Anda di halaman 1dari 59

MODUL 1

Transformasi Laplace
Bagian 1
Prof. S.M. Nababan, Ph.D

PENDAHULUAN

M etode matematika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang


mempelajari berbagai metode untuk menyelesaikan masalah-masalah
fisis yang dimodelkan oleh persamaan diferensial biasa atau parsial.
Salah satu metode yang digunakan ialah transformasi Laplace.
Transformasi Laplace adalah suatu transformasi dari fungsi yang
menggunakan integral tak wajar. Konsep integral tak wajar dan
kekonvergenannya dibutuhkan untuk mempelajari transformasi Laplace.
Transformasi Laplace banyak digunakan dalam meyelesaikan masalah nilai
awal suatu persamaan diferensial biasa dan masalah-masalah syarat batas
khususnya transformasi Laplace sangat ampuh untuk menyelesaikan
persamaan gelombang dan persamaan panas dimensi satu.
Dalam modul ini Anda akan mempelajari sebagian dari transformasi
Laplace yang menyangkut konsep transformasi Laplace, eksistensi
transformasi Laplace dan transformasi Laplace dari turunan dan integral
suatu fungsi. Contoh-contoh akan diberikan untuk mematangkan pengertian
dan penguasaan Anda.
Dalam Kegiatan Belajar 1 Anda akan mempelajari konsep transformasi
Laplace, sifat kelinearan transformasi Laplace dan inversnya beserta
eksistensi transformasi Laplace. Kegiatan Belajar 2 akan membahas
transformasi Laplace turunan dan integral suatu fungsi beserta aplikasinya
dalam menyelesaikan suatu persamaan diferensial.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat memahami
konsep transformasi Laplace dan terampil menggunakannya untuk
menentukan transformasi Laplace suatu fungsi serta untuk menyelesaikan PD
linear sebarang.
1. METODE MATEMATIS II

Secara khusus, setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:


a. menentukan rumus transformasi Laplace dan menggunakannya secara
langsung untuk menentukan transformasi Laplace fungsi-fungsi
sederhana,
b. menentukan rumus invers transformasi Laplace fungsi-fungsi tertentu;
c. menerangkan sifat kelinearan transformasi Laplace dan
menggunakannya untuk menentukan transformasi Laplace suatu fungsi
yang merupakan kombinasi dari fungsi-fungsi yang diketahui
transformasi Laplacenya,
d. menerangkan sifat kelinearan invers transformasi Laplace dan
menggunakannya untuk menentukan invers transformasi Laplace suatu
fungsi yang dapat dipisah atas fungsi-fungsi yang diketahui invers
transformasi Laplacenya,
e. memeriksa apakah suatu fungsi mempunyai transformasi Laplace atau
tidak,
f. menentukan rumus transformasi Laplace turunan dan integral suatu
fungsi dan menggunakannya untuk menentukan transformasi Laplace
fungsi-fungsi tertentu,
g. menggunakan transformasi Laplace dari turunan fungsi untuk
menentukan solusi PD linear homogen dengan koefisien konstanta yang
disertai syarat awal (masalah nilai awal PD),
h. menentukan invers transformasi Laplace dengan menggunakan sifat-sifat
yang diketahui dan bantuan tabel yang sederhana.
 MATA4432/MODUL 1

K EGIATAN B ELA JAR 1

Pengertian Transformasi Laplace dan


Invers Transformasi Laplace

D alam Kegiatan Belajar 1 ini akan dibahas konsep transformasi Laplace,


invers transformasi Laplace, sifat kelinieran transformasi Laplace dan
inversnya beserta eksistensi transformasi Laplace. Juga diberikan tabel dari
transformasi Laplace dan inversnya untuk fungsi-fungsi yang penting.

Definisi 1.1
Misalkan f (t) suatu fungsi yang didefinisikan untuk t ≥ 0 . Bila integral tak

wajar e −st f (t)
∫ konvergen ke suatu fungsi F (s) , maka F (s) disebut
dt
0
transformasi Laplace dari F dan dinyatakan dengan L { f (t)} .
(t)
Jadi transformasi Laplace dari f(t)

adalah
L { f (t)} = F (s) =
∫0 e−st f (t) dt .

Selanjutnya f (t) disebut invers transformasi Laplace dari F dan


(s)
dinyatakan dengan L−1 {F (s)}.
Jadi
f (t) = L−1 {F (s)} .

Contoh 1.1
Tentukan L { f (t)} f (t) t ≥0 .
apabila =1,

Penyelesaian: ∞
b
L{ f (t)} = L {1} = ∫0 e−st .1dt = lim ∫0 e−st dt
b→∞
 1
= lim − b→∞  b 
 0
s e−st  = lim −
1. b→∞
METODE MATEMATIS II

1 −bs
s
e −1 ) (
1
Karena lim e −bs = 0 untuk s>0 , maka L {1} = − (−1) untuk s > 0 .
1
=
b→∞ s s
 MATA4432/MODUL 1

Jadi
1
L {1} = ,s>
0.
s

Contoh 1.2
Tentukan L { f (t)} f (t) = t   > t>0.
apabila , 0,

Penyelesaian: ∞
L{ f (t)} = L{ t  } = ∫0 e−stt  dt


1
= st ∫
 +1
e−st (st)+1−1d (st) , substitusi u =
s 0


1
= +1−1 ∫ s e+1−uu0
du

 ( +1)
= .
s +1

Di sini
 ( memenuhi sifat  ( +1) =   ( ) . Khususnya untuk
)
= n bilangan asli, didapat  (n +1) = n!
n,
Jadi
n  (n +1) n!
L{ t } =
= s
n+1
s n+1

