Anda di halaman 1dari 7

A.

Multikultural di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang
sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal
dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai
sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka
mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika
digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan
pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat
multikultural

itu.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari


kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut
kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut
dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat
tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja
hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka
ragam.
Multikultural

dapat

1.

Letak

2.
3.

terjadi

di
geografis

Perkawinan

Indonesia

karena:
indonesia
campur
Iklim

Multikultural di Indonesia bersifat normatif. Multikulural normatif adalah petunjuk


tentang berbagai kepentingan yang membimbing pada pengakuan yang lebih tinggi
mengenai kebangsaan dan identitas kelompok yang berbeda di dalam masyarakat.
Multikultural normatif di Indonesia pertama kali diamanatkan dalam UUD 1945.
Ketentuan di dalam UU menyatakan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia mencakupi
berbagai kelompok etnis. Mereka telah berbagi komitmen dalam membangun bangsa
Indonesia.
Di dalam pendidikan multikultural terletak tanggung jawab besar untuk pendidikan
nasional. Tanpa pendidikan yang difokuskan pada pengembangan perspektif

multikultural dalam kehidupan adalah tidak mungkin untuk menciptakan keberadaan


aneka ragam budaya di masa depan dalam masyarakat Indonesia. Multikultural hanya
dapat

disikapi

melalui

pendidikan

nasional.

Ada tiga tantangan besar dalam melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia,


yaitu:
1.

Agama,

suku

bangsa

dan

tradisi

Agama secara aktual merupakan ikatan yang terpenting dalam kehidupan orang
Indonesia sebagai suatu bangsa. Bagaimanapun juga hal itu akan menjadi perusak
kekuatan masyarakat yang harmonis ketika hal itu digunakan sebagai senjata politik
atau fasilitas individu-individu atau kelompok ekonomi. Di dalam kasus ini, agama
terkait

pada

etnis

atau

tradisi

kehidupan

dari

sebuah

masyarakat.

Masing-masing individu telah menggunakan prinsip agama untuk menuntun dirinya


dalam kehidupan di masyarakat, tetapi tidak berbagi pengertian dari keyakinan
agamanya pada pihak lain. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui pendidikan
multikultural untuk mencapai tujuan dan prinsip seseorang dalam menghargai agama.
2.

Kepercayaan

Unsur yang penting dalam kehidupan bersama adalah kepercayaan. Dalam


masyarakat yang plural selalu memikirkan resiko terhadap berbagai perbedaan.
Munculnya resiko dari kecurigaan/ketakutan atau ketidakpercayaan terhadap yang
lain dapat juga timbul ketika tidak ada komunikasi di dalam masyarakat/plural.
3.

Toleransi

Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai keyakinan.


Toleransi dapat menjadi kenyataan ketika kita mengasumsikan adanya perbedaan.

Keyakinan adalah sesuatu yang dapat diubah. Sehingga dalam toleransi, tidak harus
selalu mempertahankan keyakinannya.
Multikultural Amerika
Sejarah Amerika Serikat modern dalam berbagai macam hal merupakan sejarah urbanisme
Amerika serikat itu lahir di pedesaan tetapi kemudian pindah kekota tulis Richard Hoster.
Sejak permulaan sejarah bangsa ini sudah ada kota-kota, Philadepia dengan penduuduk kirakira 25.000 pada tahun 1776 adalah salah satu kota terbesar di Britania raya. Pada tahun 1700
hanya ada 24 kota di Amerika Serikat yang penduduknya mencapai 25.000 orang atau lebih
seluruh penduduk yang pada kala itu mencapai 201.655 pada tahun ini hanya merupakan 5%
dari seluruh penduduk Amerika.
Bangsa Amerika Serikat selalu bangga bahwa mereka merupakan wahana pembaruan banyak
suku dan bangsa, dan memandang negara mereka sebagai tempat berlindung bagi orangorang yang tertekan. Pada awal abad 19 imigran yang berasal dari Irlandia dan Jerman
menghadapi kebencian yang kadang-kadang meledak menjadi kian memuncak ketika jutaan
imigran dari Eropa timur dan selatan berbondong-bondong memasuki Amerika. Dilain itu
juga selama akhir abad ke-19 dan awal abad 20 banyak orang Amerika termasuk imigran
generasi ke dua mulai mempertanyakan konsep imigrasi terbuka itu dan menganjurkan
supaya dibatasi.
Hal ini yang merupakan awal dari kecurigaan antar satu kelompok yang sudah menetap di
Amerika untuk membatasi akses masuk kelompok lain ke Amerika dengan maksud untuk
mempertahankan status quo. Akan tetapi imigran terus berdatangan karena terpikat oleh
harapan untuk dapat menempuh hidup yang lebih baik di dunia baru itu, namun sebuah
pengharapan itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan pada imigran hanya mendapatkan
gubuk-gubuk reot, pekerjaan gersang, dan kekerasan di jalan-jalan.
Dengan berkumpulnya jutaan etnis dengan latar belakang yang berbeda di Amerika, hal ini
membuka sebuah celah konflik baru di Amerika. Ini terbukti pada abad ke-19 dan 20 terjadi
sebuah konflik yang berujung pada pertengkaran berdarah antar satu kelompok dengan
kelompok yang lainnya. Pada masa berkembangnya gagasan akan keberbedaan dalam satu
wadah yang disebut dengan meltingport, dimana ada budaya asli yang dibawa dari masingmasing asal negara yang mendiami Amerika dan warga negara tersebut telah menyatakan

