Anda di halaman 1dari 11

,

'1
"

'

- :\

..

"

"--"T

13

KEPUTUSAN 'GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA
No. Da.II/3/11/1972

tenlang

PNYEMPURNAAN PROSEDUR I'ERMOHONAN IZIN MEMBEBASKAN


DAN PENUNJUKAN/PENGGUNAAN TANAH SERTA PROSEDUR
PEMBEBASAN TANAH DAN BENDA-BENDA YANG ADA
DI ATASNYA UNTUK KEPENTINGAN DlNAS/SWASTA
DI WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA
GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.
-.Aenimbang

: a. Bahwa dengan mcningkatnya pembangunan, terutama pembangunan physik dalam rangka merealisir Rencana Induk dan
Pelita. mengakiba tkan banyaknya dilakukan pembebasan/pembelian tanah dan benda-benda yang ada di atasnya baik untuk
kepentingan Dinas maupun swasta;
b. Bahwa dalam pembebasan/pembelian tcrsebut seringkali dilaku
kan tidak melalui prosedur yang telah ditetapkan me;ourut
peraturan yang berlaku;
c. Bahwa sebagai akihat kurang tertibnya pembehasan/pernbelian
tanah tersebut, sel ingkali menimbulkan kesulitan/hamba tan atau
scngkcla, hal mana herakibal juga menghambal jalannya pem:
bangunan, oleh karenanya dipandang perlu untuk menyempurnakan peraturan yang mengatur hal tersebul.

-Mengingat

I. Undang-undang No.IO tahun 1964 tentang penegasan Jakarta


sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia;
2. Undang-undang No.IS tahun 1965 ten tang pokok-pokok pernerin~ahan Daerah jo. Undang-undang No.6 tahun 1969 (LN
lahun 1969 No.37);

3. Undang-undang No.2 Pnps. lahull 1961 ten tang pemerintahan


Daerah Khusus Ibukuta Jakarta Raya;
4. Undang-undang No.5 taltun 1960 (Undang-undang Pokok
Agraria);
5. Bijblad No.1137:? jll. Nu.12746;

6. Keputusan Presitlcn Republik Indonesia No.22 tahun 1971


t.entang pemhinaan pClllcrintaltan Daerah Khusus Ibuku ta Jakar-

..

.., .

14 ta Raya;
7. Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan No. 8.376/1967
tanggal 30 Desember 1967 dan No. Kep.A/87/68 tanggal 16
Maret 1968;

8. Instruksi Mel\teri Dalam Negeri No.21 tahun 1966 ten tang pclimpahan wewenang dan tanggung jawab agraria dari Peme
rintah Pusat kepada Gubernur Kepala Daerah;
9. Surat Edaran Menteri Agraria No. Ka.34/l/14 tangga127 Januari
1958 tentang pembelian tanah untuk keperluan dinas;
10. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong
Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 9/P/DPRD-GR/1967
tanggal 3 Mei 1967 tentang pengesahan Reneana lnauk (Master
Plan) Jakarta 1965 - 1985;
11. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong
Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 9iP/DPRD-GR/1969
tanggal 17 Maret 1969 tentang Reneana Pembangunan Urna
rahun (REPELlTA) Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1969/
1970 - 1973/1974;

12. Keputusan Gubernur Kepa1a Daerah Khusus Ibukota Jakarta


No. Ad.11/1/20/1969 tanggal 16 Juli 1969 tentang penetapan
tugas panitia setempat untuk menaksir ganti rugi pembebasan
tanah bagi kepentingan pihak swasta dan pengosongan tanah
dalam rangka Undang-undang No.51 Prp. tahun 1960.
)

Mornporhatikan

Keputusan Rapat Dinas di Cipayung dan tanggalIS lampai dengan


18 Desember 1971.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

Penyempurnaan prosedur permohonan izin untuk membebaskan


dan penunjukan/penggunaan tanah serta prosedur pembebasan
tanah dan benda-benda yang ada di atasnya untuk kepentingan
Dinas/swasta di wilayah Daerah Khusus lbukota Jakarta.

BA B

l.

KErENTUAN UMUM.

