Anda di halaman 1dari 11

INDRA PENGECAP

2.1 Pengertian indra pengecap


Pengecap adalah istilah teknis untuk indera rasa yang kebanyakan orang miliki, yang
memungkinkan mereka untuk mengalami rasa yang berbeda dan selera makanan dan bendabenda lain ketika seseorang menempatkan dalam mulutnya.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.
Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani,
.
2.2 Anatomi indera pengecap
sensasi rasa disebabkan oleh zat yang berbentuk cair atau larut dalam air, sehingga lebih cepat
stimuli rasa pada lidah basah daripada lidah kering (Shallenberger, 1997).

Bila makanan ada dalam mulut atau mencium bau makanan maka akan keluar saliva
disebut sekresi psikis akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus glossofaringeus
2.2.1 Anatomi lidah
Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu
setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Ketika lahir, kita memiliki sekitar 10.000 taste
bud, akan tetapi setelah usia 50 tahun jumlahnya mulai berkurang.
Taste bud merupakan sel epitel yang telah dimodifikasi, beberapa diantaranya disebut
sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel reseptor. Sel-sel reseptor ini terusmenerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya dengan
waktu paruh sekitar sepuluh hari. Sel-sel reseptor (tunas pengecap) terdapat pada tonjolantonjolan kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa
manis asam, pahit dan asin.Ujung-ujung luar dari taste buds tersusun di sekitar taste pore
yang sangat kecil. Dari ujung-ujung setiap sel, mikrovili menonjol ke luar menuju taste pore
dan mengarah ke rongga mulut. Mikrovili ini dianggap memberikan permukaan reseptor
untuk pengecapan. Beberapa dari serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh selsel reseptor
ini berinvaginasi menjadi lipatan membran sel pengecap yang juga dibentuk oleh banyak
vesikel. Vesikel ini mengandung substansi neurotransmiter yang dilepaskan melalui membran
sel untuk merangsang ujung-ujung serabut saraf dalam rensponnya terhadap rangsang
pengecapan. Taste buds juga terletak pada palatum dan beberapa diantaranya pada pilar
tonsilar, epiglotis, dan bahkan di esofagus bagian proksimal. Orang dewasa mempunyai 3000
sampai 10.000 taste buds sedangkan anak-anak mempunyai lebih sedikit. Secara garis besar
lidah dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Radiks lingua adalah pangkal lidah
2) Dorsum lingua adalah punggung lidah
3) Apeks lingua adalah ujung lidah
Otot lidah termasuk otot yang paling kuat pada tubuh. Lidah sebagian besar terdiri dari
dua kelompok otot yaitu :
1) Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan
lidah pada bagian-bagian sekitar serta melaksanakan gerakan kasar yang sangat penting
pada saat mengunyah dan menelan. Otot intrinsic juga membuat kita mampu mengubahubah bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat)
2) Otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring.
Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan kemudian
mendorongnya ke faring.
Apabila lidah di gulungkan kebelakang , maka tampaklah permukaan bawahnya yang
di sebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior
lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Dila di julurkan, maka
1

ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk
bulat.
Lidah memiliki permukaan kasar karena tonjolan disebut papila (Lihat gambar 2.a).
Jumlah papila pada setiap orang belum tentu sama. Biasanya perempuan memiliki papila
lebih banyak daripada laki-laki. Menurut Delwiche (2007), terdapat empat jenis papila yaitu:
1) Papila filiformis (fili=benang)
Berbentuk seperti benang halus adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-putting pengecap yang
sangat banyak terdapat dalam dinding pappilae sirkumvalata dan fungiforum. Pappilae
filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang
sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan putting-putting
pengecap.
2) Papila sirkumvalata (sirkum=bulat)
Berbentuk bulat, tersusun seperti huruf v di belakang lidah. Papilae sirkumvalata
adalah jenis papilae yang terbesar dan masing-masing di kelilingi semacam lekukan
seperti parit. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian
dasar lidah (Lihat gambar 2.b). Papilla sirkumvalata beserta 1/3 bagian anterior lidah
berhubungan dengan saraf otak IX, glossopharyngeal.
3) Papila fungiformis (fungi=jamur)
Berbentuk seperti jamur karena mereka mempunyai tangkai sempit dan permukaan
atasnya melebar. Papilae ini, mengandung puting pengecap yang tersebar pada permukaan
atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak
jumlahnya.
4) Papila folliata
Terletak pada bagian pinggir lidah tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat
padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting
kecap
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel
yaitu sel penyokong dan sel pengecap (lihat gambar 2.c). Sel pengecap berfungsi sebagai
reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Nervus trigeminus berfungsi menghantarkan rangsang sensorik/ sensibilitas dari wajah dan
selaput lendir mulut dan hidung, sedangkan serabot motoriknya mempersarafi otot-otot
pengunyah dan mempersarafi juga kelenjar ludah submaksilaris dan sublingualis
2) Nervus facialis, cabang motorik saraf ini mempersarafi otot wajah. Saraf ini juga berfungsi
menghantarkan rasa pengecapan dari lidah 2/3 depan, selain itu juga mempersarafi
kelenjar ludah sublingalis
3) Nervus glossopharyngeus adalah serabut motorik mempersarafi otot stilopharyngeus,
serabut sensorik menghantarkan sensasi umum dari pharyng, palatum mole, sepertiga
belakang lidah, bagian atas tenggorokan, tonsil, tuba auditorius dan cavum tymphani.
Sedangkan serabut parasimpatik memperasarfi kelenjar ludah parotis.
4) Nervus hypoglossus mempersarafi otot-otot intrinsik lidah
Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari
1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah
berjalan melalui nervus vagus (pada pharynx dan epiglottis). Impuls di ketiga saraf tersebut
menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon
berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan
ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus
kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa (lihat
gambar 2.d). Selain ke talamus, beberapa jaras saraf ini menuju sistem limbik dan
2

hipotalamus. Terdapat adaptasi pada pengecapan terjadi 1 menit diperankan oleh sistem saraf
pusat, sedangkan pada kuncup kecap, adaptasi diperankan oleh mukus yang segera menyapu
molekul yang terdapat pada mikrovili tersebut.
Vaskulerisasi lidah terbagi atas:
1) Arteri Lingualis
Arteri lingualis merupakan cabang dari arteri karotis eksterna. Arteri ini terus
berjalan melewati otot-otot pengunyahan bagian posterior menuju ke tulang hioid,
kemudian bersama-sama dengan nervus hipoglosus dan vena lingualis menuju otot
hioglosus.3,4 Setelah melewati otot hioglosus arteri lingualis ini bercabang, yaitu rami
dorsalis lingual dan di ujung anterior terbagi lagi menjadi dua cabang terminalis
2) Vena-vena pada Lidah
Vena lingualis profunda terletak pada membran mukosa bagian lateral bawah lidah.
Vena lingualis profunda dan vena sublingualis bergabung dengan dorsal lingualis di daerah
posterior dari otot hioglossus, lalu berjalan menuju vena jugularis
3) Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe berjalan di belakang papila sirkumvalata menuju posterior
menembus dinding faring dan memasuki nodus limfatikus di daerah servikal yang terletak
di sebelah lateral vena jugularis interna:
a. Pembuluh marginal
Pembuluh marginal terdapat pada satupertiga luar dari permukaan atas lidah.
Pembuluh marginal terbagi menjadi dua bagian, bagian anterior berjalan dari ujung
lidah dan berakhir di nodus limfatikus submaksilaris, bagian posterior berjalan di
belakang otot milohioid dan berakhir di nodus jugulo omohioiedeus.
b. Pembuluh sentral
Pembuluh ini berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui otot miloihioid dan
berakhir pada nodus submental
Fungsi lidah antara lain:
1) Sebagai alat pengecap,
2) Membantu mengaduk makanan di dalam rongga mulut
3) Membantu membersihkan mulut
4) Membantu bersuara dan bicara
5) Membantu mendorong makanan dalam proses penelanan
2.2.2 Anatomi kelenjar saliva
Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui berpasang
pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang sangat panjang. Fungsi ludah
diantaranya:
1) Mencampur ludah dengan makanan sehingga lunak setengah cair dan mudah ditelan
2) Terdapat enzim ptialin mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi
glukosa
3) Membasahi lidah pipi, dan langi-langit (palatum)
4) Melarutkian makanan kering hingga dapat dirasakan contohnya gula dan garam
5) Mencegah gigi menjadi karies dengan mengubah suasana asam yang diytimbulkan oleh
baktetri pembusuk
Kelenjar saliva dibagi menjadi 2 kategori:
1) Kelenjar saliva mayor
a. Kelenjar parotis
Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva lainnya.
Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga terletak antara prosessus
mastoideus dan ramus mandibula. Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di
depan telinga dan mencapai dasar dari muskulus masseter. Kelenjar parotis memiliki
3

suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen. Duktus ini berjalan
menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan
gusi dihadapkan molar dua atas.
Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul sangat fibrous dan memiliki beberapa
bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena retromandibular dan nervus fasialis
yang menembus dan melalui kelenjar ini. Sejumlah besar enzim yang membungkus
antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Kelenjar ini
dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat
termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang kecil. Kelenjar parotis
mempunyai sistem saluran keluar yang rumit sekali dan hampir semua duktus
ontralobularis adalah duktus striata.
Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen terdiri dari epitel
berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi
molar kedua atas. Kelenjar parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis
epidemika. Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu serous.
Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.
b. Kelenjar submandibula
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang dan memiliki
kapsul dengan batas yang jelas. Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang
melekat erat. Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus mandibula dan meluas
ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan terletak di permukaan muskulus
mylohyoid. Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus Wharton yang bermuara di
ujung lidah.
Kelenjar submandibula terdiri dari jaringan ikat yang padat. Disebut mukoserosa
karena merupakan kelenjar tubuloasinosa kompleks pada manusia terutama pada
kelenjar campur dengan sel-sel serosa yang dominan. Terdapat duktus interkalaris,
tetapi saluran ini pendek karena itu tidak banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata
berkembang baik dan panjang.
Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton bermuara pada ujung
papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah,
dibelakang gigi seri bawah. Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang
baik pada kelenjar submandibularis.
Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang encer)
dan 20% mukous (cairan ludah yang padat) yang memproduksi air liur terbanyak.
Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar submandibularis.

c. Kelenjar sublingulis
Terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid merupakan suatu kelenjar
kecil diantara kelenjarkelenjar mayor lainnya dan tidak memiliki kapsul yang dapat
melindunginya. Duktus utama membantu sekresi disebut duktus Bhartolin yang terletak
berdekatan dengan duktus mandibular dan duktus Rivinus yang berjumlah 8-20 buah.
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar tubulosa
kompleks. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut membentuk demilune.
Duktus interkalaris dan duktus striata jaringan terlihat.
Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini lobular halus
biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus sublingualis bermuara kesepanjang
lipatan mukosa yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor bartholin bermuara
pada karunkula sublingualis bersama-sama dengan duktus wharton, kadang-kadang
keduanya menjadi satu.Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan
4