dirinya sebagai satu kesatuan bangsa hampir sama dengan warga negara lainnya yakni warga
negara Amerika Serikat warga yang mencari sebuah kebebasan dari ancaman penindasan
ditanah asli.
Amerika Serikat merupakan negara yang sangat panjang dalam mencapai sejarah hingga
seperti sekarang ini, dimana pengalaman masa lalu itu sangat dominan untuk membentuk
sebuah kesadaran nasional yang mana kesadaran tersebut salah satunya adalah gagasan dalam
memandang sebuah keberagaman yang ada ditilik dari sejarah bangsa Amerika Serikat
terbentuk. Pluralisme di Amerika bukanlah suatu cita-cita untuk dipakai sebagai titik awal
oleh penduduk, tapi fasilitas- fasilitas tersebut penduduk pada akhirnya terdorong menjadi
korban saling tidak toleran yang menghancurkan dalam suatu negara yang terlalu besar dan
berbeda-beda sehingga setiap segmen penduduk dapat dominan secara efektif.

Sebuah kelelahan yang dialami oleh penduduk Amerika dengan latar belakang yang berbeda
dan konflik yang berkepanjangan tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, oleh karena
itu rakyat Amerika berfikir bahwasanya konflik tidak akan selesai bilamana tidak ada yang
memulai untuk berdamai dan sadar, negara Amerika Serikat ibarat sebuah kuali masak
raksasa yang besar dan diisi dengan berbagai macam bumbu dimana bumbu tersebut adalah
analaogi bangsa-bangsa yang beraneka ragam datang ke Amerika serta menyatakan diri
sebagai bangsa Amerika,
Meltingpot adalah sebuah gagasan baru didunia untuk mengadopsi sistem keberagaman yang
ada disana, meltingpot juga sebagai sarana memahami satu sama lain antar bangsa
bahwasanya sebuah keberbedaan berlaku jika satu sama lain akan saling mengerti esensi
kebersamaan senasib dan sepenanggungan. Hal ini juga diperkuat dengan pembentukan
Undang-undang hak sipil di Amerika, dimana sebelum ada Undang-undang ini ketentuan soal
hak istimewa ada ditangan warga ketutunan Anglo Saxon Amerika dan membantasi warga
non kulit putih terutama bagi mereka yang berkulit hitam dan kuning yang diperlakukan
hanya sebagai budak belian. Nyatanya dengan keadaan ini semakiun menimbulkan
pertetangan antar etnis di Amerika, dengan masuknya sebuah kesadaran rasional bahwa hak
istimewa seluruh warga bangsa anpa memandang SARA adalah sama
B.

Implementasi gagasan Multikulturalisme Amerika Serikat

Kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776 telah mengumandangkan janji kebebasan
terhadap setiap warga negaranya dan seperti yang telah dikatakan dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika, bahwa semua orang telah diciptakan sederajat. Namun arti sebuah
kebebasan dan persamaan derajat dalam masyarakat Amerika masih belum nampak dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara kemerdekaan telah didapatkan oleh orang kulit putih yang
lebih dominan di masyarakat Amerika, di lain pihak para budak maupun para warga minoritas
belum memiliki kemerdekaan dalam diri mereka karena masih ada belenggu dan pembatasan
terhadap budaya masyarakat Amerika yang didominasi oleh orang kulit putih.
Implementasi multikulturalisme di Amerika tidak memakan waktu yang sedikit, namun
melalui berbagai proses yang kompleks. Mulai dari kebudayaan yang bersifat
monokulturisme hingga menjadi multikulturisme. Semakin banyak imigran yang datang
untuk menetap di Amerika maka budaya mereka menjadi semakin majemuk. Meskipun
berasal dari berbagai etnik, namun di Amerika tidak menghilangkan budaya asal, tapi kulturkultur baru yang ada diakomodir dengan baik dan masing-masing memberikan kontribusi
untuk membangun budaya Amerika, sebagai sebuah budaya nasional.
Bangsa Amerika berusaha memperkuat bangsanya dengan kemajemukan yang mereka miliki.
Pada kisaran tahun 1960-an masih ada sebagian masyarakat Amerika yang merasa hak-hak
sipilnya belum terpenuhi. Kelompok orang Amerika yang memiliki warna kulit hitam, atau
imigran Amerika Latin, dan etnik minoritas lainnya.
Atas dasar itulah mereka mengembangkan multikulturisme, yang menekankan penghargaan
dan penghormatan terhadap hak-hak minoritas, baik dilihat dari segi etnik, agama, rasatau
warna kulit. Multikulturalisme menjadi kekuatan untuk membangun sebuah bangsa yang
maju,dengan berbagai latar belakang, baik itu etnik, budaya, ras, dan bahasa. Tentu saja
dengan saling menghargai, menghormati, dan toleransi. Meskipun berbeda namn, memiliki
satu tujuan yang sama, yaitu mencari kehidupan dan membesarkan nama bangsa di dunia.
Dalam era sekarang ini bisa kita lihat kemunculan Obama sebagai presiden Amerika yang di
usung Partai Demokrat. Hal ini akan menjadi sangat menarik apabila dilihat dari konteks
multikultural Amerika. Amerika yang pada awalnya didominasi oleh para imigran kulit putih