Pasal
(l )

Yang dimaksud dengan:


a. Gubernur

ialah Gubernur Kepala Daerah

Khusus Ibukota Jakarta;


b. Panitia

ialah Panitia Tetap Penaksir Se- ..


tempat;

c. Pembebasan Tanah: ialah pembelian, pelepasan hak


pemberian santi rugi dan atau
dengan nama apapun atas tanab
beserta benda-benda yang ada di
atasnya dengan maksud uotuk dipergunakan setta dimohonkan
sesuatu hak;
d. Pemohon

ialah pihak yang mengajukan permohonan izin uotuk membebaskan tanah.

(2)

Termasuk pengertian instansi pemerintah ialah: Badan/lAmbaga/proyek yang sekalip,un tidak dibiayai melalui anggaran
Ncgara/Daerah, tetapi kekayaaMya merupakan kekayaan
Negara/Daerah.

(3

Ketentuan dalam peraturan ini berlaku bagi swasta apabiJa


tanah yang akan dibebaskan itu meliputi luas minimum
2:~~2 atau '!p~b~!-disa~ukan meliputi m~um !u~
5.000 m2, sedangkan terhadap instansi Pemerintah berlaku
--'-"
ketentuan
ini sekalipun pembebasan tanahnya tidak mencapai
luas tersebut di atas.

I,

"-

' ./

Pasa1

(I)

Bijblad No.1 1372 jo. No.l2746 berlaku sebagai pedoman.

(2)

Bijblad tersebut ayat (1) pasal ini seeara mutatis-mutandis


dapat diperlakukan kepada pihak swasla apabila dikehendaki
oleh yang bersangkutan.

. BAB

II.

PERMOHONAN IZJN UNTUK MEMBEBASKAN TANAH.

Pasal
(l)

\../

.Per!.!l~nan ain

untuk membebaskan tan.ah harus diajukan


secara tertulis kepada Guberour. dengan tembusannya masingmasing disampaikan kepada :
a. Sekretaris Badan Pertimbangan Urusan Tanah Daerah

- 16 Khusus Ibukota Jakarta dengan alamat Kepala [


Tala Kota Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Kepala Inspeksi Agraria Daerah Khusus Ibukota J3k;
c. Kcpala Dinas Tata Kota Daerah Khusus Ibukota Jab
d. Walikola setempat;
c. Kepala Kantor Agraria Daerah setempat.

(2)

Surat permohonan tcrsebut harus menyebutkan :


a. Urgensi dan unluk kcpenlingan apa tl\Jlah tersebut
bebaskanl V'1r: ldN1 -( ~\~ 1,t\.~\,Y""~""" t
1

I V""'L~~"

.il-, IA''''''

7iM

p'-f'\- "t.,.""

b. Letak, luas, nak dan lain-lain penjclasan dari tanah

akan dibebas~~(

tGh"\\.. (,

~("1

-tv-

)I

~"''''''f''

c. Apakah telall tenedfa 'dana/anggaran untuk mem1>el


kan tersebut dan bilamana akan dilakukan pembayal
d. Bilamana pclaksanaan bangunan tersebut akan diml
dan diselesaikan;
c. Kesediaan pemohon untuk mcntaati persyaratan I
peraturan-peraturan yang berlaku di wilayah Dae
Khusus Ibukota Jakarta.
)

(3)

Surat permohonan tersebut harus diJampiri ;


a. Peta situasi resmi dari Dinas Tata Kota Daerah Khu
Ibukola Jakarta;
b. Akle Badan Hukum (apabiJa pemohon Badan Hukun

c. ProyA proposal;
d. Lampiran.lampiran lain yang dianggap perlu.

PasaI

Permohonan izin membebaskan tanah harus diajukan :

(I)

a. Untuk inslansi Pemerintah/Lembaga Negara tingkat Pw


oleh dan ditandatangani pimpinan dari instansi/lemba
tersebut atau sedikitnya oleh Sekretaris Jendral/Direkt
Jendra1;
b. Untuk instansi Pemer1rttah/Lembaga tingkat Daerah 01.
dan ditanda-tangani Kepala Jawatan/Dinas atau Pimpin;
Lembaga tingkat Propinsi;
c. Untuk Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi/Kota/Kabl
paten oleh dan ditanda-tangani Kepala Daerah/Sekrelar

Daerah yang bersangkutan.


