Anda di halaman 1dari 14

LIMBAH

A. Pengertian limbah
Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu
usaha dan atau kegiatan manusia.
Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke
lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertambahan
penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsentrasi
tertentu,limbah yang dibuang kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
B. Pengertian Baku Mutu Lingkungan
UU RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungn hidup mendefinisikan Baku Mutu
Lingkungan sebagai ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam suatu sumber daya tertentu
sebagai unsur lingkungan hidup.
Dengan kata lain,baku mutu lingkungan adalah ambang batas/batas maksimum suatu zat atau
komponen yang diperbolehkan berada dilingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Tabel 1.1 Baku Mutu beberapa jenis limbah anorganik dalam air yang diperuntukan sebagai air
minum.
No. Jenis Limbah
Satuan
Kadar maksimum yang
diperbolehkan
1.
Air raksa
mg/liter
0,001
2.
Arsenik
mg/liter
0,01
3.
Boron
mg/liter
0,3
4.
Kadmium
mg/liter
0,003
5.
Tembaga
mg/liter
2
6.
Sianida
mg/liter
0,07
7.
Fluorida
mg/liter
1,5
8.
Timah
mg/liter
0,01
9.
Nikel
mg/liter
0,02
10
Nitrat
mg/liter
50
C. Pengelompokan Limbah
1. Pengelompokan berdasarkan jenis senyawa
a. Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) yang
mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa makanan, kertas, kotoran hewan.
Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos.
Kompos dapat dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos dari limbah organik
dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.
b. Limbah Anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon)
dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme.
Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca.
Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh
mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat
digunakan kembali oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium kembali

atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat
dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang.
2.
a.

Pengelompokan berdasarkan wujud


Limbah Berwujud Cair
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan
buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:
1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri perumahan (rumah
tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air
sabun, dan air tinja.
2) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa
cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan
dari industri tekstil.
3) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang
memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari
permukan.
4) Contoh: halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC), halaman, bangunan perdagangan
industri, serta pertanian atau perkebunan.
5) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah.
Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau
cair sehingga dapat disebut limbah cair.
b. Limbah Berwujud Padat
Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat dilingkungan Biasanya
limbah padat disebut sampah. Limbah padat di klasifikasikan menjadi 6 kelompok :
1) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan
organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.
2) Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
3) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik
cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
4) Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
5) Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini
mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
6) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang, seperti
tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
7) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai
sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
8) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal dari buangan industri.
Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
c.
Limbah Berwujud Gas
Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di udar,terkandung unsur-unsur kimia seperti O 2,N2,NO2,Co2,H2, dan
lain-lain. Penambahan gas keudara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas
udara.
Tabel 1.3 Beberapa macam limbah gas yang umumnya ada diudara
No. Jenis
Keterangan
1.
Karbon monoksida(CO)
Gas tidak berwarna, tidak berbau
2.
Karbon dioksida (CO2)
Gas tidak berwarna, tidak berbau
3.
Nitrogen Oksida (NOx)
Gas berwarna dan berbau

4.
Sulfur Oksida (SOx)
Gas tidak berwarna dan berbau tajam
5.
Asam klorida (HCl)
Berupa uap
6.
Amonia (NH3)
Gas tidak berwarna, berbau
7.
Metan (CH4)
Gas berbau
8.
Hidrogen fluor ida (HF)
Gas tidak berwarna
9.
Nitrogen Sulida (NS)
Gas berbau
10. Klorin (Cl2)
Gas berbau
Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan
yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan
cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat.
d. Limbah Suara
Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara. Limbah suara dapat dihasilkan
dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.
3.
a.

Pengelompokan berdasarkan sumber


Limbah Domestik
Adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha
seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran.
Contoh : sisa makanan, kertas, kaleng, plastik, air sabun, detergen, tinja.
b. Limbah Industri
Adalah limbah buangan hasil industri,jenis limbah yang di haasilkan tergantung pada jenis industri. Contoh:
Limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh industri pengolahan makanan, sedangkan
limbah anorganik seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri yang melakukan proses
pembakaran menghasilkan limbah gas.
c.
Limbah Pertanian
Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian, limbah ini biasanya berupa senyawa-senyawa anorganik
dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk, pestisida, sisa-sisa tumbuhan.
d. Limbah Pertambangan
Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa
material tambang. Contoh: Logam atau batuan.
4.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa
suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya,
baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia. Limbah
B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa:
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
Sangat mudah terbakar (highly flammable)
Mudah terbakar (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat mengiritasi (irritant)

Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)
Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi satau atau lebih
karakteristik limbah B3 berikut:
1) Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 0 C, 760 mmHg) dapat
meledak dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan sekitarnya.
2) Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu sifat berikut:
a. Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang mengandung alkohol kurang dari 24%
volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
b. Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25 0C, 760mmHg) dapat
mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
c. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
d. Merupakan limbah pengoksidasi.
3) Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
a. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
b. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
c. Limbah yang apabila bercsmpur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas,
uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
d. Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
e. Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (250C, 760mmHg).
f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik
peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
4) Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh
melalui pernapasan, kulit atau mulut.
5) Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran, limbah dari laboratorium atau limbah
lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
6) Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari
12,5 untuk bersifat basa.
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih kendaraan.
Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat.
Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven
Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu.
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Beberapa negara maju talah memanfaatkan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan
industri. umumnya limbah dimangaatkan untuk berbagai macam bahan yang berguna tergantung teknologi

yang digunakan. misalnya sampah organik dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat pupuk(kompos), gas
bio, alkohol, dll. dalam penanganannya membutuhkan perlakuan yang berbeda, karena sifat-sifat dari limbah
juga berbveda-beda. beberapa cara penanganan limbah yang dapat dilakukan secara sederhana yaitu:
Penumpukan
Pengomposan
Pembakaran
sanitari landfill.
suatu sisterm penangan limbah yang baik harus memperhatikan bahwa limbah tersebut tidak menjadi
tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu
penyakit. Syarat lainnya adalah dalam penanganannya tidak mencemari udara, air, atau tanah serta tidak
menimbulkan bau dan tidak menimbulkan kebakaran.
Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat meliputi pengumpulan sampai dengan pemusnahan dan pembuanganny.
Pengelolaan limbah padat harus memperhatikan karakteristik dan kandungan yang terdapat di dalam limbah
padat tersebut. Limbah padat yang mengandung bahan organik dapat membusuk dengan adanya aktivitas
mikroorganisme pengurai. Dengan demikian, pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam
pengumpulan maupun dalam pemusnahannya.
Pembusukan limbah padat organik akan menghasilkan antara lain gas CH4(metana) dan H2S (asam
sulfida) yang bersifat racun bagi manusia. Akan tetapi, bagi lingkungan limbah padat ini relatif kurang
berbahaya karena dapat terurai dengan sempurna.
Limbah padat yang mengandung bahan anorganik tidak dapat membusuk. Bila memungkinkan
limbah padat jenis ini sebaiknya didaur ulang. Bila tidak memungkinkan dapat dibakar agar terurai menjadi
bentuk lain sehingga volumenya lebih kecil. Untuk limbah padat yang mengandung B3, diperlukan suatu
cara khusus.
Pembuangan limbah padat dapat dilakukan dengan cara landfill, animal feeding, penguraian dengan
mikroorganisme maupun penekanan untuk memperkecil volume. Untuk limbah padat yang tidak dapat
membusuk atau mengandung B3, penggunaan incenerator (pesawat pembakar) merupakan salah satu metode
yang direkomendasikan. Limbah padat yang mengandung bahan organik dan tidak mengandung B3 dapat
diproses secara biologi untuk mengurangi volumenya atau dapat juga untuk memperoleh produk yang
berguna seperti kompos (aerobic) maupun biogas (anaerobic). Tetapi cara ini berpotensi mengeluarkan bau
yang tidak sedap.
Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan
pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan
penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.
pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2.
pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman
membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai
bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh
masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban, misalnya:
1.
Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.
2.
Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan
air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban
bersama atau MCK.
3.
Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah.
Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus
dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas
pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah
dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut
dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4.
Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase
(selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi
saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang
dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.

5.

Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang
cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja,
melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
PENANGAN LIMBAH CAIR
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah
cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang
berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi
beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan atau faktor finansial.
1.
Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
a.
Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring.
Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
b.
Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi
untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam
bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga
partikel partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c.
Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan.
Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses
pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel
padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
d.
Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses
pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara
berukuran kecil ( 30 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak
dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses
pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat
langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain
yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan
anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
2.
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan
mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan
umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan
dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan
(treatment ponds / lagoons) .
a.
Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan
tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan
ketebalan 1 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes
melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan
didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke
suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan
partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami

proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke
proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b.
Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan
didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung
didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi
(pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya,
limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang
telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c.
Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun
prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam
terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen
tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam
limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga
akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air
limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.
3.
Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu
dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat
khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air
limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini
meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat
digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter,
penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan
biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak
ekonomis.
4.
Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme
patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan
senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Daya racun zat