konsistensinya kental. Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar


sublingualis.
2) Kelenjar saliva minor
Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di
dalam mukosa atau submukosa yang dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah
rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus
pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain itu, kelenjar saliva minor
tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva
minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingual tipe
Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu
didalam pencernaan ptyalin.
Kelenjar saliva minor terdiri dari:
a. Kelenjar Glossopalatinal berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat
meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum
molle.
b. Kelenjar Labial terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan
memiliki banyak duktus.
c. Kelenjar Bukal terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.
d. Kelenjar Palatinal ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar
ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.
e. Kelenjar Lingual dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
a) Kelenjar anterior lingual tepat di ujung lidah.
b) Kelenjar lingual Van Ebner di temukan di papila sirkumvalata.
c) Kelenjar posterior lingual ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.
Susunan saliva (ludah) terdiri dari
1) Air 70-90%
2) Gliko protein dihasilkan sublingualis
3) Ptialin hanya beketrja dalam suasana asam
4) Garam alkali (sifat basa)
5) Lainnya, srl epitel terlepas, sel kelenjar leukosit, CO2 , dan bakteri
2.3 Mekanisme kerja indera pengecap
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut
berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini
pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu
otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa
dari makanan yang kita makan. Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor
kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum
makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif.
Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas, dapat
menyebabkan tongue burning dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari.
Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan
lidah berkurang, karena banyaknya plak yang terkumpul di permukaan lidah.
Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan menyebabkan keadaan mulut
kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja maksimal. Saat terkena
influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah tidak
bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi
juga dibantu oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan
dengan membauinya sebelum makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat
dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap.

Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Dengan
demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang
ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan menjalar ke nervus
facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk
masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu
dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls
diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus
dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21 Tiap
rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion
atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel neuron
ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua rasa
walau dengan intensitas berbeda
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan,
ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain 2 reseptor
natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1
reseptor manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Terdapat lima rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap, yaitu:
2.3.1 Rasa asin
Diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi oleh NaCl. Reseptor ini dapat diinhibisi
oleh amilorid. Ion Na pada NaCl masuk melalui kanal Na dan menyebabkan depolarisasi
pada sel kecap, sehingga menimbulkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.
2.3.2 Rasa asam
Diperankan oleh reseptor EnaC, kanal kation HCN (hyperpolarization-activated cyclic
nucleotide-gated), dan beberapa reseptor lainnya. Reseptor tersebut sensitif terhadap ion H
sehingga adanya ion tersebut menyebabkan terbukanya reseptor dan terjadi influks H. Influks
ini menyebabkan depolarisasi dari sel kecap dan menimbulkan potensial aksi pada sel saraf
orde pertama.
2.3.3 Rasa manis
Diperankan oleh reseptor gustducin. Reseptor ini teraktivasi oleh beberapa molekul,
seperti gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam amino, beberapa
protein sederhana, asam sulfonat, asam halogenasi, garam inorganik, dan beryllium. Molekul
tersebut berikatan dengan reseptor gustducin dan reseptor tersebut mengaktivasi protein G
untuk menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi tersebut akan melepaskan neurotransmiter dan
menyebabkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.
2.3.4 Rasa pahit
Diperankan oleh reseptor gustducin. Sama dengan rasa manis, rasa pahit ini juga dapat
ditimbulkan oleh beberapa molekul, yaitu molekul organik rantai panjang yang mengandung
nitrogen dan alkaloid. Rasa pahit ini juga ditimbulkan oleh aktivasi dari protein G. Selain itu,
rasa pahit juga dapat ditimbulkan oleh inhibisi fosfolipase yang menguraikan cGMP dan
peningkatan pembentukan DAG dan fosfat inositol. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin,
morfin dan lain-lain. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut
mengandung toxin atau beracun.
2.3.5 Rasa umami (bahasa.Jepang)
Artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif.,
yang diperankan oleh reseptor mGluR4. Reseptor ini diaktivasi oleh molekul L-glutamat
(terdapat pada ekstrak daging dan keju). Rasa umami dapat dirasakan diseluruh permukaan
lidah
6

Dalam tubuh, glutamat bebas banyak terdapat pada otak dan otot. Dalam jumlah kecil,
glutamat ada pada hati, ginjal, dan darah. glutamat terdiri atas dua jenis, yaitu glutamat terikat
(bound glutamate) yang tidak memberi rasa dan glutamat bebas (free glutamate) yang
memberi rasa umami dan memperkaya rasa makanan. Glutamat berfungsi mengaktifkan
neurotransmiter di otak dan membantu metabolisme tubuh dalam menghasilkan energi dan
asam amino.