(2)

Untuk Instansi Angkatan Bersenjata RepubIik Indonesial


Veteran/Yayasan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
harus disertai persetujuan dari Team Pengurusan Tanah
Hankam.

(3)

Untuk swasta apabila berbentuk badan hukum harus ditanda


tangani oleh Direksi dari badan hukum yang bersangkutan.
~I...

~\~

BA B

\In

f - , ..... /;.

tf'~r;';"

III.

SURAT PERINTAH SETOR IZIN MEMBEBASKAN TANAH

Pasal

Apabila tidak ada suatu keberatan atas permohonan tersebut,


",!,-. kepada pemohon diwajibkan membayar sejumlah uang tertentu
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pasal

..

Pembayaran uang tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu


30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal surat perintah setor
tersebut di atas.
)

Pasal

Apabila yang bersangkutan bermaksud untuk membangun bangunan


untuk dijual, disewakan. dikontrakkan atau tujuan lain yang me
nurul pendapal Gubernur bersifat komersil, maka Gubernur dapat
menelapkan persyaratan yang diluangkan dalam sural perjanjian
lersendiri.

B A B

IV.

IZIN UNTUK MEMBEBASKAN TANAH.

Pasal

---_.~._

...

( I)) lzin untuk membebaskan tanah akan dikeluarkan setelah


';,

pemohon menyampaikan bukti setor pembayaran uang sebagai dimaksud dalam pasal 5. .~

It'-

- 18 -

(2)

Dilarang melakukan pembebasan lanah tanpa tcrlebih dahulu


mendapat izin dari Gubernur.
,

Pasal

',.,J..-'\ J ",.-,

,.\

/----

r''''''
(I)

~ '~ 0))
-,,_./ J
,t_\_~/
n,n
-J
v

, (f/

Jangka waJctu pembebasan tanah adalah antara 4 (cmpat)


bulan sampai 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggaJ izin
untuk membebaskan tanah.
Apabila karena sesualu alasan sail yang bisa diterima Gubcrnur, pembebasan tanah belum dapat diselesaikan dalam
jangka waktu teuebut di atas, mw ~~R!!-_i~ tersebul hanya dapat diberikan oleh Gubernur.

(3)

Surat izin unluk membebaskan tanah tidak boleh diaJihkan


kepada pihak lain dengan cara apapun.

(4)

Apabila setelah mendapat peringatan secara tertulis 3 x 1


(satu) bulan, pemohon belurn dapal rnenunjukkan hasilhasilnya yang rneyakinkan, rnaka izin untuk membebaskan lanah
dapal dicabul dan uang yang telah disetorkan sebagai dirnakSiIOllalampasal 5 tidak dapal diminta kernbali oleh yang
--r
-:-- )
bersangkulan.
( _

Pasal

10

(1)

Sebelum melaksanakan pernbebasan lanah, pernegang izin


harus rnernberitahukan secara terlulis kepada Walikota selempat, dengan lembusan kepada Kepala Agraria Daerah
seternpat.

(2)

Apabila pemegang izin menghendaki banluan Pemerinlah


Daerah Khusus Ibukota Jakarta rnaka hal lersebul harus diajukan secara lerlulis kepada Walikola yang bersangkutan
dengan dilampiri salinan sural izin untuk pembebasan tanah
dengan menyebul bantuan yang dikehendaki.

(3)

Tembusan surat permintaan bantuan tersebut dalam ayal (2)


harus disampaikan kepada :
a. Sekretaris Badan Perlirnbangan Urusan Tanah up. Kepala
Dinas Tata KOla Daerah Khusus Jbukola Jakarta;
b. Kepala Jnspeksi Agraria Daerah Khusus Ibukota Jakarla;
c. Kepala Kantor Agraria Daerah seternpat.

B A B

V.

I N YEN TAR I S A S I.

Pasa!

11

(I)

Sebelum dilakukan inventarisasi, harus dilakukan penunjukan


batas letak tanah yang akan dibebaskan oleh Dinas Tata Kota
(kecuali apabila dari peta yang ada masih dianggap benar)
atas biaya pemohon.

(2)

Maksud akan diadakan penunjukan batas dan inventarisasi


oleh yang bersangkutan harus diberitahukan kepada Camat
setempat untuk kemudian diberitahukan kepada mereka
yang akan terkena pembebasan tanah.