Kesimpulan

L{ t  } =  ( +1) L(t n ) = n! , s > 0


,>0 dan
s  +1 s n+1
1. METODE MATEMATIS II

Contoh 1.3
Bila diketahui f (t) = e at , t ≥ 0, maka tentukan L f (t) .
{ }
 MATA4432/MODUL 1

Penyelesaian: ∞
L { f (t)} = L{eat } = ∫0 e−ste at dt

∞ b
= e −t (s−a)dt = lim e −t (s−a)dt
∫0

b→∞ ∫
0 = lim
= lim  −1
(e −b(s−a) −1) .
b

− −t (s−a) 

 e 
1

b→∞  s−  b→∞ s−a


t =0
a

Untuk s  a > 0 atau s > a,


maka lim e −b(s−a) = 0 .
b→∞

Jadi
1
L{ e at } =, s > a
s−a

Contoh 1.4
Untuk f (t) = cos at, t ≥ 0, tentukan L { f (t)} .

Penyelesaian: ∞
b
L {cos at}=
∫ 0
e−st cos at dt = lim
b→∞
∫0 e−st cos at dt

Dengan melakukan integrasi parsial dua kali, didapat


1 1 st
d (sin at)  e sin at  s e sin at dt 
st st st
e cos at dt 
e
1 
s a st  

a st
 e sin at  e d (cos at)

a  a  

1 st s  st
e cos at  s e cos at dt 
st
 e sin at 
a

a2  

1
 s e s at  2 e
e st sin at  st cs
a a  o
a
1. METODE MATEMATIS II
st c os at dt
 s2  st 1 st s st
1 e

 a2  st
ecos at dt 
a 1 sin at st
 2e
cos at  c
a e asin at  s est cos at   c.
e cos at dt 
 s2  a2  
 MATA4432/MODUL 1

Selanjutnya karena
sin at ≤1 , cos at maka dengan mudah dapat
≤1
diperlihatkan bahwa untuk s> 0
lim e −st sin at = dan lim e−st cos at =0 .
t→∞
0
Jadi t→∞

b
1
L{cos at} = lim (a e −st sin at − s −st
cos
b→∞ s +a
2
e at) t =0

2
1 s
= lim [(a e−sb sin ab − s e−sb cos ab) + s] =
2 2
b→∞ s +a s2+a2
untuk s > 0 .

Dengan demikian diperoleh rumus:

s
L{cos at} = , s>0
s2+a2

Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa

a
L{sin at} = , s>0
s2+a2

Sifat Kelinearan Transformasi Laplace

Teorema 1.1
Bila F (s) = L { f dan G(s) = L {g(t)} maka untuk setiap
(t)}
konstanta-konstanta  ,  berlaku

L { f (t) +  g(t)} =  F (s) + G(s) = L { f (t)}+  L {g(t)} .


1. METODE MATEMATIS II

Bukti: ∞
L { f (t) +  g(t)} =∫0 e −st ( f (t) +  g(t))dt
∞ ∞

∫0
−st
= e f (t) dt +  e−st g(t) dt
0

=  L { f (t)}+  L {g(t)}
=  F (s) + G(s).

Contoh 1.5
Untuk
f (t) = cosh at , tentukan L { f (t)} .

Penyelesaian:
e at + e−at
Kita telah mengetahui bahwa cosh at = .
2

Jadi dari Teorema 1.1 dan Contoh1. 3 didapat


 e at + e −at  1
at −at
1
L {cosh at } = L

 2 
 = 2
L e
+ {2
L e} { }
 
1
= . 1  
1 = 1   1 + 1  = 2 s 2 .
+ .
1
2 s−a s+ 2s− a s+a s −a
2 a 
untuk s > a dan s > a atau s > a .

Jadi

s
L {cosh at} =s 2 − a 2, s > a

Dengan cara yang sama dapat diperlihatkan bahwa

a
L {sinh at} = ,s > a
s2−a2
 MATA4432/MODUL 1

Contoh 1.6

Tentukan L { 3cos 4t + 6t 2 } .

Penyelesaian: Dari Teorema 1.1 dan hasil-hasil di atas, didapat

L { }
3 cos 4t + 6t 2 = 3 L {cos 4t}+ 6 L { t2 }
= 3. s 2! 3s
+ 6. 12
s +16
2
s +16 + S 3
2
=
s3
Dari rumus-rumus yang dihasilkan dalam contoh-contoh di atas,
diperoleh tabel transformasi berikut

TABEL TRANSFORMASI LAPLACE


f (t) L { f (t)} = F (s)
1
1 , s>0
s
n!
t n , n = 1, 2, 3, ,s>0
n+1
L s
 ( +1)
t, >0 s  +1 , s > a
1
, s>a
e at s−a
s
cos at , s>0
s2+a2
a
sin at , s>0
s2+a2
s
cosh at , s> a
s2−a2
a
sinh at , s> a
s −a2
2
1. METODE MATEMATIS II
 MATA4432/MODUL 1 1.9

TABEL INVERS TRANSFORMASI LAPLACE


F (s)
L−1 { (s)} = (t)
F
1
1
s
1 tn
, n = 1, 2, 3, ...
n+1
s n!
1 t
, n= > 0 e at
s  +1  ( +1)
1
s−a e at
1 sin at
, a≠ 0
s +a2 2
a
s
cos at
s2+a
2

1 sinh at
, a≠0
s −a2 2
a
s
, a≠0 cosh at
s2−a2

Sifat Kelinearan Invers Transformasi

Laplace Teorema 1.2


Bila L { f (t)} = F dan L {g(t)} = maka untuk setiap konstanta-
(s) G(s),
konstanta  dan  ,
L−1 {F (s) + G(s)} = L−1 {F (s)}+  L−1 {G(s)} = f (t) +  g(t) .