Waktu kontak yang diperlukan

Efektivitas zat

Kadar dosis yang digunakan

Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

Tahan terhadap air

Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran
dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai,
yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
5.
Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan
endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu
diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang
ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

PENANGANAN LIMBAH GAS


Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat
yang terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara
oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat
dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil
pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu
mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan
materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran
kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter)
untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran
bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas
buang yang merupakan polutan.
2.
Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a.
Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas
ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang
ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera
diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah
berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b.
Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan
atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u 40 u. Makin besar
ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c.
Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah
membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang
kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut
semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah
digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat
penangkap debu yang dinamakan.
d.
Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya
relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan
udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan
kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri
(gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e.
Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah
(volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan
udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara
25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan
di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif.

Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat
silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion
negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang
sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan
berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
PENANGANAN LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau
dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup
lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah
B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang
daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk
mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan
adalah sebagai berikut.
1.
Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan
limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi .
stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan
peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses
stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat
melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak
mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan
istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain
untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat
dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan
metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan
Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup,
proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.
2.
Metode Pembuangan Limbah B3
a.
Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara
memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah
dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak
akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau
korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.
b.
Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolamkolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap,
senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan
karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan
ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.
c.
Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode
pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam
landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi
peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode

ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode
secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi
kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.
POLUSI
PEngertian Polusi
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
Jenis jenis Polusi
1. Polusi Udara
Polusi udara dapat ditimbulkan oleh polutan dari sumber-sumber alami atau kegiatan manusia. Salah satu
pencemaran udara akibat ulah manusia adalah kendaraan motor , asap pabrik dan masih banyak lagi. a.
Polutan di udara - Materi Partikulat
- Nitrogen Oksida
- Sulfur Oksida
- Karbon Oksida
- Hidrokarbon
- Ozon - Suara
b. Sumber -sumber Polusi udara
Polusi dapat terjadi diluar ruangan (outdoor pollution) dan dalam ruangan (indoor poluttion).
Contoh sumber-sumber polusi udara yang ada di luar ruangan adalah letusan gunung berapi,
kebakaran hutan, pembakaran bahan bakar fosil terutama oleh industri, serta pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor.
Contoh sumber-sumber polusi udara yang ada didalam ruangan adalah bahanbahan baku bangunan,
senyawa senyawa pembersih, asap rokok, perapian, kompor gas, dan kompor minyak tanah, serta produkproduk perawatan tubuh dan pakaian.
2. Polusi Air
Air dikatakan tercemar jika terjadi perubahan pada kualitas air, baik secara kimia, biologi, atau fisika, yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Terjadinya pencemaran air sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, berupa limbah dari rumah
tangga, kegiatan industri, maupun kegiatan lainnya. a. Polutan di air
Beberapa kelompok polutan/ pencemar utama di air adalah sebagai berikut :
Agen penyebab penyakit
Agen penyebab penyakit adalah organisme-organisme yang dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit.
contoh agen penyebab penyakit yang dapat menjadi polutan air adalah bakteri, virus, protozoa, dan cacing
parasit.
Limbah yang memerlukan oksigen
Limbah yang memerlukan oksigen terdiri atas berbagai limbah organik yang dapat diurai oleh bakteri aerob.
contoh jenis limbah ini adalah kotoran manusia dan hewan, sisa-sisa tumbuhan, dan limbah industri.
Bahan kimia organik
Bahan kimia organik merupakan senyawa kimia yang mengandung atom karbon.
contoh bahan kimia organik tersebut adalah pestisida, minyak, gasolin, plastik, pelarut pada produk-produk
pembersih, dan detergen.
Bahan kimia anorganik
Polutan berupa bahan kimia anorganik adalah polutan yang mengandung unsur kimia selain karbon,
misalnya yang mengandung unsur kimia selain karbon,contohnya berbagai senyawa asam, senyawa garamgaraman, dan logam berat.Nutrien tumbuhan
nutrien tumbuhan merupakan senyawa-senyawa kimia yang dapat menstimulasi pertumbuhan tumbuhan dan
ganggang (algae).

