Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untu
k berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equ
ipment dan lain-lain.
Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Si
stem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, se
perti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-la
in.
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data
yang disyaratkan adalah:
1.
Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lin
tas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan sec
urity.
2.
Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segment
asi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3.
Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada ke
adaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant,
tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaring
an.
4.
Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan su
mber daya maupun sebagai backup
5.
Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perka
belan maupun perangkat aktif).
6.
Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, da
n sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7.
Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif m
engharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a.
Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah
Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berpera
n dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-switch traffic secepat
mungkin).
b.
Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pen
distribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-masing ged
ung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core switch terhubung melal
ui fiber optic.
c.
Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk
akses ke network.
E.
Arsitektur Data
Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang hom
ogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang b
aik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kod
efikasi Kodefikasi selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlu
kan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karen
a sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka diperlukan mapping data untuk
integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tari
f dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan pro
vinsi dan sejenisnya.
F.
Arsitektur Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsit
ektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan dat
a rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasil
kan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan ke
putusan bagi pihak manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SO
P (standard operating procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS
yang tertata dengan baik dan rapi.
1.
Front Office
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan d
Antrian registrasi
Modul appointment
Registrasi
Pelayanan informasi
Pengaduan
Pelayanan informasi
Publik
2.
Back office
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesi
n/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang
habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi
tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemel
iharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hut
ang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/l
ink dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini.
a.
Komuniasi dan Kolaborasi
Komunikasi
One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi
One Medic
piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yan
g tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbag
ai tindakan cyber crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat melakukan int
egrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online . Manfaat Inter
gasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administ
rasi yang dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sa
kit dapat ditekan. Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab ta
ntangan masa depan industri pelayanan medik:
Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbo
lehkan untuk diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan terseb
ut dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghind
ari penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertang
gung jawab.
MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untu
k menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digu
nakan sebagai alat konfirmasi hak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan
obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak
Penjamin.a
Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang di
berikan pada pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai denga
n format penagihan yang ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat memper
singkat proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piu
tang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang
sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger at
au chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan k
omunikasi antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunak
an akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.
Kolaborasi
Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk Kerjasama Op
erasional (KSO) atau Build Operational Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO mer
upakan bentuk kerjasama antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pih
ak sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau
hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha te
rsebut. RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/ve
ndor akanbertindak sebagai investor untuk menyediakanteknologi informasi yang se
lalu update baik berupa 1)Perangkat keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lu
nak (Software) maupun sumber daya manusia (Brainware) baik tenaga operator ( Dat
a Entry), Programmer maupun tenaga lainnya.
Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan se
rta proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resi
ko-resiko kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang di
keluarkan untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Piha
k rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk me
nunjang kegiatan operasional KSO SIMRS tersebut. Rumah Sakit akan melakukan peng
embalian investasi dengan beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienp
er registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan Habis Pakai (BH
P),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat efisiensi operasional RS. Pih
ak konsultan mempunyai kewajiban melakukan pengembangan/update, tailor-made(cust
omize) sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasion
al selama masa kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keselu
ruhan baik modul aplikasi, source code maupun blue print sistem pada masa akhir
kerjasama sehingga RS diharapkan akan menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca
masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi revenuecent
er karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.