Bukti:
Dari Teorema 1.1 telah diketahui bahwa
L { f (t) +  g(t)} = L { f (t)}+  L {g (t)} =  F (s) + G(s) .
Jadi atau
 f (t) +  g
(t) = L−1
{F (s) +
G(s)}
1. METODE MATEMATIS II

L−1 {F (s) + G(s)} = f (t) +  g(t) .

Contoh 1.7
Tentukan L−1 4 4s + 6 12 
− + .
 s + 2 
 2s − 7 5
9 s 

Penyelesaian: Dari Tabel Invers Transformasi Laplace, didapat


  4s + 6   
L −1  4s + 6 12  1  −1   12L −1  1  
—  + = 4L −1
− L +
     
4  2
72s − 7 s + 9 s   2s − 9 s +
2 5  5
 
          s 
1  
      
  
 4s 1 1
  9 6L −1  s + 9 + 12L −1   s 5 
  
= 4L  2 ( s − ) − L  s + −
−1 7 −1 2 2

2    



4 −1

1     s      1 
1
 −1   −1 
 s − 7 − 4L   2  −6L   2  +12L  
−1
= 2 L
 s +9 s +  5
2 
9   
 s  

 
7
t sin 3t t4
= 2e 2 − 4 cos 3t − +12
3 4!
7 6
t 1
= 2e − 4 cos 3t − 2 sin 3t + t 4.
2
2

Contoh 1.8

Tentukan
 L −1
 5s + 7  
 s 2 + 3s + 2 . 
 

Penyelesaian: Kita melakukan pemisahan variabel seperti berikut:


5s + 7 5s + A B A(s + 2) + B (s +1)
7 = + =
s 2 + 3s + (s +1)(s + s +1 s+2 (s +1)(s + 2)
2 2)

5s + 7 = A(s + 2) + B (s +1)
Untuk s = −1  2 = A(−1+ 2) = A  A=2
→ →
s = −2 → = B(−2 = −B  B = 3.
−3 +1) →
1. METODE MATEMATIS II
 MATA4432/MODUL 1 1.11

Jadi

5s + 7 3
2 , dan dari tabel diperoleh
= s +1 + s +
2
 s + 3s + 2 −1  2
2

−1  5s + = L 3 
L + 
7 
s+1
2
+ 3s + 2  s s+2 
 
    1   1 
= 2L −1  s +1  + 3L −1 s + 2 = − −
 2e t + 3e 2t .
   
Contoh 1.9
 
2s 2 + 3s +14 
−1  .
Tentukan L 

 (s + 2)(s + 4) 
2

Penyelesaian: Kita melakukan pemisahan variabel seperti berikut:


2s 2 + 3s
A Bs + C A(s 2 + 4) +(Bs + C)(s + 2)
+14 = s+ + s2+ 4 = (s + 2)(s 2 + 4)
(s + 2)(s 2 + 2
4)
2s 2 + 3s +14 = A(s 2 + 4) +(Bs + C)(s + 2)

=( A + B)s 2 +(2B + C)s +(4 A + 2C).


Dari prinsip identitas diperoleh
A+B=2
2B + C = 3
4 A + 2C = 14
Penyelesaian ketiga persamaan ini menghasilkan
A= B= dan C = 3 .
2, 0

Jadi 2s 2 + 3s +14 2 3
(s + 2)(s 2 + 4) = s + 2 + s 2 + 4
dandari tabel didapat 
−1 2s 2 + 3s +14
 2  
−1
L L =  
  (s + 2) (s +
2  s ++ 
4)
 2 s 2 + 4 
−1  1

=2L −1 
1 −
3
 +
 3 L  = 2e 2t + sin 2t.
s+2  s +4 
2 2
   
1. METODE MATEMATIS II

Eksistensi Transformasi Laplace

Sebelum memberikan syarat cukup agar transformasi Laplace dari fungsi


f (t) ada, terlebih dahulu kita memberikan konsep fungsi kontinu bagian
demi bagian.

Definisi 1.2
Fungsi f (t) , a  t  b, dikatakan kontinu bagian demi bagian pada selang
[a, b], apabila banyaknya titik-titik diskontinuitas dari f (x) adalah
berhingga dan limit-limit kiri dan kanan di titik-titik diskontinuitas ada dan
berhingga, yaitu f tidak mempunyai titik diskontinuitas tak hingga.

Contoh 1.10
Fungsi-fungsi berikut, yaitu:
(a) 
f (x) = 2 , 0 ≤ x ≤1


 x +1 , 1< x < 2
adalah kontinu bagian demi bagian pada selang [0, 2]
 0 , 0 ≤ x ≤ 2
(b) g(x) =  1
 , 2<x≤4
 x
adalah kontinu bagian demi bagian pada selang [0, 4]
 0 −1≤ x ≤ 0
(c) ,
h(x) = 
1
 , 0 < x ≤1
 x
tidak kontinu bagian demi bagian pada selang [1, 1], karena h(x)
1
diskontinu tak hingga di x = 0, lim h(x) = lim = ∞ .
yaitu
x→0 + x→0+ x

Catatan: Setiap fungsi yang kontinu bagian demi bagian pada selang [a, b]
adalah terintegralkan (dapat diintegralkan)

Sekarang kita memberikan teorema eksistensi transformasi Laplace berikut.


 MATA4432/MODUL 1.

