3 cos 6 t−5 sin 6 t )}=L {e (3 cos 6 t )}−L {e (5 sin 6 t )}
−2t
=3 L {¿ −2 t cos6 t }−5 L{e sin 6 t} }
s 6
L{cos 6 t } = 2
dan L {sin 6 t }= 2
Karena s +36 s +36
maka menurut sifat translasi
3 L{¿ −2t cos6t}=3f ( s+2)
( s+2 )
=3
( s+2 )2 +36 ,
dan
6
5 L{¿ −2t sin 6t}=5
(s+2)2 +36
sehingga
( s+2 ) 6
L{e−2t (3 cos 6 t−5 sin 6 t )}=3 2
−5
L{e (s +2) +36 (s+2)2 +36
3 s−24
= 2
s + 4 s+ 40
maka
∞
L{F( at )}=∫ e−st F (at )dt
0
du
u=at maka du=adt sehingga dt =
Misal a
Menurut definisi
L¿ ¿
∞ −u s
=∫ e
a ( ) F(u ) du
0
a
1 −( a ) u
s
= ∫e F (u )du
a
1 s
= f
a a ()
Contoh:
6
L{F(t )}= =f (s )
1. Jika ( s+2 )3
1 s
L{F(3 t )}= f ( )
maka 3 3
6
=
( )
3
s
3 +2
3
6.9
=
( s+6 )3
Jika L{F(t )}=f (s) maka L{F '(t )}=sf ( s)−F (0)
∞
L{F(t )}=∫ e− st F (t )dt=f ( s)
Karena Karena 0 , maka
∞
L{F '(t )}=∫ e−st F ' (t )dt
0
∞
=∫ e− st dF (t )
0
( )
∞ p
= e F(t )−∫ F (t )d(e )
−st −st
0 0
∞
=−F (0)+s ∫ e− st F (t )dt
0
=sf ( s)−F( 0)
( )
∞
= e F '(t )−∫ F '(t )d (e−st )
−st
( )
∞
= e F '(t )+s ∫ F '(t )e−st dt
−st
( )
∞
= e F ''(t )−∫ F ''(t )d (e−st )
−st
( )
∞
= e F ''(t )+s ∫ e−st F ''(t )dt
−st
( )
∞
=e− st F ''(t )+s e−st F ' (t )−∫ F ' (t )d( e−st )
0
3 2
=s f ( s)−s F (0)−sF '(0 )−F ''( 0)
L{F( n)(t )}=sf ( s)−sn−1 F (0 )−sn−2 F '(0 )−. . .−sF( n−2) (0)−F ( n−1)( 0)
f) Tansformasi Laplace dari integral-integral
{ }
t
f ( s)
L ∫ F(u )du = s
Jika L{F(t )}=f (s) maka 0
Bukti:
t
G(t )=∫ F (u)du
Misal 0 maka G' (t )=F (t ) dan G(0)=0
Dengan mentransformasikan Laplace pada kedua pihak, diperoleh:
L{G' (t )}=L{F(t )}
⇔ sL{G(t )}−G{0}=f ( s)
⇔ sL{G(t )}=f (s )
f ( s)
⇔ L {G(t )}=
s
{ }
t
f ( s)
L ∫ F(u ) du = s
Jadi diperoleh 0
Contoh
{ }
t
sin u
L ∫ u
du
1. Carilah 0
sin t
F(t )=
Misal t
1
L{F(t )}=arctan
Maka s
Sehingga menurut sifat transformasi di atas
{ }
t
sin u f (s) 1 1
L ∫ u
du =
s
= arctan
s s
0
{ }
t
sin u 1 1
L ∫ u
du = arctan
s s
2. Buktikan 0
t
sin u
F(t )=∫ du maka F (0 )=0
Bukti:Misal 0 u
sin t
F '(t )=
t dan tF '(t )=sint
Dengan mengambil transformasi Laplace kedua bagian
1
L{tF ' (t )}=L {sin t }= 2
s +1
d 1
⇔ sf ( s )=− 2
ds s +1
1
⇔ sf (s)=−∫ 2
ds
s +1
⇔ sf (s )=−arctan s+C
Lim sf ( s )=lim F (t )=F( 0 )=0
Menurut teorema harga awal, s→∞ t→0
π
c=
Sehingga diperoleh 2 .