2.4 Ambang batas pengecapan


Kemampuan mengecap seseorang tergantung pada:
2.4.1 Faktor individual misalnya pada seseorang yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
2.4.2 Nilai ambang misalnya seseorang yang sudah terbiasa makan makanan yang asam,
akan lebih tinggi daripada orang yang tidak biasa makan asam. Nilai ambang ini
tergantung dari kebiasaan seseorang.
2.4.3 Konsentrasi misalnya pada seseorang yang makan satu mangkok garam, lama kelamaan
tidak akan merasakan asin lagi seperti pertama kali memakannya.
Ambang batas dari sel kecap untuk dapat menimbulkan potensial aksi dan mengenali
rasa tersebut berbeda-beda pada setiap rasa. Ambang batas untuk rasa pahit termasuk yang
paling rendah, karena sel kecap tersebut dapat mengenali rasa pahit pada konsentrasi yang
paling rendah. Contohnya, sel kecap dapat mengenali rasa pahit dari senyawa quinin pada
ambang batas 0,000008 M, sedangkan rasa asam dapat dikenali pada ambang batas 0,0009
M. Rasa pahit merupakan rasa yang memiliki ambang batas terendah untuk proteksi diri
terhadap senyawa yang beracun, karena senyawa tersebut mengandung alkaloid. Tak hanya
senyawa beracun dan berbahaya bagi tubuh, kafein, strychnine, nikotin, dan beberapa obat
memiliki kandungan alkaloid. Ambang batas yang terendah setelah rasa pahit yaitu rasa asam.
Kemudian, rasa manis dan asin memiliki ambang batas yang hampir sama namun lebih tinggi
daripada rasa asam.
2.5 Gangguan pada indera pengecap
2.5.1 Gangguan pada lidah
1) Luka
luka berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah.
Lidah tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka
terhadap rasa sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering tibatiba tergigit tetapi cepat sembuh.
2) Berbulu
pertumbuhannya terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (vili) bias membuat
lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah demam, setelah
pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan terlalu sering. bulu
ini pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan leukoplakia berbulu. Leukoplakia
berbulu terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik aids.
3) Perubahan warna
Perubahan warna pada lidah bisa menjadi pendeteksi penyakit seperti:
a. Lidah berwarna putih
Jika rona lidah berubah menjadi putih, biasanya ia menderita tifus. Rona putih
pada lidah juga dapat menandakan gejala flu atau gangguan pencernaan. Jika lidah
putih tipis-tipis, biasanya penderita mengalami kekurangan darah. Jika terdapat
penyakit pada lidah Anda, hal ini akan sedikit sulit diketahui.
7