Teorema 1.3
Misalkan f (t) , t  0, suatu fungsi yang kontinu bagian demi bagian

pada selang [0, a] untuk setiap a > 0, dan memenuhi


f (t) ≤ Me t , ∀t ≥ 0 , (1)
untuk suatu konstanta
M > dan  . Maka transformasi Laplace dari
0
f (t) , F (s) ada untuk setiap s >  .

Bukti:
Karena f (t) kontinu bagian demi bagian pada selang [0, a], ∀a > maka
0,
a
e −st f (t)
∫ dt
ada untuk setiap a > 0.
0
Selanjutnya, dari (1) didapat


L ( f (t))
∫0

e −st
f (t) dt ≤ e−st f (t) dt
=
∫0
a
e −st f (t) dt ≤ lim Me−ste t dt
= lim
a→∞
∫0 a
a→∞
∫0
a
a ( s−  ) e−t (s− )
−t
= lim M
a→∞
∫ e dt = lim M
a→∞ −(s − )
t =0

= lim
M  −a(s− )  M , untuk s > 
e −1 =
  s −
a→∞  − s 

Jadi L { f (t)} ada untuk setiap s > 


.

Contoh 1.11
(a) L{cosh t} dan L (t n )
1. karena METODE MATEMATIS II
ada
e t + e−t et+et t
cosh t =
, cosh t = < =e ∀t > 0, dan
2 2
t n = t n < n! e t ∀t > n = 0, 1, 2, 3, L
, 0,
 MATA4432/MODUL 1.

(b) L {t n
sin  dan L {et
sin  t } ada, karena
t}
t n sin  ≤ t n
≤ n! e t ∀t ≥ n = 0, 1, 2, 3, L
t , 0,
da
n et sin  t ≤ et , ∀t ≥ 0.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Tentukan transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut, dimana k dan c
konstanta- konstanta.
(a) (b)
f(t) f(t)

k k

c t 1 2 t

(c) (d)
f (t)
f (t)

1
1

1 2 t 1 2 t

2) Tentukan L { f (t)}
apabila f (t) masing-masing fungsi berikut
(a) (d) f (t) = at 2 + bt + c ;
(b) t f (t) = 3e−2t + t
(c) f (t) = cos (t + ), 
1. METODE MATEMATIS II
f (t) = a -konstanta suatu konstanta
e it
,

a
 MATA4432/MODUL 1.

3)
Tentukan L { f (t)} f (t) masing-masing fungsi berikut
apabila
(a) f (t) = cos 2 2t
(b) f (t) = 5t 3 − 6sin 2t + 4e −4t
(c) f (t) = 3t t + 4sinh 4t
2

(d) f (t) = 2 sinh cosh 2t + 4e 3t − 2 sin 2 t


t

4)
Tentukan f (t) = L−1 {F apabila F masing-masing fungsi
berikut (s)
(s)}

(a) 2
F (s) 3s + 4
= s+ +s2+ 4
(b
) 4 2s + 5 3
F (s) 4 — +
=
2s + 4 s2−9 s4

(c) 5s −5 3s 2 + 5s + 3
F (s) = +
s − s − 6 (s 2 +1)(s 2 + 4)
2

3s 2 + 2s +15 3s 3 + 3s 2 + 9s + 6
(d)
F (s) = +
s − s + 9s − 9
3 2
s 2 (s +1)

5) Manakah di antara fungsi-fungsi f (t) berikut yang mempunyai


transformasi Laplace dan jelaskan jawab Anda?
(a) sin t
f (t) =
t
(b) 2
f (t) = e t
(c)
f (t) = t 2 e 2t
(d)
f (t) = e t ln (t +1)
1. METODE MATEMATIS II

Petunjuk Jawaban Latihan

k
1) (a) (1− e−cs ) (b) k (e−s − e−2s )
s s
 MATA4432/MODUL 1.

(c) 1 1 1 1
— e−s + (1− e−s ) (d) + (e−s −1)
s s2 2s s
1 2  (5 )
3
2) (a) (2a
) + bs + cs (b) + 2
5

s 3 s+2 s2
1 1
(c) (s cos − sin ) (d) (s + i)
2 2
s +2
s + 2

2 1 1 1  1+ 1 

3) (a) Tulis cos 2t = + cos
; 4t = { f (t)}
L  2 
2 2 2  s +16 
s
(b)
30 12 4
− +
s4 s2+ 4 s+4
 ( 27 ) 16
(c) 3 +
7 2
−16
s2
(d) 1 4 1 s
3 +

s 2 −9 s 2 −1 − +
s−3 s s2 +4

4) (a) 2 e−4t + 3 cos 2t + 2 sin 2t


5
(b) 2 e 2 t − 2 cosh 3t − 5 sinh 3t + 1 t 3
3 2

(c) 2 e 3t + 3 e −2t + 2 + 3t + e−t


(d) 2 e t + cos 3t +sin 3t + 2 cos t +sin t + cos 2t +sin 2t

5) (a) sin t
≤ M e t , untuk suatu M, t > 0. L { f (t)} ada.
t
Jadi
2

(b) e t > e  t , untuk setiap  > 0 berapapun besarnya untuk t >  ,


karena t 2 >  untuk t> . L { f (t)} tidak ada.
t Jadi
1. METODE MATEMATIS II
(c)
f (t) = t 2 e 2t ≤ 2et . e 2t = 2e 3t , t ≥ 0 . L { f (t)} ada.
Jadi
f (t) = e t ln(t +1) ≤ e t . 2t ≤ 4e 2t , t ≥ 0 . Jadi L { f (t)} ada.
 MATA4432/MODUL 1.