1 1
sf (s)= arctan
Jadi s s
{ }
ln ( s2 +1 )
∞
cosu
L∫ du =
t u 2s
3. Buktikan
Bukti:
∞
cosu
F(t )=∫ du F '(t )=−
cos t
Misal t u maka t atau
t {F '(t )}=−cos t
L{tF '(t )}=L {−cos t}
(−1 )
d
ds
s
( sf ( s)−F(0 ) )=− 2 atau
s +1
d
ds
sf ( s )= 2 ( )
s
s +1
s
sf (s )=∫ 2
ds
s +1
1
= ln ( s2 +1 ) +c
2
lim sf ( s )=lim F (t )=0 ,
s→ 0 t→ 0
Menurut teorema harga akhir, sehingga
c = 0.
2
1 ln (s +1 )
sf ( s )= ln ( s 2 +1 ) +0 f (s )=
Jadi 2 atau 2s
n
g) Perkalian dengan t
( )
∞
df d
ds
=f '( s)=
ds
∫ e−st F (t )dt
0
∞
=∫ ∂ e−st F(t )dt
0 ∂s
∞
=∫−te −st F(t )dt
0
∞
=−∫ e−st {tF(t )}dt
0
=−L {tF (t )}
df
L{tF (t )}=− =−f ' (s )
Jadi ds
Contoh
n
t diperoleh
d n f (s )
L{tF (t )}=(−1 )n
dsn , sehing
2
2. Tentukan L{t cosat }
{ }
∞
F (t )
L =∫ f (u )du
Jadi
t 0
Laplace diperoleh
m dm
(n )
ds {
L { x Y ( x )}= (−1) m L {Y (n )( x ) } m
}
Hal ini sesuai dengan sifat transformasi Laplace
n dn ( n)
L{t n F(t )}=(−1 ) n
f ( s )=(−1 ) f ( s )
Jika L{F(t )}=f (s) maka ds
Untuk jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut
Tentukan selesaian persamaan diferensial
1) xY ''+2Y '+xY =0 dengan Y(0) = 1 dan Y( π )= 0
Jawab
Dengan transformasi Laplace pada masing-masing bagian persamaan
diperoleh:
L¿ ¿
⇔ L ¿¿
d 2 d
⇔(−1 )1
ds
{ s y−sY (0)−Y ' (0 ) }+2(sy−Y (0 ))+(−1)1 ( y )=0
ds
d 2
⇔−1 { s y −s−1 }+2( sy−1 )+(−1)1 d ( y )=0
ds ds
{
⇔− 2 sy +s 2
dy
ds } dy
−1−0 +2( sy−1)+(−1 ) =0
ds
2
⇔−2sy−s y ' +1+2sy−2− y '=0
⇔−( s2 +1) y '=1
1
⇔ y '=−
(s 2 +1)
1
y=−∫ 2
ds=−arctan s +C
Diperoleh ( s +1)
π
c=
Karena y →0 bila s → ∞ kita dapatkan 2 , sehingga
π 1
y= −arctan s=arctan
2 s
Akhirnya didapat
{
Y =L arctan
s }
1 sin t
=
t , hal ini memenuhi Y( π ) =0
∫( s+ 1 )ds 12 s 2+2 ln s 2 1 s2
Faktor integral persamaan di atas adal e =e =s e 2
( )
1 2
( )
2 s
d 2 2s 2 1 2
s e y = 1+ + 2 s e 2
ds s s
Maka
s s2
1 2 1
y= e y ∫ ( 1+ + 2 ) s 2 e 2 ds
Sehingga s s s
s2
1 2 c
= + 2+ 2 e2
s s s
dt
Bila sebagai tambahan terdapat suatu gaya peredam yang sebanding
dengan laju sesaat dari m. Persamaan geraknya adalah :
d2 x dx
m =−kX−β (2)
dt 2
dt
Atau m X ” + ρ X ' +k X ' =0
Dimana disebut kontanta peredam
Tapi bila ada beberapa gaya luar tertentu F(t) juga bekerja pada mdalam
keadaan demikian persamaan geraknya menjadi :
d2 x dx
m =−kX−β + F (t)
dt 2
dt
Atau
” ' '
m X + ρ X +k X =F ( t )( 3)
Dengan menggunakan persamaan transformasi laplace untuk memecahkan
persamaan (1), (2) dan (3)
Bergantung syarat-syarat awal yang sesuai dengan kajian fisika
perpindahan X(t) dapat ditemukan
Contoh
Sebuah partikel p bermassa 2 gram bergerak pada sumbu X dan