dari Eropa, tetapi pada perkembangannya saat sudah menjadi negara yang kaya dan maju,
Amerika menjadi sebuah negara yang begitu multikultur.
Perjuangan golongan kulit hitam yang ada di Amerika tidaklah mudah dan tidak
membutuhkan waktu yang singkat. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperjuangkan
hak-hak sipil orang kulit putih. Seperti munculnya tokoh Martin Luther King dan Malcom X
yang melakukan pendobrakan rasial melalui jalur politik. Mungkin bisa dinilai perjuangan
mereka belum berhasil, namun semangat perjuangan mereka terus tertanam dan
menginspirasi orang kulit hitam lainnya.
Perjuangan terus dilakukan sehingga orang kulit hitam memperoleh peran yang penting di
berbagai bidang. Dengan berjalannya waktu dan melalui berbagai proses, maka kebijakan
rasial orang kulit putih mulai terkikis. Masyarakat Amerika kemudian menjadi suatu kekuatan
besar dengan berbagai etnik yang berbeda. Perbedaan ini menjadi kekuatan besar bagi
mereka untuk mengembangkan dan memajukan Amerika itu sendiri.
Dengan terpilihnya Obama sebagai presiden Amerika, maka sudah sangat jelas menunjukan
bahwa perbedaan bukan merupakan halangan untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Obama sendiri merupakan golongan kulit hitam, dan dia berhasil memperoleh suara
terbanyak dalam pemilu dan mejadi presiden Amerika. Hal ini menunjukan betapa Amerika
memiliki rasa saling menghargai, menghormati, dan toleransi.

Nilai-nilai tentang kehidupan multikuluralisme di Amerika Serikat


Nilai-nilai yang dapat kami dapatkan

Nilai toleransi

Antara satu dengan yang lain, dalam hal ini mereka yang memiliki perbedaan suku ras dan
agama memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Mereka mampu menerima satu dengan yang
lainnya tanpa memandang perbedaan. Dalam hal ini dapat kitalihat dari terpilihnya presiden

Barack Obama dimana beliau adalah orang berkulit hitam, tetapi orang berkulit putih tetap
dapat menerimanya sebagai presiden AS. Ini menunjukkan suatu toleransi yang tinggi antar
ras kelompok.

Nilai persatuan

Dalam hal ini kita dapat melihat nilai persatuan di dalam gagasan AS mengenai melting pot,
dimana gagasan ini membuat meleburnya semua budaya ras dan keyakinan menjadi satu
dibawah naungan Amerika Serikat. Ini adalah suatu cara juga untuk mempersatukan mereka
yang berbeda dan juga cara untuk meminimalisir konflik-konflik yang timbul sebagai akibat
dari banyaknya perbedaan yang ada.

Nilai keberagaman

Nilai keberagaman ini dapat dilihat dari mereka yang menjadi bangsa Amerika atau mengaku
sebagai bangsa Amerika bukan merupakan masyarakat yang homogeny, tetapi suatu
masyarakat yang heterogen. Tetapi dalam keheterogennan mereka, mereka tetap dapat
menjadi satu tanpa harus menghapus keheterogenan mereka. Mereka tetap dapat menjadi diri
mereka sendiri walaupun satu dalam bangsa Amerika. Pemerintah Amerika memberikan
kebebasan kepada siapapun imingran yang memilih untuk tetap tinggal di Amerika. Mereka
tinggal di Amerika tetap mempertahankan budaya asal mereka atau tidak itu bukan
merupakan permasalahan bagi pemerintah Amerika.

Anda mungkin juga menyukai