RANGKU M AN

Transformasi Laplace dari


f (t) , t  0 adalah
fungsi

L { f (t)} = F (s) = e−st f (t) dt ,
∫0
dan invers transformasi Laplace dari F (s) adalah
L−1 {F (s) = f (t) .

Transformasi Laplace dan inversnya memenuhi sifat kelinearan:


L { f (t) +  g(t)} =  L { f (t)}+  L {g(t)}

L−1 {F (s) + G(s)} =  L−1 {F (s)}+  L−1 {G(s)}

Selanjutnya
L{F (t)} ada f (t) kontinu bagian demi bagian
apabila
pada selang [0, a],
∀a > 0 f (t) ≤ Me untuk suatu M dan  .
t

L {F (t)} = F terdefinisi untuk s >  .

(s)

TES FOR M ATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Transformasi Laplace dari fungsi f (t) berikut

f (t)

1 2 t

adalah ….
A. F 1  
= (s) e −s + (s +1) e −2s
1.   METODE MATEMATIS II
s2 
B. F 1  −s
= (s) e −(s +1) e −2s

 
s2 
1. METODE MATEMATIS II

C. F (s) = 1  
e −s − (s −1) e −2s
 
s 21  −s −2s 
D. F (s) = e + (s −1) e
 
s2 

2) L { 2t 2
+ 4sin 2 t } adalah ….
12s +162

A.
s 3 (s 2 + 4)
12s 2 −16
B.
s 3 (s 2 + 4)
−12s 2 +16
C.
s 3 (s 2 + 4)
−12s 2 −16
D.
s 3 (s 2 + 4)

3) L { 4e−2t + 7 cosh 2t −8sinh 3t } adalah ….


11s + 8 32
A.
− s 2 −9
s2−4 32
11s + 8 s2+
B.
− 9
s2−4 32
11s −8 s 2 −9
C.
s 2 − 4 − 32
11s −8 s2+
D.
s 2 − 4− 9

−1 
4) L  3s + 4s 2
adalah ….
 +12 
 (s + 2) (s 2
+12) 
A. f (t) = 2e−2t + 2 cos 2t + 2sin 2t
B. f (t) = 2e−2t + cos 2t + 2sin 2t
 MATA4432/MODUL 1.
C. f (t) = 2e−2t + 2 cos 2t +sin 2t
D. f (t) = 2e−2t + cos 2t +sin 2t
1. METODE MATEMATIS II

5) Fungsi f (t) yang tidak mempunyai transformasi Laplace ialah ….


A. f (t) = 2e−2t sin 3t, t ≥ 0

B. f (t) = 2t 4 cos t≥0


2t,
C. f (t) = 5sin t cosh 2t, t ≥ 0
D. f (t) = 2e t , t ≥ 0
3

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar ×100%


Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 MATA4432/MODUL 1.

K EGIATA N B ELAJAR 2

Transformasi Laplace Turunan dan Integral


Suatu Fungsi

D alam Kegiatan Belajar 2 ini akan dibahas transformasi Laplace turunan


dan integral suatu fungsi. Hasil ini banyak digunakan dalam
menyelesaikan persamaan diferensial.

Teorema 1.4 [Turunan f (t) ]


Misalkan f (t) kontinu untuk setiap t  0 dan memenuhi (1) (di
Kegiatan Belajar 1) untuk suatu konstanta  dan M. Misalkan pula
f ′(t) kontinu bagian demi bagian demi bagian pada selang [0, a], a >
0. Maka transformasi Laplace dari f ′(t) ada untuk s >  dan berlaku

L { f ′(t)} = s L { f (t)}− f (2)


(0)

Bukti: Kita meninjau kasus


f ′(t) kontinu untuk t ≥ 0 . Dari definisi
transformasi Laplace
∞ dan pengintegralan parsial, didapat
b
L { f (t)} =
′ e −st f ′(t) dt = lim e−st f ′(t) dt
∫0 b→∞ 0

 
−st b b −st
= lim e f e f (t)dt 
 
(t) 0
+s
0 ∫ 
b→∞  − 
=  bt
s lim e f (b) − f (0) + lim b −st
e f (t) dt

b→∞

 b→∞ 0 ∫

= − f (0) + s e −st f (t) dt = s L{ f (t)}− f (0)
∫0
untuk s > .

Untuk kasus
f ′(t) kontinu bagian demi bagian, pembuktian seperti di
1. hanya pengintegralan dipecah atas selang-selang dimana
METODE MATEMATIS II
atas, f ′(t)
diskontinu.
 MATA4432/MODUL 1.

Perhatikan bahwa Teorema 1.4 dapat digunakan untuk f ′′(t) dan


diperoleh
L{ f ′′(t)} = s L { f ′(t)}− f ′(0)
= s {s L{ f (t)}− f (0)}− f ′(0) (3)

= s 2L { f (t)}− sf (0) − f ′(0).


Dengan cara yang sama, didapat
L{ f ′′′(t)} = s L { f ′′(t)}− f ′′(0)

{ }
= s s 2L{ f (t)}− sf (0) − f ′(0) − f ′′(0) (4)

= s 3L{ f (t)}− s 2 f (0) − sf ′(0) − f ′′(0)


asalkan
f ′′(t), f ′′′(t) memenuhi persyaratan seperti di Teorema 1.4.

Dengan proses induksi akan diperoleh teorema berikut.