b. Lidah - Lidah berwarna kuning


Apabila lidah terlihat berwarna agak kekuningan, hal ini mengindikasikan adanya
infeksi bakteri. Apabila rona kuningnya agak kehijauan, berarti terjadi infeksi bakteri
akut. Rona kuning pada lidah juga dapat menandai bahwa kondisi panas tubuh nan
berlebihan. Hal ini dapat terjadi sebab sering merokok, mengonsumsi makanan pedas
atau alkohol, dan dapat juga sebab mengalami stres.
c. Lidah - Merah
Warna merah pada lidah mengindikasikan aktivitas panas pada tubuh. Apabila
rona merah hanya di ujung lidah, menandakan adanya panas pada jantung. Bila rona
merah terdapat di sisi kanan dan kiri lidah, berarti terjadi gangguan ginjal dan kandung
empedu. Jika rona lidah merah keunguan, menandakan adanya panas dan tidak aktif
darah.
d. Lidah - Biru
Warna biru pada lidah menandakan adanya tidak aktif darah atau dingin. Namun
jika rona biru keunguan, berarti kondisi penderita lebih parah.
e. Lidah - Ungu
Warna ungu pada lidah, mengindikasikan genre darah tak lancar atau demam
pada penderita. Apabila semua bagian lidah berwarna ungu, organ dalam penderita
mengalami panas tinggi.
4) Luka dan benjolan
Luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex
mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal. Luka bisa juga
disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil
pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi
bisa bersifat kanker.
5) Rasa tidak nyaman
lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu,
khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut,
permen, atau permen karet..
6) Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah akan
tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
7) Atropic glossitis.
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
8) Geografic tongue.
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
9) Fissured tongue.
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga
bercabang-cabang.
10)Glossopyrosis.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
11)
Burning mouth syndrome (juga disebut oral dysesthesia)
Terjadi sangat sering pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling
sering terkena adalah lidah m(nyeri pada lidah disebut glossodynia).
8

2.5.2 Penyakit pada lidah


1) Sariawan
Sariawa atau kanker sores atau ulkus aftosa merupakan gejala erosi pada kulit mulut,
yakni di bagian dinding dalam pipi atau lidah. Penyebab dari sariawan ini adalah
diantaranya kekurangan vitamin c, alregi, mengkonsumsi makanan / minuman yang terlalu
panas, kekurangan asupan zat besi, atau bisa juga disebabkan oleh penurunan daya tahan
tubuh. Dalam ukuran kecil dengan diameter kurang dari 1 cm, sariawan bisa muncul
dalam satu kelompok yang terdiri dari 2 - 3 luka yang biasanya akan sembuh dalam waktu
10 hari tanpa meninggalkan bekas. Pencegahannya adalah dengan cara menambah asupan
vitamin c.
2) Kanker lidah
Kanker lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker bibir sebagai tempat
kanker primer. Tembakau dan alkohol merupakan dua hal yang disinyalir sebagai pemicu
semakin cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Keganasan kanker lidah terjadi paling
sering pada bagian tengah lateral lidah dan seringkali asimtomatik. Penyebaran kanker ini
bisa meluas melalui submukosa ke basal lidah dan menyerang garis tengah atau ke lateral
menuju dasar mulut. Cara pencegahannya adalah dengan cara berhenti merokok, hindari
minuman beralkohol, menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke
dokter gigi.
3) Makroglosia
Makroglosia merupakan penyakit sebagai akibat dari pembesaran lidah yang
mungkin merupakan bagian dari suatu sindroma yang ditemukan dalam keadaan tumbuh kembang seperti sindroma dowm. Pembesaran lidah ini bisa juga sebagai akibat dari tumor
(hernangioma atau limfangioma), penyakit metabolik (seperti amilodosis primer) atau
gangguan endokrin (seperti halnya akromegali ataupun kretinisme)
4) Mikroglosia
Bila makroglosia merupak penyakit pada lidah yang berupa pembesaran lidah, maka
mikroglosia adalah kebalikannya. Mirkoglosia merupakan penyakit pada lidah yang
berupa pengecilan ukuran dan bentul lidah
5) Lidah dengan fisura (scrotal tongue)
Ini merupakan dorsal dan kedua sisi lidah ditutupi oleh alur yang dangkal atau dalam
tanpa rasa nyeri; karena terdapatnya alur - alur ini maka dapat menyebabkan penumpukan
debris di dalamnya yang kemudian bisa mengakibatkan iritasi
6) Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah berupa lidah tertarik ke belakang. Pada
bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja
sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan
benar bisa menyebabkan kematian.

LAMPIRAN

Gambar 2.b

Gambar 2.a

Gambar 2.d

Gambar 2.c

10

11

Anda mungkin juga menyukai