ditarik menuju titik asal O dengan suatu gaya yang secara numerik sam
dengan 8X. Bila ia mula-mula diam di X=10. Carilah kedudukanya pada
setiap saat dengan menganggap :
a. Tidak ada gaya-gaya lain yang bekerja
b. Suatu gaya peredam yang secara numerik sama denagn 8 kali
kecepatan sesaat bekerja
Penyelesaian
a. Bila X > 0, gaya total adalah kekiri (yaitu negative) dan diberikan oleh
-8X. Bila X<0 gaya total adalah kekanan (yaitu positif) dan harus
diberikan oleh -8X, karena untuk kedua-duanya gaya totoal adalah -8x,
maka berdasarkan hukum newton
(massa).(Percepatan)=Gaya total
d2 x
2 2
=−8 X
dt
atau
d2 x
+ 4 x=0
d t2
Dengan menggunakan transformasi laplace dan dengan menggunakan
syarat-syarat awal : X ( 0 ) =10 , X ' ( 0 )=0 , kita peroleh jika x=L( X)
p2 X− p x 0−x ' 0+ 4 x=0
10 p
p2 X−10 p+ 4 x atau x= 2
p +4
10 p
Maka dari tabel invers transformasi laplace untuk didapatkan
p 2+ 4
x=L−1 ( x )=10 cos 2 t
Grafik dari Gerakan dapat di lihat pada gambar 3 dimana amplitude
(pergeseran maksimum dari nol) adalah 10, perioda adalah π dan
frekuensi adalah 1/ π
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transformasi Laplace adalah teknik dalam menyederhanakan permasalahan
dalam suatu sistem yang mengandung masukan dan keluaran. Transformasi
Laplace dapat digunakan untuk mereduksi persamaan differensial ke suatu
masalah aljabar. Selanjutnya akan diaplikasikan transformasi Laplace invers untuk
mendapatkan kembali penyelesaian dari masalah aslinya.
Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, sifat-sifat
antara lain ; (1) sifat linear, (2) sifat translasi atau pergeseran pertama, (3) sifat
translasi atau pergeseran kedua (4) sifat pengubah skala, (5) sifat transformasi dari
turunan, (6) sifat transformasi dari integral (7) sifat perkalian oleh t (7) sifat
pembagian oleh t.
Transformasi Laplace juga dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian
persamaan diferensial dengan koefisen variabel. Salah satu aplikasi transformasi
Laplace adalah aplikasi pada bidang mekanika, seperti menntukan kedudukan
suatu massa m yang terikat pada pegas di sembarang waktu.
3.2 Saran
Penyusun berharap makalah ini akan memberikan manfaat berupa wawasan
mengenai transformasi Laplace. Kami menyadari adanya kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan pembaca dapat memberikan
saran untuk peningkatan kualitas makalah dan membaca referensi mengenai
transformasi Laplace yang relevan dengan paparan materi.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Didit Budi. 2011. Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya. Graha
Ilmu: Yogyakarta.