Teorema 1.5 [Turunan ke-n]


Misalkan f (t) dan turunan-turunannya f ′(t), f ′′(t) ,L , f (n−1) (t)
kontinu untuk t  0 dan memenuhi kondisi (1) di kegiatan belajar 1 untuk
suatu konstanta  dan M. Misalkan pula turunan f (n) (t) kontinu
bagian demi bagian pada selang [0, a], a > 0, maka transformasi
Laplace dari f (n) (t) ada untuk s >  berlaku

L { f (n) (t) } = s nL { f (t)}− s n−1 f ′(0) − L − f (n−1) (0) (5)

Contoh 1.12
Tentukan L t 2 { }
1.22 METODE MATEMATIS II 

Penyelesaian: Ambil
f (t) = t dan gunakan rumus (3). Jelas bahwa
2

f (0) = 0 2
f ′(0) = f ′′(t) = 2 dan L {2} = 2L {1} = . Jadi dari
,
0, rumus
s
2
(3) didapat L { f ′′(t)} = L {2} = = s 2L { f (t)} = s 2L{t 2}.
s
Ini memberikan L{t 2} = , sesuai dengan tabel transformasi Laplace.
2

s3

Contoh 1.13
Tentukan L{ sin 2
t}.

Penyelesaian: Ambil
f (t) = sin 2 t , f ′(t) = 2 sin t cos t = sin 2t ;
maka
f (0) = 0 2
L { f ′(t)} = L {sin 2t} .
dan s2+4
=
Dari rumus (2), didapat
L{ f ′(t)} = s L { f (t)}− f (0)
2
= s L { f (t)}− 0.
s +
2

Jadi 4
L { f (t)} = L{sin 2 t} 2
.
= s(s 2 + 4)

Contoh 1.14
Tentukan L { t sin t}.

Penyelesaian: Ambil
f (t) = t sin t , maka
 MATA4432/MODUL f ′(0) = 0 dan 1.
f ′(t) =sin t +t cost ; f ′(0) = 0
f ′′(t) = cos t + cost − 2t sin t = 2 cost − 2 f (t)

L { f ′′(t)}= 2 L {cost} −  2 L { f (t)}


2s
= − 2 L { f (t)}.
2
s +
2
 MATA4432/MODUL 1.

Dari rumus (3) didapat


L { f ′′(t)} = s 2L { f (t)}− sf (0)− f ′(0) = s 2L { f (t)}
2s
− 2L { f (t)} = s 2L { f (t)}
2
s +
2

2s
( 2
+ s 2 L { f (t)} =
s2+2
Jadi )
2s
L{ f (t)} = L{t sin t} =
(s 2 +  2 ) 2

Contoh 1.15
Tentukan solusi Masalah Nilai Awal
y′′ + 4 y′ + 3y = y(0) = y′(0) = 1.
0, 3,

Penyelesaian: Dengan mengambil transformasi Laplace dari PD dan dengan


menggunakan rumus (2)(3) maka didapat

L {y′′ + 4 y′ + 3y} = L{0} = 0

L {y′′(t)}+ 4L {y′(t)}+ 3L {y(t)} = 0

s 2L {y(t)}− s y(0) − y′(0) + 4(sL {y(t)}− y(0))+ 3L {y(t)} = 0

(s 2 + 4s + 3) L {y(t)} = s y(0) + y′(0) + 4 y(0) = 3s +1+12 = 3s +13

L {y(t)} 3s +13 3s +13 −2 5


+ .
= = = s+3 s +1
s 2 + 4s + 3 (s + 3) (s +1)

Jadi  −2
 5   1 
 

 1 

y (t ) = L−1 +  = −2L−1 + 5L−1
s + 3 s +1  s +  
3  s+ 
 = + 5 e−t .

 e
1. METODE MATEMATIS II
   1

Solusi masalah nilai awal di atas adalah


y(t) = 5 e−t − 2 e−3t .
 MATA4432/MODUL 1.

Sekarang kita memberikan teorema tentang pengintegralan.

Teorema 1.6 [Pengintegralan f (t) ]


Misalkan f (t) suatu fungsi kontinu bagian demi bagian yang memenuhi
ketidaksamaan (1) di Kegiatan Belajar 1, untuk semua  dan M, maka

 t 1 1
L
(u)du ∫
f = L { f (t)} = F
(s),
s> s>
0, (6)
 
  s s
0

atau
1  F ( s )  f (u) (7)
L −t  =

∫ 
 s  0

t
Bukti: Sebut g{t} = f (u)du, t≥0.

∫0
Karena f(t) kontinu bagian demi bagian untuk t > Maka g kontinu
0, (t)
untuk t ≥ 0 ′
g (t) = f kecuali dititik-titik diskontinuitas dari
Selanjutnya (t),
f (t) yang banyaknya berhingga. Jadi g ′ kontinu bagian demi bagian
(t)
untuk selang [0, a], a > 0.
Karena f (t) ≤ Me t , t ≥ 0 , untuk suatu  dan M, maka untuk  yang
diambil positif berlaku

t M 2M
g(t) ≤
∫t f (u) du ≤ M
∫0 e u du = (e t −1) ≤ et .
0  

Jadi fungsi g(t) memenuhi semua persyaratan di Teorema 1.1 dan


berdasarkan Teorema 1.1 tersebut, L {g (t)} ada dan berlaku
1. METODE MATEMATIS II
L {g ′(t)} = s L {g(t)}− g(0)

L { f (t)} = s
L t

∫ f (u)du − 0

 0 
atau
 MATA4432/MODUL 1.
 
 t  1
L ∫ f (u) du = L { f (t)} .


 s
  0

Contoh 1.16
Tentukan  t 
 
L

∫ sin 2u du .

 

0

Penyelesaian: Ambil f (t) =sin 2t , maka

L { f (t)} = L {sin 2t} 2


.
= s +4
2

 t 1.3, diperoleh
Dari Teorema  1 2
 
sin 2u du = L {sin 2t } =
L
∫ 
.

  s s(s 2 + 4)
  0

Contoh 1.17
Tentukan  t 
 
L
 ∫ u sin 4u du .