(3)

Atas dasar peta penunjukan batas yang dibuat oleh Dinas


Tata Kota kemudiaJYdiadakan inventarisasi mengenai :

a. pemilik/pemegang hak/penggarap/penyewa tanah,

'v'

,,

b. Luas masing.masing bidang tanah,


c. Status masing-masing bidang tanah dan pembuktian hake
nya,

d. Pemilik/penghuni bangunan.
e. Luas masing-masing bangunan,

f. Konstruksi dan susutan bangunan,

g. Pohon-pohonan/tanaman di alas tanah tersebut,


h. Dan lain-lain yang dianggap perlu.
(4)

Untuk masing-masing bidang tanah harus dibuat risalah inventarisasi oleh petugas inventarisasi, yang sedapat mungkin
harus ditandatangani oleh pemilik/pemegang hak/penggarap/
penyewa tanah/bangunan dan dikuatkan oleh Lurah setempat
disertai peta masing-masing skala I : 1.000.

(5)

Atas dasar risalah tersebut dibuat daftar inventarisasi dengan


menggunakan daftar yang disediakan untuk itu yang disertai
peta inventarisasi dengan mengg\lnakan skala 1 : 1.000.

Pasal

12

Inventarisasi dilakukan oleh team yang terdiri dari Kepala Agraria


Daerah setempat, petugas dari Kantor Inspeksi Agraria, Kantor
Pondaftaran dan Pengawasan Pendaftaran Tanah, Kantor lredal

lpeda, Kecamalan dan Lurah yang bersangkutan.

Pasal

13

Biaya inventarisasi ditetapkan oleh Kepala Kantor Inspeksi Agrarh


Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

BA B

VI.

PEN A K SIR A N.

PasaI

14

(I)

Penaksiran dilakukan oleh Panitia Tetap Penaksir Setempat


dengan memperhatikan hasil inventarisasi dan peraturanperaturan yang berlaku.

(2)

Keputusan panitia len tang penaksiran harus mendapatkan


penguatan Kepala Inspeksi Agraria Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

BAB

VII.

PEMBEBASAN TANAH/PEMBAYARAN
HARGA/GANTl RUGI.
Pasal

(I)

15

Atas dasar fnventarisasi, penaksiran dan peraturan-peraturan


yang berlak u, oleh Kepala Agraria Daerah setempat dibuat
perhitungan ganli rugi untuk masing-masing yang berhak
menerima ganli rugi.

(2) . Apabila te~adi perbedaan luas antara hasil inventarisasi dan


luas yang tercanlum dalam girik/petok, maka yang dianggap
benar adalah hasil inventarisasi.
(3)

Me!alui Camat dan Lurah setempat, Kepala Agraria Daerah


setempal mengundang pemilik/pemegang hak/penyewa/
penggarap tanah/bangunan wntuk menyampaikan daftar
perhitungan ganli rugi dan ganti rugi untuk masing-masing
yang berhak menerima ganti rugi.

(4)

Apabiia dicapai kata sepakat maka oleh Camat dibuat :


a. Akta pelepasan/penyerahan -

apabila pemohon menu-

- 21 -

-,
rut hukum tidak dapat
mempunyai hak atas tanah tersebut.

b. AUkta jual beU

apabila pemohon menurut hukum dapat mempunyai hak atas tanah


tersebut.
Pasal

'i

16

(l)

Pembayaran dilakukan langsung oleh pemegang iZin kepada


orang yang berhak menerima harga pembelian/ganti rugi di
hadapan Carnal dengan disaksikan sedikitnya 2 (dua) orang
anggauta Panitia dan dibuat tanda penerimllan (kwitansi)
rangkap 4 (empal).

(2)

Sebelum diadakan pembayaran hams diadakan penelitian


surat-sural tanah/bangunan dan pembayaran hanya dapat
dilakukan setelah lanah tersebut bebas dan segala pensitaan.
pemberatan karena hUlang/piulang dan sengketa.

(3)

Apabila ternyata yang berhak menerima ganti rugi belum


melunasi IREDA/IPEDA. maka besarnya ganti rugi dapat
langsung dipotong dengan beban IREDA/IPEDAyang belum

dibayar untuk kemudian disetorkan kepada yang berwajib.