Sedimen
Sedimen adalah endapan berbagai partikel padat seperti partikel pasir, lempung, lumpur, dan batuan di dasar
perairan.
Bahan radioaktif
Bahan radioaktif mengandung atom-atom dari senyawa isotop yang tidak stabil sehingga memancarkan
radiasi secara spontan.
Panas
Polusi yang disebabkan panas disebut sebagai polusi termal. panas dapat menjadi polutan di air apabila
berlebihan sehingga suhu perairan meningkat terlalu tinggi. b. Sumber-sumber polusi air
Sumber polusi dapat dibedakan menjadi sumber langsung dan sumber tidak langsung. Sumber langsung
adalah sumber polusi yang membuang polutan di lokasi spesifik melalui pipa, selokan, atau saluran
pembuangan langsung menuju badan atau permukaan air. contoh : pabrik, tempat pengolahan limbah,
pertambangan, dan tangki minyak.
Sumber tidak langsung adalah sumber polusi yang asalnya dari area lahan luas atau dari partikel-partikel
yang terbawa udara, yang mencemari air melalui aliran air atau pengendapan senyawa dari atmosfer.
contoh : aliran atau rembesan senyawa kimia dari lahan pertanian, peternakan, perkotaan, jalan raya, area
pabrik, area parkir, dan tempat penebangan hutan.
3. Polusi Tanah
Polusi tanah mencakup berbagai perubahan fisik dan kimia pada tanah yang memberi dampak negatif bagi
kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup lain yang hidup di tanah. selain berdampak negatif secara
langsung, polusi tanah juga dapat menyebabkan polusi pada air dan udara karena polutan-polutan yang
mencemari tanah dapat terbawa melalui aliran air ke air permukaan, merembes menuju air tanah, atau
menguap ke udara.
a. Polutan di tanah beberapa polutan/ pencemar utama di tanah adalahsebagai berikut :
Limbah Padat
Limbah padat meliputi bahan-bahan padatan buangan seperti kertas, kayu, plastik, metal, kaca, sisa
makanan, karet dan lainnya.
Logam berat
Contoh logam berat yang dapat menjadi polutan di tanah adalah kadmium, timbal, tembaga, besi, dan
nikel.pestisida
Pestisida adalah senyawa yang digunakan untuk membunuh makhluk hidup yang dianggap mengganggu
oleh manusia. Nitrogen, Fosfat, dan garam mineral
Nitrogen, Fosfat, dan garam mineral merupakan unsur-unsur yang sangat diperlukan tumbuhan untuk
pertumbuhan. namun, jika keberadaannya di tanah berlebih, unsurunsur tersebut dapat bersifat racun bagi
tumbuhan. b. Sumber-sumber polusi tanah
Sumber polutan utama di tanah adalah kegiatan pertanian. Pupuk mengandung Nitrogen dan Fosfat,
Festisida mengandung senyawa berbahaya, sedangkan air irigasi umumnya mengandung garam-garaman.
semua zat tersebut dapat menjadi polutan di tanah. selain pertanian, rumah tangga dan industri juga
merupakan sumber polutan ditanah karena menghasilkan berbagai sampah padat. selain sampah padat,
beberapa industri juga menghasilkan logam berat
Pengertian Polutan
Polutan adalah Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan baik
(Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb). Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila
lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal
2. Berada pada waktu yang tidak tepat 3. Berada pada tempat yang tidak tepat

Sifat dari polutan adalah:


1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi
2. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan
tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Sumber Polutan
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.

Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil
dari pembakaran.

Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemarpencemar primer
di atmosfer.Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global yg mempengaruhi; a) Kegiatan manusia
a. Transportasi
b. Industri
c. Pembangkit listrik
d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
b. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
b)
Sumber alami

Gunung berapi

Rawa-rawa

Kebakaran hutan

Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi


c)
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia

Kebocoran tangki klor

Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah Uap
pelarut organik
Jenis-jenis pencemar
Karbon monoksida (CO)
Nitrogen dioksida (N02)
Sulfur Dioksida (S02)
CFC
Karbon dioksida (CO2)
Ozon (03 )
Volatile Organic Compounds
Partikulat
Timah (Pb)
HydroCarbon (HC)
Penyebab Utama Pencemaran Udara :
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi
adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa:

Sepeda motor 207 %.

Mobil penumpang 177 %.

Mobil barang 176 %.

Bus 138 %
Dampak Negatif Polusi
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya,asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan
sebagai toksik dankarsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan
rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan
akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya
dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di
permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini
antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah
dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan


Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna


Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang
berfungsi memfilterradiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon
(O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk
lubanglubang pada lapisan ozon.
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak - Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
Solusi Penanganannya

Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan
pencemaran udara.

Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan
Solar Cell.

Menghemat Energi yang digunakan.

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal

TUGAS IPA
LIMBAH DAN POLUSI

NAMA
KELAS

: DINAR SETIAWAN
: XI TSM

SMK YADIKA 2 CIJAGRA


PASEH
2016

Anda mungkin juga menyukai