 0 

Penyelesaian: Sebut f (t) = t sin 4t , maka dari Contoh 1.14 dengan


mengambil  = 4 , didapat

L {t sin 4t} 8s
.
= (s +16) 2
2


Selanjutnya Teorema1.31didapat
 dari
t 8s 8
L

∫ u sin 4u du = L{t sin 4t} =

=
 s s(s 2 +16) (s 2 +16) 2
  0 2

Contoh 1.18 
−1 
s −1
1. METODE MATEMATIS II
Tentukan L  .
 

 s (s +1) 
2
 MATA4432/MODUL 1.

Penyelesaian: 
 
s −1  1 1
L−1  −1
 − 

 =L 
s 2 (s +1) 
 s(s s 2 (s +1) 
 +1)
  1   1 
−1   L −1
= L − .
 
  2 
 
s(s +1)  s (s +1) 
 
 1 
1Sebut F (s) =  
, maka L −1 {F (s)} = L−1   = e−t .
s +1  s +1 
 
Jadi  1  t
−1   −u t
−u −t

L   =
 s(s + 1)  ∫0 edu = −e = 1− e
  0

dan   t
— 1 t
1  
L 
=  ∫0 (1− e )du =(u + e )
−u −u

0
= t + e−t −1 .

 s (s +1)
2



Ini memberikan
 
−1 1 −t −t −t
  ) −( t + −1) = 2 −t − 2e .
L   = (1− e
e
 s (s +1) 
2

Contoh 1.19
 1 
Tentukan L−1 , ≠ 0 .
 
 2 2 
 (
s s + 2 )
Penyelesaian: Ambil 1
F (s) selanjutnya kita menggunakan dua
= s + 2
2
1. berturut-turut Teorema 1.6, seperti Contoh 1.18 maka
METODE MATEMATIS II
kali

L−1 {F (s)} = −1  1  sin t



L  .

2
 s +  
2 
Jadi
 MATA4432/MODUL 1.

F (s) 
 1  1 t t
1−cost
cosu
sin u du = −
L
=
−1 

 = L −1 
  

∫ 2
=

 s
0
2
 s(s +  )  
2 2 0


dan

  t

−1 1  t 1−cosu 1  u sin u 
 2 2 2 
 2 2   
0
 —
L
 s (s +  )
=
∫ 
du =
   
0


1 sin t  13
=  = (t −sin t) .
2
t −  
 

Perhatian
Teorema 1.4 dapat diperluas untuk fungsi f(t) yang diskontinu untuk t > 0 .
Bila f(t) diskontinu loncat di t = a, a > 0, maka
L { f ′(t)} = s L{ f }− f (0) −[ f (a + 0) − f (a − 0)] e −as , (7)
di mana f (a + 0) adalah limit kanan f di a f (a − 0) adalah limit kiri f(t)
di a. dan
Pembuktian serupa seperti di Teorema 1.1, hanya berbeda dalam cara
b→∞

mengevaluasi e−st f (t) , mengingat f(t) diskontinu loncat di t = a, yaitu


0

e−st f (t) a−0 b→∞

+ e −st f
0 a+0
(t)

Contoh 1.20
Tentukan L { f (t)} apabila
1 , 0≤t≤2
f (t) =  
0 , t>2

Penyelesaian:
f ′(t) = 0, t ≥ 0, t ≠ 2,
1. METODE MATEMATIS II
f (0) = 1
f(2 + 0) = 0 dan f(2  0) = 1.

Dari hubungan
L { f ′(t)} = s L { f (t)}− f (0) −[ f (2 + 0) − f (2 − 0)] e −2s
 MATA4432/MODUL 1.

didapat
0 = s L { f (t)}−1−[0 −1] e −2s
1
L { f (t)} =
s
(
1− e−2s . )
Contoh 1.21

Tentukan L { f (t)}  t ; 0≤t ≤1


f (t) =  
apabila 0; t ≥1

Penyelesaian:
1 ; 0 ≤ t <1
f ′(t) = 
 t>1

dan
0 ;
0 ; 0 ≤ t <1
f ′′(t) = 
0 ; t > 1

Dengan menggunakan (8)


f ′′(t) , maka diperoleh
untuk
L { f ′′(t)} = s L { f ′(t)} − f ′(0) −  f ′(1+ 0) − f ′(1− 0) e −s

0 = s L { f ′(t)}−1−(0 −1) e −s

1
L { f ′(t)} =
s (
1− e −s . )
Dengan menggunakan (8) kembali untuk f(t), maka diperoleh
L { f ′(t)} = s L { f (t)}− f (0) −[ f (1+ 0) − f (1− 0)] e−s
1
s
( )
1− e−s = s L { f (t)}− 0 + e−s.