(4)

Pembayaran harus disertai dengan penyerahan surat-surat


asH dari tanah/bangunan.

(5)

Surat-surat bukti asH dari tanah/bangunan disimpan oleh


pemegang izin pembebasan tanah.

\ (6)

Selelah dilakukan pembayaran ganti rugi. maka Kepala


Agraria Daerah berkewajiban menyampaikan sural dengan
lampiran hasil pembebasan yang diperlukan kepada kanlorkantor yang memegang uaftar/buku lanah yang dibebaskan
haknya unluk diadakan pencorelan dan tembusan sural
lersebul harus disampaikan kepada Kepala Kantor Inspeksi
Agraria Daerah Khusus lbukota Jakarta.
Pasal
,

(I)

17

Dalam hal pemiJik/pemegang hak/penggarap/penyewa tanall/


bangunan lidak dapal mcnyelujui penelapan besarnya harga/
ganli rugi, maka hal lersebul oleh Kepala Agraria Daerah

yang bersangkutan dilaporkan kepada Walikota setempat dan


Walikota yang bersangkutan mengadakan musyawarah dengan
yang bersangkutan.
(2)

Dalam hal setelah diadakan segala macam usaha tidak


dapat dicapai sepakat. maka Walikota melaporkan persoalan.
nya kepada Gubernur dengan disertai pertimbangan-per.
timbangannya.
Pasa!

18

HONORARIUM
(I)

Honorarium untuk Panitia Tetap Penaksir Setempat ditetapkan sebesar ~ % (seperempat perseratus) dari harga taksiran.

(2)

Honorarium pelaksana pembebasan ditetapkan sebesar 2~ %


(dua setengah perseratus) dari harga taksiran termasuk honorarium pejabat pembuat akta tanah dan saksi-saksi yang
diperlukan.

(
./

B A B

VIII.

IZIN PENUNJUKAN PENGGUNAAN TANAH.


:

Pasal

19

(I)

Apabila 7S % (~~puluh lima perseratus) dari lua~ unah


yang diberikan izm sudah dibebaskan o1ch pemegang inn,
maka oleh Gubernur dapat dikeluarkan surat izin penunjukan
penggunaan tanah.

(2)

Surat izin penunjukan hanya dapat dipergunakan untuk


mohon izin bangunan.

(3)

Surat izin penunjukan tidak dapat dialihkan kepada pihak


lain dengan cara apapun.

(4)

Pemegang surat penW\jukar. harus memu1ai pelaksanaan


pembabaunan datam janaU waktu yang ditentukan dalam
persyaratan izin bangunan.

(5)

ApabUa pemegang surat iZin penunjukan tidak melaksanakan


pembangunan menurut pelsyaratan iZin bangunan yang telah
ditentukan, maka surat penunjukan dapat dicabut dan tanah
yang telah dibebaskan dikuasai oleh Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dan kepada pemegang izin penunjuk

- 23
'0

an diberikan ganti rugi sesuai dengan penaksiran

BAB
LAIN -

\/

Pasal

Panitia.

IX.
LAIN
20

Pembcbaaan tanah yang telah dilakukan sebelum dikeluarkan


peraturan ini, letapi tidak melalui proscdur, yang telah ditetapkan,
maka baru dapat dibcrikan scsuatu hak dan atau izin bangunan
setelah pemohon mengajukan permohonan dan mendapatkan izin
menurut ketentuan dalam Keputusan ini.
B A B

X.

PENUTUP
Pasal

21

'-

Oengan berJakunya Keputusan ini, maka ketentuan-ketentuan lain


yang bertentangan dengan Surat Keputusan ini tidak berlaku lagi.

PasaI

22

(I)

Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan Jiatur


kemudian.

(2)

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditctapkan di Jakart4
pada tanggal 2 Pcbruari 1972

Pj. GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA,

ALI SADIKIN
Lelnan Jenderal TNt (KKo-AL)
SEKR.t.T ARtS DAF-RAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA
u..boo

KEPALA BIRO V/PERUNDANG-UNDANGAN,

R.

ROCHMAT, SH.

Anda mungkin juga menyukai