Jadi
1 1
L { f (t)} (1− e )−
−s
e −s.
=
s2 s
1. METODE MATEMATIS II

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Tunjukkan bahwa

(a) s 2 − 2
L { t cos t}
= (s 2
+ 2
2
)
s 2 + 2
(b) L { t cosh t}
2
= (s 2
− 2 )
(c) 2 as
L { t sinh at}
=
2
(s 2
−a2 )
1
(d) { }
L t e −at =
(s + a)2

2) Tentukan L { f (t)} apabila

(a)
1 ; 1<t<2
f (t) =  
0 ; t ≤1, t ≥ 2
 ; 0 < t <1
t

(b) f (t) = 1 ; 1 < t < 2

0 ; t lainnya
(c)  t −1 ; 1 < t < 2
 
f (t) =
 0 ; t lainnya

3) Dengan menggunakan transformasi Laplace, tentukan solusi masalah


 MATA4432/MODUL 1.
nilai awal berikut.
(a) y′′ + 9 y = y(0) = 0, y′(0) = 2
0,
(b)
y′′ + y′ − 2 y = y(0) = 0, y ′(0) = 3
0,
1. METODE MATEMATIS II

(c)
y′′ − 2 y′ −3y = y(0) = y′(0) = 7
0, 1,

4) Tentukan:
(a) L  cos 3u du 
t


∫ 
 0
 t 
(b) L  sin 2 u du 

∫ 
0
 t  
(c) L  e 2u du 

∫ 
 t 0 2u  
  
(d) L

∫u e du

 0 

5) Gunakan Teorema 1.6 untuk menentukan L−1 {F (s)}, apabila

(a) 1
F (s) (e) F (s) = 2s −
= s(s − s 2 (s −
(b) 2) )
(f) F (s)
F (s) 1 1
=
= s(s 2 −1) (s +  2 )
2

2
54
s2
(c) F (s) = (g)
s 3(s −3) F (s) = 2 2 2
(s +  )
s− 2
(d) F (s)
= s (s 2 +
2

4)

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Gunakan rumus untuk L { f ′′(t)} untuk soal-soal (a), (b), (c) dan (d).

2) (a)
 MATA4432/MODUL 1.
L{ f 1
(t)} = (
e−s − e−2s )
s
(b) 1
L { f (t)}
s
2 (1− e −s
− s e −2s )
=
1. METODE MATEMATIS II

(c) L { f (t)} 1 1
= (e −s − e−2s )− e−2s

s2 s

2
3) (a) y(t) = sin 3t
3
(b y(t) = e t − e−2t
) y(t) = 2e 3t − e−t
(c)

1
4) (a)
s +92

2
(b)
s 2 (s 2 +
4)
1
(c)
s(s − 2)

(d) 1
s(s − 2) 2
(e) 2
s (s 2 +
2

4)

1
5) (a) (e 2t −1)
2
(b) cosh t −1
(c) 2e 3t −9t 2 − 6t − 2
1 1 1 1
(d) sin 2t − cos 2t − t +
4 4 2
4
1 t
(e) (e −1) + t

(f) 1
[sin t −t cost] (Gunakan Contoh 1.14)
2 3
1 1
(g) t cost + sin t . [Petunjuk : Gunakan Latihan 1(a) dan
 MATA4432/MODUL 1.
2 2
5(f)].
1. METODE MATEMATIS II

RANGKU M AN

Transformasi Laplace dari turunan diberikan oleh

L { f (n) (t)} = s nL { f (t)}− s n−1 f (0) − s n−2 f


—f
(n−1)
(0)
′(0) − L
Khususnya:
L { f ′(t)} = s L { f (t)}− f (0)
L { f ′′(t)} = s 2L { f (t)}− s f (0) − f ′(0)
L { f ′′′(t)} = s 3L { f (t)}− s 2 f (0) − s f ′(0) − f ′
′(0)

Bila
f (t) diskontinu loncat di t = a, a > 0 , maka

L { f ′(t)} = s L { f (t)}− f (0) −[ f (a + 0) − f (a − 0)] e −as .

Persamaan tersebut dapat diperluas untuk titik diskontinuitas loncat yang


banyaknya berhingga.


Transformasi 
 t Laplace dari1Integral: 1
L ∫ f (u) du = L { f (t)} = F (s)
 
 0 
  s s
 F (adalah
dan inversnya 
 s)  t
L −1


=
∫f (u) du .

 s  0

TES FOR M ATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) {
L cos 2 t } adalah ….
s +4
2

A.
s(s 2 + 4)
 2MATA4432/MODUL 1.
s −4
B.
s(s 2 + 4)
1. METODE MATEMATIS II

s2+2
C.
s(s 2 + 4)
s2−2
D.
s(s 2 + 4)
 ≤ ≤
 2 ; 0 t 3
2) Bila f (t) =  , maka L { f (t)} adalah ….
 t>3
0 ;
2
(
A. s 1− e−3s )
2
B.
s (
1− e 3s )
2
C.
s(−1+ e−3s )
2
D.
s(−1− e−3s )
3) Solusi masalah nilai awal:
y′′ + 2 y′ −8 y = y(0) = y′(0) = 8
adalah ….
0, 1,
A. y(t) = −e 2t + 2e −4t
B. y(t) = 3e 2t − 2e −4t
C. y(t) = −2e 2t + 3e −4t
D. y(t) = 2e 2t − e −4t
 
 t 
4) L
 ∫ cos 2 u du adalah ….

 0 
s
A.
s2+4
B.1

s2+4
s
C.
s2+4
D. 2s
s2+4
 MATA4432/MODUL 1.


5) L −1
 2s +  adalah ….
 4

 s (s + 4) 
2 2

1
A. (1+ 2t −cos 2t −sin 2t)
2
1
B. (1− 2t −cos 2t +sin 2t)
2
1
C. (1+ 2t + cos 2t −sin 2t)
2
1
D. (1− 2t + cos 2t −sin 2t)
2

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar ×100%


Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1. METODE MATEMATIS II

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) B 1) C
2) A 2) A
3) C 3) D
4) D 4) B
5) D 5) A
 MATA4432/MODUL 1.

Daftar Pustaka

Kreyszig E., (1993). Advanced Engineering Mathematics , John Willey and


Sons, 7th edition.

Willey C.R. and Barret L.C., (1985). Advanced Engineering Mathematics,


Mc.Graw Hill Co.

Anda mungkin juga menyukai